Anda di halaman 1dari 4

Upaya Mitigasi Banjir Rob di Wilayah Pesisir

Suasana pesisir pantai yang terkena banjir rob akibat gelombang tinggi di Pesisir Pantai Pisangan, Desa
Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang (PHOTO’SSPEAK/ Robby Hamzah)

 Mengutip data BNPB, pada tahun 2020 banjir merupakan bencana alam terbanyak di
Indonesia yaitu sebanyak 36,50 %.
 Banjir rob merupakan salah satu jenis banjir yag diakibatkan oleh meluapnya air
laut yang masuk ke darat.
 Penelitian Heri Andreas 2021 menunjukkan ada 112 kota atau kabupaten di pesisir
Indonesia mengalami banjir rob.
 Perlu adanya Konsep pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan dalam
pemanfaatan ruang untuk mitigasi bencana.
Banjir rob merupakan istilah lain untuk menyebutkan banjir pasang surut yang diakibatkan
karena ketinggian permukaan tanah yang lebih rendah dari pada permukaan air laut pada saat
air laut pasang. Masuknya air ke daratan akan terus menggenang ke tempat yang lebih rendah
dan akan memperburuk dampaknya.
Masyarakat pesisir sepertinya sudah tak asing dengan fenomena ini, pasalnya banjir rob bisa
datang secara rutin pada pagi atau sore dan terjadi pada tiap musim, baik itu kemarau ataupun
musim hujan. Hal ini diperburuk oleh naiknya air permukaan laut akibat Global Warming.
Banjir rob mengakibatkan banyak kerugian mulai dari rusaknya tambak garam, kerusakan
rumah warga, sulitnya transportasi, hingga menimbulkan korban jiwa.
Banjir rob yang terjadi di cirebon pada tahun 2020 saja diprediksi mengalami kerugihan
sebesar Rp. 300 juta untuk lahan tambak garam. Pada tahun 2021 banjir rob juga melanda
kabupaten Rote Ndao, NTT yang mengakibatkan sebanyak 672 orang dievakuasi lantaran
rumahnya terdampak bencana banjir.
Namun dampak banjir rob tidak hanya dirasakan oleh masyarakat pesisir saja, kota yang
sering tergenang banjir rob seperti Pekalongan, Semarang, dan Jakarta juga merasakan
dampaknya. ekstraksi air tanah menyebabkan amblasan tanah dan memperparah banjir di
perkotaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peristiwa ini sering terjadi di
wilayah Jakarta dengan tingkat penurunan tanah sekitar 5-10 cm yang menyebabkan 40%
wilayah dari Jakarta menjadi berada dibawah permukaan laut atau berada di dataran rendah.
“Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi
bencana banjir rob pesisir," kata Deputi bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo di
Jakarta, Rabu 17 Juni 2020, yang dilansir dari Antara.
Dia juga menambahkan daerah yang berpotensi banjir rob di wilayah pesisir utara jawa,
pesisir selatan jawa, pulau bali hingga Nusa Tenggara.
Kendati tak bisa ditebak kedatangannya, namun banjir rob masih dapat diminimalisir
resikonya. Melalui pengelolaan wilayah pesisir secara berkerkelanjutan. Beberapa tindakan
yang dapat dilakukan pada penanganan bencana antara lain tindakan pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, dan penanggulangan kedaruratan (UU no.24 Tahun 2007). Titik berat tindakan
yang dapat dilakukan pra bencana yakni tindakan mitigasi bencana. Berikut merupakan
beberapa upaya mitigasi bencana banjir rob.
Pengembangan Kawasan Hutan Bakau
Peranan hutan mangrove adalah mencegah abrasi pantai, sebagai ruang terbuka hijau, dan
sebagai pencegah rembesan air laut. Fungi hutan mangrove yang dapat mencegah instruksi
air laut ke daratan sangat berperan dalam meredam bencana banjir rob. Keberadaan kawasan
mangrove mampu menghasilkan sedimentasi lumpur, dimana pengendapan lumpur yang
dihasilkan mangrove tersebut merupakan tanggul alami dalam mencegah banjir rob. Selain
mampu menahan gerak air rob, mangrove mampu menpercepat proses penyerapan air
sehingga genangan yang ditimbulkan oleh banjir rob tidak berlangsung lama. Masyarakat
pesisir dapat memanfaatkan hutan bakau sebagai pertahanan pertama terhadap banjir rob.
Selain sebagai mitigasi banjir rob, kawasan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis yang
sangat tinggi, seperti sebagai penyedaia kayu, obat-obatan, alat dan teknik penangkapan ikan,
pupuk, bahan baku kertas, bahan makanan, minuman, peralatan rumah tangga, bahan baku
tekstil dan kulit, madu, lilin, dan tempat rekreasi.
Membangun tanggul dan pintu air
Kawasan hutan bakau sebagai tanggul alami dapat didukung fungsinya dengan adanya
tanggul buatan serta pintu air. Pembangunan tanggul dapat dianggap efektif untuk
mengantisipasi banjir rob masuk ke wilayah daratan, upaya penanggulan dapat dilakukan
pada wilayah dengan topografi rendah. Sehingga ketinggian air yang bertambah tinggi dapat
diantisipasi dengan peninggian tanggul. Sedangkan pintu air dianggap efektif dalam
mengatasi banjir rob yang masuk melalui sungai. Sistem kerja pintu air yang mampu
membuka ketika surut dan menutup ketika pasang dapat mengatasi banjir rob yang terjadi.
Konsep Rumah Panggung
Kerusakan rumah banyak dialami masyarakat pesisir saat banjir rob terjadi. Tak sedikit warga
yang mengungsi akibat rumahnya terendam oleh air. Hal ini dapat diminimalisir dengan
konsep rumah panggung. Konsep ini seharusnya bisa menjadi pertimbangan masyarakat
pesisir dalam membangun atau merenovasi rumah. Struktur rumah panggung dianggap
mampu beradaptasi dengan fenomena banjir rob yang terjadi secara rutin dikarenakan
genangan yang ditimbulkan tidak akan menggenangi bagian dalam rumah. Struktur rumah
panggung mampu mengatasi permasalahan permukiman yang berada di kawasan topografi
rendah yang senantiasa terkena banjir rob.
Membangun rumah pompa
Pembangunan pintu air maupun rumah pompa dapat menjadi upaya mitigasi banjir rob.
Pembangunan difokuskan pada tiap muara sungai yang berhadapan langsung dengan laut.
Kolam tampungan pada rumah pompa dapat menampung limpahan air pasang sementara
ketika banjir rob.
Pembangunan rumah pompa mampu meminimalisir dampak banjir rob. Sistem kerja rumah
pompa yang mampu mengatur aliran air untuk dibuang menuju sungai atau lautan dianggap
mampu mengatasi permasalahan banjir rob. Ketika banjir rob terjadi dimana volume air laut
meningkat maka rumah pompa akan menyedot air laut yang masuk dan dimasukkan ke dalam
tampungan sementara. Ketika surut, air dalam tampungan tersebut disedot kembali untuk
dibuang ke laut atau sungai.
Organisasi pemerintah dan non pemerintah terkait bencana
Diperlukan sebuah organisasi yang fokus terhadap bencana banjir rob, dimana keberadaan
organisasi ini selain melakukan upaya respon dan kesiapsiagaan juga dibutuhkan untuk
merencanakan upaya mitigasi agar bencana banjir rob bisa diminimalisir dampaknya.
Pembentukan organisasi yang fokus bencana banjir rob ini harus mencakup 3 elemen yaitu
masyarakat, pemerintah dan swasta
Pembentukan komunitas masyarakat siaga bencana Komunitas masyarakat ini berfungsi
untuk merencanakan mitigasi dan adaptasi secara dini di wilayah masing ± masing.
Pembentukan komunitas ini dapat melalui mekanisme karang taruna dan ibu PKK.
Masyarakat harus proaktif, reaktif dan patuh terhadap kebijakan/strategi yang akan digunakan
oleh Pemerintah Kota dalam menghadapi resiko banjir rob. Tanpa sikap tersebut,
kebijakan/strategi pemerintah kota akan sulit untuk diimplementasikan. Sebagai contoh jika
pemerintah kota menetapkan tempat tinggal masyarakat yang ada untuk dipindahkan,
masyarakat diharapkan taat terhadap kebijakan tersebut. Sedangkan hal-hal yang dapat
mendukung strategi kebijakan tersebut dapat dilakukan diskusi/musyawarah antara
masyarakat dan pemerintah kota. Dengan adanya hal ini diharapkan dampak bencana tersebut
kepada masyarakat lokal dapat diminimalisasi.
Dengan Kerjasama ini diharapkan semua elemen dapat saling membantu meminimalisir
resiko banjir rob. Pemasangan sand bag didaerah pesisir yang melewati tanah warga perlu
tanggapan yang baik dan perizinan warga agar hal ini dapat berfungsi dengan baik dan
menahan pasang air laut.
Kebijakan / regulasi yang mendukung Mitigasi banjir rob
Perlu adanya penetapan dan implementasi kebijakan penanggulangan bencana banjir rob.
Kebijakan berperan penting dalam alur penanganan banjir rob. Pegembangan mangrove,
jalannya organisasi masyarakat tanggap bencana juga perlu koordinasi dengan pihak-pihak
terkait yang perlu adanya kebijakan sehinga integrasi perangkat komunikasi masing-masing
pihak terkait, dan sinkronisasi program penyelenggaraan penanggulangan bencana dari
masing-masing pihak semakin menekan dampak yang terjadi akibat banjir rob. Pemerintah
juga harus memulai memikirkan model pendanaan dalam upaya mitigasi dan adaptasi pada
wilayah Pesisir Kota sehingga kedepan potensi bencana banjir rob sudah memiliki pos
anggaran pembiayaannya ditiap kota.
Bencana alam adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Namun,
yang  bisa kita lakukan dengan segala potensi bencana adalah dengan cara meminimalisir
risiko dan tetap waspada akan datangnya bencana.
Berikut beberapa tindakan sederhana yang dapat kita lakukan saat terjadi banjir rob :
1. Tetap tenang dan matikan aliran listrik.
2. Amankan barang-barang berharga yang kita miliki.
3. Selamatkan diri ke tempat yang aman.
4. Hindari berjalan di dekat saluran air guna mencegah kemungkinan terseret arus air.
5. Hubungi lembaga terkait untuk penanganan tingkat lanjut.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan dalam Pengelolaan wilayah pesisir dalam mitigasi
bencana banjir rob yang tentunya memerlukan dukungan berbagai pihak baik pemerintah dan
masyarakat. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai