ABSTRAK
Penelitian ini merupakan jenis penelitian design research. Tujuan dari
diadakannya penelitian ini adalah untuk melihat seberapa jauh pemahaman peserta
didik mengenai materi persen dengan menggunakan konteks tempat duduk di
bisokop. Subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah para peserta
didik kelas V SD IBA Palembang dengan berbagai macam kemampuan yang
heterogen. Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis RME. Dari penelitian ini,
didapat bahwa hasilnya menunjukkan bahwa para peserta didik mampu
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi perse dari tipe mudah
hingga susah sekalipun. Sehingga, desain yang digunakan serta konteks
permasalahan tempat duduk di bioskop menggunakan pemodelan matematika
bahasan bar lebih mudah dipahami dalam mengerti konsep materi persen.
Kata kunci: Bar Model, Grid 10 x 10, PMRI, Bioskop
ABSTRACT
This research is a type of research design research. The purpose of holding this
research is to see how far students understand the percent material by using the
context of seating in the cinema. The research subjects taken in this study were the
fifth grade students of SD IBA Palembang with various heterogeneous abilities.
This study uses an RME type approach. From this study, it was found that the
results showed that students were able to solve problems related to the material,
even though they were easy to difficult. So, the design used and the context of the
problem of seating in the cinema using mathematical modeling, the discussion of
bars is easier to understand in understanding the concept of the percent material.
Keywords: Bar Model, 10 x 10 Grid, PMRI, Cinema
1. Pendahuluan
1
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
2
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
didik. Penggunaan model bar sendiri dapat dengan mudah dijadikan acuan saat
memperkirakan persen yang ada, khususnya pada kasus yang berkaitan dengan
angka yang perlu dialihkan kepada bentuk persen. Hal ini menjadi salah satu
kemudahan bagi peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami bahasn
tersebut (Heuvel, 2003).
Dalam mengaitkan materi dengan bahan ajar, guru harus mampu
menyajikan berbagai macam contoh atau kasus yang berkaitan antara kehidupan
nyata dengan materi pelajaran yang akan disampaikan (Jacobsen, 2009).
Penelitian ini menggunakan konteks bioskop dalam memahami materi persen
dengan menggunakan metode penelitian design reserach serta menggunakan
pendekatan RME. Dengan menyediakannya jembatan yang baik antara materi
serta konteks dengan dunia nyata diyakini dapat menjadi tahapan dari formal pada
pembelajaran matematika itu sendiri. Penerapan dan penggunaan RME disini
memiliki tujuan untuk menjadi langlah bagi peserta didik dalam mengembangkan
pengetahuannya. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya,
maka ppenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran
dengan pendekatan RME menggunakan konsep bar dalam membantu peserta
didik mempelajari materi persen pada kelas V.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang dituju pada penelitian ini adalah : Bagaimana lintasan belajar yang
dihasilkan pada desain pembelajaran materi persen dengan menggunakan
pendekatan RME untuk siswa kelas V?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan lintasan belajar
yang dihasilkan pada desain pembelajaran materi persentase dengan
menggunakan pendekatan RME untuk siswa kelas V.
Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan informasi dalam menentukan
alternative pembelajaran materi persentase dengan menggunakan pendekatan
RME untuk siswa kelas V.
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian (penelitian
desain). yaitu mendesain pembelajaran materi persen menggunakan konteks
bioskop. Design research bertujuan untuk mengembangkan Hvpothetical
Learning Trajectory (HLT) dan juga mengembangkan Local Instrucion Theory
(LIT) dengan kerjasama antara peneliti dan guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dalam desain riset terdapat proses siklik (berulang) dalam
melakukan kegiatan pendesainan dan mengujicobakan kegiatan pembelajaran dan
aspek-aspek lainnya. Proses siklik yang terdiri dari pemikiran eksperimen
(eksperimen pikiran) dan pembelajaran eksperimen (eksperimen instruksi) yang
terjadi secara berulang sampai ditemukannya sebuah lintasan belajar yang
merupakan hasil revisi dari pembelajaran yang diujicobakan.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tes berupa pretest
dan posttest, wawancara secara lisan, dan dokumentasi berupa hasil aktifitas
belajar, hasil belajar siswa, foto dan rekaman video. Instrumen pengumpul data
3
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
termasuk soal pretest dan posttest, lembar observasi, wawancara terbaru, lembar
aktifitas siswa, foto dan rekaman video.
Pada penelitian ini, data analisis menggunakan perbandingan antara hasil
pengamatan saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas dengan
menggunakan dugaan lintasan belajar (Hypothetical Learning Trajectory) yang
telah didesain pada tahapan preliminary design. Dugaan lintasan belajar dalam
analisis retrospektif yang telah didesain lalu dibandingkan hasilnya pada saat
proses belajar mengajar bagim peserta didik sehingga dapat dilakukan analisis
menenai bagaimana peserta didik mendapatkan konsep dasar persen yang
ditimbulkan oleh pembelajaran menggunakan pendekatan RME dan konteks
permainan bioskop. Validitas hasil penelitian akan mengacu pada dugaan lintasan
belajar (Hypothetical Learning Trajectory) yang telah disusun dan rekam jejak
(trackbility) selunuh proses pembelajaran selama penelitian berlangsung.
Kemudian pada tahapan reabilitas hasil penelitian menggunakan dua cara
diantaranya yaitu (1) Triangulasi Data yang merupakan suatu teknik agar dapat
melihat kaitan yang didapat dari sumber data berupa analisis di lapangan, lembar
observasi serta video rekaman mengenai rancangan dari lintasan belajar yang
dijadikan panduan utama dalam melaksanakan desain aktivitas instruksional
(Bakker, 2004); serta (2) Interpretasi Silang, menggunakan pertimbangan dari ahli
dalam memberikan masukan terhadap data yang didapat seperti rekaman video.
Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mengurangi akan adanya penilaian serta
subjektif bagi peneliti saat menginterpretasikan data hasil penelitian yang telah
diperoleh saat terjun lapangan.
4
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
GAMBAR 1 HLT
Authors. (2019). Judul……… JPMR 4 (2)
5
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
GAMBAR 2 ICEBERG
6
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 1 masih terlihat bahwa siswa dapat mengerjakan soal dengan baik,
walaupun dalam hal ini penulisan S masih belum sesuai dengan kategori
penulisan pecahan yang benar.
Gambar 2 menjelaskan bahwa soal no. 2 tidak dapat dikerjakan S. dan hasil yang
didapat juga tidak sesuai. Dalam hal ini, juga menjelaskan bahwa S belum benar-
benar bisa menghitung perkalian dan persen dengan baik. Dari soal no. 3 dapat
dikatakan bahwa S bisa mengerjakannya, walaupun untuk soal ini S masih dibantu
dan digiring agar mendapatkan hasil seperti gambar tersebut.
Berdasarkan hasil penyelesaian dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
kemampuan rendah masih belum dapat memahami konsep persen dan
menghitungnya dengan baik.
b. Siswa Kemampuan Sedang (T)
Saat mengerjakan soal pre-test yang diberikan, T mengerti beberapa soal
yang diberikan dan mengerti konsep dari persentase tersendiri yaitu per seratus.
Pada setiap bagian di soal, T terkadang bertanya kepada peneliti. Namun T
terkesan lambat dalam pemberian jawaban saat ditanya oleh peneliti.
7
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
Gambar 2 Gambar 3
Gambar 4
Gambar 2 menunjukkan soal yang dapat dikerjakan siswa R dengan lancar
tanpa menggunakan langkah-langkah penyelesaian. Soal lain juga dikerjakan
dengan cepat dan benar. Saat ditanyakan bagaimana langkah – langkah
penyelesaiannya, siswa R dapat menjawab dengan baik
Gambar 3 menunjukkan soal yang dapat dikerjakan siswa R dengan
operasi hitung. Siswa R dapat menjelaskan langkah penyelesaian, namun tidak
dituliskan di kertas. Siswa R dapat dengan mudah menggunakan cara mencongak
saat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan.
Gambar 4 menunjukkan soal yang dapat dikerjakan siswa R dengan
memahami maksud soal terlebih dahulu, lalu dapat menyimpulkan langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan penyelesaian. Namun siswa R
hanya dapat menjelaskan langkah-langkah penyelesaian, dan saat diminta untuk
menuliskan apa yang telah dijelaskan siswa R terlihat bingung harus mulai dari
mana menuliskannya. Sehingga siswa R hanya menuliskan hasil akhir dari soal
nomor 3. Berdasarkan hasil penjelasan yang didapat bahwa siswa dengan
kemampuan tinggi dapat memahami konsep persen namun masih belum dapat
menuliskan langkah-langkah penyelesaian secara bertahap.
Setelah melakukan tahapan uji coba one to one kepada peserta didik, maka
tahapan selanjutnya ada revisi dan mengembangkan ulang mengenai desain
8
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
pembelajaran yang akan digunakan seperti LAS, Iceberg dan HLT untuk tahapan
pada. Sehingga dihasilkanlah produk prototype 2. Selanjutnya baru dilakukan uji
coba terhadap small group pada tahapan pilot experiment.
Pada uji coba kelompok kecil, peneliti mengambil peserta didik dari SD IBA
Palembang. Peneliti mengambil satu kelompok diantaranya yang mana satu
kelompok terdiri dari peserta didik yang terdiri dari kelas V. Berdasarkan hasil
dari data penelitian pada wawancara langsung kepada kelompok kecil didapatkan
bahwa desain sudah praktis pada tahapan uji coba kelompok kecil.
Ketika peneliti sedang mengambil data pada kegiatan uji coba kelompok
kecil, peneliti melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan
pelaksanaan uji coba kelompok kecil tersebut dibarengi dengan satu observer
lainnya untuk melihat aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh para peserta
didik dilihat sesuai dengan indikator observas yang telah dirancang peneliti
sebelumnya. Pada tahapan ini, didapat bahwa desain bahan ajar yang telah dibuat
tersebut termasuk ke dalam kriteria praktis.
Selanjutnya dalam penelitian ini diperlukan seorang guru sebagai observer
dan seorang lainnya sebagai perekam video selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran dimulai dengan menuntun siswa pada konteks bioskop, siswa
dibentuk dalam kelompok masing-masing 3 orang, selanjutnya siswa mengerjakan
LAS dan berdiskusi bersama kelompoknya. Selama proses diskusi berlangsung,
guru bertugas untuk mendorong munculnya karakteristik-karakteristik pendekatan
PMRI dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan dugaan yang telah dibuat
sebelumnya dalam HLT. Pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi jawaban
dari perwakilan kelompok yang tepat (atau belum tepat), dan berdiskusi bersama.
Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
Saat pembelajaran di kelas, siswa dapat dibimbing sampai kepada
pemahaman mengenai materi persen itu sendiri. Siswa juga dapat menuliskan
kembali rumus persen serta mengubah desimal ke persen atau pecahan ke persen.
Tetapi siswa dipastikan tidak dapat menyusun sendiri urutan dari bilangan desimal
serta pecahan apabila tidak diurutkan ke dalam bentuk persen dalam pikiran
siswa, kecuali siswa telah membaca dan mempersiapkan diri sebelumnya dengan
membaca dari sumber seperti buku teks atau lewat internet. Pada akhir LAS
terdapat kesimpulan, di dalamnya guru telah menuliskan penamaan serta materi
akhir dari materi persentase tersebut.
Dalam proses small group berlangsung, peneliti telah memberikan pertanyaan
pengarah, bahwa dalam mengubah menjadi persen harus dibagi dengan 100.
Siswa diminta untuk tidak langsung menghitung hasil penyelesaian soal tersebut.
Setiap kali selesai pertemuan, dari yang pertama hingga yang kesepuluh, guru
mengolah hasil pekerjaan siswa dan mendengarkan rekaman diskusi siswa dalam
kelompok, bila ada beberapa hal yang perlu ditanyakan maka guru akan
melakukan wawancara untuk memastikan dugaannya. Lalu menuliskan data
tersebut untuk dimasukkan dalam tahap analisis.
9
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
10
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
Daftar Pustaka
Agusta, V., Devianto, D., dan Yozza, H. (2010). Hubungan Antara Konvergen
Hampir Pasti, Konvergen dalam Peluang, dan Konvergen dalam Sebaran.
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2, 10-16.
Freudhental, H. (1991). Revisiting Mathematics Education. China Lectures.
Dordrecht: Kluwer.
Hadi, S. (2017). Pendidkan matematika realistik:Teori, pengembangan dan
implementasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Johar, R., Zubaidah, T., Mariana, N. (2016). Upaya guru mengembangkan
karakter siswa melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan
realistic pada materi perkalian. Jurnal Pendidikan Matematika Sriwijaya.
10(1) : 96-113
Khuriyati, L. (2015). Desain pembelajaran Operasi Pecahan Menggunakan Kertas
Berpetak di Kelas IV
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (2001). Adding it up: Helping children
learn mathematics. Washington, DC: National Academy Press.
Lange, J. de. (1996). Using and Applying Mathematics in Education. In. A.J.
Debnath, & K. Basu. (2010). “A Short History of Probability Theory And its
Applications”, International Journal of Mathematics Education, Vol 46.
1-22.
Mulligan, J., and Mitchelmore, M. (2009). Awareness of Pattern and Structure in
Early Mathematical Development. Mathematics Education Research
Journal, Vol. 21 No.02, 33-49.
Nieveen, N., McKenney, S. and van den Akker, J. (2006). Educational Design
Research: the Value of Variety. In J. Van den Akker, K. Gravemeijer, S.
McKenney, & N. Nieveen, Educational Design Research
Ngilawajan, Darma Andreas. (2019). Kajian Nilai Peluang dalam Pemainan Gici-
Gici Sorong. Barekeng (Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan). Vol. 13 No.
2. 113-124.
Nuaraini, L., Sujadi & S. Subanti. (2016). “Penalaran Aljabar Siswa Kelas VII
SMP Negeri Margoyoso Kabupaten Pati dalam Pemecahan Masalah
Matematika” dalam Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 4
No.6.
11
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
12
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia
Vol. 04 No. 02, Desember 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
13