Anda di halaman 1dari 11

Praktek Hukum Internasional

Afandi Sitamala, S.H., LL.M.


asitamala@untirta.ac.id
What’ll discuss
today;

• Hukum yg diterapkan pada ICJ


• Advisory Opinion
Abbreviations
International Law in General & Dispute Settlement

1. IL International Law Hukum Int’l


2. UN United Nations Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
3. LoN League of Nations Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
4. PCIJ Permanent Court of International of Justice Mahamah Int’l Permanen
5. ICJ International Court of Justice Mahkamah Int’l
6. ICC International Criminal Court Mahkamah Pidana Int’l
7. UNSC United Nations Security Council Dewan Keamanan PBB
8. UNGA United Nations General Assembly Majelis Umum
9. UN ECOSOC United Nations Economic & Social Council Dewan Ekonomi & Sosial PBB
10. UN Charter The Charter of United Nations Piagam PBB
11. ICJ Statute The Statute of ICJ Statuta Mahkamah Int’l
12. Rome Statute The Statute of ICC Statuta Mahkamah Pidana Int’l
13. ILR Int’l Law Report
14. AJIL American Journal of Int’l Law
15. Harv. Int. LJ Harvard Int’l Law Journal
16. Leiden JIL Leiden Journal of Int’l Law
Hukum Yang Diterapkan ICJ
Pokok Pembahasan
mengenai hukum
yang diterapkan ICJ
merupakan
penjabaran dari
Pasal 38
Ayat 1 dan 2
Statuta ICJ
Hukum Yang Diterapkan ICJ
Pasal 38 ayat 1 Statua ICJ menentukan
sumber hukum yang dipergunakan
dalam menerapkan kewenangan
menyelesaikan perselisihan yang
diajukan ke Mahkamah Internasional, Pasal 38 ayat 2, Mahkamah
yakni: Internasional berwenang memutus
suatu sengketa berdasarkan prinsip
ex aequo et bono
1. Konvensi Internasional
2. Kebiasan-kebiasaan internasional
3. Prinsip-Prinsip Hukum Umum
4. Keputusan Hakim dan Ajaran Para
Ahli
1.Konvensi Internasional
Pasal 38 ayat 1 huruf (a):
“international conventions, whether general or
particular, establishing Rules expressly Recognized by
The contesting states”

(konvensi2 internasional, baik yang bersifat umum


atau khusus yang dengan tegas menyebut ketentuan2
yang diakui oleh negara2 yang sedang berselisih)

ICJ hanya akan menerapkan konvensi tersebut bila


para pihak yang berperkara adalah pihak dalam
konvensi tersebut.

Konvensi Internasional merupakan salah satu sumber


utama atau primer bersama dengan kebiasaan
internasional
2. Kebiasaan Internasional 3. Prinsip-prinsip Hukum Umum

Pasal 38 ayat 1 huruf (b): Pasal 38 ayat 1 huruf (c):


“international custom, as evidence of a “the general principles of law recognized by
general practice accepted as law civilized nations”

”(kebiasaan internasional, yang “prinsip-prinsip hukum umum


terbukti merupakan praktek2 yang diakui bangsa-bangsa
umum yang diterima sebagai beradap”
hukum) Prinsip atau asas hukum umum: asas2 hukum
yang mendasari sistem hukum modern.
Pasal tersebut artinya hukum yang diterapkan Hukum modern adalah sistem hukum positif
ICJ dalam mengadili suatu perkara adalah yang didasarkan atas asas2 dan lembaga
suatu norma hukum yang dibentuk oleh hukum negara barat yang sebagian besar
kebiasaan, ini berupa norma hukum kebiasaan didasarkan pada hukum romawi.
internasional.
Asas umum tidak hanya hukum internasional,
Unsur2 Suatu Kebiasaan Internasional yang tetapi juga dapat berasal dari asas umum
dapat dijadikan sumber hukum: hukum perdata atau pidana.

1. Kebiasaan itu harus bersifat umum ICJ menggunakan norma2 hukum ini untuk
2. Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum mengisi kekosongan hukum dalam hukum
perjanjian dan kebiasaan internasional.
4. KEPUTUSAN HAKIM DAN AJARAN AHLI HUKUM

Pasal 38 ayat 1 huruf (d):


“subject to the provisions of Article 59, judicial decisions
and the teachings of the most highly qualified publicists of
the various nations, as subsidiary means for the
determination of rules of law”

(sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam pasal 59,


keputusan hakim dan ajaran2 para ahli hukum yang
tercakup diberbagai negara, sebagai bahan
pelengkap, untuk penentuan peraturan2 hukum)

Keputusan hakim dan ajaran ahli hukum hanyalah


sumber hukum tambahan, tidak dapat berdiri
sendiri, artinya tidak mengikat dan tidak dapat
menimbulkan kaidah hukum.
EX AEQUO ET BONO
“This provision shall not prejudice the
power of the Court to decide a case ex
aequo et bono, if the parties agree thereto”.

(ketentuan ini tidak mempengaruhi


kekuasaan hakim untuk memutuskan
suatu perkara ex aequo et bono. Bila
pihak2 menyetujuinya)

Pasal tersebut memberi kewenangan


pada ICJ untuk memutus berdasar ex
aequo et bono bila para pihak
menyetujui.

Ex aequo et bono atau right and equitable


artinya pengadilan memutuskan
berdasarkan kepatutan dan
kepantasan/kelayakan dalam hukum
internasional according to the right and
good’ atau ‘from equity and conscience’
Kalimat yang umum terdapat dalam petita
subsidair dalam surat gugatan/permohonan
dan biasanya digabung dengan kalimat
‘kalau majelis hakim berpendapat lain
mohon putusan yang seadil-adilnya’
Any Questions?

PERADILAN
MAHKAMAH INTERNASIONAL

by Afandi Sitamala
Template are accessible at http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Anda mungkin juga menyukai