Anda di halaman 1dari 4

Muhamad Ridho

031911133171

Angkatan 2019

Pancasila sebagai Ide Landasan Penegakan Hukum

Warga Indonesia pastinya tidak asing lagi jika mendengar tentang Pancasila. Bahkan
Pancasila juga sudah dikenalkan kepada anak-anak sejak dini untuk dimaknai dan diterapkan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila sendiri ini digunakan
masayrakat Indonesia sebagai dasar negara dan sumber utama acuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau bisa disebut sebagai dasar-dasar negara Indonesia. Bisa dikatakan bahwa
Pancasila menggambarkan tentang ruh dan esensi Pancasila sendiri. Makna Pancasila sebagai
dasar negara tentu harus dipahami, karena Pancasila merupakan salah satu elemen paling penting
dalam negara Indonesia. Tanpa memahami maknanya, orang-orang hanya akan melihat Pancasila
sebagai slogan semata. Pancasila adalah suatu idoelogi yang dipegang erat bangsa Indonesia.

Istilah Pancasila mulai dikenal bangsa Indonesia karena disampaikan oleh Bung Karno lewat
sidang BPUPKI I. Dari yang dirumuskan oleh Bung Karno, Pancasila ini mengandung nilai-nilai
kehidupan yang dapat digunakan bangsa Indonesia untuk berbangsa dan bernegara. Hal tersebut
didasarkan fakta berdasarkan kehidupan bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, Pancasila juga
dijadikan sebagai landasan berdirinya negara Indonesia. Oleh karena itu, sebagai warga negara
Indonesia semua orang harus bisa memahami dan mengimplementasikan makna Pancasila
sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari. Makna pancasila sebagai dasar negara ialah
menjadi landasan, pondasi utama, titik acuan bangsa Indonesia dalam mengatur bangsa maupun
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa betapa
pentingnya Pancasila dalam mengatur unsur-unsur kehidupan berbangsa dan bernegara, segala
bentuk peraturan-peraturan yang ada di Indonesia harus berlandaskan Pancasila.

Jika dilihat dari maknanya sebagai dasar negara, Pancasila digunakan sebagai dasar atau
fundamen untuk mengatur pemerintah negara, atau pun sebagai dasar untuk mengatur seluruh
penyelenggaraan negara. Maka makna Pancasila sebagai dasar negara bisa didefinisikan sebagai
kaidah negara yang fundamental, yang artinya sebagai hukum dasar, baik itu yang tertulis atau
pun yang tidak tertulis dan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara
Indonesia sudah seharusnya bersumber dan ada di bawah pokok kaidah negara yang
fundamental. Jadi kita bisa membayangkan jika sebuah negara tidak memiliki dasar negara,
sudah pastii seluruh penyelenggaraan negara tidak akan memiliki pegangan atau pun pedoman
yang kuat dan kokoh, sehingga setiap warga negara akan memiliki pegangan juga pedoman
tersendiri yang pada akhirnya melahirkan perpecahan.

Makna Pancasila sebagai dasar negara juga memiliki artian sebagai dasar atau pun pedoman
dalam penyelenggaraan negara. Seandainya negara menjadi sebuah bangunan, maka Pancasila
ini menjadi fondasi yang nanti akan dijadikan sebagai tempat untuk berpijaknya bangunan-
bangunan yang ada. Dengan begitu maka Pancasila dijadikan sebagai dasar dan tonggak dalam
pembuatan segala peraturan perundang-undangan negara dan berbagai macam peraturan lain
yang di dalamnya mengatur di berbagai bidang kehidupan, baik itu di bidang politik, sosial,
ekonomi, budaya, pendidikan, serta pertahanan dan keamanan negara. Pada pembukaan UUD
1945 alinea IV, dijelaskan bahwa Pancasila ini merupakan dasar negara. Jadi makna Pancasila
sebagai dasar negara adalah nilai dasar yang normatif terhadap semua penyelenggaraan Negara
Republik Indonesia.

Sejatinya bahwa keberadaan Pancasila di Indonesia sangat kompleks. Kompleksitas Pancasila


dapat diteroka melalui statusnya sebagai ideologi negara, falsafah negara, weltanschauung,
rechtsfundamentalnorm, dan lain-lain. Dari pernyataan tersebut, seyogyanya kita mampu
memahami bahwasanya Pancasila sangat diperlukan di dalam berbagai sendi kehidupan
Indonesia, mulai dari sisi sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, keamanan, dan pula dalam hal ini
ialah hukum itu sendiri. Terkait dengan tinjauan pada sisi hukum itu sendiri, pembuatan dan
penerapan hukum itu harus dilandasi oleh Pancasila (sebagai rechtsfundamentalnorm). Hal
tersebut dilandasi pertama-tama dari cita-cita nasional yang dijabarkan di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 alinea keempat (sebagai buah dari
Pancasila itu sendiri). Oleh karena itu, kita telah memahami betapa pentingnya Pancasila
dipraksiskan sebagai ide landasan penegakan hukum di Indonesia.

Pancasila memiliki lima nilai dasar, yaitu nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan,
nilai Kerakyatan, dan nilai Keadilan. Kelima nilai dasar ini perlu dimasukkan ke dalam setiap
peraturan perundang-undangan dan dijabarkan ke dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
bernegara. Pertama, nilai Ketuhanan menunjukkan bahwasanya Indonesia ialah negara yang
mengakui dan menjamin nilai-nilai kepercayaan/ keyakinan/ dan keagamaan. Setiap peraturan
perundang-undangan seyogyanya diarahkan pada nilai-nilai Ketuhanan. Artinya bahwa nilai dari
setiap peraturan perundang-undangan seyogyanya tidak boleh menyimpang dari nilai Ketuhanan
itu sendiri. Kalau kita menjabarkan sila pertama Pancasila, sistem hukum Indonesia harus
dibangun dan disinari dengan ‘sinar’ (nilai) Ketuhanan. Sinar Ketuhanan berasal dari agama,
kepercayaan apapun yang ada di Indonesia

Kedua, nilai Kemanusiaan menunjukkan bahwasanya Indonesia ialah negara yang mengakui,
menjamin, dan memberikan perlindungan akan hak asasi manusia (HAM). Sila kedua Pancasila
adalah dasar hubungan sosial dan budaya antara semua warga masyarakat Indonesia. Nilai utama
dalam mewujudkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi
manusia (HAM). Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajatnya. Atas pernyataan tersebut, kita seyogyanya
mampu memahami pentingnya asas perlindungan hak asasi manusia di dalam setiap peraturan
perundang-undangan. Maksudnya ialah bahwa peraturan perundang-undangan harus dibangun
dan disinari dengan ‘sinar’ (nilai) Kemanusiaan. Sinar Kemanusiaan berasal dari penegakuan hak
asasi manusia itu sendiri. Pun sesuai dengan pernyataan Prof. Dr. Jimly Asshidiqqie, S.H. dalam
Gagasan Negara Hukum Indonesia menyatakan bahwasanya di dalam Negara Hukum terdapat
pengakuan perlindungan hak asasi manusia, di mana Negara Hukum itu sendiri identik dengan
‘peraturan perundang-undangan sebagai pemimpin tertinggi negara.’ Atas hal tersebut, tepatlah
dikatakan bahwasanya peraturan perundang-undangan haruslah diarahkan kepada perlindungan
hak asasi manusia.

Ketiga, nilai Persatuan menunjukkan bahwasanya Indonesia ialah negara yang mengutamakan
kepentingan kolektif/ komunal/ umum daripada kepentingan individu/ perseorangan/ golongan.
Selain itu, nilai Persatuan merujuk pula pada sikap cinta tanah air (nasionalisme), di mana
nasionalisme yang dimaksud ialah selaras dengan rumusan Pancasila oleh Soekarno,
yaitu :”Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan”. Nilai nasionalisme Indonesia harus
diselaraskan dengan adanya pengakuan internasionalisme. Dengan kata lain, bahwa nasionalisme
Indonesia mengarah pada persahabatan akan hubungan luar negeri (tidak chauvinisme). Melalui
hal ini, sudah seyogyanya bahwa hukum di Indonesia dirujukkan untuk kepentingan komunal,
tidak hanya kepentingan golongan-golongan tertentu. Hal tersebut diolah bukan tanpa alasan.
Kepentingan komunal perlu diwujudnyatakan dan diejawantahkan sebagai upaya perwujdan
Persatuan Indonesia itu sendiri.

Keempat, nilai Kerakyatan menunjukkan bahwasanya Indonesia ialah negara yang


demokratis. Dalam hal ini, hukum di Indonesia diolah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Seperti dinyatakan di dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Konstitusi RI: “Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Melalui hal ini, sudah seyogyanya
bahwa hukum diatur oleh rakyat dan diperuntukkan kepada kepentingan rakyat itu sendiri.

Kelima, nilai Keadilan menunjukkan bahwasanya Indonesia ialah negara yang


mengembangkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Sikap dan suasana
tersebutlah yang seharusnya dijabarkan di dalam setiap peraturan perundang-undangan.
Harapannya ialah bahwa ketimpangan sosial diminimalisir, konflik kepentingan diminimalisir,
sehingga keadilan sosial itu sendiri terwujud.

Jadi Pancasila memiliki nilai-nilai kehidupan luhur bangsa Indonesia. Disamping itu juga,
Pancasila juga digunakan untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat
bangsa Indonesia. Oleh karena mengatur kehidupan masyarakat Indonesia, nilai-nilai Pancasila
ini hendaknya juga dimasukkan ke dalam peraturan perundang-undangan. Hal tersebut tentunya
untuk mewujudkan nilai-nilai atau semangat Pancasila ditengah-tengah kehidupan masyarakat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai