WANDA ADINUGRAHA
MATERI/TUGAS YANG AKAN DIBERIKAN
I. TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN VIII. KERUKUNAN ANTAR UMMAT BERAGAMA
II. MANUSIA DALAM PESPEKTIF ISLAM IX. AGAMA ISLAM DAN EKONOMI
III. AGAMA ISLAM X. AGAMA DAN MASYARAKAT
IV. SUMBER AGAMA DAN AJARAN ISLAM XI. AGAMA ISLAM DAN POLITIK
َّضوا ِِب ْْلي َِّاة الدَّنْيا واطْمأنوا ِِبا وال ِذينَّ ُه َّْم ع َّْن ءاَيتِنا غافِلُون ر و ن
َّ اء قِإِنَّ ال ِذينَّ لَّ ي رجونَّ ل
ُ ُْ
َّار ِِبا كانُوا ي ْك ِسبُون
َُّ أُولئِكَّ مأْو ُاه َُّم الن
Sesungguhnya orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami,
dan merasa puas dengan kehidupan di dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan
orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami,
Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.
( QS 10 :Yunus )
َ اِ ْست َ َج
ار ِب ِه
MERASA DILINDUNGI OLEHNYA
( QS 2 : Al Baqoroh :93 )
ُو ِل َع ِب ِه
MERASA CINTA & CENDERUNG KEPADANYA
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah ;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah . Adapun orang-orang yang beriman
amat sangat cintanya kepada Allah . Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal).
QS 2 : Al Baqoroh : 165 )
SANGAT MENCINTAINYA َك َما ُل ْال َم َحبَّ ِة
َّآلخرَِّة وإِذا ذُكِرَّ ال ِذينَّ ِم َّْن ُدونَِِّه إِذا ُه َّْم ي ْست ْب ِشُرون
ِ ْوب ال ِذينَّ لَّ ي ْؤِمَّنُونَّ ِِب
ُ َّ
ُ ل
ُ ق
ُ ت
َّ
ْ زأ اْش
ْ ه
َّ دح
ُ ْ ُو اّلل
َّ ر
َّ ِوإِذا ذُك
Dan apabila nama Allah saja yang disebut, akan kesalah hati orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah
yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati. ( QS 39 : Az Zumar : 45 )
Hadits : Sabda Rasulullah SAW : “Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba pakaian. Kalau
diberi maka ia ridha, sedangkan apabila tidak diberi maka ia akan kesal. Ini disebabkan kecintaannya yang amat
sangat terhadap barang-barang tersebut”
SANGAT MERENDAHKAN DIRI DI HADAPANNYA
َك َما ُل التَّذَلُّ ِل
57. Demi Allah , sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya963.
59. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang َّ) فجعل ُه َّْم ُجذاذًا إِلَّ كبِ ًريا ِلَُّْم لعل ُه َّْم إِلْي َِّه ي ْرِج ُع َّون58
َّ) قالُوا م َّْن ف علَّ هذا ِِب ِِلتِنا إِنَّ َّهُ ل ِمنَّ الظالِ ِمي59
zhalim".
60. Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim".
61. Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan".
َُّ ت ي ْذ ُك ُرُه َّْم يُقا َُّل ل َّهُ إِبْر ِاه
يم ًَّ ) قالُوا ِْس ْعنا ف60
62. Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?" َّاس لعل ُه َّْم ي ْشه ُدون َِّ ي الن َِّ ُ ) قالُوا فأْتُوا بَِِّه على أ ْع61
63. Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat َُّ ) قالُوا ءأنْتَّ ف علْتَّ هذا ِِب ِِلتِنَّا َيإِبْر ِاه62
يم
berbicara"
64. Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang
َّوه َّْم إِ َّْن كانُوا ي ْن ِط َُّقون ُ ُ) قالَّ ب َّْل ف عل َّهُ كبِريُُه َّْم هذا فا ْسأل63
menganiaya(diri sendiri)",
َّ) ف رج ُعوا إِلَّ أنْ ُف ِس ِه َّْم ف قالُوا إِنَّ ُك َّْم أنْتُ َُّم الظالِ ُمون64
َّوس ِه َّْم لق َّْد عَّلِ ْمتَّ ما ه ُؤل َِّء ي ْن ِط ُق َّون
65. kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu
ِ ) َُّث نُ ِكسوا على رء65
tidak dapat berbicara". ُُ ُ
رَضرُك َّْم َِّ ون َِّ ) قالَّ أف ت ْعبُ ُدونَّ ِم َّْن ُد66
66. Ibrahim berkata: "Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak(pula)
memberi mudharat kepada kamu?"
ُ اّلل مَّا لَّ ي ْن ف ُع ُك َّْم شْي ئًا ولَّ ي
67. Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah . Maka apakah kamu tidak memahami
َّاّللِ أفلَّ ت ْع ِقلُون َّ ون َِّ ) أُفَّ ل ُك َّْم ولِما ت ْعبُ ُدونَّ ِم َّْن ُد67
َّاعلِي ِ وه وانَْصروا ء ِاِلت ُك َّم إِ َّْن ُكْن تُ َّم ف ِ
68. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". ْ ْ ُ ُ َُّ ُ) قالُوا حرق68
69. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", َّون ب ْرًدا وسل ًما عَّلى إِبْر ِاهيم َّ ِ ) قُلْنا َين َُّر ُك69
( QS 6 : Al An’am : 137 )
1. Hubungan Manusia dengan Allah SWT.
Ketakwaan atau pemeliharaan hubungan dengan Allah SWT. Dapat dilakukan dengan cara:
a. Beriman kepada Allah SWT menurut cara-cara yang diajarkannya melalui wahyu yang disengaja
diturunkannya untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia.
b. Beribadah kepada Allah SWT dengan jalan melaksanakan sholat lima waktu dalam sehari, menunaikan zakat
apabila telah mencapai syarat nisab dan haulnya, berpuasa pada bulan suci ramadhan, dan melakukan ibadah haji
seumur hidup sekali dengan cara-cara yang telah ditentukan.
c. Mensyukuri nikmat-Nya dengan jalan menerima, mengurus dan memanfaatkan semua karunia dan
pemberian Allah SWT kepada manusia.
d. Bersabar menerima cobaan dari Allah SWT dalam pengertian tabah, tidak putus asa ketika mendapat
musibah.
2. Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri sebagai dimensi Takwa yang kedua dapat dipelihara dengan
jalan menghayati benar patokan-patokan akhlak yang telah disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al-
Qur’an, begitu pula pedoman yang telah disampaikan oleh Rasul-Nya melalui As-Sunnah (Al-Hadits)
sebagai teladan bagi umatnya. Secara singkat berikut dikemukakan beberapa referensi:
a. Sabar (QS. Al-Baqarah ayat 153)
b. Ikhlas (QS. Al-Bayyinah ayat 5)
c. Berkata benar (QS. Al-Kahfi ayat 29)
d. Berlaku adil (QS. An-Nisa ayat 135)
e. Tidak menganiaya diri (QS. Al-Baqarah ayat 195)
f. Berlaku benar dan jujur (QS. At-Taubah ayat 119)
g. Menjaga diri (QS. At-Tahrim ayat 6)
h. Pemaaf (QS. Ali Imran ayat 134)
3. Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan pertolongan manusia lain.
Karena ternyata manusia yang mengaku pintar ini tidak dapat dan tidak mampu mencukupi kebutuhan diri
sendiri tanpa bantuan orang atau pihak lain. Oleh sebab itu manusia sebagaimana diajarkan oleh Al-Qur’an
dan As-Sunnah agar menjaga dan memelihara hubungan baik antar sesamanya.
Hubungan manusia dengan sesamanya dalam masyarakat dapat dibina dan dipelihara melalui:
a. Tolong menolong dan bantu membantu dalam kebaikan dan tidak mengembangkan perbuatan dosa
dan menyebarkan permusuhan (QS. Al-Maidah ayat 2)
b. Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imran ayat 134)
c. Menepati janji (QS. Al-Maidah ayat 1)
d. Toleransi dan lapang dada (QS. Ali Imran ayat 159)
e. Menegakkan keadilan dengan berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain (QS.An-Nisa 135)
f. Tidak menyombongkan diri/angkuh dalam pergaulan (QS. Luqman ayat 18)
g. Berlaku sederhana dan lemah lembut dalam pergaulan (QS.Luqman ayat 19).
4. Hubungan Manusia dengan Lingkungan Hidup
Di lihat secara umum mengenai pelaksanaan takwa bila digambarkan oleh kewajiban terhadap
lingkungan hidup adalah:
a. Kewajiban terhadap lingkungan hidup dapat disimpulkan dari pernyataan Allah SWT dalam Al-
Qur’an yang menggambarkan kerusakan yang telah terjadi di daratan dan di lautan, karena ulah
tangan-tangan manusia, yang tidak mensyukuri karunia Allah. Untuk mencegah derita yang
dirasakan oleh manusia, manusia wajib memelihara dan melestarikan lingkungan hidupnya.
Memelihara dan melestarikan alam lingkungan hidup berarti pula memelihara kelangsungan
hidup manusia sendiri dan keturunannya di kemudian hari.
b. Kewajiban orang yang takwa terhadap harta yang dititipkan atau diamanatkan oleh Allah SWT.
padanya. Menurut ketentuan Allah SWT. dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang kini terekam
dalam kitab kitab hadits, hubungan manusia dengan hartanya dapat di lihat dari tiga sisi, yaitu (a)
cara memperolehnya, (b) fungsi dan harta, (c) cara memanfaatkan atau membelanjakannya.