Abstract
The theme of the article is a business based on the principles of Islamic economics. The research objective is: to
see productive zakat management mechanism at the Badan Amil Zakat Nasional Tanah Datar. The benefits
of research are: to develop strategies in collecting funds and distributing zakat. This study used descriptive
qualitative approach. Under the management of zakat institution established by the state will be much
more effective execution of the function and its impact in building the welfare of the people. One of zakat
management institutions in Indonesia is BAZNAS Tanah Datar. Zakat productive is BAZNAS program
Tanah Datar, in 2013 the distribution of productive zakat amounting to 33.21% of the total collection. In
2014 the distribution of productive zakat amounting to 28.81% of the total collection. Whereas in 2015 the
distribution of zakat earning 13.67% of the total collection. This study aims to determine the mechanism
of productive zakat management conducted by BAZNAS Tanah Datar from 2013 to 2015. Of several
mechanisms conducted in 2013-2015 tend to use the same mechanism. A striking difference in the allocation
of funds to skim the distribution of zakat productive and differences in the element distribution patterns
where in 2013 there was no training of entrepreneurs (life skills), while in 2014 and 2015 no such training,
but in 2015 the allocation of funds for training of entrepreneurs is very little compared to the year 2014.
mengeluarkan hak orang lain yang ada dalam Pemerintah telah membentuk Undang-
harta kita. Jika kita tidak mengeluarkan harta undang No. 23 Tahun 2011 tentang
orang lain tersebut berarti kita termasuk orang Pengelolaan Zakat. Undang-undang ini
yang zalim. memuat tentang pengelolaan zakat yang
Dalam Islam kewajiban zakat memiliki terorganisir dengan baik, transparan dan
makna yang sangat fundamental. Selain professional dilakukan oleh amil resmi yang
berkaitan erat dengan aspek ketuhanan, ditunjuk oleh pemerintah, baik Lembaga
zakat juga erat kaitannya dengan aspek sosial, Amil Zakat (LAZ) maupun Badan Amil
ekonomi, dan kemasyarakatan. Zakat memiliki Zakat Nasional (BAZNAS). Zakat yang telah
peran sebagai distribusi dan redistribusi dikumpulkan oleh lembaga pengelola zakat
penghasilan dari golongan mampu kepada harus segera disalurkan kepada para mustahik
golongan yang kurang atau tidak mampu sesuai dengan skala prioritas yang telah
dan pada dasarnya merupakan pengembalian ditentukan (Hafiduddin, 2002:132).
sebagian harta kekayaan orang-orang yang Selama ini dalam praktiknya, zakat yang
mampu untuk menjadi milik orang yang tidak disalurkan ke masyarakat lebih didominasi oleh
berpunya (Ahmad, 1979: 88). zakat konsumtif sehingga ketika zakat tersebut
Zakat adalah instrumen penting dalam selesai didistribusikan maka manfaat yang
sektor ekonomi Islam dan mendorong kemajuan diterima oleh mustahik hanya dapat digunakan
dan kemakmuran umat Islam di seluruh dalam kurun waktu yang singkat. Tujuan
dunia. Dengan demikian institusi zakat perlu zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin
diatur dan dikelola secara efektif dan efisien. secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan
Melalui sistem pengumpulan, pendistribusian, yang lebih permanen yaitu mengentaskan
dan pendayagunaan yang baik, zakat dapat kemiskinan (Qadir, 2001:83-84).
menjadi alternatif kestabilan krisis ekonomi A. Qodri Azizy dalam bukunya
dunia. Menurut ajaran Islam, zakat sebaiknya menyimpulkan bahwa zakat hendaknya
dipungut oleh negara atau lembaga yang diberi tidak sekedar konsumtif, maka idealnya zakat
mandat oleh negara dan atas nama pemerintah dijadikan sumber dana umat. Penggunaan
bertindak sebagai wakil fakir dan miskin. zakat untuk konsumtif hanyalah untuk hal-
Pengelolaan di bawah otoritas yang dibentuk hal yang bersifat darurat. Artinya, ketika
oleh negara akan jauh lebih efektif pelaksanaan ada mustahik yang tidak mungkin untuk
fungsi dan dampaknya dalam membangun dibimbing untuk mempunyai usaha mandiri
kesejahteraan umat yang menjadi tujuan zakat atau memang untuk kepentingan mendesak,
itu sendiri, dibanding zakat dikumpulkan dan maka penggunaan konsumtif dapat dilakukan.
didistribusikan oleh lembaga yang berjalan (Azizy, 2004:148-149.)
sendiri-sendiri yang tidak ada koordinasi Untuk itu dalam pendistribusian zakat
(Purwakananta dan Aflah, 2008: 36). sangat diperlukan peran kerja sama banyak
Mekanisme Pengelolaan Zakat (Widi Nopiardo) 187
pihak dan partisipasi masyarakat, di dalamnya Badan Amil Zakat Nasional Tanah Datar
terkandung fungsi motivasi, pembinaan, merupakan lembaga pengelola zakat resmi milik
pengumpulan, perencanaan, pengawasan pemerintah yang bekerja di wilayah Kabupaten
dan pendistribusian. Jika semua pihak yang Tanah Datar, tidak hanya mengelola zakat
berwenang ikut andil untuk mensukseskan dalam bentuk konsumtif namun juga dalam
pengelolaan zakat yang baik dan optimal maka bentuk produktif. Penelitian ini dilakukan
program pengentasan kemiskinan bukanlah di BAZNAS Tanah Datar, untuk melihat
mimpi. Pengentasan kemiskinan melalui bagaimanakah pengelolaan zakat produktif
zakat juga memiliki arti mengurangi jumlah pada Badan Amil Zakat Nasional Tanah Datar
mustahik dan menghasilkan para muzakki dari tahun 2013-2015. Penelitian ini berangkat
yang baru. Oleh karena itu pendistribusian dari fenomena pendistribusian zakat produktif
zakat konsumtif harus ditinjau ulang kembali di tahun 2013 cukup tinggi namun secara
dan digantikan dengan pendistribusian zakat berturut-turut di tahun 2014 dan 2015 alokasi
produktif. Zakat produktif adalah pemberian dana untuk pendistribusian zakat produktif
zakat yang dapat membuat para penerimanya cenderung mengalami penurunan. Bukankah
menghasilkan sesuatu secara terus menerus, untuk cita-cita menjadikan mustahik menjadi
dengan harta zakat yang telah diterimanya muzakki skim inilah yang paling potensial.
(Asnaini, 2008:64). Namun kenapa dana pendistribusiannya
Pendek kata bahwa dalam zakat produktif, semakin menurun dari 2013 hingga 2015.
mustahik diberikan pancing atau kail, agar Tabel 1. Pengumpulan dan Pendistribusian Zakat
mustahik bisa menghasilkan ikan. Ironisnya Tahun 2013 – 2015
sebagian orang selama ini, memberikan ikan Total Pendistribusian
No Tahun Pengumpulan Zakat Produktif
kepada mustahik yang berpotensi untuk (Rp.) (Rp.)
diberikan pancing atau kail. Sehingga mustahik 1 2013 8.418.272.757,- 2.795.398.000,-
2 2014 8.754.155.665,- 2.522.051.000,-
tidak bisa beranjak kondisinya ke yang lebih 3 2015 9.179.036.735,- 1.254.584.000,-
baik. Pengembangan zakat bersifat produktif Sumber: Dokumen BAZNAS Tanah Datar
dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai Dari data yang disajikan pada tabel 1
modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi diperoleh keterangan bahwa pada tahun 2013
penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat pendistribusian zakat produktif sebesar Rp.
menjalankan atau membiayai kehidupannya 2.795.398.000,- adalah 33,21 % dari total
secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut pengumpulan. Pada tahun 2014 pendistribusian
fakir miskin akan mendapatkan penghasilan zakat produktif sebesar Rp. 2.522.051.000,-
tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan adalah 28,81 % dari total pengumpulan.
usaha serta mereka dapat menyisihkan Sedangkan pada tahun 2015 pendistribusian
penghasilannya untuk menabung (Sartika, zakat produktif sebesar Rp. 1.254.584.000,-
2008:77). adalah 13,67 % dari total pengumpulan.
188 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
(life skill). Jumlah distribusi zakat untuk training zakat level III pada tahun 2013 sebesar Rp.
wirausaha (life skill) dan pemberian modal kepada 60.350.000,- untuk 11 orang. Pada tahun
mustahik pengangguran pada tahun 2013 belum 2014 sebesar Rp. 84.415.000,- untuk 17
ada. Pada tahun 2014 sebesar Rp. 118.750.000,-. orang. Sedangkan pada tahun 2015 sebesar
Sedangkan pada tahun 2015 hanya sebesar Rp. Rp. 3.200.000,- untuk 1 orang.
1.000.000,-. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan d. Training Wirausaha (Life Skill) dan
sebagai berikut: pemberian modal kepada mustahik
a. Level pertama adalah pemberian bantuan pengangguran yang pelaksanaannya
awal kepada mustahik yang baru memulai dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.
atau melanjutkan usaha yang sudah ada. Jumlah distribusi zakat untuk training
Jumlah distribusi zakat level I pada tahun wirausaha (life skill) dan pemberian modal
2013 sebesar Rp. 2.009.680.000,- untuk kepada mustahik pengangguran pada
679 orang. Pada tahun 2014 sebesar tahun 2013 belum ada. Pada tahun 2014
Rp. 1.549.896.000,- untuk 738 orang. sebesar Rp. 118.750.000,-. Sedangkan
Sedangkan pada tahun 2015 sebesar Rp. pada tahun 2015 sebesar Rp. 1.000.000,-
719.060.000,- untuk 330 orang. . Pada tahun 2015 seolah-olah kegiatan
b. Level kedua adalah bantuan kepada mustahik ini tidak terencana dengan baik sehingga
TDM Level Pertama yang dinilai telah realisasi jauh meleset dibandingkan tahun
berhasil dalam mengembangkan usahanya sebelumnya.
dan memiliki motivasi yang kuat untuk
Mekanisme Pengusulan Mustahik
pengembangan usaha selanjutnya. Jumlah
distribusi zakat level II pada tahun 2013 Mekanisme pengusulan mustahik pada
sebesar Rp. 875.868.000,-. Pada tahun 2013, 2014, dan 2015 adalah sama, dengan
2014 sebesar Rp. 768.990.000,- untuk 255 ketentuan sebagai berikut:
orang. Sedangkan pada tahun 2015 sebesar a. Pengusulan mustahik level pertama
Rp. 531.324.000,- untuk 175 orang. dilakukan berdasarkan permintaan kuota
c. Level ketiga (qardhul hasan) adalah pinjaman yang ditetapkan BAZNAS Kabupaten
modal tanpa bunga yang diberikan kepada Tanah Datar. Kuota permintaan data
mustahik yang telah berhasil mengembangkan pengusulan mustahik ke SKPD atau
usahanya dengan modal yang sudah diberikan muzakki didasarkan pada pertimbangan
melalui bantuan Level Pertama dan atau Level besaran zakat yang terkumpul oleh masing-
Kedua serta memiliki rencana usaha yang masing SKPD atau muzakki, semakin
prospektif dan pemberian pinjaman/modal besar jumlah zakat yang disetorkan maka
kepada mustahik yang memerlukan bantuan kuota pengusulan akan semakin banyak.
dalam kondisi tertentu yang ditetapkan Sementara untuk kuota permintaan data
berdasarkan rapat pengurus. Jumlah distribusi ke nagari cenderung berdasarkan jumlah
192 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
dihimpun oleh BAZNAS Kabupaten pada 2013, 2014, dan 2015 adalah sama.
Tanah Datar. (Pedoman Pelaksanaan Penyerahan bantuan untul level pertama,
Program Tanah Datar Makmur Badan kedua, dan ketiga dilaksanakan dengan
Amil Zakat Kabupaten Tanah Datar, 2014) ketentuan sebagai berikut :
Dari data yang disajikan pada tabel 1 a. Bantuan diserahkan dalam bentuk barang
diperoleh keterangan bahwa pada tahun senilai jumlah bantuan yang ditetapkan.
2013 pendistribusian zakat produktif b. Bantuan diserahkan setelah mustahik
sebesar Rp. 2.795.398.000,- adalah 33,21 mendapatkan pembinaan dari BAZNAS
% dari total pengumpulan. Pada tahun Kabupaten Tanah Datar.
2014 pendistribusian zakat produktif c. Penyerahan bantuan dilakukan oleh
sebesar Rp. 2.522.051.000,- adalah 28,81 tenaga operasional dengan mendampingi
% dari total pengumpulan. Sedangkan mustahik untuk pengadaaan barang sesuai
pada tahun 2015 pendistribusian zakat dengan usaha dan nominal bantuan yang
produktif sebesar Rp. 1.254.584.000,- telah ditetapkan.
adalah 13,67 % dari total pengumpulan.
Untuk pengalokasian dana zakat produktif Mekanisme Pembinaan
terlihat inkonsistensi sebab pada tahun Mekanisme pembinaan mustahik berdasarkan
2013 sebesar 33,21 % berarti berlebih bentuk distribusi pada 2013, 2014, dan 2015
5,71 % dari alokasi yang ditentukan. Pada adalah sama, dengan ketentuan sebagai berikut:
tahun 2014 sebesar 28,81 % berarti ada 1. Setiap mustahik yang akan mendapatkan
kelebihan 1,31 %. Sedangkan pada 2015 bantuan modal terlebih dahulu menerima
sebesar 21,38 % berarti belum mencapai pembinaan dari BAZNAS Kabupaten
target alokasi atau kurang 13,83 %. Tanah Datar.
b. Indeks bantuan yang diberikan kepada 2. Kehadiran dan pertisipasi mustahik pada
mustahik dari tahun 2013 – 2015 memakai acara pembinaan menjadi syarat untuk
indeks sebagai berikut: mendapatkan bantuan berikutnya.
1) Bantuan level pertama indeks maksimal
Dari pemaparan di atas tergambarlah
Rp 3.000.000,-
bagaimana mekanisme pendistribusian zakat
2) Bantuan level kedua indeks maksimal produktif dari tahun 2013 – 2015. Jika tidak
Rp 4.000.000,- diperbandingkan maka seolah-olah mekanisme
3) Bantuan level ketiga indeks maksimal zakat produktif adalah hanya melanjutkan dari
Rp 7.500.000,- tahun-tahun sebelumnya. Padahal setelah
diperbandingkan ternyata ada perbedaan dari
Mekanisme Penyerahan Bantuan
alokasi per tahun dan perbedaan berkat adanya
Mekanisme penyerahan bantuan untuk inovasi pola distribusi. Adanya perbedaan
mustahik berdasarkan bentuk distribusi
Mekanisme Pengelolaan Zakat (Widi Nopiardo) 195
tersebut akan menjadi dasar kajian bagi pengumpulan. Untuk pengalokasian dana
pengurus BAZNAS Tanah Datar, apakah zakat produktif terlihat inkonsistensi sebab
perbedaan tersebut akan berpengaruh pada pada tahun 2013 sebesar 33,21 % berarti
optimalisasi pendistribusian zakat produktif. berlebih 5,71 % dari alokasi yang ditentukan.
Pada tahun 2014 sebesar 28,81 % berarti ada
KESIMPULAN kelebihan 1,31 %. Sedangkan pada 2015
Bentuk atau pola distribusi pada 2013 sebesar 21,38 % berarti belum mencapai
hanya 3 bentuk yaitu level I, level II, dan target alokasi atau kurang 13,83 %. Sedangkan
level III, sedangkan pada 2014 dan 2015 mekanisme pengusulan mustahik, penetapan
ada 4 bentuk yaitu level I, level II, level III, bantuan, penyerahan bantuan, dan pembinaan
dan training wirausaha (life skill). Jumlah mustahik dari tahun 2013 s.d. 2015 cenderung
distribusi zakat untuk training wirausaha sama.
(life skill) dan pemberian modal kepada Skim zakat produktif di tahun 2014 dan
mustahik pengangguran pada tahun 2013 2015 mengalami penurunan dari tahun 2013.
belum ada. Pada tahun 2014 sebesar Rp. Padahal skim ini sangat berpotensi untuk
118.750.000,-. Sedangkan pada tahun 2015 mengubah status ekonomi mustahik ke kondisi
hanya sebesar Rp. 1.000.000,-. Pada tahun yang lebih baik. Pengurus BAZNAS Tanah
2013 mekanisme ini belum dilaksanakan Datar agar selalu melaksanakan kebijakan
karena pola pendistribusian zakat produktif yang sejalan dengan cita-cita pengelolaan zakat
berupa training wirausaha (life skill) belum yaitu kesejahteraan umat, yaitu dengan tetap
ada. Sedangkan pada tahun 2014 merupakan memprioritaskan pengalokasian untuk skim
realisasi perdana dan pada tahun 2015 action zakat produktif. Jika telah ada standar alokasi
kedua, namun anggarannya jauh meleset per skim program zakat yang ditetapkan oleh
dari tahun 2014 ini menandakan pengurus BAZNAS Tanah Datar maka sebaiknya ada
BAZNAS Tanah Datar tidak memprioritaskan pengawasan yang optimal terhadap realisasi
lagi program ini tahun 2015 diindikasikan pendistribusian sehingga antara target dan
dengan realisasi yang hanya Rp. 1.000.000,- realisasi berjalan selaras. Inovasi program yang
di 2015. telah diluncurkan dengan analisis yang panjang
Pada tahun 2013 pendistribusian zakat jangan hanya direalisasikan secara optimal
produktif sebesar Rp. 2.795.398.000,- adalah pada tahun tertentu saja sedangkan pada tahun
33,21 % dari total pengumpulan. Pada tahun berikutnya terkesan tidak memprioritaskan.
2014 pendistribusian zakat produktif sebesar
Rp. 2.522.051.000,- adalah 28,81 % dari total DAFTAR PUSTAKA
pengumpulan. Sedangkan pada tahun 2015 Ahmad, Zainal Abidin. 1979. Dasar-dasar
pendistribusian zakat produktif sebesar Rp. Ekonomi Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
1.254.584.000,- adalah 13,67 % dari total
196 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
Asnaini. 2008. Zakat Produktif dalam Perspektif Hafiduddin, Didin. 2002. Zakat dalam
Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Perekonomian Modern. Jakarta: Gema
Insani Press.
Azizy, A. Qodri. 2004. Membangun Fondasi
Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Purwakananta, M. 2008. Arifin dan Aflah,
B e r k e m b a n g n y a Ek o n o m i Is l a m ) . Noor. Southest Asia Zakat Movement,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Padang: Forum Zakat (FOZ).
Dokumen BAZNAS Tanah Datar. 2015. Qadir, Abdurrachman. 2001. Zakat (dalam
Rekap Pengumpulan dan Pendistribusian Dimensi Mahdah dan Sosial). Jakarta: Raja
Zakat dari Tahun 2013 s.d. 2015 Grafindo Persada.
Dokumen BAZNAS Tanah Datar. 2014. Sari, Elsi Kartika. 2007. Pengantar Hukum
Pedoman Pelaksanaan Program Tanah Datar Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo.
Makmur Badan Amil Zakat Kabupaten
Sartika, Mila. 2008. Pengaruh Pendayagunaan
Tanah Datar.
Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan
Faisal. 2016. Wawancara dengan staf Mustahik pada LAZ Yayasan Solo Peduli
pendistribusian pada 29 September dan Surakarta, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba.
19 Oktober 2016. 2 (1): 75-89.