Vol x, No (xxxx )
h.xxx-xxx
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan lintasan belajar untuk membantu siswa memahami
konsep persen menggunakan konteks lemari untuk kelas V. Penelitian ini berdasarkan PMRI
yang dikaitkan dengan pembelajaran kurikulum 2013. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah design research type validation study. Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri 157 Palembang dengan melibatkan siswa kelas V sebanyak 9 orang. Peneliti merancang
4 aktivitas pembelajaran persen dengan menggunakan konteks lemari. Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan kontribusi berupa Local Instrucstional Theory (LIT) tentang materi persen.
Penelitian ini melibatkan pada siklus 1 melibatkan 9 orang siswa di SD Negeri 157 Palembang.
Data dikumpulkan melalui lembar kerja siswa, pre-test, post-test, video dan interview. Data
dianalisis dengan cara membandingkan Hyphotetical Learning Trajectory (HLT) dan apa yang
terjadi selama proses pembelajaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui
serangkaian aktivitas yang telah dilakukan membantu siswa dalam pembelajaran materi persen.
Kata Kunci: Persen, Design Research, Konteks Lemari, Pendekatan PMRI
Abstract
This study aims to produce a learning trajectory to help students understand the concept
of percent using the context of the cupboard for class V. This research is based on PMRI which
is associated with the 2013 curriculum learning. The method used in this study is the design
research type validation study. This research was conducted at SD Negeri 157 Palembang
involving 9 grade V students. Researchers designed 4 percent learning activities using the
context of the train. This study aims to contribute in the form of Local Instructional Theory
(LIT) about the percent material. This research involved in cycle 1 involving 9 students at SD
Negeri 157 Palembang. Data were collected through student worksheets, pre-test, post-test,
video and interviews. Data were analyzed by comparing Hyphotetical Learning Trajectory
(HLT) and what happened during the learning process. The results of this study indicate that
through a series of activities that have been carried out to help students in learning the percent
material.
Keywords: Percent, Design Research, Cupboard Context, PMRI Approach
How to Cite: Sari, Arika., Aditya, Pandu., & Putri, RII., Susanti, E. (2021). Desain Pembelajaran Materi
Persen Dengan Konteks Lemari Untuk Siswa Kelas V. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains,
IV(1), 1-3.
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol xx, No x (xxxx) h.xxx-xxx xx
Received :
Revised :
Accepted :
konteks sebab didasarkan pada situasi nyata sehingga sangat dekat dengan pengalaman
sehari-hari siswa. Selain itu, belum ada penelitian yang menggunakan konteks sejenis
dalam desain pembelajan persen. Pelibatan kegiatan berbasis pengalaman melalui
penggunaan konteks yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa diharapkan
mampu menjadikan pembelajaran persen menjadi lebih bermakna. Dengan mengaitkan
matematika dengan kehidupan nyata, diharapkan siswa dapat mengkonstruksi
pengetahuan yang bermakna dan tidak hanya sekedar ingatan prosedural. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lintasan belajar pada pembelajaran
materi persen menggunakan konteks lemari untuk siswa kelas V dan mengetahui peran
dari lintasan belajar pada pembelajaran materi persen menggunakan konteks lemari
untuk Siswa Kelas V Di SD Negeri 157 Palembang.
METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode design research type
validation study. Design research bertujuan untuk mengembangkan Local Instructional
Theory (LIT) dengan kerjasama peneliti dan guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran (Gravemeijer & Van Eerde, 2009). LIT meliputi aktivitas pembelajaran
sementara dan dugaan proses pembelajaran yang mengantisipasi bagaimana pemikiran
dan pemahaman siswa yang mungkin berkembang ketika aktivitas pembelajaran
berlangsung di kelas (Gravemeijer & Cobb dalam Akker et al, 2006). Gravemeijer &
Cobb (2006) mendefinisikan tiga tahap pada desing research, yakni : (a) preparing for
experiment, (b) The design experiment, dan (c) retrospective analysis. Pada tahap
preparing for the experiment (persiapan penelitian), peneliti melakukan kajian literatur
mengenai materi persen, penggunaan PMRI sebagai pendekatan pembelajaran. Selain
itu, peneliti juga meneliti kemampuan awal siswa dengan melakukan wawancara
kepada beberapa siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai
materi prasyarat pembelajaran. Hasilnya digunakan untuk mendesain serangkaian
aktivitas pembelajaran yang berisi dugaan lintasan belajar (Hypothetical Learning
Trajectory). HLT yang didesain bersifat dinamis sehingga terbentuk sebuah proses
siklik (cyclic process) yang dapat berubah dan berkembang selama proses desain
experiment. HLT yang telah dikembangkan selanjutnya diimplementasikan pada tahap
desain experiment. Laporan ini berfokus pada tahap pilot experiment dan retrospective
analysis sebagai bagian dari rangkaian design research yang dilaksanakan.
Tahap kedua the design experiment (desain percobaan) yakni siklus 1 (pilot
experiment). Delapan orang siswa dengan kemampuan heterogen (3 siswa
berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 3 siswa berkemampuan
rendah) dilibatkan pada siklus pertama (pilot experiment), pada tahap ini peneliti
berperan sebagai guru. Hasil dari siklus pertama digunakan untuk merevisi HLT versi
awal.
Tahap ketiga restrospective analysis, data yang diperoleh dari tahap pilot
experiment dianalisis, hasil analisis digunakan untuk mengembangkan desain pada
aktivitas pembelajaran berikutnya. HLT dibandingkan dengan aktivitas pembelajaran
siswa yang sesungguhnya untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Tujuan dari
retropective analysis secara umum adalah untuk mengembangkan Local Intructional
Theory (LIT). Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa hal meliputi observasi,
membuat rekaman video tentang kejadian di kelas dan kerja kelompok, mengumpulkan
hasil kerja siswa, memberikan tes awal dan tes akhir, dan mewawancarai siswa. HLT
yang telah dirancang kemudian dibandingkan dengan lintasan belajar siswa yang
Retrospective Analysis
Permasalahan yang pertama diberikan menunjukkan bahwa siswa sudah belajar
bersesuaian dengan HLT yang telah dirancang. Menunjukkan bahwa siswa dapat
mengenal konteks lemari. Untuk permasalahan kedua, menunjukkan bahwa siswa telah
mengenal bentuk persen dari kotak jam yang terisi dan kosong akan jam tangan. Untuk
permasalahan ketiga siswa sudah mampu menggunakan model bar dengan jumlah
benda yang tersedia adalah 100. Untuk permasalahan keempat, siswa sudah mampu
menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan persen. Dimana
hasilnya menunjukkan sebagian siswa sudah menggunakan matematika bentuk formal
dan ada sebagian siswa lainnya tetap menggunakan model bar untuk menyelesaikan
permasalahan.
Pelaksanaan belajar dan pembelajaran sudah bersesuaian dengan HLT yang dirancang.
Hasil penelitian pada pilot experimen yang didapatkan menunjukkan bahwa Learning
Trajectory yakni proses selama pembelajaran berlangsung bersesuaian dengan HLT
yang telah dirancang.
Berdasarkan desain lintasan belajar yang telah dirancang dan diimplementasikan
sebelumnya, terdapat 4 aktivitas pembelajaran persen pada siklus 1. Serangkain
aktivitas ini meliputi; Aktivitas 1 : Pengenalan Konteks Lemari Jam Tangan; Aktivitas
2 : Mencari nilai persen dari Lemari Jam Tangan; Aktivitas 3 : Menentukan persentase
benda yang tersedia yang jumlahnya 100; dan Aktivitas 4 : Menyelesaikan
permasalahan persen dalam kehidupan sehari-hari.
Serangkaian aktivitas yang telah diimplementasikan menggunakan pendekatan
PMRI menunjukkan bagaimana karakteristik PMRI menjadi dasar pada proses
pembelajaran dalam setiap aktivitas. (a) Use of contexts for phenomenologist
exploration (Penggunaan konteks) merupakan karakteristik pertama dimana kegiatan
pembelajaran dimulai dengan masalah kontekstual yangs sering dijumpai oleh siswa
sebagi aktivitas berbasis pengalaman. Konteks yang digunakan pada setiap aktivitas
merupakan sesuatu yang mampu dibayangkan oleh siswa sehingga siswa dapat
memahami permasalahan dengan mudah yakni konteks tempat duduk pada kereta api.
(b) Use of models for mathematical concept construction (Penggunaan Model)
penggunaan model bar merupakan bentuk model off dari pembelajaran konsep persen
yang merupakan tahap referential level. Dengan menggunakan model bar dalam
menjembatani pemahaman siswa dari abstrak menuju real dapat membatu pemahaman
siswa dalam belajar persen. (c) Use of students‟ creations and contribution
(Pemanfaatan hasil Kontribusi siswa) karakteristik ini terlihat pada saat proses
pembelajaran persen dari serangkaian aktivitas yang diberikan. Guru memberika
apresiasi terhadap kontribusi siswa dalam proses pembelajaran baik dalam kegiatan
kelompok maupun individu. Pembelajaran menjadi lebih bermakna salah satunya
karena muncul variasai jawaban dan strategi penyelesaian yang berbeda dari masing-
masing kelompok maupun individu. (d) Students activity and interactivity on the
learning process (Interaktivitas). Siswa pada saat pilot experiment ini sangat
kolaboratif sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. (e) Intertwining
mathematics concepts, aspects, and units (Keterkaitan). Dalam mendesain
pembelajaran persen ini tidak terlepas dari keterkaitan dengan materi yang lain yaitu
konsep pecahan. Dan hasilnya menunjukkan sebagian siswa sudah menggunakan
matematika bentuk formal dan ada sebagian siswa lainnya tetap menggunakan model
bar untuk menyelesaikan permasalahan. Hal ini menunjukkan bahwa model bar
DAFTAR PUSTAKA
Bird, J. (2002). Matematika Dasar: Teori dan Aplikasi Praktis. Jakarta: Erlangga.
Bu, L., & Marjanovavich, A. (2017). Percentge and Milk Fat. Mathematics Teaching in
the Middle School, JSTOR, 22(8), 472–479.
Dewantara, A. H., & Saraswati, S. (2014). Penggunaan Pemahaman Intuitif Siswa
Kelas 5 SD dalam Menyelesaian Masalah Persen. In Suparman, Sugiyarto, & T.
Herawan (Ed.), Prosiding Seminar Nasional Sendikmad: Revitalisasi Pendidikan
Matematika Menuju AFTA 2015 (1 ed., Nomor 1, hal. 738–750). Universitas
Ahmad Dahlan.
De Corte, E., Depaepe, F., Op ’t Eynde, P., & Verschaffel, L. (2005). Comparing
mathematics education traditions in four European countries: The case of the
teaching of percentages in the primary school. In A. Rogerson (Ed.),
Proceedings of the Eighth International Conference of the Mathematics
Education into the 21st Century Project: “Reform, revolution, and paradigm
shifts in mathematics education” (p. 1-11). Johor Bahru, Malaysia: The
Mathematics Education into the 21st Century Project.
Fobringer, L., & Fuchs, W. (2014). Rtl in Math: Evidence-Based intervention for
Struggling Students. New York: Routledge.
Galen, F. van, & Eerde, D. van. (2013). Solving Problems with The Percentage Bar.
IndoMS. J.M.E, 4(1), 1–8. https://doi.org/10.22342/jme.4.1.558.1-8.
Gani, M. A., Tengah, K. A., & Said, H. (2019). Bar Model as Intervention in Solving
Word Problem Involving Percentage. International Journal on Emerging
Mathematics Education, 3(1), 69–76.
Gravemeijer dan Cobb (2006).” Design Research from a Learning Perpective, dalam
Educational Design Research. New York : Routledge
Gravemeijer, Koeno, & Eerde, V. (2009). Design Research as a Means for Building a
Knowledge Base for Teachers and Teaching in Mathematics Education. The
Elementary School Journal, 109(5). https://doi.org/10.1086/596999
Godwin,S and Sutherland. 2004. Whole class technologi for learning mathematics:the
case of functional and graphs.Education,Communicatio n and Information,
4(1),132-152