PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui unsur-unsur ketahanan nasional.
1.3.2 Mengetahui cara pendekatan astagatra dalam pemecahan masalah.
1.3.3 Mengetahui potensi ancaman bagi ketahanan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat tiga perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional. Ketiga
perspektif tersebut sebagai berikut:
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin, salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa
ajaran konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar
nasional, konsep ketahanan nasional yang dimasukkan dalam GBHN agar setiap orang,
masyarakat dan penyelenggara negara menerima dan melakukannya. Jadi, ketahanan nasional
adalah landasan konsepsional bagi pembangunan nasional Indonesia dan juga konsepsi
politik yang terdapat pada Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Ketahanan nasional juga diartikan sebagai kondisi yang harus diwujudkan agar
proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu
diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa
Indonesia.
a. Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber
daya alam, dan wilayah.
b. Pancagatra adalah aspek social (intangible) yang terdiri atas idiologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan, faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal
berikut.
1. Aspek kualitas yang mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
2. Aspek kualitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran,
perataan dan perimbangan penduduk di tiap wilayah negara. Terkait dengan unsur
penduduk adalah faktor moral nasional dan karakter nasional. Moral nasional
menunjukan pada dukungan rakyat secara penuh terhadap negaranya kita
menghadapi ancaman. Karakter nasional menunjukan pada ciri-ciri khusus yang
dimiliki suatu bangsa sehingga bias dibedakan dengan bangsa lain. Moral dan
karakter nasional mempengaruhi ketahanan suatu bangsa.
b. Unsur atau Gatra Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara. Hal yang terkait dengan
wilayah negara meliputi:
1. Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulauan atau negara
kontinental
2. Luas wilayah negara, ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil);
3. Posisi geografis, astronomi dan geologis negara;
4. Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
Dalam kaitannya dengan wilayah negara, pada masa sekarang ini perlu
dipertimbangkan adanya kemajuan teknologi, kemajuan informasi dan komunikasi. Suatu
wilayah yang pada awalnya sama sekali tidak mendukung kekuatan nasional, karena
penggunaan teknologi maka wilayah itu kemudian menjadi unsur kekuatan nasional negara.
Misalnya, wilayah kering dibuat saluran atau sungai buatan.
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan
nasional, meliputi:
1. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya
alam hewani, nabati dan tambang
2. Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam
3. Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup
4. Kontrol sumber daya alam.
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang
kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara-cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. Ideologi itu berisikan serangkaian nilai (norma)
atau sistem dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh
suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka.
Ideologi mengandung ketahanan suatu bangsa oleh karena idiologi bagi suatu bangsa
memiliki dua fungsi pokok, yaitu:
1. Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau nondemokrasi;
2. Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensiil atau parlementer;
3. Bentuk pemerintah yang dipilih apakah republik atau kerajaan;
4. Suatu negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara serikat.
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional negara
yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung
dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara. Kemajuan pusat di bidang
ekonomi tertentu saja menjadikan negara yang bersangkutan tumbuh sebagai kesatuan dunia.
Contoh, Jepang dan Cina.
Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan ekonomi
bangsanya. Sistem ekonomi secara garis besar dikelompokan menjadi dua macam yaitu
sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatu negara dapat pula
mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap sebagai cerminan dari nilai dan idiologi
bangsa yang bersangkutan. Contoh, bangsa Indonesia menyatakan sistem ekonomi Pancasila
yang bercorak kekeluargaan.
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu negara. Hal-
hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan berbeda dengan yang
dihadapi bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya nasyarakatnya. Contohnya,
bangsa Indonesia yang heterogen berbeda dengan bangsa Israel atau bangsa Jepang yang
relatif homogen.
Pengembangan integrasi nasional menjadi hal yang amat penting sehingga dapat
memperkuat kekuatan nasionalnya. Integrasi bangsa dapat dilakukan dengan 2 (dua) strategi
kebijakan, yaitu “Assimilationist Policy” dan “Bhinneka Tunggal Ika Policy” . Strategi
pertama dengan cara penghapusan sifat-sifat cultural utama dari komunitas kecil yang
berbeda menjadi sebuah kebudayaan nasional. Strategi kedua dengan cara penciptaan
kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan lokal, Tidak dapat ditentukan strategi
mana yang paling benar. Negara dapat pula melakukan kombinasi dari keduanya. Kesalahan
dalam strategi dapat mengantarkan bangsa yang bersangkutan ke perpecahan bahkan perang
saudara. Misal, perpecahan etnis di Yugoslavia, pertentangan antara suku Huttu dan Tutsi di
Rwanda, perang saudara antara bangsa Sinhala dan Tamil di Sri Lanka.
Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara sebagai bentuk
dari hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara. Upaya melibatkan rakyat
menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan politik pertahanan yang
dianut oleh negara. Politik pertahanan negara disesuaikan dengan nilai filosofis bangsa,
kepentingan nasional dan konteks zamannya.
Bangsa Indonesia dewasa ini menetapkan politik pertahanan sesuai dengan Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan Negara. Pertahanan negara Indonesia
bersifat semesta dengan menempatkan tentara sebagai komponen utama pertahanan.
Ketahanan Nasional Indonesai dikelola berdasarkan unsur Astagrata yang meliputi unsur-
unsur geografi, kekayaan alam, kependudukan, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamana. Unsur geografi, kekayaan alam, kependudukan disebut Trigatra. Unsur
keamanan disebut Pancagatra.
Dengan demikian, ketahanan nasional Indonesia akan semakin kuat dan kokoh, jika
dilakukan upaya pembinaan dan pengembangan terhadap setiap aspek (gatra) secara
terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Pembinaan Ketahanan Nasional dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Asta Gatra (delapan aspek), yang merupakan
keseluruhan dari aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia, diantaranya :
Aspek ini bersifat dinamis, mudah berubah dan termasuk dalam faktor intangible.
Yakni ideologi Pancasila adalah berkaitan dengan 5 nilai dasar yang dikandungnya,
yang terjabarkan dalam nilai instrumental dalam UUD 1945. Amandemen atas UUD
1945 serta adanya rencana perubahan yang akan datang harus terus dapat dikembalikan
pada nilai dasar Pancasila.
3. Pembinaan kehidupan politik
Gatra ekonomi diarahkan pada landasan yang bertumpu pada kekuatan pertumbuhan
ekonomi, pemerataan dan stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, pengembangan ekonomi
harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh dan seimbang, konsisten dan
adil. Kemiskinan terjadi bukan sekadar karena belum terpenuhinya kebutuhan pokok,
tetapi karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi kebutuhan pokok. Rakyat
Indonesia akan menjadi sejahtera bila hak dan aksesnya untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya terjamin.
Dalam gatra sosial budaya ancaman yang muncul adalah mudahnya infiltrasi nilai-nilai
budaya barat yang sekuler, liberal, dan materialistik kemasyarakat Indonesia.
Pembinaan yang dilakukan terutama dengan meningkatkan pemahaman, kesadaran dan
penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri.
Dalam gatra pertahanan dan keamanan, kepentingan nasional Indonesia yang vital dan
permanen adalah tetap tegak dan utuhnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Dalam mewujudkan kepentingan nasional tersebut, pertahanan Negara Indonesia
diselenggarakan untuk menangkal dan mencegah segala bentuk ancaman dan
gangguan, baik yang bersumber dari dalam maupun luar negeri.
2.3 Potensi ancaman bagi ketahanan Indonesia
1. Ancaman dari luar, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal
dari luar bangsa Indonesia.
2. Ancaman dari dalam, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal
dari dalam negeri.
1. Ancaman fisik, yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu ketahanan
nasional suatu negara yang dilakukan dengan tindakan secara fisik, seperti serangan
senjata, penghilangan nyawa manusia, perusakan fasilitas, terorisme, konflik berdarah,
dan lain-lain baik berasal dari dalam maupun luar negeri.
2. Ancaman ideologis, yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu ketahanan
nasional suatu negera yang dilakukan dalam tataran pemikiran, seperti perang ideologi,
arus globalisasi, kepentingan politik, dan lain-lain baik berasal dari dalam maupun
dalam negeri.
4) Adanya stereotipe tertentu yang terbentuk dalam suatu masyarakat dalam menilai
masyarakat lainnya