JAGUNG
MAIZE
( Zea mays L. )
nama lain
alternative names
PVT/PPI/17/1
Tanggal: 02 Juli 2006
Dengan Adendum Baru: Tidak
Panduan Pengujian ini harus dibaca bersamaan dengan dokumen Panduan Umum Pengujian BUSS, yang
berisi penjelasan mengenai prinsip umum mengenai panduan yang telah diterbitkan
These test guidelines should be read in conjunction with Panduan Umum Pengujian BUSS document,
which contains explanatory notes on the general principles on which the guidelines have been
established.
Kata Pengantar
Dok. PVT/PPI/17/1
Buku Panduan Pengujian Individual (PPI) untuk spesies Jagung disusun dalam rangka
memberikan pedoman pelaksanaan pengujian Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan
Kestabilan (BUSS) bagi para penguji dan para pemeriksa PVT serta para pihak yang
memerlukan informasi ini.
Penggunaan dan penerapan buku panduan ini mengacu kepada Buku Panduan Umum
Pengujian BUSS yang dikeluarkan oleh Pusat PVT dengan nomor dokumen:
Dok.PVT/PP/1/1. Kepada para penguji dan para pemeriksa diwajibkan untuk mengacu
pada Buku Pandum tersebut dan PPI spesies Jagung dalam melakukan tugasnya untuk
menguji BUSS spesies Jagung.
PPI spesies Jagung disusun mengacu kepada Guidelines for The Conduct of Test of
DUS (GCT) spesies Zea mays L. yang dikeluarkan oleh UPOV dengan nomor
dokumen: TG/104/4 ++ Add.
Penyesuaian PPI spesies Jagung dengan Panduan dari UPOV tersebut dilakukan oleh
Komisi PVT dan Tim Teknis ahli di bidang tanaman Jagung. Pada kesempatan ini kami
sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para penyusun.
Kritik dan saran perbaikan sebagai umpan balik dari penerbitan buku panduan ini
sangat kami harapkan terutama dari para pengguna buku panduan ini, sehingga akan
memberikan kemudahan bagi para pengguna maupun pembaca lainnya dalam
melakukan pengujian dan pemeriksaan BUSS spesies Jagung.
TABLE OF CONTENTS
[Indonesia]
Halaman
I. Subjek Panduan 1
V. Pengelompokan Varietas 6
[English]
Page
V. Grouping of Varieties 6
Panduan pengujian ini berlaku untuk semua varietas jagung (Zea mays (L.)) baik galur
inbrida, hibrida maupun varietas bersari bebas, tidak termasuk varietas ornamen.
These Test Guidelines apply to the following types of varieties of Zea mays L.: inbred
lines, hybrids and open pollinated varieties, excluding ornamental varieties.
Untuk varietas hibrida perlu menyerahkan 1500 biji jagung tambahan untuk setiap
komponen hibrida (contoh: galur inbrida, hibrida silang tunggal = ST). Kualitas
benih yang dimohonkan harus terpenuhi termasuk daya berkecambah, kadar air
benih dan kemurnian benih untuk benih yang dipasarkan di dalam negeri yang
dilakukan oleh pemohon.
The competent authorities decide on the quantity and quality of the plant material
required for testing the variety and when and where it is to be delivered. Applicants
submitting material from a state other than that in which the testing takes place
must ensure that all customs formalities and phytosanitary requirements are
complied with. As minimum, the following quantity of plant material is
recommended:
1
(a) 1500 grains for inbred lines
(b) 1 kg for hybrid and open-pollinated varieties
2. Materi tanaman atau benih tidak boleh mendapat perlakuan apapun, kecuali apabila
pihak PPVT mengizinkan atau memintakan beberapa perlakuan. Apabila diberi
perlakuan, rincian perlakuan yang diberikan harus dijelaskan.
The plant material should not have undergone any treatment unless the competent
authorities allow or request such treatment. If it has been treated, full details of the
treatment must be given.
1. Lama pengujian harus dilakukan minimal pada dua musim tanam yang sama.
The minimum duration of tests should normally be two similar growing periods.
2. Pengujian secara normal dilakukan pada satu lokasi. Apabila terdapat suatu karakter
penting dari varietas tersebut tidak dapat dilihat pada tempat itu maka varietas
tersebut harus diuji pada lokasi lain.
The test sould be conducted in at least one place. Depending on the range of
earliness in a given country, two places may be preferable.
Dalam setiap tempat pengujian, harus dibagi ke dalam dua atau lebih ulangan dalam
plot-plot yang terpisah. Pengamatan dan pengukuran hanya dapat digunakan jika
mereka mempunyai lingkungan yang seragam.
2
The field test should be carried out under conditions ensuring normal growth. The
size of plots should be such that plants or parts of plants may be be removed for
measurement and counting without prejudice to the observations which must be
made up to the end of the growing period. As a minimum, each test at each testing
place should include per growing periode:
In each testing place, the test should be divided between two or more replicates.
Separate plots for observations and for measuring can only be used if they have
been subject to similar environmental conditions.
4. Pengujian tambahan untuk tujuan khusus dapat dilakukan, contoh: pengujian pada
baris tongkol, maka pihak PPVT menerima data hasil optimal dari pemohon
sebelum tanggal pengajuan.
Additional tests for special purpose may be established, e.g. ear-row tests in the
event of competent authority accepting the results carried out by the applicant
before the date of application.
In the event of the formula of hybrids being checked with the help of electrophoresis
of enzymes, a test should be carried out on four coleoptiles from each inbred line.
In case of doubt, 16 additional coleoptiles should be analysed. For single-cross
hybrids two coleoptiles should be analysed and for three-way cross hybrids six
coleoptiles. In case of doubt, additional coleoptiles should be analysed.
3
IV. Metode dan Pengamatan
Methods and Observations
1. Karakteristik yang dijabarkan dalam Bab VII harus digunakan untuk pengujian
keunikan pada galur inbrida dan varietas bersari bebas.
The characteristic described in Chapter VII should be used for the testing of
distincness of inbred lines, hybrids and open-pollinated varieties.
2. Tetapi untuk penilaian keunikan hibrida sistem penyaringan awal atas dasar
penentuan tetua dan formula ditentukan berdasarkan rekomendasi berikut :
(i) Deskripsi galur tetua berdasarkan Panduan Pengujian Individual (PPI)
(ii) Pemeriksaan asal usul tetua dalam perbandingannya dengan koleksi acuan
berdasarkan pada karakter pada Bab VII untuk menyaring galur inbrida yang
terdekat hubungan kekerabatannya.
(iii) Pemeriksaan asal usul hibridanya dalam perbandingannya dengan varietas
hibrida yang telah umum diketahui dengan memperhatikan galur inbrida yang
terdekat hubungan kekerabatannya.
(iv) Penilaian perbedaan pada varietas hibrida dengan varietas yang mirip
3. Jumlah minimal tanaman untuk semua pengamatan pada penilaian keunikan dan
keseragaman adalah sebanyak 40 tanaman atau bagian tanamannya (tidak termasuk
tanaman persilangan campuran pada galur inbrida dan tanaman hasil menyerbuk
sendiri pada tetua hibrida silang tunggal)
All observations for the assessment of distincness and uniformity should be made
on at least 40 plants or parts of plants (excluding outcrossed plants in inbred lines
and excluding plants obviously resulting from the selfing of a parent line in single-
cross hybrids).
4. Semua pengamatan pada bagian tongkol harus dilakukan pada tongkol teratas.
All observations on the ear should be made on the upper well-developed ear.
4
5. Untuk penilaian keseragaman dari galur inbrida dan hibrida silang tunggal
diperlukan standar populasi 3% dengan peluang 95%. Apabila sampel yang
dilakukan sebanyak 40 tanaman, maka jumlah maksimum tipe simpang adalah tiga
tanaman. Sebagai tambahan, populasi standar yang sama dan peluang yang diterima
harus berlaku untuk tanaman hasil persilangan campuran dalam galur inbrida
seperti tanaman hasil silang diri dari galur tetua hibrida silang tunggal (perbedaan
yang jelas pada tinggi tanaman, ukuran tongkol atau kegenjahan serta bukti
kesukaran dengan terlalu besar perubahan untuk menyesuaikan sistem mereka
terhadap aturan-aturan yang baru diadopsi, maka pedoman pengujian dapat
diadopsi selama kurun waktu dua tahun yang dapat diterima sebelum mereka
membuat peraturan baru. Untuk hibrida silang tiga jalur (STJ), hibrida silang ganda
(SG), dan varietas bersari bebas, keragaman dalam varietas tidak boleh melampaui
keragaman varietas pembanding yang telah dikenal.
6. Pada hibrida silang tiga jalur (STJ) dan hibrida silang ganda (SG), karakteristik
dapat bersegregasi akibat beberapa pengaruh ekspresi terjadi bersamaan dalam
suatu varietas. Karakteristik khusus yang dari pengalaman diketahui menimbulkan
segregasi dalam hibrida STJ dan SG diberi tanda “S”.
5
If enzyme electrophoresis is used for testing distincness, the same population
standard and the same acceptance probability as for other characteristic should be
applied. However, a sequential analysis approach could be applied to reduce the
workload. All inbred lines should be considered out-crossess where two or more
loci are heterozygous with one allele of the locus of the inbred line (e.g AX). All
cases where one locus is heterozygous or where two foreign alleles are present
should be considered off-types.
V. Pengelompokan Varietas
Grouping of Varieties
6
V. Karakteristik dan Simbol
Characteristics and Symbols
The assess distinctness, homogeneity and stability, the characteristic and their
states as given in General Guidelines (GG)of and this Guidelines for the Conduct of
Test (GCT) for maize.
2. Notasi (1-9), untuk tujuan proses data elektronik, diberikan disamping sifat-sifat
untuk karakteristik yang berbeda.
Notes (1 to 9), for the purpose of electronic data processing, are given opposite the
states of the different characteristics:
3. Legenda
Legend
(*) Karakteristik yang harus selalu digunakan pada setiap periode tumbuh untuk
menguji semua varietas dan harus selalu disertakan pada deskripsi varietas, kecuali
ekspresinya tidak muncul karena pengaruh kondisi lingkungan.
(*) Characteristics that should be used every growing period for the examinations of
all varieties and should always be included in the description ef the variety, except
when the state of expression of a preceding characteristics or regional
environmental conditions render this imposibble.
(1) The optimum stage of development for the assessment of each characteristic is
indicated by a number in the second column. The stages of development denoted
by each number are described at the end of Chapter VIII.
7
VI. Tabel Karakteristik / Table of Characteristics
Varietas Inbrida
Umur Contoh Contoh Notasi
No / Karakter / Characteristic Indonesia English / / /
Stage Example Example Note
Varieties Inbreds
1 12 Daun pertama: warna antosianin pada tidak ada atau sangat lemah absent or very weak - - 1
(S) pelepah daun lemah weak P 21 Mr 4 3
First Leaf: anthocyanin coloration sedang medium Bima 1 - 5
of sheath kuat strong - Mr 13 7
sangat kuat very strong - - 9
3 61 Daun: sudut diantara helai daun dan sangat kecil (< 5o) very small (< 5o) - Mr 4 1
(+) batang (pada daun diatas tongkol kecil (5 - 25o) small (5 - 25o) P 21 - 3
. teratas) sedang (25,1 - 50o) medium (25,1 - 50o) Bima 1 - 5
Leaf : angle between blade and besar (50,1 - 75o) large (50,1 - 75o) - - 7
stem (on leaf just above upper ear): sangat besar (> 75o) very large (> 75o) - - 9
5. 65 Batang: derajat zigzag tidak ada atau sangat ringan absent or very slight Bima 1 Mr 14 1
Stem: degree of zigzag ringan slight - Mr 4 2
kuat strong - - 3
8
6. 65-75 Batang: warna antosianin pada akar tidak ada atau sangat lemah absent or very weak Bima 1 Mr 4 1
(S) tunjang lemah weak - Mr 14 3
Stem: anthocyanin coloration of sedang medium Bisi 2 - 5
brace roots. kuat strong - - 7
sangat kuat very strong - - 9
(*) 65 Malai: Umur antesis (pada tengah sangat genjah (< 38 hst) very early (< 38 hst) - - 1
7. pertiga poros utama, 50% dari jumlah sangat genjah hingga genjah ( 38 - 41 hst) very early to early ( 38 - 41 hst) - - 2
tanaman) genjah (41.1 - 44 hst) early (41.1 - 44 hst) - - 3
Tassel: time of anthesis (on middle genjah hingga sedang (44.1 - 47 hst) early to medium (44.1 - 47 hst) - - 4
third of main axis, 50% of plants) sedang (47.1 - 50 hst) medium (47.1 - 50 hst) - - 5
sedang hingga lambat (50.1 - 53 hst) medium to late (50.1 - 53 hst) - - 6
lambat (53.1 - 56 hst) late (53.1 - 56 hst) P 21 - 7
lambat hingga sangat lambat (56.1 - 59 hst) late to very late (56.1 - 59 hst) Bima 1 - 8
sangat lambat (> 59 hst) very late (> 59 hst) - Mr 4 9
8. 65 Malai: warna antosianin pada dasar tidak ada atau sangat lemah absent or very weak Bima 1 Mr 4 1
(+) (S) kelobot (pada tengah pertiga poros lemah weak - - 3
utama) sedang medium - - 5
Tassel: anthocyanin coloration at kuat strong Bisi 2 - 7
base of glume (in middle third of sangat kuat very strong - - 9
main axis)
9. 65 Malai: warna antosianin tidak tidak ada atau sangat lemah absent or very weak Bima 1 Mr 4 1
(S) termasuk dasar kelopak lemah weak - - 3
(menerangkan no 8) sedang medium Bisi 2 - 5
Tassel: anthocyanin coloration of kuat strong - - 7
glume excluding base (as for 8) sangat kuat very strong - - 9
10. 65 Malai: warna antosianin pada kepala tidak ada atau sangat lemah absent or very weak - - 1
(S) sari yang masih segar lemah weak - Mr 13 3
Tassel: anthocyanin coloration of sedang medium Bima 1 Mr 4 5
anthers (as for 8: on fresh anthers) kuat strong Bisi 2 - 7
sangat kuat very strong - - 9
9
11. 65 Malai: Kerapatan bulir (menerangkan jarang lax - Mr 14 3
no 8) sedang medium Bisi 2 Mr 4 5
Tassel: density of spikelets (as for 8) rapat dense Bima 1 - 7
(*) 65 Malai: Sudut diantara poros utama sangat kecil (< 5o) very small (< 5o) - Mr 13 1
12. dan cabang samping (pada malai kecil (5 - 25o) small (5 - 25o) - - 3
(+) bagian pertiga bawah) sedang (25,1 - 50o) medium (25,1 - 50o) Bima 1 Mr 4 5
Tassel: angle between main axis and besar (50,1 - 75o) large (50,1 - 75o) Bisi 2 Mr 14 7
lateral branches (in lower third of sangat besar (> 75o) very large (> 75o) - - 9
tassel)
(*) 65 Malai: Jumlah cabang samping tidak ada atau sangat sedikit (≤ 6 ) absent or very few (< 6 ) - - 1
14. utama sedikit (6,1 - 9 ) few (6,1 - 9 ) - - 3
Tassel: number of primary lateral sedang ( 9,1 - 12 ) medium (9,1 - 12 ) - Mr 14 5
branches banyak ( 12,1 - 15 ) many (12,1 - 15 ) NK 77 - 7
sangat banyak (≥ 15) very many (> 15) Bima 1 Mr 4 9
15. 65 Tongkol: umur munculnya rambut sangat genjah (< 38 hst) very early (< 38 dap) - - 1
(50 % jumlah tanaman) sangat genjah hingga genjah ( 38 - 41 hst) very early to early ( 38 - 41 dap) - - 2
Ear: time of silk emergence (50% of genjah (41.1 - 44 hst) early (41.1 - 44 dap) - - 3
plants) genjah hingga sedang (44.1 - 47 hst) early to medium (44.1 - 47 dap) - - 4
sedang (47.1 - 50 hst) medium (47.1 - 50 dap) - - 5
sedang hingga lambat (50.1 - 53 hst) medium to late (50.1 - 53 dap) - - 6
lambat (53.1 - 56 hst) late (53.1 - 56 dap) P 21 - 7
lambat hingga sangat lambat (56.1 - 59 hst) late to very late (56.1 - 59 dap) Bima 1 - 8
sangat lambat (> 59 hst) very late (> 59 dap) - Mr 4 9
10
(*) 65 Tongkol: warna antosianin pada tidak ada absent - Mr 14 1
16. (S) rambut ada present Bima 1 Mr 4 9
Ear: anthocyanin coloration on silk
(*) 65 Tongkol: Intensitas warna antosianin tidak ada atau sangat lemah absent or very weak - Mr 14 1
17. (S) rambut lemah weak Bima 1 - 3
Ear: intencity anthocyanin sedang medium P 21 Mr 4 5
coloration on silk kuat strong Bisi 2 Mr 13 7
sangat kuat very strong NK 77 - 9
(*) 71 Daun: warna antosianin seludang tidak ada atau sangat lemah absent or very weak - - 1
18. (S) daun (pada pertengahan tinggi lemah weak P 21 Mr 4 3
tanaman) sedang medium Bima 1 - 5
Leaf: anthocyanin coloration of kuat strong - Mr 13 7
sheath (in middle of plant) sangat kuat very strong - - 9
19. 71 Malai: Panjang poros utama di atas Sangat pendek (< 10 cm) very short (< 10 cm) - Mr 14 1
(+) cabang samping terbawah Pendek (10,1 - 15 cm) short (10,1 - 15 cm) P 21 Mr 13 3
Tassel: length of main axis above Sedang (15,1 - 20 cm) medium (15,1 - 20 cm) Bima 1 Mr 4 5
lowest side branch Panjang (20,1 - 25 cm) long (20,1 - 25 cm) - - 7
Sangat panjang (> 25 cm) very long (> 25 cm) - - 9
(*) 71 Malai: Panjang poros utama di atas Sangat pendek (< 10 cm) very short (< 10 cm) - Mr 14 1
20. cabang samping bagian lebih atas Pendek (10,1 - 15 cm) short (10,1 - 15 cm) P 21 Mr 13 3
Tassel: length of main axis above Sedang (15,1 - 20 cm) medium (15,1 - 20 cm) Bima 1 Mr 4 5
upper side branch Panjang (20,1 - 25 cm) long (20,1 - 25 cm) - - 7
Sangat panjang (> 25 cm) very long (> 25 cm) - - 9
21. 71 Malai: Panjang cabang samping Sangat pendek (< 18 cm) very short (< 18 cm) - - 1
(menerangkan no 16) Pendek (18,1 - 23 cm) short (18,1 - 23 cm) - - 3
Tassel: length of side branches Sedang (23,1 - 29 cm) medium (23,1 - 29 cm) - Mr 13 5
Panjang (29,1 - 35 cm) long (29,1 - 35 cm) P 21 Mr 4 7
Sangat panjang (> 35 cm) very long (> 35 cm) Bima 1 Mr 14 9
(*) 75 Hanya untuk galur inbrida. Tanaman: Sangat pendek (< 100 cm) very short (< 100 cm) - 1
22. Panjang (termasuk malai) Pendek (100,1 - 150 cm) short (100,1 - 150 cm) Mr 13 3
11
1 Inbred lines only: Plant: length Sedang (150,1 - 200 cm) medium (150,1 - 200 cm) Mr 4 5
(tassel included) Panjang (200,1 - 250 cm) long (200,1 - 250 cm) - 7
Sangat panjang (> 250 cm) very long (> 250 cm) - 9
(*) Hanya untuk varietas hibrida dan Sangat pendek/ very short (< 100 cm) very short (< 100 cm) - 1
22. bersari bebas: Pendek/ short (100,1 - 150 cm) short (100,1 - 150 cm) - 3
2. Tanaman: Panjang (termasuk malai) Sedang/ medium (150,1 - 200 cm) medium (150,1 - 200 cm) - 5
Hybrids and open pollinated Panjang/ long (200,1 - 250 cm) long (200,1 - 250 cm) - 7
varieties only: Plant: length (tassel Sangat panjang/ very long (> 250 cm) very long (> 250 cm) Bima 1 9
included)
23 75 Tanaman: Rasio panjang letak sangat kecil (<0.5) very small (<0.5) 1
tongkol paling atas terhadap panjang kecil (0.51 – 0.99) small (0.51 – 0.99) 3
tanaman sedang (1-1.49) medium (1-1.49) 5
Plant: Ratio of height of upper ear besar (1.5 – 1.99) large (1.5 – 1.99) 7
insertion to plant length sangat besar (>2) very large (>2) Mr 14 9
24. 75 Daun : lebar helai daun (pada daun sangat sempit (< 5 cm) very narrow (< 5 cm) - - 1
(+) tongkol teratas) sempit (5,1 - 7 cm) narrow (5,1 - 7 cm) - - 3
Leaf: width of blade (leaf of upper sedang (7,1 - 9 cm) medium (7,1 - 9 cm) - Mr 13 5
ear) lebar (9,1 - 11 cm) wide (9,1 - 11 cm) P 21 Mr 4 7
sangat lebar (>11 cm) very wide (>11 cm) Bima 1 Mr 14 9
25. 85 Tongkol: Panjang tangkai Sangat pendek (< 5 cm) very short (< 5 cm) - - 1
Ear: length of peduncle Pendek (5,1 - 10 cm) short (5,1 - 10 cm) P 21 Mr 4 3
Sedang (10,1 - 15 cm) medium (10,1 - 15 cm) Bima 1 Mr 14 5
Panjang (15,1 - 20 cm) long (15,1 - 20 cm) - - 7
Sangat panjang (> 20 cm) very long (> 20 cm) - - 9
(*) 92 Tongkol: Panjang (tanpa kelobot) Sangat pendek (< 5 cm) very short (< 5 cm) - - 1
26. Ear: length (without husk) Pendek (5,1 - 10 cm) short (5,1 - 10 cm) - Mr 4 3
Sedang (10,1 - 15 cm) medium (10,1 - 15 cm) - Mr 14 5
Panjang (15,1 - 20 cm) long (15,1 - 20 cm) NK 77 - 7
Sangat panjang (> 20 cm) very long (> 20 cm) Bima 1 - 9
12
27 92 Tongkol: Diameter (di tengah- sangat kecil (< 5 cm) very small (< 5 cm) - - 1
tengah) kecil (5,1 - 10 cm) small (5,1 - 10 cm) - - 3
Ear: diameter (in the middle) sedang (10,1 - 15 cm) medium (10,1 - 15 cm) - Mr 4 5
besar (15,1 - 20 cm) large (15,1 - 20 cm) Bima 1 Mr 14 7
sangat besar (> 20 cm) very large (> 20 cm) P 21 - 9
29. 92 Tongkol: Jumlah baris biji pada tidak ada atau sangat sedikit ( < 8 baris) very few ( < 8 lines) - - 1
tongkol sedikit ( 8,1 - 10 baris) few ( 8,1 - 10 lines) - - 3
Ear: number of rows of grain sedang ( 10,1 - 12 baris) medium ( 10,1 - 12 lines) Bisi 2 Mr 4 5
banyak ( 12,1 - 14 baris) many ( 12,1 - 14 lines) Bima 1 Mr 13 7
sangat banyak ( > 14 baris) very many ( > 14 lines) P 21 - 9
30 92 Tongkol: tipe biji (pada tengah mutiara flint 1
(S) pertiga tongkol) seperti mutiara flint like 2
Ear: type of grain ( in middle third of antara mutiara dan gigi intermediate 3
ear) seperti gigi dent-like 4
Bisi 2 gigi dent 5
manis sweet 6
brondong pop 7
13
kuning yellow Bima 1 Mr 4 3
oranye kuning yellow orange Bisi 2 Mr 14 4
oranye orange - Mr 13 5
oranye merah red orange - - 6
merah red - - 7
merah gelap dark red - - 8
biru hitam blue black - - 9
34 93 Tongkol: Intensitas warna antosianin tidak ada atau sangat lemah absent or very weak 1
(S) pada kelopak janggel lemah weak 3
Ear: intensity of anthocyanin sedang medium 5
coloration of glume of cob kuat strong 7
sangat kuat very strong 9
14
VII. Penjelasan Tabel Karakter
Explanations of table Characteristic
15
Daun dan Malai: letak helai daun dan percabangan samping
Lea and Tassel : attitude of blade and of lateral branches
16