Anda di halaman 1dari 12

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

“PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Malan Lubis, M. Hum. pps

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

NAFISAH (5193344013)

SINDIY FORTUNA ANUARDI (51293344027)

DELVI NATALIA BR GINTING (5192444007)

GITHA YANTI A MATONDANG (5193144008)

OLIVIA DWI VICTORYA GEA (5192444001)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA RIAS

REGULER A/2019

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................    i


DAFTAR ISI ..................................................................................................   ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................  iii
BAB I   PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG ..............................................................   1
1.2    RUMUSAN MASALAH ..........................................................   1
1.3    MAKSUD DAN TUJUAN .......................................................   1
BAB II   PEMBAHASAN
2.1 FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA ......   2
2.2 EKSISTENSI BAHASA INDONESIA ....................................   8
BAB III   PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ..........................................................................  11
3.2 SARAN .......................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul
"Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia".
Adapun makalah ilmiah tentang "Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia" ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak,
sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang "Kedudukan dan
Fungsi Bahasa Indonesia" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan
makalah ini nantinya.

Medan, Oktober 2020

                                                                                               Peulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara
terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan
status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang di
dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status. Bahasa tidak dapat ditinggalkan, ia selalu
mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun
anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’
secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu.
Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang
bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan
nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat
dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.

1.2  Perumusan Masalah
a.       Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional?
b.      Apakah Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Secara Khusus?
c.       Bagaimana Eksistensi Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi?
d.      Bagaimana Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi?

1.3  Maksud dan Tujuan


a.       Mengetahui Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional.
b.      Mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Secara Khusus.
c.       Mengetahui Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi.
d.      Mengetahui Eksistensi Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Fungsi Dan Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional


Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia mempunyai
bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di tengah jalan.
Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. (Untuk
meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi Sejarah Perkembangan
Bahasa Indonesia.) Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara,
dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo
dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inpirasi persatuan
pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya berbunyi:

Kami poetera dan poeteri Indonesia


mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca: sosiolog)
adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar biasa. Sebab di
negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat hal yang sama
selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-sini. Oleh pemuda
kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah
mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi kepada
mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu
dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu terjadi sudah
berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat kita
sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah
menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat
perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah
tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan
mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan
dan tetap berkembang.Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-
pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur, sistem, maupun
kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan
jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih
bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat
dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah,
bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.

2.1.1 Fungsi Bahasa Indonesia


Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan secara khusus.

a.      Fungsi bahasa secara umum.


Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1.      Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita
untuk mengekspresikan diri, yaitu:
a)      Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
b)      Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2.      Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan
perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para
pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang.
Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk
sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia
memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat atau media
bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal
dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan
bunyi seperti tanda lalu lintas atau sirene setelah itu diterjemahkan kedalam
bahasa manusia.
3.      Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih
bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.
Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara
dengan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara
dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu
bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri
dengan bangsa.
4.      Sebagai alat kontrol sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.
Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya
buku-buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta
iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa
sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai
alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meredakan rasa marah kita.

b.      Fungsi bahasa secara khusus:


Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1.       Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan
komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung
dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2.      Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui
media seni, seperti syair, puisi, prosa dan lain-lain. Terkadang bahasa yang
digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam
hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa
mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3.      Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa
atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin
atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar
memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.
Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri
melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4.      Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta
akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka
manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan
selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat
mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu
sendiri.

2.1.2 Kedudukan Bahasa Indonesia


Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan
Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal
25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a.      Lambang kebanggaan nasional.
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan
nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia,
harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita
harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
b.      Lambang identitas nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui
identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai
bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita
tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak
menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c.       Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam
latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan
bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa
Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka
tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku
lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan
bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih
tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa
daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah
diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
d.      Alat penghubung antar budaya antar daerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk
segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang
berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,
dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi
antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan
seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan
pembangunan akan cepat tercapai.

2.2  Eksistensi Bahasa Indonesia


Eksistensi Bahasa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa
Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi
yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan
berbahasa nasional,pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa
Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini,
peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.

2.3  Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi


Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih
menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah
pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996),
globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan udara,
semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke berbagai negara.
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat,
perkembangan di luar negeripun sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan
setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian
Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat setelah terbentuk
Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999.
Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang
dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang bahasa
Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak,
termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua,
yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantangan internal berupa pengaruh
negatif bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur
kalimat. Tantangan eksternal datang dari pengaruh negatif bahasa asing (terutama
bahasa Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah dan
penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.
Mencermati berbagai peluang dan tantang tersebut, memunculkan serangkaian
pertanyaan berikut.
1)      Mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah arus tarik-
menarik dari dua tantangan tersebut?
2)      Apakah peluang-peluang yang mendukung pembinaan bahasa Indonesia dalam
mempertahankan jati diri bahasa Indonesia?
3)      Apa saja tantangan-tantangan masa depan terhadap perkembangan bahasa Indonesia
dalam arus tarik-menarik tersebut?
4)      Bagaimana upaya penanggulangan terhadap tantangan-tantangan tersebut?
Berbagai fenomena dan kenyataan itu akan semakin mendukung ke arah
terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi dan
lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan
jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini,
marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih
disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa
asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak
kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap
sebagai kosakata bahasa Melayu atau Indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan fungsi
yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya sebagai lambang
kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat
yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat penghubung
antarbudaya antar daerah.
Setelah mengetahui kedudukan dan fungsinya, pertanyaan kita selanjutnya
mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus arus
Globalisasi? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang
bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu
bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah
lainnya di Nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil
serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu atau
Indonesia.

3.2 Saran
1.     Sebaiknya kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sesuai
dengan pemakaiannya
2.     Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi
3.     Dan kita juga harus bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. 
DAFTAR PUSTAKA

1.      Moulina Bella. Makalah Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa


Nasional.
http://gogreenbella.wordpress.com/2012/04/30/tantangan-berbahasa-indonesia-di-masa-
kini/
2.       Zulfadli Mauludi. Makalah Fungsi dan Kedudukan Bahasa.
http://misterpanjoel.blogspot.com/2012/11/makalah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa.html
3.       Anonim. Bahasa Indonesia: Tantangan dan Peluang pada Era
Globalisasi. http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-tantangan-dan-
peluang-pada-era-globalisasi/
4.       Anonim. Artikel Peranan Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi.
http://all-be-on.blogspot.com/2012/11/artikel-peranan-bahasa-indonesia-dalam.html
5.       Muslich, Mansur. (2007).
http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
6.       Putri, Rahma E. (2010).
http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai