Anda di halaman 1dari 10

BIOEDUKASI p-ISSN: 1693-265X

Volume 10, Nomor 1 e-ISSN: 2549-0605


Halaman 33- 42 Februari 2015

Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas Proyek


untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII B
SMP Kristen 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017

Active Learning Application Based on Project Assignment


in Improving Science Learning Results of Students in VII B
Class of SMP Kristen 2 Salatiga, 2016/2017 Academic Year

Muhammad Kharis Kurniawan1*, Natalia Rosa Keliat1, Agna S. Krave1, Daud Ronal Hutagaol2
1 Progam Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
2
SMP Kristen 2 Salatiga
*Corresponding authors: areskurniawan95@gmail.com

Manuscript received: 06-12-2016 Revision accepted: 10-02-2017

ABSTRACT

The purpose of this study is to find out the active learning application based on project assignment in improving science
learning results of students in VII B class of SMPKristen 2 Salatiga and to find out the improvement of the science learning
results of students in VII B class of SMPKristen 2 Salatiga throuh applying the active learning based on the project
assignment. This study was done in SMP Kristen 2 Salatiga by using 21 students in this school as the subjects. The method
applied in this study is the descriptive analysis method with the data collection instruments such as questionnaires,
pbservation sheets and interview. In cycle 1 with sub-chapters of energy sources the result of the project created by students
includes examples of energy forms and posters about energy sources while in cycle 2 with sub chapters of transformation
of energy in cells and cell metabolism of the project results include (1) Reports of photosynthetic observation Using
Photolab media (2) drama of the process of photosynthesis (3) drama of the process of respiration (4) posters about the
process of food absorption in the body. The results of this study show that the active learning model based on the project
assignment could improve students’ cognitive, psychomotor and affective learning results. Based on the students’ cognitive
learning results, the students’ percentage fulfilling the minimum criteria (KKM) in cycle 1 is 66.67% and it improves into
90.47% in cycle 2. Based on the students’ psychomotor learning results, the students’ percentage fulfilling the minimum
criteria (KKM) with a good criterion (≥ 25) in cycle 1 is 76.19% and it improves into 100% in cycle 2. Based on the
students’ affective learning results, the students’ percentage fulfilling the minimum criteria (KKM) with a good criterion
(≥ 25) in cycle 1 is 80.95% and it improves into 100% in cycle 2.

Keywords: Active Learning Based on Project Assignment, Learning Results

PENDAHULUAN yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba,


mengolah dan menyajikan, menyimpulkan dan
menciptakan. Oleh karena itu, guru sebagai ujung tombak
Pembelajaran IPA menurut Departemen pendidikan dalam proses belajar mengajar tidak hanya dituntut untuk
Nasional adalah pembelajaran yang berkaitan dengan menguasai konten apa yang harus diajarkan tetapi
upaya mencari tahu tentang alam secara sistematis, bagaimana pembelajaran bisa menantang, menyenangkan,
sehingga IPA bukan hanya tentang penguasaan kumpulan memotivasi, menginspirasi dan memberikan ruang gerak
pengetahuan yang berupa, fakta-fakta, konsep-konsep atau kepada peserta didik untuk melakukan ketrampilan proses
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses yaitu mengobservasi, bertanya, mencari tahu dan
penemuan.Akan tetapi kecenderungan pembelajaran IPA merefleksikannya (Widodo. S. W, 2014).Sehingga dalam
pada masa kini adalah peserta didik cenderung mempelajari
suatu pembelajaran ini mengajak peserta didik untuk
IPA sebagai sebuah produk, menghafalkan konsep, teori
belajar secara aktif, ketika peserta didik belajar dengan
dan hukum (Depdiknas, 2008).
aktif maka otomatis siswa akan mendominasi aktifitas
Berdasarkan kurikulum 2013 pelaksanaan
dalam sutu pembelajaran.
pembelajaran IPA di sekolah menengah pertama (SMP)
Pembelajaran aktif merupakan salah satu model
dilakukan dengan konsep integrative science dimana
pembelajaran IPA sebagai pendidikan yang berorientasi pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa diharapkan
aplikatif kemampuan berfikir, kemampuan belajar, rasa
dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
ingin tahu serta sikap peduli dan tanggung jawab terhadap
Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk
lingkungan sekitarnya. Kurikulum 2013 juga menekankan
memperkuat stimulus dan respon siswa dalam
pada penerapan pendekatan ilmiah (Scientific approach)

DOI: http://dx.doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v10i1.10140
34 BIOEDUKASI Vol.10(1): 33-42, Februari 2017

pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi hal yang untuk mengawali pelajaran baru. Selain itu penerapan tugas
menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan proyek juga sangat bermanfaat dalam menghasilkan
bagi peserta didik (Muchlisin, 2013).Penekanan proses pemahaman yang menyeluruh dan terintegrasi tidak
pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh sekedar hanya hafalan saja dan membuat lebih aktif dalam
pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (Harmin, 2012).
pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
permasalahan yang dibahas, eksplorasi nilai-nilai dan Mundiyakin, I. dkk dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
sikap-sikap yang berkenaan dengan materi pelajaran. berbasis tugas proyek berpengaruh positif terhadap hasil
Selanjutnya peserta didik lebih banyak dituntut untuk belajar siswa pada materi sistem pencernaan. Penelitian
berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi dan yang telah dilakukan oleh Pasuria Simbolon (2014) dengan
umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran(Muchlisin, 2013). menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan hasil
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar kognitif siswa belajar siswa dimana pada siklus 1 sebanyak 66% siswa
kelas VII B SMP kristen 2 salatiga tahun ajaran 2016/2017 mencapai KKM dan pada siklus 2 dapat meningkat menjadi
diperoleh data bahwa ulangan harian, jumlah siswa yang 83%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Warsito
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 dalam penelitiannya (2008) tentang pembelajaran sains
adalah 5% (satu orang) dari 21 siswa dan setelah dilakukan berbasis proyek menunjukkan bahwa model ini dapat
remidial dengan soal tes yang sama, hanya 5% siswa yang meningkatkan aktivitas dan kemampuan akademik siswa.
dapat mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelasnya Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar yang terjadi
adalah 32.Berdasarkan wawancara dengan siswa dapat pada siklus 1 35,42% menjadi 71,88% pada siklus 2.
diketahui bahwa 70% siswa menyatakan pembelajaran IPA Penelitian yang dilakukan oleh Udayantara,dkk(2015)
sulit dipelajari karena pembelajaran IPA cenderung tentang penerapan model pembelajaran berbasis tugas
dianggap penuh dengan materi menghafal dan berdasarkan proyek pada siswa kelas V juga menunjukan hasil yang
angket minat belajar IPA yang dibagikan kepada siswa, positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dimana
diperoleh data53% siswa merasa kurang mampu pada siklus 1, rata-rata hasil belajar IPA siswa adalah 76,3
mengerjakan soal yang berbasis masalah, 50% siswa persentase rata-rata adalah 76,3% dengan predikat cukup.
menyatakan tidak membuat perencanaan belajar biologi Pada siklus 2, terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar
sebelum memulai pelajarandan 76% siswa lebih suka menjadi 87,3 dengan persentase rata-rata 87,3% (predikat
pembelajaran yang kooperatif dan eksperimental. Hasil tinggi). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran IPA memberikan oleh Wardani, dkk (2015) penerapan pembelajaran yang
informasi bahwa banyaknya siswa yang belum mencapai berbasis tugas proyek juga menunjukan hasil yang positif
ketuntasan KKM dalam ulangan harian ini dikarenakan terhadapa hasil belajarr ranah kognitif siswa pada mata
dari sikap siswa yang masih terbawa suasana ketika duduk pelajaran kimia. Berdasarkan kajian literatur dari penelitian
dibangku Sekolah dasar yaitu belum bisa mandiri dan sibuk ahli sebelumnya maka peneliti ingin mengkaji penerapan
dengan dirinya sendiri seperti lebih sering mengobrol pembelajaran aktif berbasis tugas proyek dalam
dengan teman sebangku dalam berlangsungnya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VII B Kristen
pembelajaran atau masih suka bermaian-main, selain itu 2 Salatiga.
siswanya pasif dalam pembelajaran, sedangkan untuk guru
METODE
sendiri belum mengalamai kesulitan pembelajaran yang
berarti dalam proses belajar mengajar karena guru sendiri
dalam kegiatan belajar mengajar juga sudah menggunakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.
media pembelajaran yang ada dan variasi model Penelitian ini dilakukan selama semester genap tahun
pembelajaran seperti ceramah, diskusi dan eksperimen. ajaran 2016/2017 di kelas VII B SMP Kristen 2 Salatiga.
Melihat dari hasil observasi awal yang dilakukan, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Kristen
peneliti merasa perlu melakukan perbaikan terhadap hasil 2 Salatiga yang berjumlah 21 orang. Penelitian ini adalah
belajar siswa, menggunakan pembelajaran aktif berbasis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam
penelitian sebagai berikut.
tugas proyek dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA
Siklus I
siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
Perencanaan
menyatakan bahwa siswa cenderung pasif dan mengalami
1. Peneliti melakukan observasi kelas untuk melihat
kesulitan dalam belajar IPA karena penuh dengan materi
kegiatan pembelajaran di kelas
hafalan sehingga berdampak pada hasil belajar siswa selain 2. Peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran
itu siswa kelas VIIB belum pernah menghasilkan sebuah IPA untuk mengetahui permasalah yang ada di kelas
produk belajar sehingga aktifitas siswa belum mencapai VII B menurut pandangan guru
maksimal. Dengan model pembelajaran aktif berbasis tugas 3. Peneliti menyebar angket untuk mengetahui kesulitan
proyek ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran IPA
dan aktifitas siswa. Karena melaluipenerapan tugas proyek selama ini
pada pembelajaransiswa dapat memperoleh pengalaman 4. Peneliti membuat solusi untuk mengatasi permasalahan
secara langsung dalam mendapatkan informasi dan dapat pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
digunakan dalam mengulas pelajaran sebelumnya maupun
Kurniawan et al, Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas Proyek 35

5. Peneliti dan guru mendiskusikan materi yang akan dan kelompok 4 membuat alat peraga energi
digunakan untuk penelitian potensial dan energi kinetik
6. Peneliti mempersiapkan RPP dan LKS pembelajaran iv. Pembuatan batas pengumpulan tugas proyek
tentang materi pengertian energi dan bentuk-bentuk Guru bersama siswa menentukan batas
energi. pengumpulan tugas proyek.
7. Peneliti membuat kisi-kisi instrumen tes, lembar v. Presentasi hasil tugas proyek
observasi hasil belajar psikomotorik, afektif dan Setiap kelompok menyajikan hasil proyeknya
keterlaksanaan model pembelajaran aktif berbasis tugas kemudian masing-masing anggota kelompok
proyek. Angket respon siswa terhadap model berkujung ke kelompok lain dan mengadakan tanya
pembelajaran aktif berbasis tugas proyek. jawab.
8. Peneliti menyusun, lembar observasi hasil belajar vi. Guru membimbing dan mengoreksi hasil diskusi
psikomotorik, afektif, tes dan keterlaksanaan model kelompok sehingga tidak terjadi salah konsep
pembelajaran aktif berbasis tugas proyek. Angket dan memberikan informasi tambahan yang
respon siswa terhadap model pembelajaran aktif belum tersampaikan pada presentasi tugas
berbasis tugas proyek. proyek.
vii. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari
Pelaksanaan hasil diskusi dan presentasi berdasarkan pokok
1. Guru memberikan motivasi dan apresepsi yang pembahasan yang dipelajari.
berkaitan dengan pokok pembelajaran yang akan di
sampaikan Pengamatan/ Observasi
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Pengamatan proses pembelajaran dilakukan berdasarkan
3. Guru melakukan sintaks pembelajaran berbasis tugas pada angket respon siswa dan lembar observasi
pelaksanaan model pembelajaran aktif berbasis tugas
proyek.
proyek yang diisi oleh peneliti. Lembar observasi
a. Guru menggali kemampuan awal siswa
digunakan untuk menilaidan mengevaluasi keterlaksanaan
Guru menayangkan Video minuman susu berenergi
model pembelajar aktif berbasis tugas proyek serta melihat
dan memancing siswa untuk bertanya berkaitan respon siswa terhadap model pembelajaran aktif berbasis
dengan tujuan pembelajaran, seperti apakah yang
tugas proyek.
dimaksut dengan energi.
Pengamatan hasil belajar aktif dilakukan berdasarkan
b. Penentuan fokus topik, penentuan fokus tapik dapat
lembar obsrvasi yang diisi oleh peneliti, lembar observasi
dilakukan dengan 2 cara.
ini di gunakan untuk mengetahui hasil belajar afektis siswa.
Melalui pertanyaan yang dapat memberikan
Pengamatan hasil belajar psikomotorik dilakaukan
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. berdasarkan lembar observasi psikomotorik yang di isi oleh
Melalui video yang sudah di tampilkan, guru peneeliti sealam berlangsungnya pembelajaran
bertanya apa yang membuat anak dalam video Pengamatan hasil belajar kognitif dilakukan melalui tes
tersebut dapat beraktivitas, apa sajakah bentuk- pilihan ganda yang dilakukan di setiap ahir siklusnya, hasil
bentuk energi. data nilai kognitif akan menjadi data kuantitatif
Atau penugasan pembuatan sebuah proyek secara peningkatan hasil belajar kognitif siswa.
langsung
Guru memberikan penugasan proyek secara Refleksi
langsung bagi kelompok yang tidak memberikan Peneliti bersama guru menganalisis hasil belajar kognitif,
usulan tentang proyek apa yang ingin mereka buat. psikomotorik dan afektif siswa. Kemudian mendiskusikan
c. Panduan pengerjaan tugas proyek solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dirasa
i. Pembentukan Kelompok masih kurang.
Guru membagi menjadi 4 buah kelompok. Peneliti bersama guru mendiskusikan solusi terhadap
ii. Penyusunan jadwal pengerjaan tugas proyek kendala dan kekurangan keterlaksanaan model
Jadwal pembuatan proyek adalah saat pulang pembelajaran aktif berbasis tugas proyek.
sekolah, guru melakukan monitoring dan
membimbing jalannya diskusi. Siklus 2
iii. Laporan Kemajuan Proyek Perencanaan
Guru melakukan Monitoring sehingga dapat Peneliti mempersiapkan RPP dan LKS pembelajaran pada
mengetahui setiap perkembangan dari proyek yang materi fotosintesis dan respirasi.
dibuat. Dalam pengerjaan proyek siswa bebas Peneliti membuat kisi-kisi instrumen tes, lembar
mencari informasi dari berbagai sumber seperti observasi hasil belajar psikomotorik, afektif dan
internet atau dari buku paket, kelompok 1 membuat keterlaksanaan model pembelajaran aktif berbasis tugas
ketapel sebagai contoh energi potensial. Kelompok proyek. Angket respon siswa terhadap model pembelajaran
2 membuat kincir air sebagai contoh energi aktif berbasis tugas proyek.
potensial dan energi kinetik. Kelompok 3 membuat Peneliti menyusun, lembar observasi hasil belajar
percobaan menyalakan lampu LED menggunakan psikomotorik, afektif, tes dan keterlaksanaan model
kentang sebagai contoh perubahan bentuk energi pembelajaran aktif berbasis tugas proyek. Angket respon
36 BIOEDUKASI Vol.10(1): 33-42, Februari 2017

siswa terhadap model pembelajaran aktif berbasis tugas model pembelajar aktif berbasis tugas proyek serta melihat
proyek. respon siswa terhadap model pembelajaran aktif berbasis
tugas proyek.
Pelaksanaan Pengamatan hasil belajar aktif dilakukan berdasarkan
1. Guru memberikan motivasi dan apresepsi yang lembar obsrvasi yang diisi oleh peneliti, lembar observasi
berkaitan dengan pokok pembelajaran yang akan di ini di gunakan untuk mengetahui hasil belajar afektis siswa.
sampaikan Pengamatan hasil belajar psikomotorik dilakaukan
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran berdasarkan lembar observasi psikomotorik yang di isi oleh
3. Guru melakukan sintaks pembelajaran berbasis tugas peneeliti sealam berlangsungnya pembelajaran
proyek. Pengamatan hasil belajar kognitif dilakukan melalui tes
a. Guru menggali kemampuan awal siswa pilihan ganda yang dilakukan di setiap ahir siklusnya, hasil
Guru meminta siswa untuk meletakkan tangan data nilai kognitif akan menjadi data kuantitatif
mereka didekat hidung. Kemudian guru bertanya peningkatan hasil belajar kognitif siswa
apa yang kalian rasakan, apakah pernafasan yang
dilakukan oleh manusia dan tumbuhan itu sama. Refleksi
Siswa membuat hipotesis awal Peneliti bersama guru menganalisis hasil belajar kognitif,
b. Penentuan fokus topik psikomotorik dan afektif siswa pada siklus 2.
Guru meminta siswa untuk membuat buat proyek Peneliti bersama guru melihat hasil belajar kognitif
tentang faktor-faktok yang mempengaruhi siswa sudah melebihi batas ketuntasan minimal, proses
fotosintesis serta proses terjadinya fotosintesis dan
keterlaksanaan dan hasil belajar psikomotorik serta afektif
respirasi.
seluruh siswa juga telah mencapai kategori baik sehingga
c. Panduan pengerjaan tugas proyek
i. Pembentukan Kelompok tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Guru membagi menjadi 4 buah kelompok. Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
ii. Penyusunan jadwal pengerjaan tugas proyek 1. Lembar Observasi
Jadwal pembuatan proyek adalah pada saat jam Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini
pelajaran IPA selama 30 menit. adalah 1) Lembar observasi penerapan pembelajaran aktif
iii. Laporan Kemajuan Proyek berbasis tugas proyek, lembar observasi ini digunakan
kelompok 1 dan 2 membuat proyek tentang faktor- untuk mengamati jalannya pembelajaran baik dari kegiatan
faktor yang mempengaruhi fotosintesis. Kelompok guru maupun respon siswa. 2) Lembar observasi hasil
3 membuat drama tentang proses terjadinya belajar afektif, lembar observasi ini digunakan untuk
fotosintesis. Kelompok 4 membuat drama tentang mengetahui data hasil belajar afektif (sikap siswa) setelah
proses terjadinya respirasi. Guru melakukan dilakukannya tahapan pembelajaran. 3) Lembar Observasi
Monitoring sehingga dapat mengetahu setiap hasil belajar psikomotorik, lembar observasi hasil belajar
perkembangan dari proyek yang dibuat. Dalam psikomotorik dilakukan untuk mengetahui data hasil
pengerjaan proyek siswa bebas mencari informasi psikomotorik siswa selama berlangsungya pembelajaran.
dari berbagai sumber seperti internet atau dari buku Bentuk lembar observasi dengan skala 1-4 dengan kategori
paket sangat baik (4), baik (3), Kurang baik (2) Tidak baik/ jelek
iv. Pembuatan batas pengumpulan tugas proyek (1).
Guru bersama siswa menentukan batas A. Angket
pengumpulan tugas proyek. Angkat observasi awal diberikan pada saat observasi
d. Presentasi hasil tugas proyek awal kepada siswa kelas VII B untuk mengetahui kesulitan
i. Setiap kelompok menyajikan hasil proyeknya dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran IPA selama
kemudian masing-masing anggota kelompok ini.Angket yang digunakan sesusaik dengan skala likert
berkunjung ke kelompok lain dan mengadakan dengan skala prioritasnya 4 dengan keterangan sangat
tanya jawab. setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju
ii. Guru membimbing dan mengoreksi hasil diskusi (1).
kelompok sehingga tidak terjadi salah konsep Angket respon siswa terhadap model pembelajaran
dan memberikan informasi tambahan yang aktif berbasis tugas proyek diberikan di setiap siklusnya,
belum tersampaikan pada presentasi tugas angket ini diberikan untuk mengetahui respon siswa
proyek. terhadap model pembelajaran aktif berbasis tugas proyek
iii. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari yang sudah diberikan, bentuk angket dengan menggunakan
hasil diskusi dan presentasi berdasarkan pokok skala 4.
pembahasan yang dipelajari. B. Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif
Pengamatan/ Observasi setelah pembelajaran berbasis tugas proyek pada materi
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan berdasarkan energi dalam sistem kehidupan. Tes yang digunakan adalah
pada hasil angket respon siswa dan lembar observasi pilihan ganda dan tes dilakukan di setiap ahir siklus.
pelaksanaan model pembelajaran aktif berbasis tugas
proyek yang diisi oleh peneliti. Lembar observasi
digunakan untuk menilai dan mengevaluasi keterlaksanaan
Kurniawan et al, Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas Proyek 37

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
ini adalah :
Analisis Data Hasil Belajar Kognitif
Analisis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Kognitif
analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian berupa hasil Berdasarkan hasil penelitian selama dua siklus yang telah
tes tertulis yang ditampilkan dalam bentuk persentase dilakukan, diperoleh data sebagaiberikut.
ketuntasan dan dianalisis secara deskriptif. Siswa dikatakan
mencapai batas tuntas jika mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yaitu 75 (Sudijono,2011).
(1) Nilai=(Jumlah Skor yang diperoleh siswa
)/(Jumlah skor maksimal) x 100

Rata-rata kelas dicari dengan rumus.


(2) Mx =(∑X)/N
Keterangan:
Mx= Mean yang dicari
∑x = Jumlah dari nilai yang ada Gambar 1.1. (A) Persentase Jumlah Siswa yang Memenuhi Nilai
N = Banyak nilai KKM, (B) Rata-rata Nilai Tes Kognitif

Setelah diketahui nilai siswa masing-masing kemudian Gambar 1.1 (A) menunjukan persentase siswa yang
dianalisis persentase siswa yang tuntas KKM dan yang mencapai nilai KKM 75 mengalami peningkatan di setiap
tidak. Persentase ketuntasan kemudian dibandingkan antara siklusnya, ini dapat dilihat dari siklus 1 jumlah siswa yang
sebelum diterapkan model discovery learning dipadukan tuntas KKM sebesar 66,67%, kemudian pada siklus 2
dengan strategi bowling kampus dan sesudah persentase siswa yang mencapai nilai KKM menjadi
diterapkan(Sudijono,2011). 90,47%. Gambar 1.1 (B) menunjukan adanya peningkatan
nilai rata-rata, pada siklus 1 sebesar 78,42 menjadi 85,26
(3) P=f/N x 100 pada siklus 2.

Keterangan: Hasil Belajar Psikomotorik


P = Angka persentase Berdasarkan hasil observasi selama dua siklus didapatkan
N = Jumlah individu hasil belajar psikomotorik sebagai berikut.
F = Frekuensi yang sedang dicari

Analisis Data Angket dan Observasi


Hasil penelitian untuk angket dan lembar observasi diukur
menggunakan skala penilaian 1-4 kemudian dianalisis
dengan melihat hasil respon. Berikut ini adalah rumus
untuk melihat respon (Sudijono, 2011):

Interval= (Nilai maksimal-Nilai minimal)/ (Banyak


Kategori)
Gambar 1.2. Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai Ketuntasan
Setelah diketahui nilainya dilakukan analisis persentase Hasil Belajar Psikomotorik.
data angket dan lembar observasi digunakan rumus sebagai
berikut (Sudijono, 2011): Gambar 1.2 menununjukan adanya peningkatan
persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada
(4) P=f/N x 100 hasil belajar psikomotorikdengan kriteria minimal baik (≥
25), dari 76.19% pada siklus 1 menjadi 100%pada siklus 2.
Keterangan :
P = Angka persentase
Hasil belajar Afektif
N = Jumlah individu
Berdasarkan hasil observasi selama dua siklus didapatkan
F = Frekuensi yang sedang dicari
hasil belajar afektif sebagai berikut.
38 BIOEDUKASI Vol.10(1): 33-42, Februari 2017

aktif berbasis tugas proyek menuntut siswa untuk berperan


aktif dalam setiap aktivitas pembelajaran sehingga siswa
akan mendapatkan pengalaman secara langsung dalam
menemukan sebuah informasi melalui sebuah proyek untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan dan kebudayaan, menjelaskan bahwa model
pembelajaran aktif berbasis tugas proyek adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan
Gambar 1.3. Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai Ketuntasan
Hasil Belajar Afektif. sebagai media dimana peserta didik melakukan eksplorasi,
penelitian, interpretasi,sintesis, dan informasi untuk
Gambar1.3 menunjukan adanya peningkatan persentase menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model
jumlah yang mencapai ketuntasan pada hasil belajar pembelajaran aktif bebrbasis tugas proyek memiliki
afektifdengan kriteria minimal baik (≥ 25), dari 80.95% beberapa langkah yang meliputi (1) penentuan topik,
siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus 1 menjadi dimana fokus topik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
100% pada siklus 2. memberikan stimulus berupa masalah atau penugasan
secara langsung. (2) panduan tugas proyek yang meliputi
Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan dari pembentukan kelompok, mendisain perencanaan
Pembelajaran proyek, penyusunan jadwal, presentasi produk dan (3)
Berdasarkan observasi penerapan model pembelajaran refleksi (Harmin, 2012).
aktif berbasis tugas proyek pada setiap siklusnya Pembelajaran IPA siklus 1 pada sub pembahasan
didapatkan hasil sebagai berikut. bentuk-bentuk dan berbagai macam energi masih
mengalami kendala dalam pelaksanaannya baik dari guru
maupun dari siswanya sendiri. Pada pelaksanaannya, guru
belum maksimal dalam melakukan monitoring dalam
proses pembuatan proyek juga belum maksimal dengan
perannya sebagai fasilitator dan pembimbing belum
optimal. Akibatnya pada tahap panduan tugas proyek ada
kelompok yang proyeknya tidak memiliki kemajuan dalam
pengerjaannya karena anggotanya sibuk bermain-main
dengan angota kelompok yang lain, dan terdapat beberapa
anggota kelompok tidak membawa alat dan bahan yang
Gambar 1.4. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran
diperlukan. Kurangnya monitoring dari guru juga
Aktif Berbasis Tugas Proyek
menyebabkan belum tercapainya penyampaian materi
sesuai dengan apa yang diharapkan, siswa hanya
Gambar 1.4 menunjukan adanya peningkatan mengetahui tentang materi-materi dasarnya saja dan siswa
persentase keterlaksanaan model pembelajaran aktif belum bisa bisa menggali materi lebih dalam lagi
berbasi tugas proyek dengan nilai minimal baik berdasarkan proyek yang mereka buat. Sebagai contoh
(≥55)mencapai 70.45% pada siklus 1 meningkat menjadi sederhana pada kelompok yeng membuat proyek pada sub
100% pada siklus 2. pembahasan energi potensial, siswa hanya membuat
contohnya saja seperti ketapel dan kincir air padahal jika
Penerapan Model Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas mendapatkan bimbingan yang lebih mendalam dari contoh
Proyek Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kognitif tersebut siswa mampu menggali informasi yang lebih
Berdasarkan gambar 1.1 (A) dan (B) dapat diketahui jika mendalam lagi, seperti apa saja yang mempengaruhi
penerapan model pembelajaran aktif berbasis tugas proyek besarnya energi potensial dan mengaitkannya ke dalam
mampu meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas rumus. Kendala pada siklus 1 dapat disebabkan oleh
VII B SMP Kristen 2 Salatiga. Pada siklus 1 dengan sub beberapa faktor seperti guru dan siswa yang belum terbiasa
pokok bahasan pengertian energi dan berbagai sumber dengan model pembelajaran aktif berbasis tugas proyek.
energi diperoleh hasil belajar kognitif dengan rata-rata Dalam pembuatan proyek sering dilakukan diluar jam
nilainya 78.42 dan persentase siswa yang mencapai nilai
pelajaran sehingga guru mengalami kesulitan dalam
ketuntasan KKM sebesar 66.67%. Hasil belajar kognitif
memonitoring siswa dalam pembuatan proyek, setelah
siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan, dengan sub
pokok bahasan tranformasi energi dalam sel, metabolisme dilakukannya diskusi dengan peneliti/observer terhadap
sel dan sistem pencernaan di peroleh rata-rata hasil belajar kendala yang dihadapi pada siklus 1. Pada siklus 2 dengan
kognitif sebesar 85.26 dengan persentase siswa yang topik matreri metabolisme sel, proses penyerapan makan
mencapai nilai KKM meningkat menjadi 90.47%. Melalui dalam tubuh,proyek yang dipilih siswa meliputi laporan
penelitian ini dapat diketahui jika model pembelajaran aktif tentang faktor-faktor yang berperan dalam proses
berbasis tugas proyek mampu meningkatkan hasil belajar fotosintesis, drama proses terjadinya fotosintesis dan
kognitif siswa hal ini dikarenakan model pembelajaran respirasiserta poster tentang proses pencernaan makanan
Kurniawan et al, Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas Proyek 39

dalam tubuh. Pada siklus telah terlihat adanya peningkatan internal yang dapat menajamkan kecakapan berpikir
yang baik dalam pembimbingan siswa melakukan tugas produktif. Menurut Krajcik dkk, pembelajaran berbasis
proyek. Dengan pemilihan waktu pengerjaak tugas proyek tugas proyek dapat (1) membantu siswa meningkatkan
yang tepat dan efisien dapat mempermudah guru untuk kemampuan mengintegrasikan pemahaman konten dan
melakukan monitoring model pembelajaran, guru selalu proses, 2) mendorong siswa untuk bertanggung jawab
berkeliling untuk membantu siswa yang menemukan terhadap belajarnya sehingga menjadi pebelajar yang
kesulitan, serta mengarahkan dan membimbing hingga mandiri, 3) siswa belajar untuk bekerjasama untuk
tercapai penguasaan konsep materi sesuai dengan yang memecahkan masalah, melalui sharing ide untuk
diharapkan, dalam proses pembelajaran guru juga lebih menemukan jawaban dari suatu pertanyaan, 4)
tegas dalam memberikan sangsi kepada siswa disaat pembelajaran ini menghadapkan siswa untuk secara aktif
kondisi kelas tidak kondusif sehingga pada siklus 2 hasil dalam berbagai tugas (SSME, 2006). Oleh karena itu peran
belajar kognitif siswa dapat meningkat. guru sebagai fasilitator sangat penting dalam membimbing
Pada siklus 2 terjadi peningkatan yang cukup signifikan siswa untuk memperoleh pengalaman dalam melakukan
pada hasil kognitif siswa dikarenakan siswa terlibat secara percobaansehingga memungkinkan siswa untuk
langsung dalam proses mendapatkan informasi, menemukan prinsip-prinsip dan mengkontruksikan
pembelajaran berbasis tugas proyek juga mengarahkan pemahaman secara mandiri untuk terciptanya penguasan
siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber kosep.
sehingga terjadi penguasaan konsep pada diri siswa.
Menurut Sanjaya (2014), guru berperan sebagai fasilitator Penerapan Model Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas
dan pembimbing. Guru sebagai fasilitator artinya guru Proyek Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
berperan dalam memberikan pelayanan untuk Psikomotorik
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran, Berdasarkan gambar 1.2 dapat diketahui jika pembelajaran
guru sebagai pembimbing yang artinya guru berperan aktif berbasis tugas proyek mampu meningkatkan hasil
dalam membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai belajar psikomotorik siswa kelas VII B SMP Kristen 2
potensi yang dimilikinya agar dapat mencapai dan Salatiga. Pada siklus 1 persentase jumlah siswa yang
melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka. Melalui mencapai kentutasan dengan nilai minimal baik (≥ 25)
pembelajaran berbasis tugas proyek ini siswa diarahkan sebesar 76.19% kemudian mengalami peningkatan yang
agar dapat membuat strategi belajarnya, berdiskusi, cukup signifikan pada siklus 2 menjadi 100%. Peningkatan
menyampaikan ide mengaitkan masalah dengan materi hasil belajar psikomotorik siswa yang signifikan tersebut
yang relevan dan mengevaluasi pekerjaannya sendiri dikarenakan model pembelajaran aktif berbasis tugas
sehingga melalui model pembelajaran aktif berbasis tugas proyek menuntut siswa untuk aktif di dalam setiap aktivitas
belajarnya, dengan cara diskusi, membuat proyek,
proyek siswa mampu mendapatkan pengalaman secara
menyelesaikan tugas, dan melakukan presentasi sehingga
langsung dalam mencari dan mendapatkan informasi,
dalam proses pencapaian hasil belajarnya melibatkan
selain itu penerapan tugas proyek juga sangat bermanfaat kemampuan fisik, keterampilan motorik dan syaraf serta
dalam menghasilkan penguasaan konsep yang menyeluruh, keterampilan manipulasi dalam menghasilkan sebuah
sehingga hasil belajar kognitif siswa dapat meningkat. produk. Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil
Apabila dikaitkan dengan taksonomi Bloom penguasaan belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan
konsep dikelompokan ke dalam ranah kognitif yang terdiri manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik
dari enam bagian yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, (Sudrajat, 2008).
analisis, sintesis dan evaluasi (Marzano, 1993) maka Melalui pembelajaran aktif berbasis tugas proyek siswa
pembelajaran aktif berbasis tugas proyek dapat digunakan dituntut untuk menghasilkan sebuah produk sebagai hasil
untuk meningkatkan hasil belajar kognitif karena model belajarnya dimana prosesnya melibatkan otot dan kekuatan
pembelajaran aktif berbasis proyek dapat memberikan (1) fisiknya. Produk yang dihasilkan siswa pada siklus 1
pengetahuan dan keterampilan yang kokoh melalui tugas- dengan sub bab bentuk-bentuk energi dan sumber-sumber
tugas dan pekerjaan yang otentik, (2) memperluas energi meliputi (1) ketepel sebagai contoh dari energi
pengetahuan melalui proses belajar yang melibatka potensial (2) kincir air sebagai contoh perubahan energi
perencanaan atau investigasi open-ended, (3) dalam potensial menjadi energi kinetik (3) menyalakan lampu
pembagungunan pengetahuan melibatkan pengalaman LED menggunakan kentang sebagai contoh perubahan
secara langsung dan negosiasi kognitif antar personal yang energi kimia menjadi energi listrik (4) pembuatan prosotan
berlangsung dalam suasana kerja kolaboratif (CORD, berundak undak untuk menjelaskan faktor yang
2007). mempengaruhi energi potensial dan energi kinetik beserta
Menurut Nurohman (2008), pembelajaran berbasis kaitannya dengan rumusnya (5) poster tentang sumber-
tugas proyek mampu meningkatkan kemampuan berpikir sumber energi dan cara menghemat energi.
produktif, melalui pembelajaran yang kolaboratif, sehingga Pada siklus 1 sebenarnya aktivitas yang memungkinkan
siswa dapat meningkatkan penguasan konseptual maupun siswa untuk mendapatkan hasil belajar psikomotorik yang
kecakapan teknikal, holistik dan interdisipliner, realistik, optimal sudah bagus karena melalui pembelajaran aktif
berorientasi pada belajar aktif memecahkan masalah riil, berbasis tugas proyek siswa diarahkan untuk menghasilkan
yang memberi kontribusi pada pengembangan kecakapan sebuah produk sehingga dalam proses pembuatannya erat
pemecahan masalah sehingga memberikan umpan balik kaitannya dalam melibatkan keterampilan siswa akan tetapi
40 BIOEDUKASI Vol.10(1): 33-42, Februari 2017

hasil hasil belajarnya sendiri belum mencapai maksimal, proyek dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
hal ini dikarenakan pembuatan proyek pada siklus 1 lebih psikomotorik siswa.
memerlukan waktu yang lama dan berkala sehingga sering
terbentur dengan jadwal siswa seperti ekstra maupun les Penerapan Model Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas
sehingga membuat beberapa siswa tidak bisa membantu Proyek Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Afektif
kelompoknya dalam menyelesaikan tugas proyek hal ini Berdasarkan gambar 1.3 dapat diketahui jika pembelajaran
berimbas pada penilaian psikomotorik masing-masing aktif berbasis tugas proyek mampu meningkatkan hasil
siswa, selain itu dikarenakan guru belum terbiasa dengan belajar afektif siswa kelas VII B SMP Kristen 2 Salatiga.
model pembelajaran yang diterapkan karena dalam Pada siklus 1 jumlah persentase jumlah siswa yang
pembuatan tugas proyek sering kali hanya berupa mencapai ketuntasan hasil belajar dengan nilai minimal
penugasan saja, peran guru sebagai fasilitator dan baik (≥ 25) sebesar 80.95% kemudian meningkat menjadi
pembimbing belum maksimal dalam berlangsungnya 100% pada siklus 2. Peningkatan hasil belajar afektif pada
pembuatan tugas proyek, kurangnya monitoring membuat siswa ini dikarenakan model pembelajaran aktif berbasis
beberapa siswa seringkali bermain-main dengan siswa tugas proyek, siswa dilatih untuk lebih disiplin, kerjasama,
kelompok lain dalam proses pembuatan proyek. Setelah tanggung jawab, teliti dan menghargai orang lain, karena
dalam proses pembelajarannya melibatkan siswa dalam
dilakukan diskusi tentang kendala pada siklus 1 dengan
pemecahan masalah serta melakukan investivigasi secara
peneliti maka perlu dilakukannya peningkatan peran guru
kolaboratif dengan kata lain melalui pembelajaran aktif
sebagai fasilitator dan pembimbing, pemilihan waktu yang berbasis proyek berpotensi dalam memberdayakan sikap
cukup dan efektif, diberikan penguatan positif, penguatan siswa karena melibatkan siswa dalam proses kognitif serta
negatif, sangsi dan hukuman bagi siswa yang tidak bisa memberi pengalaman langsung pada siswa terkait obyek
bekerja sama. Pada siklus 2 dengan sub pembahasan sikap dalam mencapai hasil belajar. Departemen
tranformasi energi dalam sel dan metabolisme sel, proyek Pendidikan Nasional (2004) kemampuan afektif
yang dihasilkan meliputi (1) Laporan hasil pengamatan berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk
fotosintesis menggunakan media Photolab (2) drama proses tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya
terjadinya fotosintesis (3) drama terjadinya proses respirasi diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan
(4) poster tentang proses penyerapan makanan dalam kemampuan mengendalikan diri.
tubuh. Hasil pembelajaran psikomotorik pada siklus 2 Kendala pada siklus 1 dapat disebabkan oleh beberapa
menunjukan hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan faktor seperti guru dan siswa yang belum terbiasa dengan
produk pada siklus 2 sudah baik, dari segi jadwal model pembelajaran aktif berbasis tugas proyek dan dalam
pengerjaannya sehingga masing-masing anggota kelompok pembuatan proyek sering dilakukan diluar jam pelajaran
dapat berperan aktif di dalamnya dan guru dapat dengan sehingga guru mengalami kesulitan dalam memonitoring
mudah memonitoring terlaksananya model pembelajaran siswa dalam pembuatan proyek, akibatnya jalannya diskusi
sehingga peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembuatan tugas proyek belum bisa maksimal.
dapat meningkat. Menurut Harmin (2012), keberhasilan Dalam pembuatan tugas proyek beberapa siswa cenderung
pembelajaran aktif berbasis tugas proyek tidak dapat bermain dengan teman kelompok lain dan hanya beberapa
terlepas dari peran guru dalam membimbing jalannya anggota kelompok saja yang bekerja, akibatnya
proses pembelajaran karena pembelajaran berbasis proyek kemampuan bekerjasama, bertanggung dan menghargai
membutuhkan waktu yang cukup lama. orang lain siswa kurang. Setelah dilakukan diskusi dengan
Melalui pembelajaran aktif berbasis tugas proyek siswa observer maka pada siklus 2 perlu dilakukan peningkatan
dituntut untuk bertukaran pikaran dengan teman peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing, perlu
kelompoknya dalam proses mendapatkan informasi yang dilakukan pemberian sangsi atau penguatan negatif bagi
memungkinkan siswa untuk menemukan prinsip-prinsip, siswa yang tidak bisa kooperatif dan memberikan
mengkontruksikan pemahaman secara mandiri yang penguatan positif ataupun reward bagi siswa yang aktif
melibatkan aktivitas fisik dan keterampilan manipulasi sehingga siswa akan lebih percaya diri dalam
dalam menghasilkan sebuah sebuah produk. Melalui menyampaikan pendapat.
aktivitas belajar tersebut siswa akan mendapatkan Melalui pembelajaran aktif berbasis tugas proyek
pegalaman belajar secara langsung sehingga dapat terbukti dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa
meningkatkan pemahaman terhadap suatu materi, jadi pada setiap indikatornya, dalam pembuatan sebuah proyek
dapat diketahui jika aktivitas memiliki hubungan positif siswa di tuntut untuk merumuskan jadwal pembuatan
terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu sebagian besar proyek, dan jadwaal pengumpulan proyek sehingga disini
siswa yang hasil belajarnya baik/optimal adalah siswa yang siswa dituntut untuk disiplin agar proyek dapat berjalan
aktif dalam dalam kegiatan belajar mengajar. Darsono tepat waktu hal ini sesuai dengan pendapat Asan (2005),
(2001), yang menyatakan bahwa aktivitas siswa dalam dimana pembelajaran berbasis proyek dapat melatih
proses belajar merupakan salah satu faktor yang disiplin siswa dalam menngalokasikan waktu. Dalam
mempengaruhi hasil belajar jadi semakin tinggi aktivitas proses pembuatan produk hasil belajar siswa juga dituntut
siswa dalam proses pembelajaran maka semakin tinggi pula saling bertukar pikiran, berdiskusi dengan teman
hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiyanto kelompoknya untuk memecahkan masalah yang berarti
(2008), bahwa modelpembelajaran aktif berbasis tugas dalam proses berlangsungnya pelajaran siswa akan belajar
tentang pentingnya kerjasama kelompok dan bagaimana
Kurniawan et al, Penerapan Pembelajaran Aktif Berbasis Tugas Proyek 41

cara menghargai pendapat dari orang lain hal ini sesuai kognitif, psikomotorik dan afektif siswa kelas VII B SMP
dengan pendapat Djoko (2011), dimana kerjasama proyek Kristen 2 Salatiga.
dapat meningkatkan sikap kerjasama kelompok yang Peningkatan hasil belajar siswa ini tidak lepas dari
sangat penting dalam keberhasilan kelompok. Selain itu peranan guru sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
dalam berlangsungnya diskusi kelompok siswa juga di memonitoring jalannya proses pembelajaran sehingga
tuntut untuk bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya dalam setiap pelaksanaan sintaknya bisa sesuai dengan
karena dalam pembuatan proyek masing-masing anggota yang diharapkan. Peningkatan hasibelajar ini dikarenan
berperan aktif dalam keberhasilan pembuatan proyek pembelajaran aktif berbasisis tugas proyek ini
tersebut, seperti halnya dalam pembagian alat dan bahan mengarahkan siswa untuk aktif dalam setiap aktifitas
dalam pembuatan sebuah proyek. Trianto (2010), pembelajarannya, sehingga siswa akan mendapatkan
menjelaskan bahwa kesuksesan sebuah kelompok pengalaman secara langsung dalam proses penerimaan
tergantung dari tanggung jawab masing-masing anggota informasi, mengarahkan siswa untuk mencari informasi
kelompoknya. Berdasarkan angket respon siswa juga dapat dalam berbagai sumber,untuk menghasilkan berbagai
diketahui model pembelajaran aktif berbasis tugas proyek bentuk hasil belajar, melalui pembuatan proyek alat-alat
dapat meningkatkan motivasi belajar, kreativitas, peraga bentuk-bentuk energi, poster sumber-suber energi,
kerjasama, dan menghargai karya orang lain. laporan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis,
Peningkatan hasil belajar afektif merupakan bentuk drama terjadinya proses fotosintesis dan respirasi serta
keberhasilan dari sebuah model pembelajaran yang sudah poster proses penyerapan makanan pada tubuh.Peningkatan
diterapkan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sudatha hasil belajar kognitif siswa ditunjukan dengan jumlah
(2011), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar persentase siswa yang tuntas KKM 75 sebesar 66,67%,
seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada kemudian pada siklus 2 persentase siswa yang mencapai
pembelajaran tertentu akan akan sulit untuk mencapai nilai KKM menjadi 90,47%. Peningkatan hasil belajar
keberhasilan belajar yang optimal, sehingga keberhasilan psikomotorik siswa ditunjukan dengan jumlah siswa yang
pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik mencapai ketuntasan pada hasil belajar psikomotorik, dari
dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Oleh karena 76.19% siswa yang mencapi ketuntasan dengan kriteria
itu siswa yang sebagian besar siswa yang hasil belajar minimal baik (≥ 25) pada siklus 1 menjadi 100% dengan
afektifnya baik/optimal juga diikuti oleh hasil belajar kriteria baik pada siklus 2. Peningkatan hasil belajar afektif
kognitif dan psikomotorik yang optimal juga. siswa ditunjukan dengan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan pada hasil belajar afektif dari 80.95% pada
Keterlaksaan Model Pembelajaran Aktif Berbasis siklus 1 menjadi 100% dengan kriteria minimal baik (≥ 25).
Tugas Proyek
Berdasarkan gambar 1.4 menunjukan adanya peningkatan
persentase keterlaksanaan model pembelajaran aktif UCAPAN TERIMA KASIH
berbasis tugas proyek dengan nilai minimal baik (≥55) Terimakasih kepada Bapak Dr. Agna S. Krave, M.Sc dan
mencapai 70.45% pada siklus 1, meningkat menjadi 100% Ibu Natalia Rosa Keliat, M.Pd atas bimbingan yang
pada siklus 2. Selema penerapan model pembelajaran aktif diberikan selama perencanaan dan pelaksanaan penelitian
berbasis tugas proyek, dilakukan keterlasanaanya serta menyusun laporan skripsi. Terimakasih pula kepada
menggunakan lembar observasi baik dari guru maupun Bapak Daud Ronal Hutagaol, S.Pd atas kerjasamanya
siswanya sendiri. Hasil observasi menunjukan pada siklus dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.
1 tindakan perencanaan guru belum optimal. Guru belum
terbiasa dengan pembelajaran aktif berbasis tugas proyek,
peran guru dalam monitoring jalannya diskusi kelompok DAFTAR PUSTAKA
pembuatan tugas proyek belum optimal sehingga peran
guru sebagai fasilitator dan pembimbing masih kurang. Asan, H. (2005). Implementing project based learning in
Sehingga siswa masih mengalami kebingungan dalam computer classroom. The Turkish. [Electronic
pengerjaan tugas proyek. setelah dilakukannya diskusi version]. Journal of Educational Technology-TOJET.
dengan observer, peran guru sebagai fasilitator dan 4(2):1-12.
pembimbing pada siklus 2 sudah optimal sehingga dalam Budiana. 2012. Pengaruh Penerapan Paikem Gembrot,
diskusi pembuatan tugas proyek siswa sudah tidak Multimedia Pembelajaran dan Gaya Belajar
mengalami kebingungan lagi. Keterlaksaan model Terhadap Prestasi Belajar Peserta Pendidikan Agama
pembelajaranran juga meningkat pada siklus Islam di SMP Negeri 2 Kendal. [thesis]. UIN
Walisongo: Semarang. Dipublikasikan 21 Juni 2012
CORD, 2007. Project-Based Learning. [Online].
(http://www.cord.org/project-baselearning/). Diakses
KESIMPULAN pada tanggal 1 April 2017.
Darsono. (2001).Belajar dan Pembelajaran. Semarang:
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat IKIP Semarang Press.
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran aktif Depdiknas, 2008. Panduan Pengembangan Pembelajaran
berbasis tugas proyek dapat meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu SMP/MTs.Jakarta: Puskur-Balitbang
Depdiknas.
42 BIOEDUKASI Vol.10(1): 33-42, Februari 2017

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif
2004.Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta :
PenilaianRanah Afektif. Jakarta: Departemen Prestasi Pustaka
PendidikanNasional.(http://id.scribd.com/doc/561492 Udayantara, I. Sudita, I. Rati, N. 2015.Penerapan Model
51/PedPenilaian-Afektif-1-12Jan04). Diakses pada Pembelajaran Berbasis ProyekBerbantuan Media
tanggal 1 April 2017. Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Djoko, A. (2011). Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Kelas V. [Electronic version]. Journal of e-
Siswa Dalam Belajar MelaluiPembelajaran PGSD Universitas Pendidikan Ganesa Vol.3/No
Kaloboratif. Jurnal Prospektus Nomor 1Tahun 2015
2.[online].(http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php Wardani, S. Supartono. Nur, J. 2015./Penerpan
/Formatif/article/download/108/105.) Diakses pada Pembelajaran berbasis Proyek Berbantuan Elearning
tanggal 1 April 2017. untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Harmin, M dan Melanie,T. 2012. Pembelajaran Aktif yang Siswa.UniversitasNegeriSemarang. [Online].
Menginspirasi. Jakarta: PT Indeks. (https://www.academia.edu/attachments/38804685/d
Kemdikbub. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi ownload_file?st=MTQ3Nzg3ODU5MywxMjAuMTg
Kurikulum 2013. BPSDMPK dan PMP: Jakarta 4LjgwLjI1MSwyODAyNjAwMg%3D%3D&s=swpt
Marzano, R.J. 1993. How Classroom teacher Approach the oolbar&ct=MTQ3Nzg4MTE3NSwxNDc3ODgxMTc
Teaching of Thinking.Theory Into Practice. Volume 5LDI4MDI2MDAy). Diakses 1 April 2017.
32, No.3: 154- 160. Warsito. 2008. Pembelajaran Sains Berbasis Proyek
Muchlisin, R. 2013. Active Learning [Online]. (Project Based Learning) Sebagai Usaha untuk
(http://www.kajianpustaka.com/2013/03/active- Meningkatkan Aktivitas dan Academic Skill
learning.html). Diakses pada Tanggal 1 April SiswaKelas VII C SMP Muhammadiyah 3
2017. Depok.[skripsi]. Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga
Mundiyakin, I. Herlina, L. Habibah, N. 2012. Pengaruh Yogyakarta. Diakses pada tanggal 1 April 2017.
pembelajaran Berbasis Proyekterhadap Hasil Belajar Widodo. S. W, 2014. Pembangunan Kegiatan
Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. [Artikel Pembelajaran IPA SMP Berbasis ScientificApproach
Ilmiah]. [online]. Unnes Journal Of Biology dalam Konteks Kurikulum 2013 pada Topik
Educations.(http://journal.unnes.ac.id/sju/in3dex.php/ Pemanasan Global.
ujeb). Diakses pada Tanggal 1 April 2017 Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains
Nurohman, S. 2008. Pendekatan PBL sebagai Upaya Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.
Internalisai Scientific Method bagi Siswa Calon Semarang: Universitas NegeriSemarangPress
Guru.[Online].(http://www.eduopia.org/modules/PB
L/whatpbl.php).Diakses pada tanggal 1 April 2017.
Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Simbolon, P. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan
Menggunakan Model Project Based Learning Bagi
Siswa SMP Negeri 5 Tebing Tinggi.
[online].(http://download.portalgaruda.org/article.php
?article=350214&val=7309&title=PENINGKATAN
%20HASIL%20BELAJAR%20%20IPA%20DENG
AN%20MENGGUNAKAN%20MODEL%20PROJE
CT%20BASED%20LEARNING%20%20BAGI%20
SISWA%20SMP%20%20NEGERI%205%20TEBIN
G%20TINGGI). Diakses pada tanggal 1 April 2017.
SSME, 2006. Project-Based Learning. [Online].
(http://ssme.fedu.metu.edu.tr/ssme/index2.php?optio
n=com_contrnt&do_pdf=1&id=94).Diaksespada
tanggal 1 April 2017.
Sudatha, I. G. W. 2011. Penilaian Ranah Afektif. [Online].
(http://www.undiksha.ac.id/elearning/staff/images/im
g_info/4/lt_10-548.pdf). Diakses pada tanggal 1 April
2017.
Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Perangkat
PenilaianPsikomotor. [Online].
(http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/
penilaian-psikomotor.pdf). Diakses pada tanggal 1
April 2017.
Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai