Anda di halaman 1dari 2

MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI MASA PANDEMI

COVID-19

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dimulai di Wuhan China pada


Desember 2019 kemudian Januari 2020 World Health Organization (WHO)
mengumumkan bahwa wabah ini merupakan masalah kesehatan internasional
yang darurat dan membutuhkan penanganan yang serius. Komite internasional
bidang taksonomi virus pada bulan Februari 2020 mengumumkan ke publik nama
virus penyebab COVID-19 ini adalah Severe Acute Respiratory
Syndrome CoronaVirus 2 (SARS-CoV 2). WHO menyatakan COVID-19
sebagai wabah pandemi pada Maret 2020. Dampak dari pandemi COVID-19 ini
telah memengaruhi berbagai bidang pada seluruh sektor secara global maupun
nasional, baik bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan kesehatan. Gigi dan mulut
yang sehat atau tanpa keluhan memegang peranan yang penting pada aktivitas
sehari-hari seseorang di masa pandemi ini.

Kesehatan gigi dan mulut dapat merefleksikan kesehatan tubuh secara


keseluruhan. Gangguan pada kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak negatif
pada kehidupan sehari-hari, di antaranya menurunnya kesehatan secara umum,
menurunkan tingkat kepercayaan diri, dan mengganggu performa dan kehadiran
di sekolah atau tempat kerja. Penyebaran SARS-CoV2 ini dari manusia ke
manusia melalui dua jalur transmisi yaitu melalui aerosol dan droplet pada saat
batuk, bersin maupun berbicara. Layanan kesehatan gigi dan mulut berpotensi
tinggi menularkan virus SARS-CoV-2 atau lebih dikenal dengan corona.
Pasalnya, penularan virus tersebut bisa melalui aerosol dan droplet, dimana cairan
ini bisa saja tersembur di tengah proses pemeriksaan yang kemudian menempel di
peralatan yang digunakan untuk memeriksa gigi.

Dengan rutin menjaga kesehatan gigi dan mulut, kita dapat terhindar dari
masalah gigi sehingga dapat mengikuti anjuran dan himbauan pemerintah untuk
tetap di rumah. Sementara itu, tidak rajinnya menjaga kesehatan dan kebersihan
gigi dan mulut dapat menyebabkan berbagai permasalahan pada gigi seperti gusi
bengkak, gusi mudah berdarah saat menyikat gigi dan munculnya tartar yang
menunjukkan terjadinya pengerasan plak dan gigi berlubang(karies). Jika
dibiarkan atau tidak dilakukan perawatan, infeksi yang terjadi pada rongga mulut
bukan tidak mungkin akan dapat menyebabkan penyakit lanjutan lain. Selain itu,
kondisi mulut yang tidak sehat dan tidak baik dapat meningkatkan 2 sampai 10
kali lipat masuknya bakteri ke dalam aliran darah.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk merawat kesehatan mulut dan
mencegah terjadinya penyakit gusi adalah dengan menyikat gigi minimal dua kali
sehari secara rutin. Namun, pada kenyatannya sikat gigi tidak dapat menjangkau
seluruh bagian rongga mulut dan hanya mampu membersihkan 30-53% plak pada
gigi. Selain menyikat gigi, flossing juga merupakan salah satu bagian penting dari
rangkaian perawatan mulut. Akan tetapi, flossing hanya dapat menjangkau
permukaan gigi yang dapat terlihat saja. Oleh karena itu, penting untuk
menambahkan tahapan berkumur menjadi rangkaian dari perawatan mulut secara
menyeluruh. Berkumur dapat membantu melawan dan melenyapkan sisa-sisa
bakteri yang bersarang di mulut, terutama di gigi dan gusi. Berkumur juga dapat
melindungi area mulut selama 12 jam.

Anda mungkin juga menyukai