Anda di halaman 1dari 2

Nama: Surya Harya Nugraha Suwono

NIM: 031911133188

Kelas: A-2

Belajar Bahasa Indonesia

Bab 2 Membangkitkan Rasa Nasionalisme dan Kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia

A. Eksistensi Bahasa Indonesia


Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Eksistensi bahasa
Indonesia ini hadir setelah Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Tetapi
seiring perkembangan zaman, orang Indonesia tidak terlalu bangga dengan bahasa
Indonesia. Misalnya banyak dari mereka yang acuh dengan penggunaan bahasa Indonesia
yang salah bahkan jika hilang mereka juga tetap tidak peduli. Munculnya sekolah bertaraf
internasional dengan bahasa pengantar Inggris juga menjadi penyebab pembinasaan bahasa
Indonesia Tidak hanya itu, orang Indonesia lebih bangga dengan menggunakan bahasa
Inggris ketimbang bahasa Indonesia. Faktanya banyak warga asing seperti mahasiswa dari
Universitas New South Wales berkunjung ke Pesantren Tebuireng untuk belajar bahasa
Indonesia dan ingin lebih tahu banyak tentang Indoensia.

B. Sikap Optimis Eksistensi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional


Dalam falsafah Jawa dijelaskan bahwa “ajining diri gumantung ing lati” dan “ajining
raga gumantung ing busana” yang keduanya memiliki arti bahwa harga diri dan
kepribadian seseorang bergantung pada tindak tutur atau bahasa dan cara berpakaian.
Menurut Dardjowidjojo, bahasa Indonesia bisa saja menjadi bahasa Internasional karena
banyak tenaga kerja Indonesia bekerja di luar negeri, banyak negara asing yang
mengajarkan bahasa Indonesia, dan banyak pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri.
Menurut Sugono, bahasa Indonesia juga sudah dipelajari di 40 negara yang memiliki
sekolah dan universitas yang mengajarkan bahasa Indonesia. Untuk mendukung hal
tersebut, timbul tiga landasan fundamental yaitu, ikrar Sumpah Pemuda, Pasal 36 UUD
1945, dan UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan
Lagu Kebangsaan. Sebenarnya peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional itu
banyak, oleh sebab itu kita orang Indonesia harus menjunjung tinggi bahasa Indoenesia.
Ejaan yang Disempurnakan

Ejaan yang Disempurnakan adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf
kapital, huruf miring, dan penulisan tanda baca. Tanggal 27 Mei 1972 ditetapkannya Ejaan
yang Disempurnakan untuk penggunaan bahasa Indonesia. Lalu berkembangnya zaman
ejaan ini dirubah menjadi Ejaan Bahasa Indonesia. Berikut penjelasan tentang Ejaan yang
Disempurnakan:
1. Huruf Kapital
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
 “Pukul berapa kita akan berangkat?” tanya Sani kepada Nuri.
 “Susi, tolong belikan gula di warung” kata Budi kepada Susi.
b. Huruf kapital dipakai sebagai penggati nama jabatan dan pangkat yang diikuti
oleh nama orang atau yang diganti nama orang tertentu, nama instansi atau nama
tempat.
 Pidato tersebut disampaikan oleh Bupati Garut.
 Kapolda Metro Jaya menangani kasus narkoba di daerah Pasar Minggu.
2. Huruf Miring
a. Penulisan nama buku, majalah dan nama surat kabar.
 Salah satu buku yang terkenal di Eropa zaman dulu adalah buku Das Capital.
 Berita itu sudah tersebar luas di koran Priangan.
b. Penulisan kata asing atau ilmiah yang belum diserap dalam bahasa Indonesia.
 Nama virus yang menyerang daun tembakau adalah Tobacco Mozaik Virus.
 Lingua Franca adalah arti bahasa pergaulan atau pengantar.
3. Tanda Baca
a. Tanda Titik
 Hari ini hujan masih sama seperti tadi malam.
 Pembawa berita itu sedang mebawakan berita kemarin.
b. Tanda Koma
 Yang diperlukan dalam ujian menggambar adalah pensil, pengahapus dan
penggaris.
 Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapa pun.

Anda mungkin juga menyukai