Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL 100 WP

SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

PROPOSAL

OLEH:
HUSEIN AHMED ISNAIN
1702230508

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana diketahui bahwa matahari adalah sumber penghidupan bagi makhluk


hidup, yang diciptakan Tuhan sebagai suatu kelengkapan unsur jagat raya. Energi
matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak akan
habis namun gratis. Kadang-kadang kita kurang menyadari fungsi dan manfaat
matahari terhadap penghidupan makhluk seolah-olah pemanfaatannya adalah otomatis.
Jika dicermati dengan baik, energi matahari sangat besar manfaatnya. Misalnya,
dengan menggunakan Kollektor Surya kita dapat mengeringkan ikan, jagung, kacang, dan
memanaskan air, serta Panel Sel Surya (Solar Cell) dapat digunakan sebagai alat
pembangkit tenaga listrik. Kalau saja energi matahari ini dapat digunakan dengan baik
maka dapat mengurangi pemakaian energi listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara),
apalagi sekarang sedang menghadapi krisis energi listrik.
Kebutuhan energi listrik disesuaikan dengan perkembangan beban listrik suatu
daerah. Daerah yang sedang berkembang sudah sepantasnya diberikan prioritas yang
tinggi dalam kebutuhan daya listrik, agar sistem pembangkit yang dibangun mempunyai
arti penting dan penggunaanya tercapai secara optimal. Kebutuhan masyarakat kota
Palembang terhadap listrik terasa semakin meningkat. Keadaan ini ditunjukkan oleh
meningkatnya penyambungan pelanggan listrik baru di kota Palembang. Selain jumlah
pelanggan dan jumlah konsumsi energi listrik meningkat, peningkatan pemakaian energi
listrik juga dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu wilayah, faktor musim, jumlah dan
perkembangan penduduk suatu wilayah, perencanaan dan jumlah industri. Faktor musim
menggambarkan fluktuasi pemakaian oleh pelanggan.Meningkatnya jumlah penduduk akan
berdampak langsung terhadap konsumsi energi listrik.
Diprovinsi Sumatera Selatan pembangkit energi lisrik yang ada masih kurang
memadai, sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen kurang optimal. Itu terbukti dari
seringnya terjadi pemadaman bergilir dibeberapa tempat dikota Palembang. Penyaluran
energi listrik dikatakan optimal apabila energi listrik tersebut disalurkan secara terus-
menerus selama 24 jam nonstop. Apabila terjadi pemadaman energi listrik maka
penyaluran energi listrik kurang optimal.
Kebutuhan akan energi listrik yang semakin meningkat dan keterbatasan sumber
energi listrik yang ada sekarang ini, serta dalam rangka menjaga kontinitas
penyediaan sumber energi listrik diperlukan sumber energi alternatif yang
berkesinambungan. Sebagai energi alternatif yang relatif tidak akan habis seiring
berjalannya waktu dapat diambil dari sumber panas matahari (surya). Penyediaan akan
energi listrik dari sumber alternatif seperti tenaga surya diharapkan mampu menunjang
kebutuhan akan energi listrik. Sehingga diperlukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Kebutuhan akan sumber daya energi alternatif sudah merupakan isu global sebagai
upaya mengantisipasi peningkatan pemakaian energi dan menipisnya sumber energi
konvensional secara global. Beberapa sumber energi baru mulai banyak dikembangkan
dibeberapa negara maju. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbarui
adalah pemanfaatan energi yang berasal dari Matahari (Surya). Energi matahari dapat
dimanfaatkan untuk pembangkitan energi listrik melalui Panel Sel Surya (Solar Cell).

Dengan tersedianya sumber alternatif seperti energi matahari, maka di kota Palembang
sangat potensial untuk pembuatan atau perakitan pembangkit listrik tenaga surya dengan
menggunakan Solar Cell 100 WP sebagai sumber energi alternatif tepatnya di Fakultas
Tenik Universitas Tridinanti Palembang.

1
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik menulis proposal dengan judul
Sistem Pembangkit Tenaga Surya Dengan Menggunakan Solar Cell 100 WP.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Beberapa permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Energi matahari belum dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.


2. Perlunya diadakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Fakultas Teknik
Universitas Tridinanti Palembang.
3. Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Tridinanti Palembang yang sedang
praktikum di laboratorium terganggu akibat padamnya energi listrik.
4. Menjaga kontinuitas penyediaan sumber energi listrik secara
berkesinambungan di Jurusan Teknik Elektro Tridinanti Palembang.

C. BATASAN MASALAH

Mengingat luas dan banyaknya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pembangkitan tenaga listrik alternatif, maka penulis membatasi permasalahan yang
dibahas dalam penulisan tugas akhir ini, yaitu perakitan dan pengujian karateristik
sistem pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan Solar Cell 100 WP.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka penulis


merumuskan permasalahan, yaitu: bagaimana merakit dan menguji karateristik
pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan Solar Cell 100 WP.

E. ASUMSI

Penelitian ini dilandasi oleh asumsi bahwa:

1. Alat ukur yang digunakan untuk mengambil data memenuhi standar


2. Tegangan yang dihasilkan Panel Sel Surya (Solar Cell) 100 WP adalah
tegangan tegangan searah (DC) kemudian disimpan kedalam sebuah baterai atau
Accumulator (ACC)

F. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menghitung karateristik pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan


Solar Cell 100 WP
2. Menghitung daya maksimal yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga
Surya

2
G. KEGUNAAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan berguna bagi:

1. Pihak Fakultas Teknik Universitas Tridinanti Palembang dalam upaya pemanfaatan


tenaga listrik alternatif dengan menggunakan Panel Sel Surya (Solar Cell)
2. Pihak penyalur energi listrik dalam hal ini PT. PLN (Persero) (Perusahaan Listrik
Negara) sebagai bahan untuk menuju pememfaatan energi listrik alternatif
dengan menggunakan Panel Sel Surya (Solar Cell).
3. Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tridinanti Palembang
sebagai bahan refrensi pemanfaatan energi alternatif sebagai pembangkit tenaga
listrik.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Energi Matahari

Energi matahari dapat dimamfaatkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari, misalnya


menjemur pakaian, mengeringkan ikan bagi para nelayan. Untuk keperluan diatas energi
matahari dimamfaatkan secara langsung. Selain itu energi matahari dapat dimamfaatkan
dengan bantuan peralatan lain, yaitu dengan merubah radiasi matahari kebentuk lain.
Menurut (Dahnil Zainuddin, 1989: 2), ada dua macam cara merubah radiasi matahari ke
dalam energi lain, yaitu melalui solar cell dan collector. Menurut (Darwin Sitompul, 191:83)
Energi matahari sangat atraktif karena tidak bersifat polutif, tidak akan habis, dan gratis. Ada
dua kelemahan dari matahari adalah sangat halus (dilute) dan tidak konstan.

B. Produksi Energi Thermal

Menurut (Darwin Sitormpul, 1991:101), energi thermal adalah bentuk dasar energi.
Artinya, semua bentuk energi yang lain dapat secara sempurna di konversi menjadi energi
thermal. Perpindahan kalor atau alih bahang (heat transfer) ialah ilmu untuk
Meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara dua
benda atau material. Perpindahan panas yang terjadi dari suatu benda ke benda lain
merupakan hasil dari perbedaan temperatur. Menurut (E.Jasjfi, 1993: 3), panas akan
mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah.
Perpindahan panas dilkasifikasikan menjadi :

1. Konduksi

Menurut (E.Jasjfi, 1993: 2), jika pada suatu benda terdapat gradien suhu, maka
menurut pengalaman akan terjadi perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi ke
bagian bersuhu rendah. Perindahan panas dengan cara konduksi membutuhkan
medium sebagai pembawa panas. Menurut (E. Setiawan, 1995: 95), Kondusi merupakan
suatu mekanisme aliran panas, dimana energi dipindahkan dari daerah yang
bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah melalui elektron-elektron
pada zat padat atau molekul-molekul suatu bahan saling berbenturan dan dengan
demikian saling meneruskan energi panas yang mereka miliki.

2. Konveksi

Menurut (E. Jasjfi, 1993: 12), jika suatu plat panas dibiarkan berada di udara
sekitar tanpa ada sumber dari luar, maka udara itu akan bergerak sebagai akaibat
terjadinya perbedaan kerapan udara didekat plat itu. Peristiwa ini dinamakan
konveksi alamiah (natural convection) atau konveksi bebas (free convection) untuk
membedakannya dari konveksi paksa (forced convection) yang terjadi apabila udara itu
dihembuskan diatas plat itu dengan kipas. Menurut (E Setiawan, 1995: 97) jika aliran fluida
melewati zat padat dan temperaturnya berbeda, panas akan berpindah antara fluida dan
permukaan zat padat tersebut sebagai hasil dari pergerakan fluida, mekanisme aliran
panas ini disebut dengan konveksi. Zat cair dan gas yang panas lebih ringan dari
pada zat yang dingin, jadi aan bergerak ke atas.

3. Radiasi

Menurut (E. Setaiwan, 1995: 98), panas radiasi merupakan suatu bentuk
perpindahan panas dengan cara pancaran energi panas dari zat yang

4
bertemperatur tinggi ke zat yang bertemperatur rendah tanpa memerlukan zat pembawa
panas. Perpindahan energi panas lewat radiasi dilakukan oleh gelombang-
gelombang elektro magnateik. Menurut (Darwin Sitompul, 1991: 4) energi elektro magnetik
adalah suatu bentuk energi yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik, yaitu
suatu bentuk energi murni, artinya tidak berkaitan dengan masa. Radiasi ini terjadi
hanya sebagai energi tradisional yang bergerak dengan kecepatan cahaya.

C. Radiasi Matahari Sampai Ke Bumi

Sinar matahari yang berupa gelombang elektro magnetic pendek menuju atmosfer
dianggap 100% sampai ke permukaan lapisan atmosfer. Tetapi radiasi ini tidak bias
diteruskan keseluruhannya karena ada pantulan yang terjadi dan besarnya pantulan 31
%. Berarti radiasi yang dapat diteruskan kedaerah atmosfer hanya 69%. Dari umlah ini akan
diserap oleh udara keliling atmosfer sebesar 17,4% dan pantulan permukaan bumi
sebesar 4,3 % sehingga sampai kepermukaan bumi tinggal 47,326%. Menurut
(Dahnil Zainuddun, 1989: 9), sejumlah nilai yang diserap oleh permukaan bumi, antara lain
diserap oleh:

Laut : 37.7%

Samudera : 14.3%

Kehidupan bumi (tumbuh-tumbuhan,dll) : 0.1%

Panas bumi : 0.02%

Kehidupan manusia : 0.004%

Angin gelombang : 0.2%

D. Radiasi Pada Permukaan

Radiasi yang jatuh pada peemukaan material pada umumnya akan mengalami
refleksi, absorbs, dan transmisi. Dari tiga proses ini maka material akan memiliki

refleksivitas (ρ), adsorbsivitas (ά), dan transmisivitas (τ). Sercara sederhana dapat
ditulis Ashrae, 1989: 27.21): τ + ρ + ά = 1

Refleksi adalah pemantulan dari sebagian radiasi tersebut. Refleksi tergantung pada
harga indeks bias dan sudut datang radiasi. Refleksi secara umum ada dua (Dahnil Zainddin,
1989: 42) yaitu :

1. Refleksi spektakular, terjadi seperti pantulan sinar pada sebuah cermin datar
dimana sudut datang sama dengan sudut pantul.
2. Refleksi difussi, terjadi berupa pantulan ke segala arah
Transmisi memberikan nilai besar radiasai yang dapat diteruskan oleh
suatu lapisan permukaan. Kemampuan penyerapan (Absorbsivitas) dari suatu
permukaan merupakan hal yang penting dalam pemamfaatan radiasi seperti pada
pemamfaatan radiasi surya. Harga absorbsivitas berlainan untuk sudut datang
radiasi yang berlainan. Menurut British Building Research untuk sudut datang yang
dimiliki oleh suatu benda.
Absorbsivitas memberikan nilai besarnya radiasi yang dapat diserap.
Misalnya pada bagian absorber pada sebuah pengumpul radiasi surya. Ketiga
proses tersebut diatas yaitu, absorbsi, refleksi, dan transmisi adalah hal yang
5
penting dalam proses pemamfaatan radiasi surya karena ini menyangkut
efektifitas pemamfaatan pada sebuah pengumpul radiasi surya.

E. Elektron

Segala materi/bahan terbuat dari bagian-bagian halus (partikel) yang dinamakan


molekul. Molekul itu adalah bagian terkecil dari suatu bahan yang masih
mempertahankan sifat-sifat bahan tersebut. Molekul ini tersusun dari gabungan
partikel-partikel yang lebih halus lagi, yang dinamakan atom. Setiap atom memiliki inti
bermuatan positif dan sejumlah elektron yang mengitari inti pada orbit masing-masing.
Jarak orbit itu terhadap inti berbeda-beda. Setiap elektron bermuatan negatif membawa
muatan listrik terkecil yang ditetapkan hingga sekarang. Muatan itu dinamakan muatan
elektronik (Johannes G. Lang, 1969 : 13)

F. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan sistem pembangkit listrik dengan


memanfaatkan panas matahari diubah menjadi tegangan listrik dengan menggunakan sel
photovoltaic. PLTS dibangun dari susunan panel sel photovoltaic secara berjajar
dalam jumlah yang relatif banyak untuk memperoleh tegangan keluaran yang sesuai.

Gambar 1. Contoh sel photovoltaic

Gambar 2. Desain dan prinsip kerja sel photovoltaic


(The German Energy Society, 2008)

6
G. Cara Kerja Solar Cell ( Photopoltaic)

Kepingan sel photovoltaic terdiri atas kristal silikon yang memiliki dua lapisan silisium
doped, yaitu lapisan solar sel yang menghadap ke cahaya matahari memiliki doped
negatif dengan lapisan fosfor, sementara lapisan di bawahnya terdiri dari doped positif
dengan lapisan borium. Antara kedua lapisan dibatasi oleh penghubung p-n. Jika pada
permukaan sel photovoltaic terkena cahaya matahari maka pada sel bagian atas akan
terbentuk muatan-muatan negatif yang bersatu pada lapisan fosfor. Sedangkan pada bagian
bawah lapisan sel photovoltaic akan membentuk muatan positif pada lapisan borium.
Kedua permukaan tersebut akan saling mengerucut muatan masing-masingnya jika
sel photovoltaic terkena sinar matahari. Sehingga pada kedua sisi sel photovoltaic
akan menghasilkan beda potensial berupa tegangan listrik. Perhatikan Gambar 2 di atas, jika
kedua sisinya dihubungkan dengan beban berupa lampu menyebabkan lampu akan menyala.
Perhatikan Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Karakteristik sel photovoltaic

Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan pembangkit listrik tenaga surya, di mana
panel sel surya dibuat dari kumpulan sel photovoltaic yang membentuk panel.
Perhatikan Gambar 4 berikut:

Gambar 4a. Contoh penggunaan sel photovoltaic


7
Gambar 4b. Contoh penggunaan panel surya untuk PLTS dalam rumah tangga

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu melakukan penyelidikan


yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Menurut
(Travers 1978), metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang
tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatau gejala
tertentu. Hal itu dilakukan dengan menghimpun data dan fakta (fact finding) sesuai dengan
keadaan sebenarnya.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pembangkit listrik tenaga surya sebagai pembangkit listrik
alternatif pada Fakultas Teknik Universitas Tridinanti Palembang.

C. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan sesuai dengan apa yang dikemukakan alam batasan
penelitian, yaitu :

1. Data intensitas cahaya matahari


2. Data arus dan tegangan yang dihasilkan solar cell pada saat hari cerah,
berawan, dan mendung
3. Jenis kabel dan ukuran penampang yang dipakai

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan


observasi, pengamatan dan pengukuran secara langsung di pembangkit listrik
tenaga surya sebagai pembangkit listrik alternatif pada Fakultas Teknik Universitas
Tridinanti Palembang.

E. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah didapat dari observasi, pengamatan dan pengukuran secara
langsung selanjutnya dianalisis. Adapun teknik pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

1. Data intensitas cahaya matahari diambil rata-ratanya setelah dilakukan


beberapa kali pengukuran pada saat hari cerah berawan, dan mendung
2. Data dari tegangan yang dihasilkan oleh Solar Cell 100 WP diambil rata-ratanya
setelah dilakukan beberapa kali pengukuran, kemudian diperoleh kesimpulan
tentang jumlah tegangan yang dihasilkan oleh Solar Cell
3. Mempelajari dan menganalisa unsur-unsur yang menjadi pertanyaan penelitian dan
membandingkan dengan data yang seharusnya menurut ketentuan PUIL 2000
4. Mempersentasikan jumlah yang data yang didapat setelah melakukan
penelitian dan analisa .
9

Anda mungkin juga menyukai