Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO 2

KENCING TERPUTUS

Tn. N berusia 61 Tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dibagian perut
bawah,nyeri semakin bertambah saat klien buang air kecil.Saat dikaji klien mangatakan
bahwa 2 bulan terakhir klien sering mengalami nokturia perasaan ingin kencing sulit
untuk ditahan.Selain itu klien juga mengeluh saat buang air kecil harus mengejan dan
tidak lancar.Hasil pemeriksaan fisik,TD : 130/90 mmHg, HR : 88x/m,RR : 24x/m,SB :
37,5°C. Perut bagian bawah membesar dan sangat nyeri.

1. KLARIFIKASI ISTILAH PENTING


a) Nyeri berfungsi sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh melalui peringatan ke
otak mengenai adanya jaringan yang mungkin sedangn dalam bahaya. Nyeri sebenarnya
merupakan salah satu signal bagi individu mengenai adanya kerusaakan dalam tubuh
(Hadjam, 2011).
b) Nokturia merupakan gangguan kesehatan manusia berupa keinginan untuk buang air
kecil berulang-ulang ketika tidur. Penderita sering bangun pada malam hari karena ingin
buang air kecil. jika tidak mendapat penanganan yang tepat akan mengakibatkan infeksi
saluran kencing (Manuaba, 2010)

2. KATA / PROBLEM KUNCI


a) Tn. N berusia 61 Tahun
b) nyeri dibagian perut bawah
c) nyeri semakin bertambah saat klien buang air kecil
d) sering mengalami nokturia
e) buang air kecil harus mengejan dan tidak lancar
3. Mind Map
Kencing Terputus

Hyperplasia prostat jinak (BPH), adalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah
pembesaran progresif dari kelenjar prostat, umum untuk berbagai keadaan tumbuh dan
bersifat jinak disebabkan oleh hyperthropi berkembangnya bakteri dalam saluran kemih
beberapa atau semua komponen prostat yang dengan jumlah yang bermakna (Lutter, 2005).
mengakibatkan penyumbatan uretra pars Infeksi saluran kemih merupakan salah satu
prostatika (arif mutakin & kumala sari, 2011) penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik
umum, walaupun bermacam-macam antimikroba
Tanda dan gejala:
sudah tersedia luas di pasaran (Sukandar, 2014).
Nokturia, frekuansi berkemih mengingkat, Urine
sulit keluar di awal buang air kecil, perlu Tanda dan gejala:
mengejan saat buang air kecil, aliran urine Sakit di perut dan panggul, demam, nyeri saat
lemah atau tersendat-sendat, buang air kecil buang air kecil, kencing terasa tidak tuntas,
terasa tidak tuntas. muncul darah dalam urine

LEMBAR CHECKLIST
Manifestasi Klinis

Nyeri Perut Frekuensi BAK Aliran urin


Diagnosa Medik Terjadi
Bagian Nokturia berkemih terasa tidak tidak
Pada Pria
Bawah meningkat tuntas lancar

BPH √ √ √ √ √ √

ISK √ √ - √ √ -
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

a) mengapa terjadi nyeri perut pada pasien bph?


b) kenapa pasien bph mengalami nokturia?

5. JAWABAN PERTANYAAN

a) Patofisiologi benign prostatic hyperplasia disebabkan karena beberapa faktor, yaitu


faktor usia dan hormonal. Seiring bertambahnya usia, kelenjar prostat akan mengalami
pembesaran. Pembesaran prostat ini dipengaruhi oleh hormon androgen, terutama
dihidrotestosteron dan testosteron. Kadar testosteron dalam kelenjar prostat mengalami
penurunan seiring dengan bertambahnya usia, hal ini disebabkan karena adanya isoenzim
alfa-5-reduktase mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT). Penurunan
kadar testosteron ini kemudian akan mengakibatkan ketidakseimbangan hormon
androgen, sehingga terjadi peningkatan rasio esterogen/androgen dalam serum serta
jaringan prostat, terutama pada stroma. DHT juga akan berikatan dengan reseptor
androgen pada nukleus sel, sehingga dapat menyebabkan hiperplasia.
Obstruksi pada saluran kemih akan membuat tekanan intravesika meningkat, sehingga
buli-buli harus berkontraksi lebih untuk melawan kenaikan tekanan tersebut setiap kali
miksi. Kontraksi berlebih ini lama-lama dapat menyebabkan hipertrofi otot detrusor,
trabekulasi, terbentuknya divertikula, sakula, ataupun selula pada buli-buli. Fase di mana
hipertrofi otot detrusor ini terjadi disebut dengan fase kompensasi dinding otot. Bila
keadaan ini berlangsung secara kronis, otot detrusor akan mengalami dekompensasi dan
tidak mampu lagi untuk berkontraksi, sehingga menyebabkan retensi urin dalam vesika
urinaria yang dapat menjadi infeksi ataupun batu. Tekanan tinggi yang terus menerus ini
juga menyebabkan terjadinya aliran balik urin dari buli-buli ke ureter, sehingga
menyebabkan hidroureter ataupun hidronefrosis. Perubahan-perubahan struktur ini akan
menyebabkan terbentuknya gejala LUTS, baik obstruktif ataupun iritatif.
b) Nokturia adalah istilah medis untuk buang air kecil berlebih pada malam hari. Saat tidur,
tubuh pengidap menghasilkan lebih sedikit urine yang lebih kental. Hal ini berarti orang-
orang yang sehat tidak perlu bangun tengah malam untuk buang air kecil, dan dapat tidur
selama 6–8 jam tanpa diganggu rasa ingin buang air kecil. Kebanyakan orang dapat tidur
enam hingga delapan jam istirahat penuh tanpa perlu buang air kecil. Namun, gangguan
buang air kecil di malam hari ini dapat menyebabkan pengidap bangun beberapa kali di
malam hari. Dalam kondisi parah, kondisi ini dapat menyebabkan pengidapnya bangun
lima hingga enam kali di malam hari.

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

Setelah pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan telah mampu menjelaskan tentang apa
itu Hyperplasia prostat jinak (BPH), dan melakukan asuhan keperawatan dengan pasien
BPH. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya mengetahui penatalaksanaan pada penderita BPH.

7. INFORMASI TAMBAHAN

PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN


TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH DI RUANG
TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

8. KLARIFIKASI INFORMASI

Tindakan pre operasi menjadi penyebab pasien menghadapi berbagai stressor yang
menyebabkan kecemasan, menurut Capernito (2002) menyatakan bahwa 90 % pasien pre
operasi berpotensi mengalami kecemasan. Menurut Yulanda dan Efendi (2008) menyebutkan
bahwa 91,43 % pasien mengalami kecemasan. Penelitian yang dilakukan Aprianto (2013)
menunjukan semua pasien pre operasi mengalami kecemasan, penelitian pada 3 60 responden
menunjukan 3 orang (5,0%) cemas ringan, cemas sedang 28 orang (46,7%), dan cemas berat
29 orang (48,3%). Oleh karena itu diperlukan interfensi keperawatan mandiri guna
menurunkan kecemasan.

Penelitian yang dilakukan oleh Niken Adi Puspita, Yunie Armiyati, Syamsul Arif (2014)
tentang Efektifitas waktu penerapan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
kecemasan pada pasien pre operasi bedah mayor abdomen di RSUD Tugurejo memperoleh
hasil bahwa penerapan waktu pemberian tehnik nafas dalam 1 jam sebelum masuk ruang
operasi lebih efektif menurunkan kecemasan dibanding 4 jam sebelum masuk ruang operasi.
Penelitian yang dilakukan oleh P omarida Simbolon (2015) tentang pengaruh terapi musik
terhadap tingakat kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat bedah RS Santa Elisabet
Medan tahun 2015 diperoleh hasil terjadi penurunan setelah dilakukan terapi musik, dari 20
responden sebelum diterapi 13 orang mengalami kecemasan berat, 7 orang mengalami
kecemasan sedang, setelah diterapi Musik dari 20 responden 18 orang mengalami kecemasan
sedang dan 2 orang mengalami kecemasan ringan. Penelitian yang 4 dilakukan oleh Savitri W,
Fidayanti N, Subiyanto P (2016) tentang pengaruh pemberian terapi musik terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi di Bangsal Bedah Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati
Bantul, didapatkan hasil adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingak kecemasan pasien
pre operasi (t=3,373, df=48, p<0.05). demikian juga dengan penggunaan terapi musik dalam
penanganan kecemasan juga belum dilakukan secara optimal.

9. ANALISIS DAN SINTESIS INFORMASI

Berdasarkan skenario di atas yaitu Tn. N berusia 61 Tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan nyeri dibagian perut bawah,nyeri semakin bertambah saat klien buang air kecil.Saat
dikaji klien mangatakan bahwa 2 bulan terakhir klien sering mengalami nokturia perasaan
ingin kencing sulit untuk ditahan.Selain itu klien juga mengeluh saat buang air kecil harus
mengejan dan tidak lancar.Hasil pemeriksaan fisik,TD : 130/90 mmHg, HR : 88x/m,RR :
24x/m,SB : 37,5°C. Perut bagian bawah membesar dan sangat nyeri. Sesuai hasil diskusi
kelompok, kami sepakat mengangkat diagnosa BPH.

Anda mungkin juga menyukai