Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan hubungan berbicara dengan menyimak

Jawab :

Hubungan berbicara dengan menyimak menurut Brooks dalam Tarigan (1994:3),


berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang bersifat
langsung. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi,
keduanya saling bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorang pun
yang mendengarkan, dan meskipun mungkin kita dapat menyimak nyanyian atau doa,
komunikasi yang diucapkan merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak dan
berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan penyandian
dan penyandian kembali simbol – simbol lisan. Pada dasarnya bahasa yang digunakan
dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak – anak
tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba
menirukan hal – hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini mengharuskan orang tua
dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak – anak tidak menirukan
pembicaraan yang memalukan atau tidak benar (Ross dan Roe, 1990: 11).

Dawson dalam Tarigan (1994:3) menjelaskan hubungan antara berbicara dan


menyimak, seperti berikut ini :

1) Ujaran biasanya dipelajari melalui proses mendengarkan dan proses meniru.


2) Ujaran seseorang mencerminkan pemakaian bahasa di lingkungan keluarga dan
masyarakat tempatnya hidup, misalnya dalam penggunaan intonasi, kosakata, dan
pola-pola kalimat.
3) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan berarti
pula membantu meningkatkan kualitas berbicara.
4) Bunyi suara yang didengar merupakan factor penting yang berpengaruh terhadap
kemampuan berbicara seseorang (terutama anak-anak).
2. Bagaimana pendapat Anda bahwa semakin banyak membaca maka memudahkan kita

mampu menulis

Jawab :

Menurut pendapat saya bahwa semakin banyak membaca maka memudahkan kita
mampu menulis merupakan pernyataan yang benar, karena Membaca dan menulis
merupakan keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau
tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang
ditulis. Keduanya merupakan keterampilan bahasa yang tertulis, dan menggunakan
simbol – simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata – kata yang diucapkan serta
pengalaman dibalik kata – kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan
kata – kata yang dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa
bacaan yang telah dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh
seseorang yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu terjadi karena
untuk menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan pengetahuan yang lebih
mendalam dalam hal penerapan kata tersebut dari pada sekedar memahami ketika
membaca.

3. Mengapa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif

Jawab :

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif karena


Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan
kemampuan yang menuntut adanya kegiatan encoding yaitu kegiatan untuk menghasilkan
atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan. Kegiatan berbahasa yang
produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur,
dalam hal ini penulis.

4. Jelaskan penyebab orang tidak mampu menyimak dengan baik


Jawab :

Penyebab orang tidak mampu menyimak dengan baik antara lain, sebagai berikut:

Faktor internal dapat mempengaruhi proses menyimak yaitu masalah pendengaran,


kelebihan masukan (input), minat pribadi, dan berpikir terlampau cepat. Ketika seseorang
menderita masalah pendengaran atau kerusakan alat pendengaran yang dapat
menghambat masuknya gelombang dalam volume tertentu atau menderita kelainan dalam
menerima frekuensi tertentu, maka proses menyimak akan terganggu. Hilangnya
pendengaran ini tidak hanya merugikan penderita, namun juga bagi orang yang diajak
berbicara, sehingga dapat menghasilkan komunikasi yang tidak efektif. Faktor lain yang
mungkin mempengaruhi proses menyimak adalah adanya keterbatasan diri untuk
menyimak secara serentak semua yang kita dengar atau kelebihan masukan. Banyak
pendengar yang hanya bisa menyimak setengar dari pesan verbal yang dikemukakan
orang lain setiap hari. Maka dari itu pendengar tidak selalu menyimak dengan baik dan
menyimpangkan perhatiannya.Alasan lain kenapa pendengar tidak selalu menyimak
dengan baik adalah karena pendengar sering mengaitkan sesuatu dengan hal-hal yang
bersifat pribadi dan dianggap penting untuk diri sendiri dibandingkan dengan pesan-pesan
yang disampaikan orang lain. Dalam hal ini, menyimak biasanya hanya bersifat basa-basi
atau bersifat pura-pura.

5. Jelaskan pendapat Anda,bahwa berbicara dapat menghibur

Jawab :

Menurut pendapat saya,bahwa berbicara dapat menghibur yaitu berbicara yang


bertujuan menyampaikan keinginan untuk merubah isi hati dan pikiran orang agar
terhibur. Orang sedang sedih, gembira, atau senang adalah ekspresi yang dapat dilihat
dan dikenali ciri-cirinya. Orang yang berhadapan dalam situasi ini memerlukan
rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut berupa informasi pembicaraan yang bersifat
menyenangkan. Kata-kata menghibur tidak hanya diartikan mengandung kelucuan dan
humoristis. Bentuk perhatian dan nasihat juga bisa diartikan menghibur. Berbicara yang
bertujuan untuk menghibur dilandasi keinginan agar lawan bicara senang, gembira tidak
sedih, atau terlepas dari perasaan emosional kesedihan dan beban pikiran.Ilustrasi
pembicaraan yang menghibur dapat dicontohkan ketika seorang penceramah yang
memberikan kesejukan siraman rohani. Seorang sahabat yang memberikan nasihat
kepada temannya, atau seorang pelawak yang mengundang tawa pendengar. Bentuk
berbicara seperti ini hampir ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai