Anda di halaman 1dari 10

Laporan Modul 4, MG2213

Feeder dan Classifier


Aziz Sulaiman (12519012) / Kelompok 2 / Sabtu, 17 April 2021
Asisten : Cindy Aurelia (12517028)

Abstrak – Praktikum Modul 4 – Feeder merupakan alat yang digunakan untuk mengumpankan material dari kondisi statis
menuju alat operasi pengolahan dengan mekanisme tertentu. Sedangkan classifier adalah alat klasifikasi partikel dalam suatu
kegiatan pengolahan mineral. Praktikum kali ini dilakukan untuk memahami mekanisme kerja feeder, Menentukan laju
pengumpanan, dan juga untuk memahami kerja alat classifier. Prosedur praktikum kali ini terbagi menjadi beberapa bagian
untuk feeder akan dilakukan dengan metode komunal dan interval menggunakan variasi frekuensi 20 Hz dan 30 Hz yang dimulai
dengan penimbangan pasir silika sebanyak 750 gram, selanjutnya akan disiapkan feeder dengan frekuensi 20 Hz, kemudian
silika akan diumpankan kedalam feeder dan waktu keseluruhan hingga tertampung akan dicatat, dilanjutkan dengan
penimbangan feed yang tertampung sebanyak tiga kali dengan berat yang sama, kemudian prosedur ini diulangi untuk frekuensi
30 Hz. Untuk classifier prosedur dimulai dengan penimbangan pasir silika, dilanjutkan dengan pengisian bak dengan air, dan
membuka jalur aliran hydrocyclone, kemudian silika akan dimasukkan, dan proses ini akan diamati. Dari percobaan ini
diperoleh data laju pengumpanan rata-rata untuk feeder dengan metode komunal pada variasi frekuensi 20 Hz dan 30 Hz secara
berturut-turut yakni 93,5 gr/s dan 124,9167 gr/s. sedangkan untuk metode interval laju pengumpanan rata-rata yang diperoleh
untuk variasi frekuensi 20 Hz dan 30 Hz secara berturut-turut yakni 93,4375 gr/s dan 93,6125 gr/s.

Kata Kunci :

A. Tinjauan Pustaka Chain feeder terdiri dari tirai loop rantai berat, berbaring di
ore pada yang akan dialirkan pada sekitar sudut repose. Laju
Feeder diperlukan setiap kali diinginkan untuk
feed dikontrol secara otomatis atau manual oleh penggerak
memberikan aliran seragam bijih kering atau lembab,
sprocket rantai sedemikian rupa sehingga ketika loop rantai
karena ore tersebut tidak akan mengalir secara merata dari
bergerak, ore tempat mereka berada mulai meluncur.
reservoir penyimpanan dalam bentuk apa pun melalui
gerbang, kecuali ketika diatur oleh beberapa jenis 2. Apron feeder
mekanisme. Memberi makan pada dasarnya adalah operasi
pengangkutan di mana jarak yang ditempuh pendek dan di
mana pengaturan dekat dari tingkat perjalanan diperlukan.
Di mana operasi yang berhasil berada pada tingkat yang
sama, tidak perlu untuk mengintervenasi feeder. Namun, di
mana, operasi utama terganggu oleh langkah penyimpanan,
perlu untuk menyediakan feeder. Feeder juga mengurangi
keausan, abrasi, dan pemisahan. Mereka juga membantu
dalam pengendalian debu dan mengurangi tumpahan
material. Desain feeder harus mempertimbangkan laju
aliran yang diinginkan, pengiriman laju aliran yang stabil,
Gambar 2. Apron feeder
arah pemberian makan, dan rentang ukuran partikel feed
yang akan ditangani (Roberts, 2001). Apron feeder adalah salah satu pengumpan yang paling
banyak digunakan untuk menangani bijih kasar, terutama
1. Chain feeder
feed penghancur rahang. Pelat logam yang tumpang tindih
atau wajan yang dipasang pada helai rantai konveyor
menyampaikan material (Anon., 2014). Ini dibangun
dengan kasar, terdiri dari serangkaian pelat baja karbon atau
mangan tinggi, melesat ke untaian rantai tugas berat, yang
berjalan pada semburan baja. Laju pelepasan dikendalikan
dengan memvariasikan kecepatan atau tinggi pita ore
dengan cara gerbang yang dapat disesuaikan. Ini dapat
menangani bahan abrasif, berat, dan lumpy (Anon., 2014).

3. Wobbler feeder

Gambar 1. Chain feeder


Digunakan untuk feed yang berukuran halus. Feed
diberikan dari hopper ke belt feeder.

6. Diaphragm feeder

Gambar 3. Wobbler feeder

Terdiri dari silinder baja berbentuk seperti elips yang


terletak di dasar sumbu panjang dengan posisi vertikal dan
horizontal yang bergantian. Mekanisme dari alat ini feed
dijatuhkan dari hopper ke baja elips yang berputar pada arah
dan waktu yang sama. Terjadi pemisahan partikel halus
melalui bagian bawah sehingga tidak ikut masuk ke proses Gambar 6. Diaphragm feeder
berikutnya. Biasa dikenal sebagai slurry pump dan digunakan untuk
4. Vibrating feeder mengumpankan umpan cair/slurry pada wet operation.

Classification, as defined by Heiskanen (1993), is


a method of separating mixtures of minerals into two or
more products on the basis of the velocity with which the
particles fall through a fluid medium. The carrying fluid can
be a liquid or a gas. In mineral processing, this fluid is
usually water, and wet classification is generally applied to
mineral particles that are considered too fine (,200 μm) to
be sorted efficiently by screening. As such, this chapter will
only discuss wet classification. A description of the
historical development of both wet and dry classification is
given by Lynch and Rowland (2005). Classifiers are nearly
always used to close the final stage of grinding and so
strongly influence the performance of these circuits. Since
the velocity of particles in a fluid medium is dependent not
only on the size, but also on the specific gravity and shape
Gambar 4. Vibrating feeder of the particles, the principles of classification are also
important in mineral separations utilizing gravity
Vibrating feeder memiliki fungsi mengumpankan material concentrators.
dengan getaran yang dihasilkan oleh alat sesuai dengan
frekuensi getaran yang diinginkan. 1. Hydrocyclone

5. Belt feeder

Gambar 7. Hydrocyclone (a) komponen utama dan (b)


prinsip aliran dalam hydrocyclone; (sumber JKMRC, The
University of Queensland)

Mekanisme dari hydrocyclone ialah feed basah dimasukkan


Gambar 5. Belt feeder melalui inlet secara horizontal menghasilkan kecepatan
tangensial terhadap partikel. Aliran bertekanan
menyebaabkan terbentuknya resultan gaya terhadap setiap Interval Berat akhir (gr) Waktu ke- (s)
partikel. Partikel halus akan mengalir menuju overflow 1 99 2
sementara partikel kasar akan dialirkan menuju underflow. 2 262 4
2. Cyclosizer 3 260 6
4 127,9 8

C. Pengolahan Data Percobaan

Prosedur percobaan

1. Prosedur percobaan feeder metode komunal

Gambar 8. Cyclosizer

Cyclosizer merufeed alat yang terdiri dari beberapa cyclone


yang disusun sedemikian rupa sehingga bagian overflow
dari suatu unit akan menjadi bagian feed untuk unit yang
lain.

B. Data Percobaan

1. Percobaan feeder metode komunal 20 Hz

Tabel 1. Data percobaan feeder metode komunal 20 Hz

Percobaan ke- Berat awal (gr) Berat akhir (gr) Waktu (s)
1 750 749 8
2 749 748 8
3 748 747 8

2. Percobaan feeder metode komunal 30 Hz

Tabel 2. Data percobaan feeder metode komunal 30 Hz

Percobaan ke- Berat awal (gr) Berat akhir (gr) Waktu (s)
1 750 750 6
2 750 749,5 6
3 749,5 749 6

3. Percobaan feeder metode interval 20 Hz

Berat awal = 750 gram

Berat hilang = 2,5 gram

Tabel 3. Data percobaan feeder metode interval 20 Hz

Interval Berat akhir (gr) Waktu ke- (s)


1 143 2
2 230 4 2. Prosedur percobaan feeder metode interval
3 222,5 6
4 152 8

4. Percobaan feeder metode interval 30 Hz

Berat awal = 750 gram

Berat hilang = 1,1 gram

Tabel 4. Data percobaan feeder metode interval 30 Hz


Rumus-rumus yang digunakan

1. Laju pengumpanan

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)

2. Laju pengumpanan rata-rata


𝑣1 + 𝑣2 + ⋯ + 𝑣𝑛
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑛
3. %Berat hilang
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
Pengolahan data

1. Percobaan feeder metode komunal 20 Hz

3. Prosedur percobaan classifier Tabel 5. Pengolahan data percobaan feeder metode


komunal 20 Hz
Percobaan Berat Berat Berat Laju
Waktu (s)
ke- awal (gr) akhir (gr) Hilang (gr) pengumpanan (gr/s)
1 750 749 1 8 93,625
2 749 748 1 8 93,5
3 748 747 1 8 93,375
Rata-rata 1 8 93,5

• Laju pengumpanan

749
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 = = 93,625 𝑔𝑟/𝑠
8
• Laju pengumpanan rata-rata

93,625 + 93,5 + 93,375


𝑣̅ = = 93,5 𝑔𝑟/𝑠
3
• %Berat hilang
3
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100% = 0,4%
750
2. Percobaan feeder metode komunal 30 Hz

Tabel 6. Pengolahan data percobaan feeder metode


komunal 30 Hz
Percobaan Berat Berat Berat Laju
Waktu (s)
ke- awal (gr) akhir (gr) Hilang (gr) pengumpanan (gr/s)
1 750 750 0 6 125
2 750 749,5 0,5 6 124,9166667
3 749,5 749 0,5 6 124,8333333
Rata-rata 0,333333333 6 124,9166667
• Laju pengumpanan mineral yang melibatkan operasi transport massa dalam
jarak pendek dengan aliran umpan yang seragam. Aliran
750
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 = = 125 𝑔𝑟/𝑠 yang seragam ini bertujuan agar tidak terjadi penumpukan
6 feed pada alat operasi yang dapat menggangu kinerjanya.
• Laju pengumpanan rata-rata Vibrating feeder merufeed coarse dry feeder yang
menggunakan getaran sebagai agen penggerak umpan
125 + 124,9167 + 124,8333 dalam suatu proses. Vibrating feeder menggunakan baik
𝑣̅ = = 124,9166667 𝑔𝑟/𝑠
3 getaran mapun gravitasi untuk menggerakkan material.
• %Berat hilang Ketika umpan dimasukkan ke dalam hooper maka dengan
menggunakan kombinasi dari gaya gravitasi dan getaran,
1 umpan akan bergerak maju dalam lintasan feed yang dapat
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100% = 0,1333%
750 berbentuk terbuka atau tertutup dimana getaran ini
3. Percobaan feeder metode interval 20 Hz dihasilkan oleh adanya jangkar osilasi dari penggerak
elektromagnetik. Laju pengumpanan dari partikel dapat
Tabel 7. Pengolahan data percobaan feeder metode dikendalikan dengan mengatur arus yang masuk dari
interval 20 Hz penggerak elektromagnetik.
Interval Berat akhir (gr) Waktu ke- (s) Laju Pengumpanan (gr/s)
1 143 2 71,5
2 230 4 115
3 222,5 6 111,25
4 152 8 76
Total 747,5 Rata-rata 93,4375

• Laju pengumpanan
143
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 = = 71,5 𝑔𝑟/𝑠
2
• Laju pengumpanan rata-rata
Gambar 9. Gaya-gaya yang bekerja pada vibrating feeder
71,5 + 115 + 111,25 + 76
𝑣̅ = = 93,4375 𝑔𝑟/𝑠 Gaya-gaya yang bekerja pada vibrating feeder yakni gaya
4
getar yang berasal dari osolasi penggerak elektromagnetik,
• %Berat hilang gaya berat (gravitasi) dari partikel itu sendiri maupun akibat
dari adanya partikel lain diatasnya, dan gaya jatuh pada saat
2,5
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100% = 0,3333% partikel berada di bagian ujung lintasan feed yang
750
menghasilkan resultan gaya yang membuat partikel tersebut
4. Percobaan feeder metode interval 30 Hz maju pada lintasan. Yang mana diagram gaya untuk
vibrating feeder dapat dilihat pada gambar .
Tabel 8. Pengolahan data percobaan feeder metode
interval 30 Hz Dalam percobaan ini, berdasarkan hasil
pengolahan data diperoleh 4 buah data laju pengumpanan
Interval Berat akhir (gr) Waktu ke- (s) Laju Pengumpanan (gr/s)
1 99 2 49,5 feeder yang berasal dari feeder yang sama. Laju
2 262 4 131 pengumpanan ini menggunakan dua metode berbeda yaitu
3 260 6 130
metode interval dan komunal dengan frekuensi yang
4 127,9 8 63,95
Total 748,9 Rata-rata 93,6125 divariasikan sebesar 20 Hz dan 30 Hz. Pada metode
komunal dilakukan pengambilan partikel setelah aliran
• Laju pengumpanan kontinu habis pada lintasan feed dan diukur waktu
99 tempuhnya sedangkan untuk metode interval digunakan
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 = = 49,5 𝑔𝑟/𝑠 selang waktu sebesar 2 detik untuk frekuensi 20 Hz dan
2
frekuensi 30 Hz. Laju pengumpanan rata-rata feeder untuk
• Laju pengumpanan rata-rata metode komunal dalam frekuensi 20 Hz dan 30 Hz secara
berturut-turut adalah 93,5 gr/s dan 124,9167 gr/s.
49,5 + 131 + 130 + 63,95
𝑣̅ = = 93,6125 𝑔𝑟/𝑠 Sedangkan untuk metode interval, laju pengumpanan rata-
4
rata feeder untuk frekuensi 20 Hz dan 30 Hz secara berturut-
• %Berat hilang turut adalah 93,4375 gr/s dan 93,6125 gr/s. Dari data yang
diperoleh data kita lihat bahwa dengan semakin
1,1
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100% = 0,1467% meningkatnya frekuensi maka laju pengumpanan feed akan
750 semakin besar untuk setiap metode yang dilakukan. Hal ini
D. Analisa Hasil Percobaan dikarenakan, dengan peningkatan frekuensi dari vibrating
feeder tersebut maka waktu yang diperlukan oleh alat untuk
Feeder adalah alat pengumpanan material dari membuat aliran umpan menjadi homogen lebih singkat
suatu kondisi statis menuju alat operasi pada pengolahan
sehingga tentu akan meningkatkan jumlah massa umpan pengumpanan sedangkan dengan material feeder yang lebih
yang ditampung pada waktu yang telah dihitung sehingga halus akan meningkatkan laju.
akan memperbesar nilai laju pengumpanan itu sendiri.
8. Ukuran bukaan feeder dan hooper, dengan bukaan feeder
Selain itu, pada percobaan ini terdapat weight loss untuk
yang besar maka laju pengumpanan melambat karena
setiap percobaan yang dilakukan, dimana weight loss untuk
terjadi pembentukan lapisan umpan yang tebal sehingga
percobaan metode komunal pada frekuensi 20 Hz dan 30 Hz
gaya gravitasi yang ditimbulkan lebih besar dan akan
secara berturut-turut adalah 0.4 % dan 0.1333% sedangkan
memperlambat laju.
weight loss untuk percobaan feeding metode interval pada
frekuensi 20 Hz dan 30 Hz secara berturut-turut adalah Classifier adalah alat yang digunakan pada proses
0,3333 % dan 0,1467 %. Dapat dilihat bahwa terdapat klasifikasi. Proses klasifikasi merufeed proses pemisahan
perbedaan weight loss yang signifikan baik pada metode partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam
komunal ataupun interval. Adanya weight loss pada suatu media. Classifier dalam golongan wet classifier dapat
percobaan ini dikarenakan pada proses penampungan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu mechanical classifier,
terdapat sejumlah umpan yang tidak tertampung pada saat hydrocyclone, dan cyclosizer. Pada mechanical classifier
peralihan wadah untuk selang waktu yang diberikan. digunakan gaya gravitasi untuk memisahkan material
berdasarkan pada kecepatan pengendapan yang dipengaruhi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju
oleh ukuran partikel tersebut. Salah satu jenis mechanical
pengumpanan ialah sebagai berikut,
classifier adalah spiral classifier. Pada mechanical
1. Ukuran umpan, jika ukuran umpan yang digunakan kasar, classifier digunakan pengaduk berbentuk spiral atau rake.
amak laju pengumpanan akan semakin besar hal ini Pengadukan dilakukan dengan gerakan spiral yang akan
disebabkan oleh semakin meningktanya ukuran partikel menimbulkan gerkan fluida ke atas. Intensitas pengadukan
maka akan membuat gaya gravitasi yang bekerja pada mempengaruhi hasil pengadukan dimana jika intensitasnya
partikel akan membesar sehingga akan mengimbangi gaya tinggi maka akan terjadi pemisahan kasar dan underflow
getar yang mendorong partikel maju di dalam lintasan. yang diangkut juga besar. Terdapat 2 jenis proses
Selain itu terdapat juga gaya gesek yang terjadi antara pengendapan yang terjadi yaitu hindered zone dan free
partikel dengan lintasan feed yang juga dapat memerlambat settling. Proses free settling dipengaruhi oleh berat jenis
laju pengumpanan. material dimana semakin besar nilainya maka akan semakin
cepat terjadi proses pengendapan sedangkan proses
2. Densitas umpan, semakin meingkatnya densitas partikel
hindered settling adalah proses yang bergantung pada berat
untuk ukuran yang sama akan memperlambat laju
jenis dan ukuran partikel dimana dinyatakan bawa mineral
pengumpanan. Hal ini dikarenakan gaya gravitasi yang
yang memiliki nilai berta jenis yang besar tetapi ukurannya
bekerja pada partikel juga akan ikut membesar sehingga
kecil akan memiliki kemungkinan mempunyai kecepatan
terjadi proses yang sama dengan poin faktor no.1.
pengendapan yang sama dengan mineral berukuran besar
3. Frekuensi getaran, semakin besar nilai frekuensi getar tetapi berat jenisnya besar. Umpan berbentuk slurry akan
yang diberikan maka akan menyebabkan laju pengumpanan dimasukkan secara kontinu pada bagian tengah dari alat
makin besar. dengan adanya laju pengumpanan slurry ini maka partikel
halus tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengendap
4. Panjang lintasan feeder, semakin panjang lintasan feeder sedangkan partikel kasar akan dapat mengendap di bagian
maka laju pengumpanan akan semakin kecil karena bawah alat dan spiral akan membawa partikel kasar ke atas
retention time untuk partikel akan semakin besar sehingga di sepanjang lantai alat ke bagian atas alat dimana produk
akan menyebabkan laju pengumpanan melambat. dikeluarkan.
5. Tinggi dinding lintasan, dengan dinding yang lebih tinggi
akan menyebabkan laju pengumpanan partikel melambat
karena dengan adanya dinsing yang tinggi menyebabkan
terbentuknya lapisan umpan yang tebal sehingga akan
menimbulkan gaya gravitasi yang besar ang dapat
menghambat pergerakan umpan pada lintasan feed. Hal ini
berbanding terbalik jika dinding lintasan rendah karena
lapisan umpan yang terbentuk rendah sehingga lajunya
lebih besar.

6. Luas alas lintasan, dengan luas alas yang besar maka Gambar 10. Gaya-gaya yang bekerja pada mechanical
ketebalan lapisan makin rendah yang berakibat pada classifier
semakin meningkatnya laju pengumpanan.
Gambar menunjukkan gaya-gaya yang bekerja pada
7. Material feeder, penggunaan material feeder yang kasar mechanical classifier .
tentu akan memperbesar gaya gesek antara partikel dan
lintasan yang mengakibatkan melambatnya laju Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
klasifikasi dalam classifier adalah sebagai berikut,
1. Ukuran partikel, jika ukuran partikel terlalu besar, maka 3. Untuk umpan yang bagaimana diaphragma feeder dipakai
proses pemisahan tidak akan berjalan dengan baik karena ?
ada kemungkinan partikel pengotor ikut masuk ke
Jawab :
underflow yang disebabkan oleh kecilnya perbedaan laju
pengendapan antara dua partikel yang seharunya Umpan yang digunakan pada diaphragm feeder berupa
dipisahkan. Hal yang sama juga berlaku untuk partikel slurry (material basah).
berukuran kecil.
4. Apa keburukannya apabila belt feeder dipakai untuk
2. Densitas partikel, densitas partikel yang akan dipisahkan feeder yang kasar ?
harus memiliki perbedaan yang cukup besar sehingga akan
mengoptimalkan hasil klasifikasi. Jawab :

3. Tekanan aliran fluida, peningkatan tekanan aliran fluida Keburukan dari penggunaaan belt feeder untuk umpan yang
digunakan untuk mengimbangi peningkatan laju aliran kasar adalah akan cepat merusak belt pada feeder karena
fluida. Dimana pada tekanan tinggi, laju aliran akan permukaan yang kasar dari umpan tersebut akan
semakin cepat sehingga retention time dari partikel dalam menghantam permukaan belt secara terus-menerus yang
classifier tidak lama dan akan mengakibatkan proses dapat mengakibatkan kerusakan pada feeder.
pemisahan kurang baik hasilnya.
5. Classifier yang ada di laboratorium termasuk golongan
4. Densitas fluida, fluida yang digunakan harus memiliki classifier yang mana? Apa ciri-cirinya ?
densitas yang lebih rendah dari partikel yang akan
Jawab :
dipisahkan agar partikel-partikel tersebut data mengendap
karena perbedaan kecepatan oengendpaan inilah yang Classifier yang terdapat pada laboratorium memanfaatkan
menjadi prinsip dasar proses pemisahan ini. gaya sentrifugal yakni hydrocyclone dan cyclosizer. Ciri-
ciri dari hydrocyclone yaitu bentuknya silinder vertikal
5. Ukuran classifier, digunakan ukuran classifier yang tepat
dimana pada bagian atas merufeed overflow (tempat
agar proses pemisahan klasifikasi meningkatkan nilai
keluarnya partikel halus) dan pada bagian bawah sebagai
efisiensi proses tersebut.
underflow (tempat keluarnya paertikel kasar). Selain itu,
6. Persen solid, persen solid yang semakin tinggi akan pada saat hydrocyclone beroperasi dapat dilihat terdapat
menurunkan efisiensi proses karena dapat menyebabkan aliran berbentuk spiral di alat yang dipengaruhi oleh adanya
terjadinya penumpukan material pada hydrocyclone. gaya sentrifugal yang bekerja apada alat tersebut.
Sedangkan pada cyclosizer, alat ini memiliki bentuk berupa
7. Viskositas fluida, dengan viskositas fluida yang besar kerucut vertical yang disusun secara horizontal bertingkat.
maka akan menurunkan efisiensi proses karena alas an yang
sama dengan poin sebelumnya yaitu ada kemungkinan 6. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kapasitas dari
terjadi penumpukan partikel. classifier ?

8. Kehomogenan partikel, ukuran dari pertikel berat dan Jawab :


ringan masing-masing harus homogen terhadap kumpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah
partikel tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kemiringan alat (conical section dan apex), kecepatan
persitiwa dimana partikel yang seharusnya secara
masuknya umpan, dan dilusi (perbandingan antara air
keseluruhan masuk ke underflow atau overflow dapat
dengan solid).
masuk ke bagian yang tidak seharusnya yang dapat
disebabkan oleh salah satunya yaitu adanya 7. Berikan gambaran tentang zona-zona pengendapan pada
ketidakhomogenan partikel. classifier ini !

E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Jawab :

1. Untuk apa gunanya feeder ?

Jawab :

Feeder digunakan untuk mengatur laju pengumpanan


material agar lebih konstan. Laju pengumpanan yang
konstan ini dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan
yang berlebihan pada alat yang dapat menganggu
mekanisme kerja alat.

2. Ada berapa macam feeder yang ada di laboratorium yang


saudara ketahui ! Sebutkan masing-masing !

Jawab :

Terdapat dua macam feeder pada laboratorium yakni


Ganbar 11. Zona-zona pembagian ukuran pada cyclone partikel berukuran <1 mm dengan menggunakan media
aliran fluida. Mekanisme hydrocyclone yakni feed akan
Pada dasarnya feed yang tidak diklasifikasikan ada di
masuk kedalam alat yang akan mengalami dua gaya, yaitu
wilayah sempit, A, berdekatan dengan dinding silinder dan
gaya sentrifugal keluar dan gaya drag kedalam. Selain itu
atap cyclone. Wilayah B menempati sebagian besar kerucut
juga terdapat gaya berat dan gaya angkat.
cyclone dan mengandung bahan kasar yang sepenuhnya
diklasifikasikan, yaitu, distribusi ukuran praktis seragam G. Daftar Pustaka
dan menyerupai produk arus bawah (kasar). Demikian pula,
Wills, Barry A., Finch, James A. 2016. Wills’ Mineral
bahan halus yang sepenuhnya diklasifikasikan terkandung
Processing Technology An Introduction to the Practical
di wilayah C, wilayah sempit yang mengelilingi vortex
finder dan memanjang di bawah yang terakhir di sepanjang Aspects of Ore Treatment and Mineral Recovery 8 th ed.
sumbu cyclone. Hanya di wilayah berbentuk toroid D Amsterdam : Elsevier Ltd. Hal. 201-210.
klasifikasi tampaknya terjadi. Di seluruh wilayah ini, Roberts, A.W., 2001. Recent developments in feeder design
pecahan ukuran didistribusikan secara radial, sehingga and performance. In: Levy, A., Kalman, H. (Eds.),
ukuran yang menurun menunjukkan maxima pada Handbook of Conveying and Handling of Particulate
penurunan jarak radial dari sumbu. Hasil ini, Solids, Vol.10. Elsevier, Amsterdam, New York, NY,
bagaimanapun, diambil dengan cyclone berjalan pada USA, Hal. 211-223.
tekanan rendah, sehingga wilayah D mungkin lebih besar di
unit produksi. Heiskanen, K., 1993. Particle Classification. Chapman &
Hall, London, UK.
7. Berikan gambaran gaya-gaya yang bekerja pada partikel-
partikel sehingga terjadi pemisahan ? H. Lampiran

Jawab :

Gambar 13. Percobaan hydrocyclone pada laboratorium

Gambar 12. Gaya-gaya yang bekerja saat partikel berputar


pada hydrocylone

F. Kesimpulan

Mekanisme kerja feeder, terutama vibrating feeder


yakni partikrl material yang bergerak dalam lintasan feed
disebabkan adanya gaya gravitasi dan juga gaya getar
dimana getaran tersebut dihasilkan oleh alat
elektromagnetik yang terdapat pada vibrating feeder
tersebut yang dapat diatur sehingga mempengaruhi laju
pengumpanan yang dihasilkan.
Gambar 14. Hasil pemisahan
Diperoleh laju pengumpanan rata-rata untuk
feeder dengan metode komunal pada variasi frekuensi 20
Hz dan 30 Hz secara berturut-turut yakni 93,5 gr/s dan
124,9167 gr/s. sedangkan untuk metode interval laju
pengumpanan rata-rata yang diperoleh untuk variasi
frekuensi 20 Hz dan 30 Hz secara berturut-turut yakni
93,4375 gr/s dan 93,6125 gr/s.

Classifier adalah alat klasifikasi partikel pada


kegiatan pengolahan mineral. Klasifikasi merufeed metode
pemisahan mineral berdasarkan kecepatan pengendapan
Gambar 15. Proses pemisahan silika Gambar 19. Chain feeder

Gambar 20. Apron feeder

Gambar 16. Percobaan feeder dengan metode komunal dan


interval

Gambar 21. Wobbler feeder

Gambar 17. Percobaan feeder dengan metode komunal dan


interval

Gambar 22. Vibrating feeder

Gambar 18. Cyclosizer pada laboratorium


Gambar 23. Belt feeder

Gambar 24. Diaphragm feeder

Gambar 25. Hydrocyclone

Gambar 26. Cyclosizer

Anda mungkin juga menyukai