net/publication/338911170
45773233-Penanggulangan-Bencana-Dan-Pertahanan-Negara
CITATIONS
READS
0
795
1 author:
Danang Putra
Yokohama National University
8 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Towards More Effective Disaster Governance and Power Sharing Between Various Tiers of Government Under Decentralization System in Indonesia View project
All content following this page was uploaded by Danang Putra on 30 January 2020.
ABSTRAK
Penanganan bencana alam memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam
menggerakkan manusia, sarana prasarana dan peralatan terutama bagi
wilayah Indonesia sebagai archipelagic state yang memiliki wilayah terluas di
dunia serta rawan terhadap bencana alam dan kecelakaan lain, maka faktor
ketepatan pengerahan sumberdaya yang tepat menjadi sangat penting.
Belajar dari pengalaman selama ini, sudah saatnya kita memikirkan langkah
yang lebih terpadu dan terkoordinasi. Menetapkan institusi yang tepat berada
di garis depan dan pihak-pihak yang harus mendukung dari belakang. Baik
pada masa awal terjadinya bencana maupun lanjutan penanggulangan dalam
bentuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Militer adalah satu-satunya organisasi
yang disiapkan untuk melaksanakan operasi-operasi militer dalam perang.
Disamping itu, peran militer adalah juga menjalankan operasi militer selain
perang seperti misalnya pada saat penanggulangan bencana.
PENDAHULUAN
Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada diantara
dua benua dan dua samudera yang terbentang digaris khatulistiwa dan
terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, merupakan
wilayah territorial yang sangat rawan terhadap bencana. Hampir semua jenis
bencana baik karena alam maupun karena ulah manusia seperti gempa bumi,
tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran,
bencana asap dan bencana akibat kecelakaan industri serta kesalahan
teknologi, telah mengancam dan berada ditengah lingkaran kehidupan
segenap bangsa Indonesia. Bencana secara langsung akan menghambat
kelancaran pembangunan serta hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.
Oleh karena itu dalam penanggulangan bencana diperlukan suatu
mekanisme sebagai arahan dan acuan dalam pelaksanaan Penanggulangan
Bencana bagi lembaga yang terkait dalam Penanggulangan Bencana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana ditetapkan untuk membangun sistem
penanggulangan bencana yang terencana, terkoordinasi dan menyeluruh
dengan tetap menghargai budaya lokal, membangun kemitraan publik dan
swasta, mendorong kesetiakawanan dan kedermawanan, serta menciptakan
perdamaian dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah kerjasama lintas sektor
baik pemerintah, masyarakat, dan swasta. Pertanyaan yang seringkali
diajukan adalah sesungguhnya, di mana posisi TNI dalam penanggulangan
bencana alam? Apakah TNI sebagai penanggung jawab atau hanya
membantu? Bila terjadi leading sector, apa dasarnya dan dari mana
dukungan anggaran untuk menggerakkan pasukan dan membeli bahan-
bahan yang diperlukan TNI? Makalah ini mencoba menjawab keterkaitan
antara penanggulangan bencana dengan pertahanan negara, khususnya
peranan militer di dalamnya.
KESIMPULAN
Konsepsi peran dan tugas militer dalam penanggulangan bencana ke depan
diharapkan menciptakan TNI yang “profesional” dalam menjalankan operasi
bantuan kemanusiaan. Profesionalisme yang dimaksud haruslah dapat diukur
bukan hanya dari besarnya “pengabdian” yang diberikan kepada negara dan
bangsa, namun juga harus dapat diukur dari besarnya dukungan yang
diberikan kepada Militer baik itu dari sisi anggaran maupun dari sisi peran dan
tugas yang diberikan dalam usaha penanggulangan bencana. Untuk itu Militer
harus mendapatkan peran yang lebih didalam usaha penanggulangan
bencana tidak hanya dalam masa tanggap darurat seperti yang telah
dilakukan selama ini namun diharapkan Militer dapat lebih berpartisipasi aktif
pada masa pra-bencana maupun pada masa pasca bencana. Dalam rangka
mendapatkan “peran” yang diharapkan maka Militer harus dapat merumuskan
peran dan tugasnya pada setiap tahapan penanggulangan bencana. Peran
dan tugas tersebut akan dapat terumuskan apabila Militer mempunyai strategi
untuk menggapainya.