Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH

KONVERSI ENERGI MATAHARI


MENJADI ENERGI LISTRIK

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan


Untuk Mengikuti Ujian Tengah Semester Ganjil
Tahun Akademik 2020 / 2021

Mata Kuliah Dasar Konversi Teknik Tenaga Listrik

Aris Setyawan

No. Absen : 7

NIM : 2019.133.0045

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
BAB 1 PENDAHULUAN

Kebutuhan energi di dunia saat ini semakin meningkat seiring dengan


pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi
itu sendiri yang senantiasa meningkat. Salah satu energi yang sering
dipakai oleh masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari adalah energi listrik.
Energi listrik merupakan kebutuhan mutlak bagi aktivitas keseharian setiap
masyarakat, terutama untuk kebutuhan rumah tangga, sektor usaha dan
industri. Terutama diperkotaan, dari hal yang kecil sampai kebutuhan yang
pokok tidak terlepas dari listrik. Munculnya energy listrik merupakan proses
perubahan energy mekanik menjadi energy listrik. Bentuk energy mekanik yang
mengawali gerakan electron menjadi terlepas dari lintasannya sehinga muncul
arus listrik yang akan melewati media penyalurnya.

Rasio elektrifikasi Indonesia saat ini adalah 87%, hal tersebut


menunjukkan 8,5 juta penduduk Indonesia atau sekitar 2500 desa yang belum
dialiri listrik. Sedangkan rasio elektrifikasi untuk Kalimantan Selatan adalah
84%, artinya masih tersisa 16% rumah tangga di wilayah ini yang belum
menikmati aliran listrik. Di daerah Kabupaten Kotabaru terdapat beberapa
desa terpencil yang belum menikmati aliran listrik, karena lokasinya yang
jauh dari wilayah perkotaan, ada juga yang jarak antara satu rumah
dengan rumah lainnya sangat berjauhan, selain itu terdapat juga
pemukiman di pulau- pulau kecil sehingga sangat sulit bagi jaringan listrik
PLN untuk menjangkaunya.

Indonesia merupakan negara tropis dimana daerahnya dilalui oleh


garis khatulistiwa sehingga memiliki potensi menerima panas matahari yang
besar. Berdasarkan gambar 1 penyinaran matahari global di Indonesia
yaitu 1700-1950 kWh/m2/tahun = 4,66-5,34 kWh/m2/hari. Pemanfaatan
energimatahari sebagai sumber daya bebas polusi dan berlimpah,
terbarukan, yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Energi matahari dapat digunakan sebagai pemanas langsung,
memanaskan air dan udara dengan solar kolektor, serta penyediaan listrik
dengan sel fotovoltaik. Beberapa kelebihan energi terbarukan antara lain:
sumbernya relatif mudah didapat, dapat diperoleh dengan gratis, minim
limbah, tidak mempengaruhi suhu bumi secara global, dan tidak
dipengaruhi oleh kenaikan bahan bakar.

Kebutuhan energi dan masalah lingkungan di abad 21 akan men


gharuskan adanya sitem pembangkit daya b aru dengan efisiensi yang lebih
besar dan lebih bersahabat dengan lingkungan. Sehingga perlu dilakukan
usaha -usaha untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi
minyak bumi melalui div ersivikasi sumber energi termasuk pengemb angan
energi alternatif yang memenuhi persyaratan energi masa depan ya ng
murah, tersedia dalam jumlah melimpah, fleksibel dan dalam penggunaan dan
ramah terhadap lingkungan.

Semua persyaratan tersebut dapat dipenuhi dengan


menggembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sury a (PLTS). Hal ini
didukung dengan letak Indonesia di daerah khatulistiwa yang mendapat
sinar matahari dalam jumlah besar se panjang tahun, sehingga sistem ini
sangat memungkinkan untuk dikembangkan penggunaannya. Kebutuhan
Energi Listrik di pedesaaan sangat perlu sekali apalagi pa da pedesaan
yang tidak ada saluran PLN. Maka dengan ini penulis meneliti tentang pemba
ngkit listrik tenaga surya pada pedesaan.

Gerakan mekanik yang mengawali terbentuknya energy listrik bisa


diperoleh dari berbagai sumber, seperti: Jatuh air, Gerakan angin, Pembakaran
Gas, Diesel, Uap Air, Penumbukan nuklir dan sebagainya. Energi listrik yang
diperoleh dari sumber konvensional seiring dengan waktu pemakaian akan
habis terpakai sehingga perlu dicarikan alternative untuk keberlangsungan
terciptanya energy listrik.

Energi terbarukan bisa digolongkan kedalam energy yang


berkelanjutan karena senantiasa akan tersedia di alam. Energi listrik dari sel
surya didasarkan dari satu konversi penomena efek fotovoltaic ketika sinar
matahari mengenai sel surya. Sel surya mampu mengkonversi radiasi matahari
menjadi listrik dalam 2 bentuk;

 Energi berasal dari cahaya matahari

Metode ini didasarkan pada efek fotolistrik yang mengenai sel surya.

 Energi berasal dari panas matahari

Metode ini dikembangkan dari panas matahari yang ditangkap sejumlah


cermin cekunguntuk mengkap panas matahari. Energy panas dari matahari ini
dipergunakan untuk memanaskan air menjadi uap air. Energi mekanik dari uap
air ini bisa disalurkan untuk memutar turbin uap yang dikopel dengan generator
sehingga menghasilkan energy listrik.

Bila ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini. Sumber energi
dunia masih sangat bergantung pada energi fosil, yang tidak dapat
diperbarui lagi dengan jumlah sangat terbatas dan semakin lama semakin
menipis serta pada suatu saat akan habis. Menurut Christ Lewis dalam
bukunya yang berjudul Biological Fuels memperkirakan bahwa gas alam
akan habis pada tahun 2047, minyak bumi pada tahun 2080, dan batu bara
pada tahun 2180. Hal ini disebabkan karena energi fosil dieksplorasi secara
besar-besaran dan tidak sebanding dengan waktu pembentukan energi fosil
tersebut.

Dengan adanya fakta tersebut maka upaya-upaya pencarian sumber


energi alternatif semakin banyak dilakukan. Dalam upaya pencarian sumber
energi alternatif baru sebaiknya memenuhi syarat yaitu menghasilkan
jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis dan tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, pencarian
tersebut diarahkan pada pemanfaatan energi matahari. Untuk dapat
memanfaatkan energi radiasi matahari dalam menghasilkan energi listrik,
digunakan suatu perangkat yang dapat mengumpulkan energi radiasi matahari
yang sampai ke permukaan bumi dan mengubahnya menjadi energi kalor yang
berguna. Perangkat ini disebut dengan kolektor surya.

Tidak diragukan lagi bahwa energi matahari adalah salah satu


sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat menjanjikan pada masa
yang akan datang, karena tidak ada polusi yang dihasilkan selama proses
konversi energi, dan juga sumber energinya banyak tersedia di alam.
PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel fotovoltaik) akan lebih
diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan
dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya.

Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk dukungan dalam upaya


memanfaatkan potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sesuai dengan
program pemerintah. Pemanfaatan energi terbarukan lokal yang dinilai
ramah lingkungan dan dapat digunakan bagi daerah terpencil dan terluar
khususnya yang belum terjangkau oleh system interkoneksi jaringan PLN.
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu melakukan studi
pemanfaatan energi matahari di Kabupaten Kotabaru sebagai sumber energi
listrik terbarukan berbasis sel fotovoltaik untuk mengatasi kebutuhan listrik di
daerah terpencil.

PLTS – Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah salah satu solusi


energi baru dan terbarukan (Renewable Energy/ RE), yaitu dengan
memanfaatkan solar module atau modul surya, atau sering juga disebut
panel surya, yang berfungsi mengubah sinar atau cahaya matahari menjadi
energi listrik. Indonesia yang terletak di equator/ khatulistiwa sungguh sangat
beruntung mendapat paparan sinar matahari yang stabil sepanjang tahun baik
di musim kemarau atau musim hujan sekalipun. Sehingga solusi listrik
tenaga surya ini sangat cocok diaplikasikan di semua wilayah, dengan
energi listrik yang dihasilkan relatif merata.

Teknologi pabrikasi modul surya/panel surya saat ini sudah


sangat berkembang dengan cepat, sehingga secara teknis efisiensi makin
tinggi dan harga menjadi makin ekonomis serta terjangkau. Jenis, ukuran
kapasitas modul surya dan merek yang dipasarkan pun semakin beragam.
Harga yang ditawarkan juga beragam tergantung pabrikan pembuat,
sertifikasi dan kualitas produk panel surya tersebut. Disini, ketelitian dan
mempelajari spesifikasi produk adalah wajib bagi calon pembeli atau pengguna
listrik tenaga surya, agar mendapatkan kinerja sekaligus harga terbaik.

Apakah Sistem Solar Thermal?

Sistem Thermal Solar sistem air terbarukan pemanasan. Mereka


menggunakan energi matahari untuk menghasilkan sebagian besar kebutuhan
air panas untuk bangunan.

Apakah Panel Solar Thermal sama dengan Panel PV Solar?

Tidak, walaupun keduanya menggunakan energi matahari untuk


mengurangi ketergantungan kita pada energi bahan bakar fosil yang dihasilkan,
mereka melakukannya dengan dua cara berbeda. Solar PV Sistem
menggunakan energi matahari untuk menghasilkan listrik mana sebagai Sistem
Solar Thermal menggunakan energi matahari untuk menghasilkan air panas.

Saat ini aplikasi modul surya tidak hanya sebagai SHS-Solar Home
System, yaitu sistem pembangkit listrik untuk rumah tinggal, akan tetapi
sudah marak digunakan juga sebagai PJU Surya – Penerangan Jalan
Umum tenaga Surya. Serta dilengkapi dengan Electronic Box System
(EBS) untuk tempat inverter dan control system sehingga bisa awet dan
tahan lama.

PLTS SHS juga dilengkapi dengan kabel instalasi, saklar, terminal


blok lampu, stop kontak, dan komponen pendukung sehingga pemasangan
dapat dilakukan dengan sangat mudah. Selebihnya aplikasi PLTS ini
sangat luas meliputi aplikasi back-up power, telekomunikasi / wartel satelit
tenaga surya (solar satellite public phone), sistem pendingin vaksin
(vaccine refrigerator), pompa air tenaga surya, sistem lampu lalu lintas, sebagai
heater (air dan udara) / Pemanasan ruangan dan air, Penerangan ruangan
atau jalan (solar street lamp), Kompor matahari, Pengeringan hasi
pertanian, Distilasi air kotor, Pembangkitan listrik, dan sebagainya.
Selanjutnya, PLTS-Pembangkit Listrik Tenaga Surya juga dapat
digabungkan (sistem hybrid) dengan sumber energi listrik lain, misalnya
jaringan PLN, mikrohidro, PLTB-Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau
Turbin Angin (wind turbine),Genset, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa bentuk energi yang merupakan turunan


dari energi matahari misalnya:

1. Energi angin yang timbul akibat adanya perbedan suhu dan


tekanan satu tempat dengan tempat lain sebagai efek energi panas
matahari.
2. Energi air karena adanya siklus hidrologi akibat dari energi panas
matahari yang mengenai bumi.
3. Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan yang
notabene menggunakan energi matahari.
4. Energi gelombang laut yang muncul akibat energi angin.
5. Energi fosil yang merupakan bentuk lain dari energi biomassa yang
telah mengalami proses selama berjuta-juta tahun.

Selain itu energi panas matahari juga berperan penting dalam menjaga
kehidupan di bumi ini. Tanpa adanya energi panas dari matahari maka seluruh
kehidupan di muka bumi ini pasti akan musnah karena permukaan bumi akan
sangat dingin dan tidak ada makluk yang sanggup hidup di bumi.
BAB II PEMBAHASAN

1. Aplikasi PLTS

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial


untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan
energi terutama bagi negara-negara yang terletak di khatulistiwa termasuk
Indonesia, dimana matahari bersinar sepanjang tahun.

1.1. Pemanasan Air

Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat,


baik untuk mandi maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit
dan klinik kesehatan. Penyediaan air panas ini memerlukan biaya
yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu dan biasanya
untuk memanaskan digunakan energi fosil ataupun energi listrik.
Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga surya maka hal
ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan
dengan menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor
sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar.

Prinsip kerjanya adalah panas dari matahari diterima oleh


kolektor yang terdapat di dalam terdapat pipa-pipa berisi air. Panas
yang diterima kolektor akan diserap oleh air yang berada di dalam
pipa sehingga suhu air meningkat. Air dingin dialirkan dari bawah
sedangkan air panasnya dialirkan lewat atas karena massa jenis air
panas lebih kecil daripada massa jenis air dingin (prinsip thermosipon).
Air ini lalu masuk ke dalam penyimpan panas. Pada penyimpan panas,
panas dari air ini dipindahkan ke pipa berisi air yang lain yang
merupakan persediaan air untuk mandi/antiseptik. Sedangkan air
yang berasal dari kolektor akan diputar kembali ke kolektor dengan
menggunakan pompa atau hanya menggunakan prinsip thermosipon.
Persediaan air panas akan disimpan di dalam tangki penyimpanan yang

terbuat dari bahan isolator thermal. Pada sistem ini terdapat


pengontrol suhu jika suhu air panas yang dihasilkan kurang dari
yang diinginkan maka air akan dimasukkan kembali ke tangki
penyimpan panas untuk dipanaskan kembali.

Kolektor yang digunakan pada pemanas air tenaga panas


matahari ini adalah kolektor surya plat datar yang bagian atasnya
terbuat dari kaca yang berwarna hitam redup sedangkan bagian
bawahnya terbuat dari bahan isolator yang baik sehingga panas yang
terserap kolektor tidak terlepas ke lingkungan. Air panas di dalam
kolektor bisa mencapai 82°C sedangkan air panas yang dihasilkan
tergantung keinginan karena sistem dilengkapi pengontrol suhu.

Selain untuk solar sel yang memanfaatkan “partikel” sinar


matahari untuk menumbuk ion-ion pada silikon sehingga terjadi
pelepasan elektron dan menghasilkan listrik, sinar matahari juga
dapat dimanfaatkan panasnya. Modul Solar Thermal mengandung
cairan surya

bersirkulasi melalui panel dan ke dalam sebuah silinder koil kembar


surya. Silinder ini terdiri dari satu kumparan yang menerima panas dari
kolektor di atap, dan lain yang digunakan untuk memasok panas dari
rumah utama terus ketel / sumber pemanas ketika energi matahari tidak
cukup.Beberapa sistem juga dilengkapi dengan pemanas imersi.

Pada solar sel bukan panas matahari yang menghasilkan listrik ,


tapi tekanan sinarnya pada solar sel. Sedang kali ini kita akan
memanfaatkan panas sinar matahari untuk memanaskan air. Dan
akan sangat menyenangkan jika jika setiap kita mandi, kita bisa
menggunakan air dengan air hangat. Saat ini pemanas air banyak
dipasang dirumah-rumah modern. Terutama didaerah-daerah yang
bersuhu dingin seperti Bandung, Malang, dan lain- lain. Ada banyak
alasan memasang pemanas air dirumah antara lain, mandi dengan air
hangat bisa mengeluarkan racun toksin karena terbukanya pori-pori.
Selain itu mandi dengan air hangat, baik untuk terapi bagi
selesma, sakit kepala dan mengembalikan kelelahan di kaki.

Cara-Kerja

Pemanas air tenaga surya biasanya terdiri dari panel kolektor


dan tangki yang dihubungkan dengan dua pipa assesories. Panel
kolektor dilengkapi dengan penutup kaca berfungsi sebagai penangkap
panas sinar matahari yang didalamnya tersusun rangkaian pipa
tembaga sebagai jalur air yang dibalut sirip absorber. Sedangkan tangki
berfungsi sebagai "Thermos" (tempat penyimpanan air berinsulasi)
yang mampu menahan penurunan panas secara minimal.

Pada saat matahari bersinar, panel kolektor menangkap sinar


matahari dan secara mekanis mengalirkan panas dari sirip absorber
ke pipa-pipa tembaga yang berisi air, sehingga suhu air didalamnya
perlahan meningkat. Panel solar memakai prinsip alamiah air
"Thermosiphon". Thermosiphon ialah prinsip pasif perpindahan
panas dengan memanfaatkan proses alamiah konveksi-air.

Pada prakteknya, prinsip ini dimulai dari air yang berada


pada panel kolektor mengalami pemanasan dan akan bergerak ke sisi
atas dan masuk ke dalam tangki. Pada saat bersamaan, air di dalam
tangki yang bersuhu rendah terdorong turun ke dalam panel kolektor.
Pergerakan perputaran air ini bergerak berkesinambungan sehingga
terjadi sirkulasi air secara mekanis yang mengakumulasi peningkatan
suhu air didalam tangki. Pergerakan perpindahan antara air bersuhu
tinggi digantikan air bersuhu rendah dapat bergerak mekanis tanpa
bantuan tambahan pompa.

Bahan Yang Diperlukan:

 selembar plat logam (boleh terbuat dari seng, alumunium, stainless


 dudukan plat terbuat dari besi (dapat memesan ke tukang las);
 pipa air terbuat dari logam (secukupnya);

Cara Membuatnya:

Lihat gambar berikut ini.


CARA KERJA:

1. Panas dikumpulkan oleh kolektor pada parabola dipantulkan ke


titik apinya.
2. Air yang mengalir pada pipa di titik api parabola dari tangki air
akan dipanaskan oleh panas yang dikumpulkan kolektor.
3. Air yang panas dialirkan ke bak mandi.

1.2. Pembangkitan Listrik

Prinsipnya hampir sama dengan pemanasan air hanya pada


pembangkitan listrik, sinar matahari diperkuat oleh kolektor pada
suatu titik fokus untuk menghasilkan panas yang sangat tinggi
bahkan bisa mencapai suhu 3800°C. Pipa yang berisi air dilewatkan
tepat pada titik fokus sehingga panas tersebut diserap oleh air di dalam
pipa. Panas yang sangat besar ini dibutuhkan untuk mengubah fase cair
air di dalam pipa menjadi uap yang bertekanan tinggi. Uap bertekanan
tinggi yang di hasilkan ini kemudian digunakan untuk menggerakkan
turbin uap yang kemudian akan memutar turbo generator untuk
menghasilkan listrik.
Ada dua jenis kolektor yang biasa digunakan untuk
pembangkitan listrik yaitu kolektor parabolik memanjang dan kolektor
parabolik cakram.

Di California, Amerika Serikat, alat ini telah mampu


menghasilkan 354 MW listrik. Dengan memproduksi kolektor ini
secara massal, maka harga satuan energi matahari ini di AS,
sekitar Rp 100/KWh lebih murah dibandingkan energi nuklir dan
sama dengan energi dari tenaga pembangkit dengan bahan baku
energi fosil.(Ivan A Hadar, 2005).

Di India dengan area seluas 219.000 meter persegi maka


kolektor mampu menghasilkan listrik sebesar 35-40 MW dengan
rata-rata intensitas penyinaranya adalah sebesar 5.8 KWH per meter
persegi per hari.(Gordon Feller).

Kita dapat juga membangkitkan listrik langsung dari energi


surya, yaitu dengan menggunakan photovoltaic. Alat ini terbuat dari
bahan semikonduktor yang sangat peka dalam melepaskan elektron
ketika terkena panjang gelombang sinar matahari tertentu. Akan tetapi
alat ini masih sangat mahal dan efisiensinya masih sangat rendah, yaitu
sekitar 10%.

Pembangkitan listrik berdasarkan perbedaan tekanan pada


gas juga bisa dilakukan, yaitu dengan menggunakan chimney. Ini
sebuah sistem tower yang terdiri turbin gas dan jalinan kaca
tertutup yang luas untuk memerangkap panas matahari.

Prinsipnya: sinar matahari akan menembus kaca dari alat ini


kemudian memanaskan gas yang terperangkap di bawah kaca. Gas
suhu tinggi ini akan memasuki tower tertutup yang tingginya bisa
mencapai 1000 meter vertikal. Oleh karena perbedaan suhu gas
pada permukaan bumi dan 1000 meter diatas permukaan bumi,
maka gas akan mengalir ke atas melalui tower ini. Aliran gas/udara
tersebut akan memutar turbin gas. Skema sederhana dapat dilihat pada
gambar dibawah.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Sel Surya pada Daerah Pedesaan

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Sel surya

Sel surya adalah suatu teknologi yang dapat mengubah energi


sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik. Pemanfaatan
sistem sel surya sebagai pembangkit tenaga listrik telah banyak
diterapkan, baik yang menghasi lkan daya rendah maupun yang
berdaya tin ggi. Sistem pembangkit tenaga sel sel surya bila tinjau dari
daya keluarannya dapat dibagi menjadi :
1. Sistem yang berdiri sendiri (stand alone)

2. Sistem yang terinterkoneksi dengan jaringan pengguna (utility


grid)

Disain pembangkit listrik sel sel surya yang berdiri sendiri tidak
mem perhatikan sumber energi luar selain energi radiasi matahari
dan generator sebagai pembangkit darurat. Sistem yang berdiri s
endiri dapat mensuplai beban DC maupun beba n AC dengan
menggunakan inverter.

Skema sederhana komponen suatu system sel surya yang berdiri sendiri

Pada sistem pembangkit listrik tenaga sel surya yang


berinterkoneksi dengan jaringan pengguna, kele bihan beban yang
tidak dapat disuplai oleh pembangkit akan disuplai oleh jaringan.
Sebaliknya, jika kondisi cuaca sangat baik serta permintaan beban be
rkurang, maka kelebihan energi listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit akan ditampung oleh jaringan pengguna.

2.2. Konversi Energi Sel Surya

Susunan sel surya didisain berdasarkan pada perkiraan banyaknya


energi sel surya yang dapat dihasilkan dari suatu lokasi pada
waktu tertentu. Dalam menghitung beberapa besa r energi susunan
sel surya yang didapat, perlu diperhatikan faktor-faktor yaitu:

1. Radiasi surya rata-rata harian.


2. Efisiensi modul.
3. Faktor koreksi efisiensi temperatur
4. Faktor paking susunan sel surya.
5. Faktor pengotoran
6. Luas total modul.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam perhitungan energi


susun an sel surya adalah total daerah dalam met er persegi yang
ditempati oleh mo dul sel surya. Rumus dasar untuk
memproyeksikan berapa besar energi keluaran susunan sel surya
per hari adalah :

PE = TE x ME x TC x PF x SF x A

Dimana :

PE = energi sel surya/ hari (kWh).


TE = total radiasi surya pada hari itu (kWh/m2).
ME = efisiensi modul, 8% - 20%.
TC = faktor koreksi efisiensi temperatur, umumnya 150 C s.d 350 C
lebih tinggi dari temperatur rata-rata harian lapangan.
PF = faktor paking, biasanya sudah dihitung dalam efisiensi modul.
SF = faktor pengotoran.
A = luas daerah (m2).

Spesifikasi modul sel surya ya ng ada dipasaran, biasanya tidak


memberikan informasi detail se perti efisiensi sel, luas daerah dan faktor
paking. Hanya daya keluaran pu ncak dan temperatur standar 25 0 C –
290 C saja yang diberikan. Untuk itu perhitungan energi keluaran
berdasarkan keluaran puncak dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus :

PE = TE x MO/1000W x TC x N

Dimana :

MO = daya keluaran puncak pada temperatur sel tertentu (Wp).

N = total jumlah modul susunan sel surya.

Karena pada modul sel surya hanya dicantumkan keluaran daya


punc aknya pada 1000 W/m2, dan temperatur standarnya, maka untuk
mengukur keluaran daya puncak suatu arr ay sel surya, dapat digunakan
rumus :

PP = A x 1000W/m2 x ME x PF

Dimana :
PP = Keluaran daya puncak su sunan sel surya (WP) (Watt Peak).

2.3. Baterai Sebagai Penyimpanan Energi

Baterai akan di isi oleh tenaga listrik yang berasal dari sistem sel
surya dan sistem ener gi angin. Pada saat pelepasan muatan, arus
searah yang berasal dari baterai akan diru bah menjadi arus bolak -balik
oleh inverter dan kemudian dialirkan menuju beban. Untuk menjaga
agar baterai tid ak mengalami kelebihan muatan (ov er charge) dan
kekurangan mu atan (under charge) maka pengoperasian baterai dan
inverter perlu diawasi dan dikontrol oleh suatu sistem kontrol.

Dalam pemilihan baterai yang akan digunakan haruslah memperhatikan


hal- hal berikut ini :

 Mempunyai umur panjang (lebih dari 3 tahun)


 Mempunyai kondisi charge yang stabil
 Mempunyai self discharge yang rendah
 Kestabilan depth of discharge (DOD)
 Mempunyai efisiensi pengisian (chargain) yang tinggi

 Mudah untuk dibongkar pasang dengan menggunakan peralatan


sederhana untuk keperluan transportasi ke daerah terpencil

Blok diagram dari pembangkit listrik tenaga surya dapat dilihat pada
gambar berikut ini

2.4. Cara Kerja Sistem

Cara kerja dari pembangkit lis trik sistem ini secara umum dan ber
urutan mulai dari energi yang dihasil kan oleh sumber pembangkit yang
ada yai tu sistem sel surya disalurkan kedalam unit kontrol. Energi yang
masuk ked alam unit kontrol ini berbentuk lis trik arus searah. Jika
terdapat kelebiha n energi maka energi tersebut akan disi mpan dalam
baterai, kemudian sebelu m disalurkan ke konsumen, energi arus
searah diubah dulu menjadi ene rgi arus bolak-balik oleh inverter.
Setelah diubah kedalam bentuk energi arus bolak-balik maka energi
dialirkan melalui distribusi arus bolak-balik menuju ke konsumen yang
terdiri dari bermacam-macam jenis dan keperluan.

2.5. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Sel Surya Untuk Daerah


Pedesaan

Indonesia dengan sebagian besar penduduknya (80 %) tinggal di


pedesaan, maka penyediaan alte rnatif- alternatif pembangkit listrik
yang cocok untuk kondisi pedesaan adalah sangat perlu. Sebab dari
total 61.849 desa (rural village) yang terdapat di Indo nesia, jumlah desa
yang telah menikmati listrik hanya 59,6 % saja yaitu berjum lah 36.836
desa. Sedangkan 40,4 % lainnya belum menikmati listrik sama s ekali.
Sehingga penyediaan listrik pe desaan dengan memanfaatkan sumber
day a yang ada di daerah terus dikem bangkan untuk memperkecil
jumlah desa yang belum menikmati listrik.

Adapun persyaratan listrik pedesaan adalah murah


biayanya, tetapi memenuhi standar teknis dan keamanan, operasinya
mudah (sederhana) , bahan bakarnya mudah diperoleh dan m urah, dan
daya skala kecil, dalam hal ini PLN menstandarkan kapasitas
pembangkit untuk satu desa adalah kurang dari 250 kW. Pembangkit
Listrik Tenaga Sel surya mempunyai potensi untuk ikut berperan dalam
program kelistrikan desa pada beberapa tahun mendatang.

2.6. Keunggulan-keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Sel surya komponen utama yang


sangat dibutuhkan adalah sinar matahari untuk sub sistem sel surya
Selain itu dengan tidak diperlukannya jaringan transmisi dan distribusi,
maka rugi-rugi transmisi dan distribusi dapat dikurangi. Tentunya
penghematan ini akan mencapai maksimum untuk sistem-sistem
dengan saluran transmisi yang panjang.

2.7. Perencanaan Sistem Sel surya

Data-data dari Sel Sel surya

Daya 1 sel (M0) = 1,96 Wp


Bahan = Kristal silikon
Ukuran = 10 x 10 cm
Tegangan (V) = 0,5 Volt
Arus (I)= 0,98 Amper

Temperatur (T)= 25 0C

Daya yang direncanakan = 500 watt


Pada analisa pertama kita cari luas modul yang dipergunakan. Denga n
memakai persamaan akan didapat sebagai berikut :

P = A x 1000 W/m2 x ME x PF

Dimana :

Daya (P) = 1000 Watt


Effisiensi modul (ME) = 20%
Faktor Pecking (PF) = 98 %
Luas modul (A) = ?

Solusi :

Daya (P) = 1000 Watt Effisiensi modul (ME) = 20% Faktor Pecking (PF)
= 98 % Luas modul (A) = ?

Solusi

Setelah kita dapatkan luas modul dapat dicari jumlah modul yang
akan dipergunakan.

Pada analisa kedua dengan mema kai persamaan (2-2) dapat kita
lihat energi sel surya.
Dimana

Energi sel surya (PE)


Total energi sel surya (TE) = 1000 Wh/m2
Daya satu sel (MO)= 1,9 Watt
Temperatur (TC) = 250 C
Jumlah modul (N) = 510 buah

Dimasukkan kedalam persamaan akan didapat :

Pada Analisa ketiga untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan, dari


data diatas :
Tegangan satu modul = 0,5 volt
Tegangan yang diinginkan = 24 volt
Jadi :

Jadi modul dipasang secara par alel sebanyak 48 buah


Daya yang diinginkan 1000 Watt, tegangan 24 Volt. Berdasarkan
rumus daya :

Pada data arus sel pada temper atur standar 250 C adalah 0,98 Ampere
Jadi

Untuk mendapatkan arus yang diinginkan, modul dipasang secara


seri sebanyak 43 buah.

Blok Diagram Susunan Sel Sel surya


Sistem Baterai :

Baterai berfungsi sebagai peny impan energi listrik yang dihasilkan oleh
modul surya dan sel bahan bakar.
Spesifikasi :
Rated capacity : 100 Ah
Rated Voltage : 12 Volt
Pada perencanaan ini baterai d ipasang secara seri dua buah.

Sistem Inverter :
Pada perencanaan ini inverter yang digunakan untuk merubah tegangan
DC menjadi tegangan AC dengan spesifikasi :

Tegangan 24 Volt dijadika n 220 Volt (AC) dengan frekwensi 50 Hz

3. Pemanfaatan Energi Matahari Sebagai Sumber Energi Alternatif


Terbarukan Berbasis Sel Fotovoltaik

3.1. Prinsip Kerja Sel Fotovoltaik.

Sel fotovoltaik bekerja berdasarkan efek fotoelektrik pada material


semikonduktor untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
Berdasarkan teori Maxwell tentang radiasi elektromagnet, cahaya dapat
dianggap sebagai spektrum gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang berbeda.

Prinsip kerja semikonduktor sebagai sel fotovoltaik mirip dengan dioda


sebagai pn-junction. Pn-junction adalah gabungan/lapisan semikonduktor jenis
p dan n yang diperoleh dengan cara doping pada silikon murni. Pada
semikonduktor jenis p, terbentuk hole (pembawa muatan listrik positif) yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah elektronnya, sehingga hole
merupakan pembawa muatan mayoritas, sedangkan elektron merupakan
pembawa muatan minoritas. Demikian pula sebaliknya dengan semikonduktor
jenis n. Bila bagian p dari pn-junction dihubungkan dengan kutub positif
baterai dan bagian n dihubungkan dengan kutub negatif baterai, maka arus
dapat mengalir melewati pn-junction. Kondisi ini disebut sebagai panjar maju.
Bila hal sebaliknya dilakukan (panjar mundur), yaitu bagian n dari pn-junction
dihubungkan dengan kutub positif baterai dan bagian p dihubungkan dengan
kutub negatif baterai, maka arus tidak dapat mengalir melewati pn-junction.
Akan tetapi, masih ada arus dalam ukuran sangat kecil yang masih dapat
mengalir (dalam ukuran mikroamper) yang disebut dengan arus bocor.

3.2. Parameter Kinerja Sel Fotovoltaik

Parameter Kinerja Sel Fotovoltaik. Data hasil pengujian di Desa Oka-


oka dihitung menggunakan pers. 4 sampai dengan pers. 8 untuk memperoleh
seberapa besar potensi energi matahari yang dapat dikonversikan sel
fotovoltaik di Desa Oka-oka.

Luas sel fotovoltaik (A) = 0,35 m2 Intensitas radiasi Matahari (E) = 856 W/m2
Arus Hubung Singkat (Isc) = 3,20 A Tegangan hubung terbuka (Voc) = 20,81
V Arus maksimum (Im) = 2,16 A Tegangan maksimum (Vm) = 19,32 V

Berdasarkan hasil perhitung pada tabel 1 memperlihatkan bahwa daya


keluaran sel fotovoltaik per jam yaitu 31,598 W yang diperoleh dengan
menggunakan 1 buah sel fotovoltaik, sehingga daya keluaran sel fotovoltaik
per hari dapat diketahui yaitu 31,598 x 9 = 284,382 W.

Dari hasil pengamatan dan perhitungan memperlihatkan bahwa mulai


pada pukul 08.00 WITA sampai dengan pukul 16.00 WITA, daya keluaran
Pout (W) dari sel fotovoltaik akan terus mengalami peningkatan seiring
dengan meningkatnya daya masuk Pin (W) hingga mencapai daya
maskimum yang diperoleh pada pukul 12.00 WITA. Setelah itu daya keluaran
Pout (W) sel fotovoltaik akan mengalami penurunan mengikuti nilai
daya masuk Pin (W) yang juga telah mengalami penurunan mulai pada
pukul 13.00 hingga 16.00 WITA. Adapun nilai daya masuk Pin pada pukul
08.00 WITA adalah 126,729 W dengan daya keluaran Pout sel fotovoltaik
sebesar 15,372 W dan pada pukul 12.00 WITA daya masuk Pin adalah
299,513 W dengan daya keluaran Pout sebesar 41,804 W dan pada pukul
16.00 WITA daya masuk Pin adalah 151,638 W serta daya keluaran Pout yang
diperoleh sebesar 20,045 W seperti yang diperlihatkan pada tabel hasil
perhitungan dan gambar di bawah ini.

Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa besarnya daya maksimum


Pm (W) keluaran sel fotovoltaik bergantung pada besarnya daya masuk Pin
(W) ke sel fotovoltaik, dimana daya masuk Pin (W) sangat bergantung pada
waktu penyinaran matahari. Daya masuk Pin (W) terbesar diperoleh pada
pukul 12.00 WITA yaitu 299,513 W dan daya keluaran maksimum Pm (W)
diperoleh juga pada pukul 12.00 WITA sebesar 41,804 W. Namun berbeda
dengan nilai efisiensi maksimum m (%) yang diperoleh pada pukul 10.00
WITA yaitu 16,965

3.3. Rancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Pembangkit listrik tenaga surya ini dirancang mengacu pada hasil


wawancara dengan warga masyarakat di Desa Oka-oka agar kebutuhan daya
listrik rumah tinggal sederhana di daerah tersebut dapat terpenuhi. Adapun
total kebutuhan daya listrik rumah tinggal warga di Desa Oka-oka diperlihatkan
dalam tabel
Tabel hasil perhitungan total daya pemakaian setiap rumah per hari
dapat diperoleh dari jumlah keseluruhan beban pemakaian yaitu = 1396
Wh/hari, karena rangkaian instalasi juga membutuhkan daya pada saat
beroperasi maka total daya beban pemakaian ditambahkan 10% sehingga
total beban pemakaian menjadi; 1396 + 139,6 = 1535,6 Wh/hari.

Sel fotovoltaik yang rencana akan digunakan pada sistem ini adalah sel
fotovoltaik kapasitas 50 Wp dengan asumsi penyinaran matahari yaitu 9
Jam/hari, sehingga jumlah sel fotovoltaik yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan daya setiap rumah tinggal di Desa Oka-oka adalah sebagai berikut:

Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan kapasitas masing-masing 300


Ah. Kebutuhan baterai minimum (daya baterai hanya digunakan sekitar 50%
untuk pemenuhan kebutuhan listrik), sehingga kebutuhan daya akan dikalikan
2 x lipat, 1535,6 x 2 = 3071,2 Wh.

Karena kondisi cuaca yang biasa mendung, maka dipertimbangkan


baterai dapat memenuhi kebutuhan selama 2 hari tanpa sinar matahari.
Sehingga kebutuhan daya menjadi 1535,6 x 2 x 2 = 6142,4 Wh. Maka
kebutuhan baterai untuk sistem adalah:

4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

4.1. Panel Surya


Bahan utama untuk menangkap sinar matahari diperlukan satu
modul yang tersusun atas beberapa sel surya terbuat dari bahan
semikonduktor.

4.2. Baterai
Fungsi baterai sebagai alat untuk menyimpan energy listrik yang
dihasilkan oleh panel surya disiang hari sangat membantu untuk
pemenuhan kebutuhan listrik di malam hari sebagai sumber energy
cadangan atau emergensi jikalau sumber utama (PLN) terputus.
Jenis baterai yang tepat dalam penyimpanna energy sel surya ini
adalah baterai “Deep Cycle Lead Acid” maximal bisa menyimpan energy
berkapasitas sebesar 100 Ah 12 Volt, efisiensi lebih kurang 80%,
diperlukan waktu pengisian selama 12-16 jam.

4.3. Regulator Baterai


Adalah alat yang dipakai untuk mengatur arus DC yang mengalir
ke baterai dan juga mengatur pemakaiannya ke beban. Regulator ini
juga berfungsi untuk mengatur overcharging (Kelebihan pengisian) dari
modul surya serta akan memonitor suhu baterai.
Saat isi baterai tersisa 20% sampai 30%, maka regulator akan
memutuskan dengan beban. Didalam Regulator ini ditambahkan alat
diode protection sebagai perlindungan agar supaya arus yang ada tidak
akan kembali ke modul surya.

4.4. Inverter
Pemakaian inverter pada sistem ditujukan untuk mengubah arus DC
menjadi AC dikarekan kebanyakan beban yang ada dipasaran sudah
diset menggunakan arus AC.

4.5. Kabel Instalasi Rangkaian PLTS


Pemasangan kabel instalasi ditujukan untuk menghubungkan
peralatan listrik pada modul surya kali ini spesifikasi kabel yang
digunakan untuk tegangan 12 volt.
BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.1.1. Aplikasi PLTS

Kekurangan Kelebihan Pemanas Air

Dari sisi keamanan, pemanas air tenaga surya sangat


aman, karena, resiko tersengat aliran listrik minim. Ramah
lingkungan karena hasil pemanasan pemanas air tenaga surya
tidak menimbulakn senyawa lain. Bandingkan dengan pemanas
air tenaga listrik yang mengakibatkan timbulnya gas CO2 yang
bisa mencemari lingkungan. Tetapi disisi lain pemanas air
tenaga surya juga memiliki kekurangan juga, karena pemanas air ini
perlu sinar matahari sebagai energinya, maka kemampuannya
tergantung pada banyaknya sinar matahari. Jadi, kalau
mendung, dayanya akan sedikit berkurang. Tapi, tetap tidak
masalah, karena pemanas tenaga surya masih bisa menyerap sinar
matahari, dan tetap bisa berfungsi.
Kekurangan pemanas air tenaga surya yang lain
adalah tidak bisa ditaruh di sembarang tempat dan harus
terkena sinar matahari langsung. Beda dengan pemanas air
tenaga listrik atau gas yang tidak membutuhkan tempat yang
luas dan juga bisa ditaruh di dalam ruangan, misalnya, di dalam
kamar mandi. Dan hal lain yang masih menjadikan orang berpikir
dua kali adalah harganya yang terbilang mahal dibanding
pemanas air tenaga air lainnya. Perlu diketahui harga Pemanas
Air berkisar antara 10 juta hingga ada yang mencapai 34juta.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Panas Matahari

Keuntungan
 Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia
hampir diseluruh bagian permukaan bumi dan tidak habis
(renewable energy).
 Penggunaan energi panas matahari tidak menghasilkan polutan
dan emisi yang berbahaya baik bagi manusia maupun
lingkungan.
 Penggunaan energi panas matahari untuk pemanas air,
pengeringan hasil panen akan dapat mengurangi kebutuhan
akan energi fosil.

 Pembanguan pemanas air tenaga matahari cukup sederhana


dan memiliki nilai ekonomis.

Kerugian

 Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga panas


matahari tidak efektif digunakan pada daerah memiliki cuaca
berawan untuk waktu yang lama.
 Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini
akan pecah karena air di dalamnya membeku.
 Membutuhkan lahan yang sangat luas yang seharusnya
digunakan untuk pertanian, perumahan, dan kegiatan ekonomi
lainya. Hal ini karena rapat energi matahari sangat rendah.
 Lapisan kolektor yang menyilaukan bisa mengganggu dan
membahayakan penglihatan, misalnya penerbangan.
 Sistem hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar dan
tidak bisa digunakan ketika malam hari atau pada saat cuaca
berawan.
 Penyimpanan air panas untuk perumahan bukan merupakan
masalah, tetapi

 Penyimpanan uap air pada pembangkit listrik memerlukan


teknologi yang sulit.

3.1.2. Pembangkit Listrik Tenaga Sel Surya pada Daerah Pedesaan


Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan dari perencanaan
pembangkit listrik sistem sel surya untuk dapat dijadikan alternatif
pembangkit tenaga listrik, yaitu :
Hasil perh itungan dari sel surya yang direncanakan untuk 1000 Watt
untuk sel surya dan 1000 Watt untuk energi angin dihubungkan dengan
jaringan pengguna untuk beban 1000 Watt. Apabila sel surya tidak
sanggup melayani permintaan beban maka energi angin yang mensuplai
energi untuk beban.

3.1.3. Pemanfaatan Energi Matahari Sebagai Sumber Energi Alternatif


Terbarukan Berbasis Sel Fotovoltaik

Berdasarkan hasil wawancara terhadap warga di Desa Oka-oka


dan pengujian serta analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dari hasil wawancara tentang peralatan elektronik yang rencana
akan digunakan oleh warga di Desa Oka-oka dan hasil
perhitungan, maka total daya kebutuhan untuk setiap rumah
tinggal sederhana di Desa Oka-oka per hari yaitu 1396 Wh/hari.
2. Rancangan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mandiri
untuk rumah tinggal sederhana di Desa Oka- oka diperoleh
berdasarkan total daya kebutuhan dengan mempertimbangkan
cuaca dan kebutuhan daya pada sistem yang meliputi komponen
sel fotovoltaik 50 Wp (4 panel), baterai 12 VDC 300 Ah (2 unit),
Solar Charger Controller 10 A (1 Unit), Inverter 12 VDC 2000 W (1
unit), dan instalasi.
3. Adapun estimasi total anggaran yang diinvestasikan untuk
pembangunan sistem pembangkit listrik tenaga surya skala rumah
tinggal sederhana di Desa Oka-oka adalah Rp 12.000.000 atau Rp
200.000 per bulan dengan lama pemakaian sistem pembangkit
listrik tenaga surya secara efektif adalah 5 tahun karena komponen
baterai rata-rata umur pemakaiannya selama 5 tahun.

3.2. Saran
Tulisan ini dapat dilanjutkan untuk pengembangan sesuai dengan kebutuhan
daerahnya.

REFERENSI

Efendi, Asnal. 2012. Pembangkit Listrik Sel Surya Pada Daerah Pedesaan.
Institut Teknologi Padang

Rosalina; Estu Sinduningrum. 2019. Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga


Surya di Lahan Pertanian Terpadu Cisseng Parung-Bogor. Universitas
Muhamadiyah Prof. DR HAMKA

S Assidiq, Hasbi; Irma Dinahkandy. 2018. Studi Pemanfaatan Energi


Matahari Sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan Berbasis Sel
Fotovoltaik Untuk Mengatasi Kebutuhan Listrik Rumah Sederhana Di
Daerah Terpencil. Politeknik Kotabaru
Wijaya, Albert Yuan dkk. 2012. Makalah Energi Alternatif Aplikasi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai