Anda di halaman 1dari 12

MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TANAH DATAR


WIDI NOPIARDO
Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
E-mail: widinopiardo@rocketmail.com

Abstract
The theme of the article is a business based on the principles of Islamic economics. The research objective is: to
see productive zakat management mechanism at the Badan Amil Zakat Nasional Tanah Datar. The benefits
of research are: to develop strategies in collecting funds and distributing zakat. This study used descriptive
qualitative approach. Under the management of zakat institution established by the state will be much
more effective execution of the function and its impact in building the welfare of the people. One of zakat
management institutions in Indonesia is BAZNAS Tanah Datar. Zakat productive is BAZNAS program
Tanah Datar, in 2013 the distribution of productive zakat amounting to 33.21% of the total collection. In
2014 the distribution of productive zakat amounting to 28.81% of the total collection. Whereas in 2015 the
distribution of zakat earning 13.67% of the total collection. This study aims to determine the mechanism
of productive zakat management conducted by BAZNAS Tanah Datar from 2013 to 2015. Of several
mechanisms conducted in 2013-2015 tend to use the same mechanism. A striking difference in the allocation
of funds to skim the distribution of zakat productive and differences in the element distribution patterns
where in 2013 there was no training of entrepreneurs (life skills), while in 2014 and 2015 no such training,
but in 2015 the allocation of funds for training of entrepreneurs is very little compared to the year 2014.

Keywords: Mechanism, Zakat Productive, BAZNAS, Tanah Datar

PENDAHULUAN masyarakat dengan menyadarkan si kaya


Zakat, sebagai rukun Islam merupakan akan tanggung jawab sosial yang mereka
kewajiban setiap muslim yang mampu untuk miliki, sedangkan dalam bidang ekonomi
membayarnya dan diperuntukkan bagi zakat mencegah penumpukkan kekayaan
mereka yang berhak menerimanya. Dengan dalam tangan seseorang (Sari, 2007:1-2).
pengelolaan yang baik, zakat merupakan Penumpukan harta pada sebagian orang
sumber dana potensial yang dimanfaatkan cenderung menimbulkan masalah sosial. Oleh
untuk memajukan kesejahteraan umum bagi karena itu setiap muslim yang telah wajib
seluruh masyarakat. Zakat sangat erat kaitannya mengeluarkan zakat hendaknya patuh untuk
dengan masalah bidang sosial dan ekonomi di menunaikan perintah berzakat dan selalu
mana zakat mengikis sifat ketamakan dan berusaha untuk mewujudkan kedermawanan
keserakahan si kaya. Masalah bidang sosial di dengan berinfak di jalan Allah. Kedermawanan
mana zakat bertindak sebagai alat yang diberikan kita sebenarnya tidak mutlak diukur dengan
Islam untuk menghapuskan kemiskinan dari mengeluarkan zakat, karena berzakat berarti
186 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

mengeluarkan hak orang lain yang ada dalam Pemerintah telah membentuk Undang-
harta kita. Jika kita tidak mengeluarkan harta undang No. 23 Tahun 2011 tentang
orang lain tersebut berarti kita termasuk orang Pengelolaan Zakat. Undang-undang ini
yang zalim. memuat tentang pengelolaan zakat yang
Dalam Islam kewajiban zakat memiliki terorganisir dengan baik, transparan dan
makna yang sangat fundamental. Selain professional dilakukan oleh amil resmi yang
berkaitan erat dengan aspek ketuhanan, ditunjuk oleh pemerintah, baik Lembaga
zakat juga erat kaitannya dengan aspek sosial, Amil Zakat (LAZ) maupun Badan Amil
ekonomi, dan kemasyarakatan. Zakat memiliki Zakat Nasional (BAZNAS). Zakat yang telah
peran sebagai distribusi dan redistribusi dikumpulkan oleh lembaga pengelola zakat
penghasilan dari golongan mampu kepada harus segera disalurkan kepada para mustahik
golongan yang kurang atau tidak mampu sesuai dengan skala prioritas yang telah
dan pada dasarnya merupakan pengembalian ditentukan (Hafiduddin, 2002:132).
sebagian harta kekayaan orang-orang yang Selama ini dalam praktiknya, zakat yang
mampu untuk menjadi milik orang yang tidak disalurkan ke masyarakat lebih didominasi oleh
berpunya (Ahmad, 1979: 88). zakat konsumtif sehingga ketika zakat tersebut
Zakat adalah instrumen penting dalam selesai didistribusikan maka manfaat yang
sektor ekonomi Islam dan mendorong kemajuan diterima oleh mustahik hanya dapat digunakan
dan kemakmuran umat Islam di seluruh dalam kurun waktu yang singkat. Tujuan
dunia. Dengan demikian institusi zakat perlu zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin
diatur dan dikelola secara efektif dan efisien. secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan
Melalui sistem pengumpulan, pendistribusian, yang lebih permanen yaitu mengentaskan
dan pendayagunaan yang baik, zakat dapat kemiskinan (Qadir, 2001:83-84).
menjadi alternatif kestabilan krisis ekonomi A. Qodri Azizy dalam bukunya
dunia. Menurut ajaran Islam, zakat sebaiknya menyimpulkan bahwa zakat hendaknya
dipungut oleh negara atau lembaga yang diberi tidak sekedar konsumtif, maka idealnya zakat
mandat oleh negara dan atas nama pemerintah dijadikan sumber dana umat. Penggunaan
bertindak sebagai wakil fakir dan miskin. zakat untuk konsumtif hanyalah untuk hal-
Pengelolaan di bawah otoritas yang dibentuk hal yang bersifat darurat. Artinya, ketika
oleh negara akan jauh lebih efektif pelaksanaan ada mustahik yang tidak mungkin untuk
fungsi dan dampaknya dalam membangun dibimbing untuk mempunyai usaha mandiri
kesejahteraan umat yang menjadi tujuan zakat atau memang untuk kepentingan mendesak,
itu sendiri, dibanding zakat dikumpulkan dan maka penggunaan konsumtif dapat dilakukan.
didistribusikan oleh lembaga yang berjalan (Azizy, 2004:148-149.)
sendiri-sendiri yang tidak ada koordinasi Untuk itu dalam pendistribusian zakat
(Purwakananta dan Aflah, 2008: 36). sangat diperlukan peran kerja sama banyak
Mekanisme Pengelolaan Zakat (Widi Nopiardo) 187

pihak dan partisipasi masyarakat, di dalamnya Badan Amil Zakat Nasional Tanah Datar
terkandung fungsi motivasi, pembinaan, merupakan lembaga pengelola zakat resmi milik
pengumpulan, perencanaan, pengawasan pemerintah yang bekerja di wilayah Kabupaten
dan pendistribusian. Jika semua pihak yang Tanah Datar, tidak hanya mengelola zakat
berwenang ikut andil untuk mensukseskan dalam bentuk konsumtif namun juga dalam
pengelolaan zakat yang baik dan optimal maka bentuk produktif. Penelitian ini dilakukan
program pengentasan kemiskinan bukanlah di BAZNAS Tanah Datar, untuk melihat
mimpi. Pengentasan kemiskinan melalui bagaimanakah pengelolaan zakat produktif
zakat juga memiliki arti mengurangi jumlah pada Badan Amil Zakat Nasional Tanah Datar
mustahik dan menghasilkan para muzakki dari tahun 2013-2015. Penelitian ini berangkat
yang baru. Oleh karena itu pendistribusian dari fenomena pendistribusian zakat produktif
zakat konsumtif harus ditinjau ulang kembali di tahun 2013 cukup tinggi namun secara
dan digantikan dengan pendistribusian zakat berturut-turut di tahun 2014 dan 2015 alokasi
produktif. Zakat produktif adalah pemberian dana untuk pendistribusian zakat produktif
zakat yang dapat membuat para penerimanya cenderung mengalami penurunan. Bukankah
menghasilkan sesuatu secara terus menerus, untuk cita-cita menjadikan mustahik menjadi
dengan harta zakat yang telah diterimanya muzakki skim inilah yang paling potensial.
(Asnaini, 2008:64). Namun kenapa dana pendistribusiannya
Pendek kata bahwa dalam zakat produktif, semakin menurun dari 2013 hingga 2015.
mustahik diberikan pancing atau kail, agar Tabel 1. Pengumpulan dan Pendistribusian Zakat
mustahik bisa menghasilkan ikan. Ironisnya Tahun 2013 – 2015
sebagian orang selama ini, memberikan ikan Total Pendistribusian
No Tahun Pengumpulan Zakat Produktif
kepada mustahik yang berpotensi untuk (Rp.) (Rp.)
diberikan pancing atau kail. Sehingga mustahik 1 2013 8.418.272.757,- 2.795.398.000,-
2 2014 8.754.155.665,- 2.522.051.000,-
tidak bisa beranjak kondisinya ke yang lebih 3 2015 9.179.036.735,- 1.254.584.000,-
baik. Pengembangan zakat bersifat produktif Sumber: Dokumen BAZNAS Tanah Datar

dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai Dari data yang disajikan pada tabel 1
modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi diperoleh keterangan bahwa pada tahun 2013
penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat pendistribusian zakat produktif sebesar Rp.
menjalankan atau membiayai kehidupannya 2.795.398.000,- adalah 33,21 % dari total
secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut pengumpulan. Pada tahun 2014 pendistribusian
fakir miskin akan mendapatkan penghasilan zakat produktif sebesar Rp. 2.522.051.000,-
tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan adalah 28,81 % dari total pengumpulan.
usaha serta mereka dapat menyisihkan Sedangkan pada tahun 2015 pendistribusian
penghasilannya untuk menabung (Sartika, zakat produktif sebesar Rp. 1.254.584.000,-
2008:77). adalah 13,67 % dari total pengumpulan.
188 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Sementara jika pendistribusian zakat produktif bagaimana mekanisme pengusulan mustahik,


dibandingkan dengan total pendistribusian bagaimana mekanisme penetapan bantuan,
akan menghasilkan data berikut: bagaimana alokasi dana dan indeks bantuan,
Tabel 2. Total Pendistribusian dan Pendistribusian bagaimana mekanisme penyerahan bantuan,
Zakat Produktif Tahun 2013 – 2015 dan bagaimana mekanisme pembinaan
Total Pendistribusian mustahik. Penelitian ini sangat penting
No. Tahun Pendistribusian Zakat Produktif
(Rp.) (Rp.) untuk penyusunan strategi oleh BAZNAS
1 2013 8.192.003.500,- 2.795.398.000,- Kabupaten Tanah Datar dalam menghimpun
2 2014 8.470.474.400,- 2.522.051.000,-
3 2015 5.338.725.100,- 1.254.584.000,-
dana dan mendistribusikannya yang salah satu
Sumber: Dokumen BAZNAS Tanah Datar programmnya adalah Tanah Datar Makmur
yang merupakan program zakat produktif.
Berdasarkan data di atas diperoleh
keterangan bahwa pada tahun 2013
METODE PENELITIAN
pendistribusian zakat produktif sebesar
Untuk menguraikan tentang metode
Rp. 2.795.398.000,- adalah 34,12 % dari
penelitian yang digunakan dapat dijabarkan
total pendistribusian. Pada tahun 2014
sebagai berikut:
pendistribusian zakat produktif sebesar Rp.
2.522.051.000,- adalah 29,77 % dari total Jenis Penelitian
pendistribusian. Sedangkan pada tahun 2015
Penelitian ini menggunakan pendekatan
pendistribusian zakat produktif sebesar Rp.
kualitatif deskriptif. Penelitian yang dilakukan
1.254.584.000,- adalah 23,50 % dari total
ini adalah penelitian lapangan (field research),
pendistribusian. Melihat data di atas akan
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
menimbulkan asumsi yaitu BAZNAS Tanah
deskriptif. Dalam penelitian ini pembahasan
Datar belum sepenuhnya mengacu pada
akan menitik beratkan pada bagaimana
Surat Keputusan Ketua Badan Amil Zakat
mekanisme pengelolaan zakat produktif yang
Kabupaten Tanah Datar Nomor: 08/SK/BAZ-
dilakukan oleh BAZNAS Tanah Datar dari
TD/IV/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
2013 – 2015.
Program Tanah Datar Makmur Badan Amil
Zakat Kabupaten Tanah Datar Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Waktu penelitian dari 20 Agustus sampai
mekanisme pengelolaan zakat produktif yang dengan 20 Oktober 2016. Tempat penelitian
dilakukan oleh BAZNAS Tanah Datar. Dari adalah di Badan Amil Zakat Nasional Tanah
segi skim pendistribusian zakat produktif antara Datar yang beralamat di kompleks Islamic
tahun 2013 – 2014 terlihat perbedaan yang Centre Pagaruyung.
mencolok sehingga penelitian ini bermaksud Target/Subjek Penelitian
untuk mengetahui bagaimana bentuk- Subjek penelitian adalah pengurus dan
bentuk pendistribusian zakat produktif, karyawan BAZNAS Tanah Datar. Teknik
Mekanisme Pengelolaan Zakat (Widi Nopiardo) 189

memperoleh subjek adalah dengan observasi HASIL


lokasi penelitian, mewawancarai dengan
Hasil Penelitian
pengurus dan karyawan BAZNAS Tanah
Datar, dan mengumpulkan dokumen terkait. Idealnya pengumpulan dana zakat yang
dijadikan patokan dalam penentuan skim
Prosedur pendistribusian zakat. Total pengumpulan
Prosedur penelitian sebagai berikut: dan pendistribusian zakat tahun 2013 – 2015
1. Observasi lokasi. disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
2. Wawancara dengan pengurus BAZNAS Tabel 3. Pengumpulan dan Pendistribusian Zakat
Tanah Datar. Tahun 2013 – 2015
No Tahun Pengumpulan Pendistribusian
3. Wawancara dengan staf sekretariat Rp. Rp.
BAZNAS Tanah Datar dan 1 2013 8.418.272.757,- 8.192.003.500,-
2 2014 8.754.155.665,- 8.470.474.400,-
4. Meminta data terkait seperti laporan, 3 2015 9.179.036.735,- 5.338.725.100,-
dokumen dan sebagainya. Sumber: Dokumen BAZNAS Tanah Datar

5. Pengolahan data dan konfirmasi Dari data di atas diperoleh gambaran


6. Penyajian data olahan dan pembahasan. tentang perbandingan total pendistribusian
Data, dan Teknik Pengumpulan Data dengan pengumpulan zakat. Dengan persentase
sebagai berikut, pada tahun 2013 berarti
Macam data
sebesar 97,31 % dari pengumpulan berhasil
1. Data Primer, dengan wawancara dengan
didistribusikan. Pada tahun 2014 diperoleh
pengurus dan staf sekretariat BAZNAS
keterangan bahwa 96,76 % dari pengumpulan
Tanah Datar.
berhasil didistribusikan. Sedangkan pada
2. Data Sekunder, dengan mengumpulkan
2015, hanya 58,16 % dari pengumpulan
data terkait dari laporan, dokumen, dan
yang bisa didistribusikan oleh BAZNAS
sebagainya.
Tanah Datar. Sementara dari data yang
Teknik Pengumpulan Data disajikan pada tabel 1 diperoleh keterangan
1. Wawancara. tentang perbandingan pendistribusian zakat
produktif dangan total pengumpulan zakat
2. Dokumentasi.
oleh BAZNAS Tanah Datar, bahwa pada
Teknik Analisis Data tahun 2013 pendistribusian zakat produktif
Hasil wawancara dengan pengurus dan staf sebesar Rp. 2.795.398.000,- adalah 33,21 %
BAZNAS Tanah Datar dideskripsikan dalam dari total pengumpulan. Pada tahun 2014
pembahasan. Data olahan dituangkan dalam pendistribusian zakat produktif sebesar Rp.
bentuk tabel dan angka untuk memudahkan 2.522.051.000,- adalah 28,81 % dari total
dalam interpretasi data. pengumpulan. Sedangkan pada tahun 2015
pendistribusian zakat produktif sebesar Rp.
190 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

1.254.584.000,- adalah 13,67 % dari total terjadi ketidaktercapaian target pendistribusian


pengumpulan. khususnya untuk skim zakat produktif untuk
Sedangkan dari data yang disajikan tahun 2014 dan 2015.
pada tabel 2 diperoleh keterangan tentang Berbeda halnya jika setiap tahun
perbandingan pendistribusian zakat produktif menggunakan skim pendistribusian yang
dengan total pendistribusian, bahwa pada berbeda dengan tahun sebelumnya. Namun
tahun 2013 pendistribusian zakat produktif yang cukup disayangkan untuk skim zakat
sebesar Rp. 2.795.398.000,- adalah 34,12 % produktif di tahun 2014 dan 2015 mengalami
dari total pendistribusian. Pada tahun 2014 penurunan dari tahun 2013. Padahal skim
pendistribusian zakat produktif sebesar Rp. ini sangat berpotensi untuk mengubah status
2.522.051.000,- adalah 29,77 % dari total ekonomi mustahik ke kondisi yang lebih
pendistribusian. Sedangkan pada tahun 2015 baik. Ini harusnya menjadi dorongan bagi
pendistribusian zakat produktif sebesar Rp. pengurus BAZNAS Tanah Datar untuk selalu
1.254.584.000,- adalah 23,50 % dari total melaksanakan kebijakan yang sejalan dengan
pendistribusian. cita-cita pengelolaan zakat yaitu kesejahteraan
Dengan kata lain jika standar persentase umat. Mekanisme pengelolaan zakat produktif
skim zakat produktif di tahun 2013 juga pada BAZNAS Tanah Datar sebagai berikut:
diberlakukan untuk tahun 2014 dan 2015 maka
Tabel 4. Perbandingan Mekanisme Pendistribusian Zakat Tahun 2013 – 2015
No Mekanisme 2013 2014 2015
3 pola dengan alokasi 4 pola dengan alokasi 4 pola dengan alokasi
1 Pola Pendistribusian
33,21 % 28,81 % 13,67 %
Pengusulan untuk level 1, II, dan III memakai pola yang sama dari tahun
2013 – 2015, sedangkan
2 Mekanisme pengusulan mustahik
Pengusulan untuk life skill yang hanya di 2014 dan 2015 cenderung dengan
pola yang sama.
Penetapan bantuan untuk level 1, II, dan III memakai pola yang sama dari
3 Mekanisme penetapan bantuan tahun 2013 – 2015, sedangkan untuk life skill yang hanya di 2014 dan
2015 cenderung berbeda.
Mekanisme pengalokasian dana dan Indeks Realisasi alokasi dana dari 2013 – 2015 cukup berbeda. Indek bantuan dari
4
bantuan 2013 – 2015 cenderung sama.
5 Mekanisme Penyerahan Bantuan Mekanisme penyerahan bantuan dari 2013 – 2015 cenderung sama.
6 Mekanisme Pembinaan Mekanisme pembinaan mustahik dari 2013 – 2015 cenderung sama.
Sumber: Data olahan (Faisal, Wawancara, 29 September 2016)

PEMBAHASAN Bentuk atau Pola Distribusi


Untuk lebih detailnya penjelasan tentang Bentuk atau pola distribusi pada 2013 hanya
hasil penelitian ini maka akan dijabarkan pada 3 bentuk yaitu level I, level II, dan level III,
pembahasan berikut: (Faisal, Wawancara, 19 sedangkan pada 2014 dan 2015 ada 4 bentuk yaitu
Oktober 2016) level I, level II, level III, dan training wirausaha
Mekanisme Pengelolaan Zakat (Widi Nopiardo) 191

(life skill). Jumlah distribusi zakat untuk training zakat level III pada tahun 2013 sebesar Rp.
wirausaha (life skill) dan pemberian modal kepada 60.350.000,- untuk 11 orang. Pada tahun
mustahik pengangguran pada tahun 2013 belum 2014 sebesar Rp. 84.415.000,- untuk 17
ada. Pada tahun 2014 sebesar Rp. 118.750.000,-. orang. Sedangkan pada tahun 2015 sebesar
Sedangkan pada tahun 2015 hanya sebesar Rp. Rp. 3.200.000,- untuk 1 orang.
1.000.000,-. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan d. Training Wirausaha (Life Skill) dan
sebagai berikut: pemberian modal kepada mustahik
a. Level pertama adalah pemberian bantuan pengangguran yang pelaksanaannya
awal kepada mustahik yang baru memulai dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.
atau melanjutkan usaha yang sudah ada. Jumlah distribusi zakat untuk training
Jumlah distribusi zakat level I pada tahun wirausaha (life skill) dan pemberian modal
2013 sebesar Rp. 2.009.680.000,- untuk kepada mustahik pengangguran pada
679 orang. Pada tahun 2014 sebesar tahun 2013 belum ada. Pada tahun 2014
Rp. 1.549.896.000,- untuk 738 orang. sebesar Rp. 118.750.000,-. Sedangkan
Sedangkan pada tahun 2015 sebesar Rp. pada tahun 2015 sebesar Rp. 1.000.000,-
719.060.000,- untuk 330 orang. . Pada tahun 2015 seolah-olah kegiatan
b. Level kedua adalah bantuan kepada mustahik ini tidak terencana dengan baik sehingga
TDM Level Pertama yang dinilai telah realisasi jauh meleset dibandingkan tahun
berhasil dalam mengembangkan usahanya sebelumnya.
dan memiliki motivasi yang kuat untuk
Mekanisme Pengusulan Mustahik
pengembangan usaha selanjutnya. Jumlah
distribusi zakat level II pada tahun 2013 Mekanisme pengusulan mustahik pada
sebesar Rp. 875.868.000,-. Pada tahun 2013, 2014, dan 2015 adalah sama, dengan
2014 sebesar Rp. 768.990.000,- untuk 255 ketentuan sebagai berikut:
orang. Sedangkan pada tahun 2015 sebesar a. Pengusulan mustahik level pertama
Rp. 531.324.000,- untuk 175 orang. dilakukan berdasarkan permintaan kuota
c. Level ketiga (qardhul hasan) adalah pinjaman yang ditetapkan BAZNAS Kabupaten
modal tanpa bunga yang diberikan kepada Tanah Datar. Kuota permintaan data
mustahik yang telah berhasil mengembangkan pengusulan mustahik ke SKPD atau
usahanya dengan modal yang sudah diberikan muzakki didasarkan pada pertimbangan
melalui bantuan Level Pertama dan atau Level besaran zakat yang terkumpul oleh masing-
Kedua serta memiliki rencana usaha yang masing SKPD atau muzakki, semakin
prospektif dan pemberian pinjaman/modal besar jumlah zakat yang disetorkan maka
kepada mustahik yang memerlukan bantuan kuota pengusulan akan semakin banyak.
dalam kondisi tertentu yang ditetapkan Sementara untuk kuota permintaan data
berdasarkan rapat pengurus. Jumlah distribusi ke nagari cenderung berdasarkan jumlah
192 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

penduduk di nagari bersangkutan, semakin Mekanisme Penetapan Bantuan


banyak jumlah penduduk suatu nagari Mekanisme penetapan bantuan untuk
maka kuota nagari dalam mengusulkan mustahik berdasarkan bentuk distribusi pada
akan lebih banyak dari pada nagari 2013, 2014, dan 2015 adalah sama, dengan
yang penduduknya sedikit. Kuota ini ketentuan sebagai berikut:
ditetapkan oleh pengurus BAZNAS Tanah a. Penetapan bantuan mustahik level pertama
Datar dalam rapat pengurus. ditetapkan melalui proses sebagai berikut:
b. Pengusulan mustahik level pertama 1) Pelaksanaan survey terhadap calon
dilakukan melalui: mustahik oleh tenaga operasional
1) Pengelola Zakat (UPZ) pada Instansi BAZNAS Kabupaten Tanah Datar.
Pemerintah di tingkat Kabupaten 2) Petugas yang melaksanakan survey
Tanah Datar membuat laporan tertulis dan
2) Pengelola Zakat (UPZ) Kecamatan melaporkan kepada pengurus UPZ
3) Pengelola SUB-UPZ Masjid Kecamatan.
4) Muzakki perorangan atau lembaga 3) UPZ Kecamatan merekomendasikan
c. Penjaringan mustahik level dua dilakukan mustahik yang akan mendapatkan
melalui hasil monitoring dan evaluasi bantuan dan nominal bantuan kepada
terhadap mustahik level pertama. pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah
d. Pengusulan musthik level tiga dilakukan Datar dengan melampirkan hasil
melalui permohonan tertulis dari mustahik survey petugas.
penerima level kedua dan atau level 4) Pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah
pertama yang dinilai berhasil mengelola Datar melaksanakan analisa terhadap
usahanya. hasil survey dan rekomendasi UPZ
e. Pengusulan peserta training wirausaha Kecamatan.
(life skill) dan penerima modal dilakukan 5) Pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah
melalui penjaringan BAZNAS Kabupaten Datar melaksanakan rapat pleno
Tanah Datar dan atau lembaga yang untuk menetapkan mustahik yang
ditunjuk. Pada tahun 2013 mekanisme akan menerima bantuan
ini belum dilaksanakan karena pola 6) Penetapan mustahik yang akan menerima
pendistribusian zakat produktif berupa zakat dengan Surat Keputusan Ketua
training wirausaha (life skill) belum ada. BAZNAS Kabupaten Tanah Datar.
Sedangkan pada tahun 2014 merupakan b. Penetapan bantuan mustahik level kedua
realisasi perdana dan pada tahun 2015 ditetapkan melalui proses sebagai berikut:
action kedua. 1) BAZNAS Kabupaten Tanah Datar
menugaskan tenaga operasional untuk
Mekanisme Pengelolaan Zakat (Widi Nopiardo) 193

melaksanakan monitoring dan evaluasi 4) Pengurus BAZNAS melaksanakan


terhadap mustahik level pertama yang rapat pleno untuk menetapkan
telah mendapatkan bantuan minimal mustahik yang akan menerima bantuan
setelah enam bulan. level kedua.
2) Petugas membuat laporan tertulis 5) Penetapan mustahik yang akan menerima
dan menyampaikan kepada pengurus zakat dengan Surat Keputusan Ketua
BAZNAS Kabupaten Tanah Datar. BAZNAS Kabupaten Tanah Datar.
3) Petugas survey membahas bersama d. Penetapan peserta pelatihan dan bantuan
pengurus yang ditunjuk oleh BAZNAS dilakukan melalui proses sebagai berikut:
Kabupaten Tanah Datar. 1) Pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah
4) Pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah Datar melaksanakan seleksi terhadap
Datar yang ditunjuk melaksanakan calon yang diusulkan.
validasi data ke lapangan di dampingi 2) Penetapan calon yang lulus seleksi
oleh petugas survey. dilakukan melalui rapat pleno
5) Pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah
Datar melaksanakan Rapat Pleno Datar berdasarkan laporan tim seleksi.
untuk menetapkan mustahik yang
akan menerima bantuan level kedua. Mekanisme Pengalokasian Dana dan Indeks
Bantuan
6) Penetapan mustahik yang akan menerima
Alokasi dana dan Indeks bantuan untuk
zakat dengan Surat Keputusan Ketua
mustahik pada 2013, 2014, dan 2015 sama-
BAZNAS Kabupaten Tanah Datar.
sama mengacu pada Surat Keputusan Ketua
c. Penetapan bantuan mustahik level ketiga
Badan Amil Zakat Kabupaten Tanah Datar
ditetapkan melalui proses sebagai berikut:
Nomor : 08/SK/BAZ-TD/IV/2014 tentang
1) Mustahik level kedua atau level pertama Pedoman Pelaksanaan Program Tanah Datar
yang berhasil mengelola bantuan Makmur Badan Amil Zakat Kabupaten Tanah
mengajukan permohonan kepada Datar. Pengalokasian dana bantuan untuk skim
BAZNAS Kabupaten Tanah Datar. zakat produktif sebanyak 27,5 % dari total
2) Pengurus BAZNAS Kabupaten Tanah penghimpunan. Pada tahun 2013 dan 2014
Datar yang ditunjuk bersama tenaga terjadi kelebihan dari alokasi yang ditentukan
operasional melaksanakan survey ke sedangkan pada 2015 terjadi ketidaktercapaian
lokasi mustahik. dari target alokasi yang ditetapkan. Untuk
3) Petugas survey membuat laporan lebih detailnya sebagai berikut:
tertulis dan melaporkan ke BAZNAS a. Alokasi dana bantuan untuk program
Tanah Datar. Tanah Datar Makmur adalah sebanyak
27.5 % dari total dana zakat yang
194 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

dihimpun oleh BAZNAS Kabupaten pada 2013, 2014, dan 2015 adalah sama.
Tanah Datar. (Pedoman Pelaksanaan Penyerahan bantuan untul level pertama,
Program Tanah Datar Makmur Badan kedua, dan ketiga dilaksanakan dengan
Amil Zakat Kabupaten Tanah Datar, 2014) ketentuan sebagai berikut :
Dari data yang disajikan pada tabel 1 a. Bantuan diserahkan dalam bentuk barang
diperoleh keterangan bahwa pada tahun senilai jumlah bantuan yang ditetapkan.
2013 pendistribusian zakat produktif b. Bantuan diserahkan setelah mustahik
sebesar Rp. 2.795.398.000,- adalah 33,21 mendapatkan pembinaan dari BAZNAS
% dari total pengumpulan. Pada tahun Kabupaten Tanah Datar.
2014 pendistribusian zakat produktif c. Penyerahan bantuan dilakukan oleh
sebesar Rp. 2.522.051.000,- adalah 28,81 tenaga operasional dengan mendampingi
% dari total pengumpulan. Sedangkan mustahik untuk pengadaaan barang sesuai
pada tahun 2015 pendistribusian zakat dengan usaha dan nominal bantuan yang
produktif sebesar Rp. 1.254.584.000,- telah ditetapkan.
adalah 13,67 % dari total pengumpulan.
Untuk pengalokasian dana zakat produktif Mekanisme Pembinaan
terlihat inkonsistensi sebab pada tahun Mekanisme pembinaan mustahik berdasarkan
2013 sebesar 33,21 % berarti berlebih bentuk distribusi pada 2013, 2014, dan 2015
5,71 % dari alokasi yang ditentukan. Pada adalah sama, dengan ketentuan sebagai berikut:
tahun 2014 sebesar 28,81 % berarti ada 1. Setiap mustahik yang akan mendapatkan
kelebihan 1,31 %. Sedangkan pada 2015 bantuan modal terlebih dahulu menerima
sebesar 21,38 % berarti belum mencapai pembinaan dari BAZNAS Kabupaten
target alokasi atau kurang 13,83 %. Tanah Datar.
b. Indeks bantuan yang diberikan kepada 2. Kehadiran dan pertisipasi mustahik pada
mustahik dari tahun 2013 – 2015 memakai acara pembinaan menjadi syarat untuk
indeks sebagai berikut: mendapatkan bantuan berikutnya.
1) Bantuan level pertama indeks maksimal
Dari pemaparan di atas tergambarlah
Rp 3.000.000,-
bagaimana mekanisme pendistribusian zakat
2) Bantuan level kedua indeks maksimal produktif dari tahun 2013 – 2015. Jika tidak
Rp 4.000.000,- diperbandingkan maka seolah-olah mekanisme
3) Bantuan level ketiga indeks maksimal zakat produktif adalah hanya melanjutkan dari
Rp 7.500.000,- tahun-tahun sebelumnya. Padahal setelah
diperbandingkan ternyata ada perbedaan dari
Mekanisme Penyerahan Bantuan
alokasi per tahun dan perbedaan berkat adanya
Mekanisme penyerahan bantuan untuk inovasi pola distribusi. Adanya perbedaan
mustahik berdasarkan bentuk distribusi
Mekanisme Pengelolaan Zakat (Widi Nopiardo) 195

tersebut akan menjadi dasar kajian bagi pengumpulan. Untuk pengalokasian dana
pengurus BAZNAS Tanah Datar, apakah zakat produktif terlihat inkonsistensi sebab
perbedaan tersebut akan berpengaruh pada pada tahun 2013 sebesar 33,21 % berarti
optimalisasi pendistribusian zakat produktif. berlebih 5,71 % dari alokasi yang ditentukan.
Pada tahun 2014 sebesar 28,81 % berarti ada
KESIMPULAN kelebihan 1,31 %. Sedangkan pada 2015
Bentuk atau pola distribusi pada 2013 sebesar 21,38 % berarti belum mencapai
hanya 3 bentuk yaitu level I, level II, dan target alokasi atau kurang 13,83 %. Sedangkan
level III, sedangkan pada 2014 dan 2015 mekanisme pengusulan mustahik, penetapan
ada 4 bentuk yaitu level I, level II, level III, bantuan, penyerahan bantuan, dan pembinaan
dan training wirausaha (life skill). Jumlah mustahik dari tahun 2013 s.d. 2015 cenderung
distribusi zakat untuk training wirausaha sama.
(life skill) dan pemberian modal kepada Skim zakat produktif di tahun 2014 dan
mustahik pengangguran pada tahun 2013 2015 mengalami penurunan dari tahun 2013.
belum ada. Pada tahun 2014 sebesar Rp. Padahal skim ini sangat berpotensi untuk
118.750.000,-. Sedangkan pada tahun 2015 mengubah status ekonomi mustahik ke kondisi
hanya sebesar Rp. 1.000.000,-. Pada tahun yang lebih baik. Pengurus BAZNAS Tanah
2013 mekanisme ini belum dilaksanakan Datar agar selalu melaksanakan kebijakan
karena pola pendistribusian zakat produktif yang sejalan dengan cita-cita pengelolaan zakat
berupa training wirausaha (life skill) belum yaitu kesejahteraan umat, yaitu dengan tetap
ada. Sedangkan pada tahun 2014 merupakan memprioritaskan pengalokasian untuk skim
realisasi perdana dan pada tahun 2015 action zakat produktif. Jika telah ada standar alokasi
kedua, namun anggarannya jauh meleset per skim program zakat yang ditetapkan oleh
dari tahun 2014 ini menandakan pengurus BAZNAS Tanah Datar maka sebaiknya ada
BAZNAS Tanah Datar tidak memprioritaskan pengawasan yang optimal terhadap realisasi
lagi program ini tahun 2015 diindikasikan pendistribusian sehingga antara target dan
dengan realisasi yang hanya Rp. 1.000.000,- realisasi berjalan selaras. Inovasi program yang
di 2015. telah diluncurkan dengan analisis yang panjang
Pada tahun 2013 pendistribusian zakat jangan hanya direalisasikan secara optimal
produktif sebesar Rp. 2.795.398.000,- adalah pada tahun tertentu saja sedangkan pada tahun
33,21 % dari total pengumpulan. Pada tahun berikutnya terkesan tidak memprioritaskan.
2014 pendistribusian zakat produktif sebesar
Rp. 2.522.051.000,- adalah 28,81 % dari total DAFTAR PUSTAKA
pengumpulan. Sedangkan pada tahun 2015 Ahmad, Zainal Abidin. 1979. Dasar-dasar
pendistribusian zakat produktif sebesar Rp. Ekonomi Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
1.254.584.000,- adalah 13,67 % dari total
196 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Asnaini. 2008. Zakat Produktif dalam Perspektif Hafiduddin, Didin. 2002. Zakat dalam
Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Perekonomian Modern. Jakarta: Gema
Insani Press.
Azizy, A. Qodri. 2004. Membangun Fondasi
Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Purwakananta, M. 2008. Arifin dan Aflah,
B e r k e m b a n g n y a Ek o n o m i Is l a m ) . Noor. Southest Asia Zakat Movement,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Padang: Forum Zakat (FOZ).

Dokumen BAZNAS Tanah Datar. 2015. Qadir, Abdurrachman. 2001. Zakat (dalam
Rekap Pengumpulan dan Pendistribusian Dimensi Mahdah dan Sosial). Jakarta: Raja
Zakat dari Tahun 2013 s.d. 2015 Grafindo Persada.

Dokumen BAZNAS Tanah Datar. 2014. Sari, Elsi Kartika. 2007. Pengantar Hukum
Pedoman Pelaksanaan Program Tanah Datar Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo.
Makmur Badan Amil Zakat Kabupaten
Sartika, Mila. 2008. Pengaruh Pendayagunaan
Tanah Datar.
Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan
Faisal. 2016. Wawancara dengan staf Mustahik pada LAZ Yayasan Solo Peduli
pendistribusian pada 29 September dan Surakarta, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba.
19 Oktober 2016. 2 (1): 75-89.

Anda mungkin juga menyukai