Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“GEJALA DAN TANDA SERANGAN HAMA VERTEBRATA


PADA TANAMAN”

DISUSUN OLEH:

GOLONGAN D2

ASRIZAL ANNAN

NPM. 20025010139

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN


NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit pada tanaman terjadi karena adanya interaksi antara tiga faktor utama.
Yaitu faktor tumbuhan atau inang, faktor organisme pengganggu tumbuhan dan
tentu saja lingkungan sekitar tanaman yang mempengaruhi langsung terhadap
perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya penyakit. Tanaman yang terserang
penyakit dapat dikenali dengan melihat gejalanya. Memperhatikan gejala yang
terjadi pada tanaman secara teliti, tanda-tanda umum dan spesifik dari gejala,
memberitahu kita mengenai penyakit apa yang menyerang pada tanaman kita.
Gejala yang terjadi dapat dijumpai pada bagian daun, akar, batang ataupun buah
tanaman.
Penyakit pada tanaman dari faktor lingkungan sekitar salah satunya adalah
hama vertebrata, hama vertebrata adalah hewan bertulang belakang yang telah
mencapai populasi yang dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomis.
Kelompok hama vertebrata yang menimbulkan kerusakan yang sangat nyata
antara lain : tikus, babi hutan, tupai, burung dan lain-lainnya. Gejala serangan
hama vertebrata ditandai dengan gejala kerusakan fisik dari tanaman,
ditunjukkan adanya bekas gigitan pada bagian tanaman yang diserang. Masing-
masing hama mempunyai karakteristik yang berbeda walaupun sama-sama
tikus. Demikian juga serangan babi hutan yang binatangnya relatif besar, hama
ini biasanya mendongkel ubi-ubian yang terletak di dalam tanah sebelum
memakan ubinya.

1.2 Tujuan
Menganalisa hasil pengamatan tentang gejala dan tanda penyakit pada
tanaman yang disebabkan oleh hama hewan vertebrata.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA

2.1 Penyakit dan Gejala Pada Tanaman


Tanaman yang terserang penyakit dapat dikenali dengan melihat gejalanya.
Memperhatikan gejala yang terjadi pada tanaman secara teliti, tanda-tanda
umum dan spesifik dari gejala, memberitahu kita mengenai penyakit apa yang
menyerang pada tanaman kita. Gejala yang terjadi dapat dijumpai pada bagian
daun, akar, batang ataupun buah tanaman. Dengan penyakit pada tanaman maka
akan dapat diupayakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi
tingkat kerusakan pada tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi.
Tanaman akan mengalami perubahan yang sangat jelas ketika hal ini terjadi,
seperti pada warna daun yang menguning, daun yang layu, pertumbuhan yang
tidak maksimal, kerdil, kualitas pada buah yang menurun, atau akar mudah.
2.2 Hama Vertebrata : Bajing Kelapa (Callosciurus notatus)
Tanaman kelapa merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai peranan
strategis bagi masyarakat di Pulai Kei Besar, terlihat dari perannya sebagai
sumber utama minyak nabati dan sumber pendapatan petani. Pengembangan
kelapa sebagai salah satu komoditas andalan masyarakat di Pulai Kei Besar.
Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kelapa menjadi tujuan utama
petani di Pulai Kei Besar. Pulau Kei Besar adalah salah satu pulau di Kepulauan
Kei, yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Luasnya mencapai 550 km (340
mil). Salah satu kendala utama untuk peningkatan produktivitas yang dihadapi
saat ini adalah ditemukan serangan hama bajing. Serangan hama bajing pada
buah kelapa akan menjadi masalah besar karena dapat menghambat laju
pertumbuhan ekonomi petani setempat. Pendapatan petani jadi menurun yang
akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani kelapa di Pulai Kei
Besar (Kementrian Pertanian, 2018).
2.3 Hama Vertebrata : Tikus (Rattus organtiventur)
Tikus merupakan hama utama jagung penyebab kerusakan dan kehilangan
hasil tanaman jagung di Indonesia. Meskipun penurunan hasil belum pernah
dilaporkan, tetapi luas areal yang dirusak bertambah luas tiap tahunnya. Di
Indonesia luas areal yang dirusak tikus adalah 3.272 ha pada tahun 1987,
kemudian meningkat menjadi 11.091 ha pada tahun 1999. Tanaman jagung yang
terserang tikus biasanya ditanam pada lahan setelah ditanami padi. Tikus
tersebut adalah dari spesies Rattus argaentiventur. (Lukmajaya et al, 2012)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum ini dilakukan di Kec. Sintang Kab. Sintang, pada
tanggal 19 April 2021 pukul 13:00 – 14:00.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1) Kamera / HP untuk memotret gejala dan tanda pada tumbuhan

2) Lembar catatan dan alat tulis

3.2.2 Bahan

Tanaman yang terserang hama, seperti :


1) Kelapa
2) Jagung

3.3 Langkah Kerja


1) Mencari tanaman yang terserang hama yang terdapat disekitar.
2) Mengidentifikasi (duga) OPT tersebut.
3) Mengambil gambar/foto tanaman yang terserang (gejala dan tanda-tanda)
tersebut dan tanaman pada saat ditemukan.
4) Mengamati dan ambil foto jenis-jenis gejala serangan hama dengan
gambar berwarna dari observasi langsung di lapangan tanda- tandanya.
5) Membuat hasil pengamatan dengan keterangan yang singkat dan
dilampirkan bersama gambar atau foto yang dibuat.
6) Melakukan identifikasi serangan hama vertebrata tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Tabel 4.1 Pengamatan Gejala dan Tanda Serangan Hama Vertebrata pada
Tanaman

No Nama Gambar Komoditas Gejala


Hama Serangan
1. Bajing Kelapa Terdapat gejala
Kelapa dari serangan
bajing kelapa
pada tanaman
kelapa berupa
Gambar 1. bekas gigitan di
Hama Bajing Kelapa buah kelapa.
(Callosciurus
notatus) Pada
Tanaman
Kelapa.

Gambar 2.
Gejala Serangan
Bajing Kelapa Pada
Tanaman Kelapa.

2. Tikus Jagung Terdapat gejala


dari serangan
tikus berupa
bekas gigitan
dan sisa
Gambar 3. potongan
Hama Tikus (Rattus tanaman jagung
organtiventur) yang
Pada Tanaman berceceran.
Jagung.
Gambar 4.
Gejala Serangan
Tikus Pada
Tanaman Jagung

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan dilapangan pada tanaman kelapa
ditemukan hama vertebrata bajing kelapa (Callosciurus notatus). Gejala serangan
bajing terdapat lubang, bekas gigitan dan kerusakan pada buah kelapa muda
maupun tua, hal ini sependapat dengan pendapat (Balai Penelitian Tanaman
Palma, 2014) Hama bajing kelapa merupakan hama kebun yang cukup serius
karena hama ini menurunkan produksi dengan cara melubangi dan memakan
buah kelapa yang masih muda maupun yang tua. Selain itu bajing kelapa juga
dapat merusak tajuk. Gejala serangan hama bajing pada buah kelapa tampak
terbentuknya lubang yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah.
Pengendalian hama bajing pada pohon kelapa dapat dilakukan dengan cara
menekan perkembangan bajing, seperti dengan cara (Sanitasi) melakukan
perawatan kebun dengan membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang
bajing kelapa, memanfaatan musuh alami predator bajing (anjing, serigala,
burung hantu, burung elang dan ular),dengan menggunakan alat perangkap,
berburu, gropyokan dan umpan-umpan beracun, dan pengendalian secara kimia
merupakan alternatif terakhir yaitu menggunakan rodentisida dan kemosterilan
sebagai bahan pemandul.
Tikus (Rattus organtiventur) merupakan salah satu masalah hama terbesar
pada tanaman jagung di Indonesia. Gejala dari serangan hama tikus pada jagung
yaitu terdapat bekas gigitan dan sisa-sisa dari bagian tanaman yang telah digigit
oleh tikus.Tongkol yang telah masak susu dimakan oleh tikus sehingga tongkol
menjadi rusak dan mudah terinfeksi jamur (Balai penelitian tanaman serelia,
2018). Pengendalian hama tikus harus memperhatikan bioekologi hewan ini yaitu
dengan cara hayati, sanitasi, mekanis dan kimiawi. Pengendalian hayati
dilakukan dengan memanfaatkan predator seperti kucing, ular, dan burung hantu.
Penggunaan pathogen sebagai agen pengendali tidak dianjurkan karena
berdampak negatif bagi manusia. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan
pembersihan dan penyempitan pematang atau tanggul (LITBANG, 2018).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Bajing merupakan hama yang menyerang tanaman kelapa dengan gejala


serangan berupa bekas gigitan hingga bolong pada buah kelapa.
Pengendaliannya dengan memburu menggunakan predator alami atau
menggunakan jebakan.
2. Tikus merupakan hama yang menyerang tanaman jagung dengan gejala
serangan patah/rusaknya tanaman tdengan bekas gigitan serta sisa-sia tanaman
yang dimakan hama tikus. Pengendaliannya yaitu dengan memenfaatkan
predator alami (kucing, ular, dan burung hantu), serta pembersihan dan
penyempitan pematang atau tanggul tempat biasa tikus membuat sarang.
DAFTAR PUSTAKA

Balai penelitian tanaman serelia. 2018. Mudah Kendalikan Hama Tikus


padaTanaman Jagung. http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/fahami-
bioekologi-untuk-mempermudah-pengendalian-hama-tikus-pada-tanaman-
jagung/ . Terakhir diakses pada 23 April 2021.
Kementerian Pertanian-Direktorat Jenderal Perkebunan. 2018. Waspada Bajing
Loncat (Callosciurus notatus) Kelapa di Pulau Kei Besar.
http://balaiambon.ditjenbun.pertanian.go.id/web/page/title/245/waspada-
bajing-loncat-callosciurus-notatus-kelapa-di-pulau-kei-besar. Terakhir
diakses pada 22 April 2021.
Kementrian Pertanian Badan Litbang Pertanian. 2018. Mengendalikan Hama Tikus
Pada Tanaman Jagung. https://www.litbang.pertanian.go.id/info-
teknologi/3299/. Terakhir diakses pada 22 April 2021.
Lukmanjaya, Gangsar, Fitri D. K., Heni S. 2012. “Brotokol” Pengusir Hama Tikus
Ramah Lingkungan Penopang Pertanian. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. 2 (1) :
49-55.
Simbolon, M. S., Suzanna F.S., Mukhtar I. P. 2017. Pengaruh Kulit Buah Jengkol
(Phitecellobium lobatum (Jack) Prain) Terhadap Tingkat Konsumsi Makan
Tikus Sawah (Rattus argentiventer (Rob & Kloss) di Laboratorium. Jurnal
Agroekoteknologi FP USU. 5 (2) : 444-453.

Anda mungkin juga menyukai