Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“FRAKTUR TERTUTUP”

Oleh :

NAMA : Gini Eka Cipta Putri


NIM : 21220020

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
IKesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
A. Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur tertutup adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit
sehingga tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. (Sjamsuhidajat,1997)

B. Etiologi
a. Trauma Langsung
Benturan pada tulang yang menyebabkan fraktur pada area benturan.
b. Trauma Tidak Langsung
Fraktur tidak terjadi pada tempat benturan tapi di tempat lain oleh karena
kekuatan trauma diteruskan oleh sumbu tulang ke tempat lain.
c. Etiologi lain :
 trauma tenaga fisik (tabrakan,benturan)
 penyakit pada tulang (proses.degeneratif,kanker tulang)
 degenerasi spontan

C. Manifestasi Klinis
1. Deformitas
2. Fungtiolaesia
3. Nyeri tekan
4. Nyeri bila digerakkan
5. Bengkak akibat trauma jar lunak dan perdarahan
6. Spasme otot
7. Kadang ada krepitasi
D. Anatomi Fisiologi

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang digunakan pada tubuh


manusia yang berfungsi sebagai lokomotor dan penopang bagi tubuh
manusia. Sistem ini sangat berperan penting bagi tubuh manusia. Kelainan
pada sistem ini dapat mengganggu keseharian karena menimbulkan keluhan-
keluhan tertentu. Terdapat 2 sistem utama dari sistem muskuloskeletal yaitu
sistem kerangka dan sistem otot. (Ellis, 2006)
Patofisiologi :
Trauma langsung dan tidak langsung serta faktor etiologi lain akan
menyebabkan terjadinya tekanan eksternal pada tulang. Tekanan ini lebih
besar dari kemampuan menahan yang dimiliki oleh tulang sehingga timbulah
fraktur salah satunya fraktur tertutup. Pada tulang yang mengalami fraktur
tertutup akan terdapat diskontinuitas tulang dan biasannya disertai cedera
jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan
syaraf. Diskontinuitas tulang juga dapat mengakibatkan deformitas tulang.

E. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi, dan penilaian gerakan
sendi baik aktif maupun pasif.Sbb :
a. Inspeksi : melihat raut wajah klien apakah telihat kesakitan,cara berjalan,cara
duduk dan cara tidur dan melihat kondisi fisik spt : kulit (warna,tekstur kulit),
jaringan lunak (pem.darah,otot, ligamen, tendon) terhadap adanya
bengkak,perdarahan,cekungan atau abnormalitas,warna kemerahan atau
kebiruan dan deformitas (kelainan bentuk)
b. Palpasi : suhu kulit,denyut nadi (apakah teraba atau tidak teraba), spasme atau
atropi otot, nyeri tekan,pengukuran panjang tulang.
c. Pergerakan : evaluasi gerakan sendi,stabilitas sendi,ROM

F. Pemeriksaan Penunjang
 Rontgen,CT Scan,MRI
 Anteragran/nanogram
 Lab : DL
 Kreatinin

G. Penatalaksanaan Medis
a. REPOSISI : pengembalian fragmen tulang keposisi semula
 Reposisi tertutup : dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang
reposisinya dgn memanipulasi dan traksi manual.
 Reposisi terbuka : dilakukan dengan pendekatan bedah,fragmen tulang
direposisi.
b. IMOBILISASI : mempertahankan reposisi sampai tahap penyembuhan.
 Konservatif fiksasi eksterna : gips,bidai,traksi
 ORIF(Open Reduction Internal Fixation): pen,flat,screw
c. REHABILITASI : pemulihan kembali/pengembalian fungsi dan kekuatan
normal bagian yang terkena                            

H. Komplikasi

Kerusakan Arteri
I. Pathway

J. Pengkajian Keperawatan
a. Data Subjektif
Klien mengatakan :
 ”sakit pada bagian tulang tertentu”
 “sakit saat menggerakkan anggota tubuh tertentu”
 “kemerahan atau lebam pada bagian tubuh tertentu”
 “bengkak pada bagian tulang tertentu”
 “tidak dapat bergerak leluasa dan memenuhi kebutuhannya”
 “aktivitasnya dibantu”
 “badannya terasa lemah”
 “tulang tertentu tampak bengkok”
 “khawatir dengan keadaannya”
b. Data Objektif
Klien tampak lemah,wajah tampak meringis saat bergerak, tampak
hati2 dan melindungi bagian tubuh tertentu saat bergerak,tampak
kemerahan,kebiruan dan bengkak pada bagian tubuh tertentu,tampak adanya
deformitas tulang tertentu,tampak imobilisasi dan ADL dibantu,ekspresi
wajah tampak cemas dan tegang

K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
3. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d penurunan imoilitas
L. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan ( SDKI ) ( SLKI ) ( SIKI )


Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain Management
Definisi : pengalaman sensori dari selama 1x24 jam diharapkan nyeri klien Observasi
emosional yang tidak menyenangkan dapat teratasi, dengan kriteria hasil: - Lakukan pengkajian nyeri
yang muncul akibat kerusakan Pain Control secara komprehensif
jaringan yang aktual maupun Kriteria A T termasuk lokasi,
Melaporkan nyeri 2 5
potensial yang berlangsung  6 bulan karakteristik, durasi,
terkontrol frekuensi, kualitas, dan
Batasan Karakteristik :
Kemampuan mengenali 2 5
1. Ekspresi wajah nyeri faktor presipitasi.
onset nyeri
2. Diaprosis Kemampuan 2 5 - Observasi reaksi
3. Dilatasi pupil menggunakan teknik non nonverbal dari
4. Fokus menyempit misal interaksi farmakologi ketidaknyamanan
Penggunaan analgestik 2 5 Terapi
dengan orang dan lingkungan
5. Keluhan tentang karakteristik - Ajarkan teknik
Skala Indikator :
nyeri nonfarmakologi seperti
1. Menurun
6. Mengekspresikan perilaku relaksasi, distraksi, dll
2. Cukup menurun
7. Perilaku distraksi untuk mengatasi nyeri
3. Sedang
Faktor yang berhubungan - Evaluasi tindakan
4. Cukup meningkat
1. Agen cedera biologis (misalnya pengurangan
5. Meningkat
infeksi, iskemia, neoplasma) nyeri/kontrol nyeri
2. Agen cedera fisik (misalnya Edukasi
abses, amputasi, luka bakar, - Berikan informasi terkait
terpotong, mengangkat berat, penyebab nyeri dan
prosedur bedah, trauma, olahraga status terkini mengenai
berlebihan) nyeri
3. Agen cedera kimiawi (misalnya Kolaborasi
luka bakar, kapsainsin, mitelen, - Kolaborasi dengan
klorida, agen mustard) dokter untuk
memberikan obat
analgesik, sesuai yang
dianjurkan
- Kolaborasi dengan
dokter bila ada komplain
tentang pemberian
analgetik tidak berhasil
Gangguan Mobilitas Fisik Label : mobilitas fisik Label : Dukungan
Definisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mobilisasi
Keterbatasan dalam gerakan fisik satu selama ....x24 jam diharapkan mobilitas Definisi : menfasilitasi
atau lebih ekstremitas secara mandiri fisik klien membaik dengan kriteria pasien untuk meningkat
Gejala tanda mayor : hasil. aktivitas pergerakan fisik
1. Mengeluh sulit menggerakan Indiktor A T Observasi
ekstremitas 1. Identifikasi adanya nyeri
Pergerakan ektremitas 5
2. Kekuatan otot menurun atau keluhan fisik lainnya
3. Rentang gerak (ROM) Kekuatan otot 5 2. Identifikasi toleransi fisik
menurun melakukan pergerakan
Rentang gerak ROM 5
Gejala tanda minor : 3. Monitor frekuensi jantung
1. Nyeri saat bergerak dan tekanan darah
Skala Indikator:
2. Enggan melakukan gerakan sebelum memulai
1. Menurun
3. Merasa cemas saat bergerak mobilisasi
2. Cukup menurun
4. Sendi kaku 4. Monitor kondisi umum
3. Sedang
5. Gerakan tidak terkoordinasi selama melakukan
4. Cukup meningkat
6. Gerakan terbatas mobilisasi
5. Meningkat
7. Fisik lemah Teraupetik
1. Fasilitas aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
2. Fasilitas melakukan
pergerakan, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membanu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjrkan melakukan
mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
Duduk ditempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah
dri tempat tidur)
Gangguan integritas kulit/jaringan Label : integritas kulit dan jaringan Label : perawatan
Ekspektasi : meningkat
Definisi : integritas kulit
kriteria hasil :
Kerusakan kulit (demis/edemis) atau Tindakan :
jaringan (membantu mukosa, kornea, Indiktor A T Obeservasi :
1. Indentifikasi penyebab
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, Elastisitas 2 4
gangguan integritas kulit
kapsul sendi dan/atau ligamen)
Hisdrai 2 4 (mis. Peubahan sirkulasi,
Gejala tanda mayor :
perubahan status nutrisi,
1. Kerusakan jaringan dan/atau Perfusi jaringan 2 4
penurun kelembaban,
lapisan kulit Skala Indikator:
1. Menurun suhu lingkungan
Gejala tanda minor :
2. Cukup menurun ektremitas, penurunan
1. Nyeri
3. Sedang mobilitas)
2. Perdarahan
4. Cukup meningkat Teraupetik
3. Kemerahan
1. Ubah posisi tiap 2 jam
4. Hematoma 5. Meningkat
jika tirah baring
2. Lakukan pemijatan pada
Indiktor A T area penonjolan tulang,

Jaringan parut 2 4 jika perlu


3. Bersikan perineal
Neksrosis 2 4
dengan air hangat,
Kemerahan 2 4 terutama selama periode

Skala Indikator: diare


1. Meningkat 4. Gunakan produk
2. Cukup meningkat berbahan petrolium atau
3. Sedang minyak pada kulit kering
4. Cukup menurun 5. Gunakan produk
5. Menurun berbahan ringam/alami
dan hipoalergenik pada
kulit sensitif
6. Hindari produk berbahan
dasar alkohol dasar pada
kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan
pelembab
2. Anjurkan minum air ang
cukup
3. Anjurkan meningkat
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
5. Anjurkan menghidari
paparan suhu ekstrim

Anda mungkin juga menyukai