Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH:
KARMILAH
NIM : 2002031842

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penyusunan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Kesehatan
Lingkungan”. Penulisan Laporan Pendahuluan ini sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas pada Program Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.Laporan
Pendahuluan ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Budi Utomo, Amd.Kep,. M.Kes, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Lamongan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.
2. …………………., selaku Ketua Program Studi Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan yang telah
bersedia memberi arahan, perhatian, memberikan fasilitas dan motivasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
3. ……………………, selaku Dosen Penanggung Jawab Profesi Ners Stase
Komunitas yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan
penguatan dalam mengerjakan makalah ini.
4. …………………………………, selaku Dosen Pembimbing Profesi Ners
Stase Komunitas yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan,
dan penguatan dalam mengerjakan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini. Besar
harapan penulis semoga Laporan Pendahuluan ini dapat membawa manfaat.

Lamongan, 23 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

LAPORAN PENDAHULUAN.................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

BAB 1 .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................2

BAB 2 .............................................................................................................3
2.1 Konsep Teori Keperawatan Komunitas................................................3
2.1.1 Teori Community as Patner......................................................3
2.1.2 Peran Perawat Komunitas........................................................6
2.2 Konsep Masalah....................................................................................9
2.3 Analisis Jurnal.....................................................................................11
2.3.2 Pencarian Literatur.................................................................11
2.3.2 Ringkasa Isi Jurnal terkait Keefektifan Intervensi.................12

BAB 3 ...........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas merupakan suatu kelompok yang terdiri dari berbagai macam
lingkungan yang memiliki visi misi yang sama. Menurut Kertajaya, H (2010),
komunitas adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa peduli satu sama
lain lebih dari yang seharusnya. Dapat diartikan bahwa komunitas adalah
kelompok orang yang saling mendukung dan saling membantu antara satu
sama lain. Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi social yang cukup
intensif dan teraratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat
pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu. Komunitas juga suatu
sistem sosial yang meliputi sejumlah struktur social yang tidak terlembagakan
dalam bentuk kelompok atau organisasi dalam pemenuhannya melalui
hubungan kerjasama struktural, komunitas dapat berdiri sendiri dalam
hubungannya dengan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
sosial yang lebih besar. Tujuan yang ingin dicapai merupakan latar belakang
dari komunitas tersebut.,
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Kesehatan Nasional
(SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan
partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan.
Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu
pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga
dan lingkungan.
Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

1
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan derajat masyarakat yang optimal
sehat secara fisik, mental, sosial, dan spiritual. Pembangunan kesehatan ini
dapat diwujudkan dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, baik pelayanan yang berbentuk kuratif, rehabilitatif, preventatif,
maupun promotif.
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dalam
seluruh proses perubahan sejak pengenalan masalah sampai penanggulangan
masalah yang melibatkan individu, keluarga, kelompok, masyarakat dengan
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, hendaknya perlu dilibatkan
secara lebih aktif dalam upaya meningkatkan status kesehatan.
Dalam rangka ikut mensukseskan upaya peningkatan kesehatan
masyarakat di Dusun Pesuruhan, maka mahasiswa profesi ners Universitas
Muhammadiyah Lamongan melakukan pengabdian pada masyarakat dalam
bidang kesehatan dengan mengupayakan sumber daya yang telah ada.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan teori pada situasi nyata dalam kegiatan
pengabdian masyarakat sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman
memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data di Dusun Pesuruhan.
b. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan di Dusun Pesuruhan.
c. Mampu memprioritaskan masalah kesehatan di Dusun Pesuruhan.
d. Mampu menyelesaikan masalah kesehatan di Dusun Pesuruhan.
e. Mampu mengevaluasi masalah kesehatan di Dusun Pesuruhan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori Keperawatan Komunitas


2.1.1 Teori Community as Partner
Model community as partner (Anderson & McFarlane, 2011)
didasarkan pada model yang dikembangkan oleh Neuman dengan
menggunakan pendekatan manusia secara utuh dalam melihat masalah
pasien. Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan
McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
keperawatan. Model tersebut dinamakan model “community as
partner” untuk menekankan filosofi dasar dari perawatan kesehatan
masyarakat. Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan
dapat memberikan sebuah kerangka kerja bagi model community as
partner yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah
populasi atau sebuah agregat. Setiap orang dalam sebuah
komunitas yang didefinisikan (populasi total) atau agregat (lansia,
dewasa, remaja, anak, perawat) mencerminkan individu.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai komunitas seperti jaringan
masyarakat dan sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam
komunitas dapat terjadi dimana masyarakat tinggal, pekerjaan,
suku bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain yang umumnya
dimiliki masyarakat.
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan
sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah
konsep positif yang menekankan pada sumber sosial dan personal
sebagai kemampuan fisik.

3
4. Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain,
merupakan upaya pencegahan (prevention). Keperawatan terdiri
dari pencegahan primer yang bertujuan pada menurunkan
kemungkinan yang berhadapan dengan stressor atau memperkuat
bentuk pertahanan, pencegahan sekunder yang dilakukan setelah
sebuah stressor memasuki garis pertahanan dan menyebabkan
sebuah reaksi serta tujuannya adalah pada deteksi dini dalam
mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pencegahan tersier yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mengembalikan status
kesehatan.
Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu
berfokus pada komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan
dalam roda assessment. Fokus sentral tersebut berhubungan dengan
masyarakat pada komunitas sebagai intinya dan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Model tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut ini:

Gambar 2.1. Model Community as Partner (Anderson & McFarlane, 2011).

4
Model community as partner digambarkan dalam gambaran
yang jelas untuk membantu pengguna model dalam memahami
bagian-bagiannya yang akan menjadi pedoman dalam praktik di
komunitas. Anderson dan McFarlane (2011) mengatakan bahwa
dengan menggunakan model community as partner terdapat dua
komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan.
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner
(Anderson & McFarlane, 2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti
dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian
dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri
dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang
membentuk suatu komunitas. Inti meliputi demografi, nilai,
keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota
masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem
komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas
lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi,
dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis
pertahanan yang normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah
dicapai selama ini. Garis normal pertahanan dapat berupa karakteristik
seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas infant yang rendah,
atau tingkat penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga
meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan memecahkan
masalah yang mencerminkan kesehatan komunitas. Fleksibilitas garis
pertahanan digambarkan sebagai sebuah garis putus-putus di sekitar
komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan daerah (zona)
penyangga (buffer) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan
yang dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor.
Respon sementara tersebut mungkin menjadi gerakan lingkungan

5
melawan sebuah stressor lingkungan atau sebuah stressor sosial.
Kedelapan subsistem tersebut dibagi dalam garis terputus untuk
mengingatkan bahwa subsistem tersebut saling mempengaruhi
(Anderson & McFarlane, 2011).
2.1.2 Peran Perawat Komunitas
Menurut (Arsyad, 2013) Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider).
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan
yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah
proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu :
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan
dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk
belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan
strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang
telah didapat.

6
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat
yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien. Tugas perawat sebagai pembela klien adalah
bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat
sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli
gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang

7
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah
mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim
kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak.
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change
Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat
perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney
mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan
klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimibing klien melalui fase-fase ini. Peningkatan dan
perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan

8
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan.
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community
Care Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan
masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan
bagian dari peran perawat komunitas.

2.2 Konsep Masalah


1. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi
yang secara langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi
tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi,
2011).
2. Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan
yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia). Lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2011).
3. Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 2011).
4. Melakukan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika
suatu komunitas:

9
a. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
b. Mencuci tangan pakai sabun.
c. Mengelola air minum dan makanan yang aman.
d. Mengelola sampah dengan benar.
e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu
sebagai berikut:
a. Penyediaan air minum
b. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
c. Pembuangan sampah padat
d. Pengendalian vector
e. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu
g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
k. Perumahan dan pemukiman
l. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
m. Perencanaan daerah dan perkotaan
n. Pencegahan kecelakaan
o. Rekreasi umum dan pariwisata
p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi
(wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk
q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok,

10
yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia,
baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif
(tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini
terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua
kategori (Wawan, 2010), yaitu:
1. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi
kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang
disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan,
2010).

2.3 Analisis Jurnal


2.3.1 Pencarian Literatur
Pencarian literatur menggunakan database google scholar kata kunci
yang yang digunakan “PHBS di Masyarakat, pengetahuan,”. Pencarian
literatur didapatkan jurnal sebagai berikut. Lihat tabel 2.1
Tabel 2.1 Analisis Jurnal
Sampel
Analisa
Desain
No. Judul Variabel Instrumen Hasil
Penelitian dan Teknik
Data
Sampling

1. gambaran PHBS mixed Sampel: gambaran PHBS Kuesioner, Menggunakan SPSS PHBS rumah tangga
rumah tangga oleh methods rumah tangga wawancara dengan uji simple oleh masyarakat
masyarakat Desa masyarakat rt oleh masyarakat &observasi paited t test Desa Jatimulyo
Jatimulyo 11-12 desa Desa Jatimulyo Kabupaten
Kabupaten Jatimulyo Kabupaten Bojonegoro sudah
Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro memenuhi 10
(Rahel Violin, Bojonegoro Indikator rumah ber
2017) PHBS .
Sampling:

total sampling

2.3.2 Ringkasan Isi Jurnal Terkait Keefektifan Intervensi


Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan perbaikan jalan yang rusak
agar diperbaiki secepatnya supaya memudahkan ibu hamil dalam

11
keadaan darurat yang akan melahirkan di pelayanan kesehatan
Pemerintah melakukan kerjasama dengan puskesmas, ponkesdes untuk
membuat program-program yang dapat mendorong masyarakat agar
melaksanakan rumah tangga ber-PHBS seperti program penyuluhan oleh
nakes setiap 2 kali dalam 1 bulan, lomba memasak makanan sehat dan
bergizi.Mengerakan kader jumantik untuk selalu melakukan pemeriksaan
jentik nyamuk Penyuluhan disetiap sekolah untuk pentingnya
mengkonsumsi buah dan sayur,Pemerintah perlu menyediakan tempat
pembuangan sampah sementara di dusun kramanan mengingat tidak
tersedianya tempat sampah di dusun kramanan sehingga seringkali
masyarakat menimbun sampah dan dibakar tanpa memisahkan sampah
basah dan kering.Perlunya Penyediaan tempat cuci tangan di setiap
Sekolah,Masyarakat selalu menutup penampungan air bersih
,Penggunaan alas kaki setiap beraktivitas

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.
Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan
McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Selain itu,
Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan McFlarlane

12
untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan.

3.2 Saran
Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun untuk
penyempurna laporan pendahuluan kami selanjutnya, selain itu penyusun juga
menyarankan kepada rekan-rekan calon perawat dan perawat untuk memahami
pengkajian dan peran perawat dalam komunitas sehingga kita dapat
menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di
tentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. T. and McFarlane, J. (2011). Buku Ajar Keperawatan Komunitas


Teori dan Praktik. 3rd edn. Jakarta: EGC.

Arsyad, S. (2013). Persepsi Masyarakat Tentang Peran Perawat Kesehatan


masyarakat di Puskesmas Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Surabaya.

Efendi. (2011). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kertajaya, H. (2010). Arti Komunitas. Gramedia Pustaka.

Wawan. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, sikap dan perilaku


manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

13
14

Anda mungkin juga menyukai