0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip hukum lingkungan yang terkait dengan kasus pencemaran lingkungan di Kali Surabaya akibat limbah pabrik kertas. Prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip pencemar membayar di mana pabrik kertas harus bertanggung jawab atas biaya pemulihan lingkungan, prinsip sarana praktis terbaik untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan, serta prinsip perbedaan regional untuk menyes
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Analisa Relevan Prinsip Hukum Lingkungan dengan Pencemaran Lingkugan_Hukum Lingkungan A - 1 [Hamdan Alif Darmawan - 031911133196]
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip hukum lingkungan yang terkait dengan kasus pencemaran lingkungan di Kali Surabaya akibat limbah pabrik kertas. Prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip pencemar membayar di mana pabrik kertas harus bertanggung jawab atas biaya pemulihan lingkungan, prinsip sarana praktis terbaik untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan, serta prinsip perbedaan regional untuk menyes
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip hukum lingkungan yang terkait dengan kasus pencemaran lingkungan di Kali Surabaya akibat limbah pabrik kertas. Prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip pencemar membayar di mana pabrik kertas harus bertanggung jawab atas biaya pemulihan lingkungan, prinsip sarana praktis terbaik untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan, serta prinsip perbedaan regional untuk menyes
Permasalahan lingkungan yang ada di negara Indonesia khususnya di Kota Surabaya
dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya yaitu berkaitan dengan perihal Medis, Teknologi, Ekonomi ataupun perihal dengan Hukum. Adanya Hukum Lingkungan memiliki tujuan yakni Sarana Perlindungan & Kepastian Hukum (Social Control) yang nantinya akan memberikan impact yang signifikan kepada masyarakat Indonesia untuk menjadikan suatu lingkungan masyarakat yang ditempati saat ini menjadi stabil dan dapat terkontrol dengan baik berdasarkan asas dalam Hukum Lingkungan, dan tujuan untuk Sarana Pembangunan (A Tool of Social Engineering), tetap pada prinsip yang ditujukan untuk melaksanakan perubahan dari masa ke masa dan tentunya dengan beberapa penyesuaian lingkungan yang dengan hal ini agar teknologi ataupun perubahan masyarakat tidak langsung mengancam dengan ekosistem lingkugnan yang ditempati masyarakat Indonesia. Pengendalian lingkungan yang dapat diterapkan terdapat 2 (dua) macam bentuk, yakni Pencegahan rusaknya lingkungan serta Penanggulangan rusaknya lingkungan. Pencegahan bisa dengan menggunakan Teknologi, Hukum, serta Instrumen Kebijaksanaan Lingkungan. Sedangkan Penanggulangan bisa dengan menggunakan Hukum, Informasi, Penghentian Sumber rusaknya Lingkungan, serta Teknologi. Perihal pencemaran suatu lingkungan untuk memperdalam analisa beberapa prinsip dalam tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan ini saya ambil contoh pencemaran lingkungan yang ada di Kali Surabaya yang mengalir di antara Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo karena limbah yang dihasilkan dari Pabrik Kertas di wilayah Driyorejo dan terjadi pada bulan Juli tahun 2019. Limbah yang dihasilkan dan dibuang ke kali Surabaya tersebut menyebabkan ribuan ekosistem khususnya ikan dengan jenis Ikan Bader, Rengkik, Keting maupun Nila mati seketika saat Pabrik tersebut membuang limbahnya ke Kali. Beberapa masyarakat menyampaikan bahwasanya dalam sebulan pabrik tersebut melakukan hingga 3 sampai dengan 4 kali buangan limbah produksi dalam jangka waktu sebulan. (Source:https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190723063947-20-414559/ribuan-ikan- kali-surabaya-mati-diduga-terpapar-limbah-pabrik) Berdasarkan Pasal 1 Angka 21 UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) dan bila menilai dari kesaksian beserta bukti matinya ribuan ikan yang ada dalam berita tersebut, maka limbah yang dihasilkan oleh Pabrik Kertas Driyorejo tersebut masuk pada Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Karena diduga mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan.atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Berdasarkan Asas-Asas Umum Kebijaksanaan Lingkugnan (General Principles of Environmental Policy) yang cocok dalam hal ini untuk disandingkan kepada kondisi tercemarnya Kali di Surabaya tersebut yang menyebabkan matinya ribuan ikan, ialah dengan melaksanakan Prinsip Cegah Tangkal (Stand Still Principle) Prinsip Pencemar Membayar (Polluters Pays Priciple), Prinsip Sarana Praktis yang Baik (Best Practicable [BAT]), serta Prinsip Perbedaan Regional (Principle of Regional Differentiation). Melaksanakan Prinsip Cegah Tangkal lebih dinilai merupakan prinsip penanggulangan dengan cara preventif daripada menggunakan Prinsip Tanggapi dan Tanggulangi yang dinilai lebih bersifat represif. Dalam Prinsip Cegah Tangkal alangkah lebih baiknya sebuah Pemerintahan yang terkait dan ada pada daerah Pabrik Kertas di Driyorejo (yaitu Kabupaten Sidoarjo) atau tidak hanya Pabrik Kertas itu saja tetapi seluruh Pabrik yang ada di Kabupaten Sidoarjo tersebut diberi penyuluhan serta sosialisasi perihal pentingnya menjaga kehidupan lingkungan yang ada di sekitar pabrik, serta jangan sampai dalam hal produksi pabrik mereka menyisakan sebuah limbah yang dapat mencemari dan/atau merusak lingkungan serta ekosistem menjadi lebih buruk kembali karena tidak diolah dengan baik limbah yang pabrik mereka hasilkan. Kemudian Prinsip Pencemar Membayar dalam arti tidak karena kesalahan sebuah Pabrik Kertas tersebut yang mengakibatkan berubahnya ekosistem dan menyebabkan matinya ribuan ikan di Kali Surabaya saja-lah Pabrik Kertas harus membayar. Akan tetapi, Pabrik Kertas di Driyorejo-lah yang akhirnya berkedudukan sebagai penanggung jawab atas kegiatannya menimbulkan pencemaran beserta kerusakan lingkungan hidup yang akhirnya harus menanggung biaya pemulihan lingkungan yang terdampak oleh limbah yang ada pada Kali di Surabaya yang terhubung dengan Kabupaten Gresik hingga Kabupaten Sidoarjo. Dilaksanakan dengan dilaksanakan Prinsip Sarana Praktis yang Terbaik yang menekankan bahwa sarana-sarana tersebut diterapkan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan yang menurut keadaan praktis maupun teknis yang aktual dipandang paling efektif dan sekaligus dari segi ekonomik dapat diterima oleh pelaku pencemaran. Berdasarkan prinsip ini berarti harus dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan. Dengan teknologi ramah lingkungan dapat dihindarkan terjadinya pencemaran lingkungan disamping itu dari segi ekonomi dapat menguntungkan bagi pelaku usaha dan/atau kegiatan produksi. Lalu, Prinsip Perbedaan Regional dilaksanakan bilamana dilaksanakan pengelolaan lingkungan maka harus sesuai dengan kenyataan tentang adanya ketidaksamaan wilayah. Situasu dan kondisi lingkungan berbeda-beda menurut daerahnya. Penerapan Prinsip Perbedaan Regional dalam Hukum Lingkugnan dapat dilihat pada pengelolaan kualitas lingkungan melalui penetapan baku mutu lingkungan. Maka dari itu, Pabrik Kertas harus melihat terlebih dahulu Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku dari masing- masing daerah kali yang tercemar diantaranya pada pemerintahan Kotamadya Surabaya, Kabupaten Sidoarjo serta Kabupaten Gresik, untuk menyesuaikan langkah apa yang harus Pabrik Kertas lakukan karena telah mencemari Kali oleh limbah B3 hasil produksi mereka. Bilamana keseluruhan Prinsip telah dilaksanakan, hal ini tidak semata-mata menyerahkan seluruh kesalahan pada Pabrik Kertas, akan tetapi Pemerintah dari Kabupaten Sidoarjo juga turut andil dalam hal pencemaran ini yang juga nantinya akan menjalankan Prinsip Tanggung Jawab Negara (State Responsibility), karena dalam UUPPLH dijelaskan bahwa negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan, negara juga menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu pencemaran yang disebabkan oleh Pabrik Kertas di Driyorejo juga merupakan tanggung jawab dari Pemerintah setempat yakni Pemerintah di Kabupaten Sidoarjo yang dalam hal ini mencakup juga pada daerah Driyorejo. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwasanya tanggung jawab atas pencemaran lingkungan yang bisa saja terjadi oleh karena hasil dari individu ataupun industrial yang menyebabkan rusak ataupun tercemarnya lingkungan, nantinya juga terdapat campur tangan pemerintah yang dalam hal ini dituliskan di UUPPLH menjamin pemanfaatan, terjaganya lingkugnan hidup yang baik dan sehat serta mencegah bilamana terdapat pencemaran ataupun kerusakan lingkungan hidup dalam masyarakat, tentunya dalam hal ini juga tidak melupakan adanya prinsip-prinsip dalam Hukum Lingkungan yang ada.