Anda di halaman 1dari 15

BARISAN DAN DERET BESERTA PENERAPANNYA

MAKALAH

Diajukan KepadaIbu Eva Margaretha Saragih S. Pd . M. Pd Untuk


Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Keuangan

OLEH

INDRA RISKY MAHESA (19051018)

MARIA ULFA (19051039)

SEMESTER IV B MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ASAHAN

2020 - 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah tentang barisan dan deret aritmatika ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis  yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kisaran, Maret 2021

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ……………………………………………... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….  ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..  1

 A. Latar Belakang ………………………………………….  1

 B. Rumusan Masalah ………………………………………  1

 C. Tujuan Penulisan ………………………………………..  1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………….  2

 A. Pengertian Barisan dan Deret ……………………………… 2

 B. Macam-macam Deret……………………………………. 3

 C. Deret Ukur dan DeretHitung………………………………. 6

 D. Pengertian Anuitas… ………………………………. …. 7

 E. Persamaan Anuitas Nilai Sekarang ………………………. 8

BAB III PENUTUP ………………………………………………  13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya
dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi.Peran matematika dalam
interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan perlatan yang digunakan.Ilmu matematika
sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri,
asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik.
Oleh karena itu pembuatan makalah yang berjudul Baris dan Deret ini dilatar
belakangi untuk mempermudah proses belajar mengajar mata kuliah matematika keuangan
serta untuk melatih pembaca agar berfikir dalam menentukan jenis-jenis deret, deret hitung
dan deret ukur, anuitas, dan persamaan anuitas nilai sekarang.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, pemakalah dapat
merumuskan pembahasan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Barisan dan Deret ?
2. Bagaimana menghitung Deret Ukur dan Deret Hitung ?
3. Apa yang dimaksud Anuitas ?
4. Bagaimana persamaan Anuitas Nilai Sekarang ?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Barisan dan Deret
2. Untuk mengetahui cara menghitung Deret Ukur dan Deret Hitung
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud denganAnuitas
4. Untuk mengetahui persamaan Anuitas Nilai Sekarang
BAB II
PEMBAHASAN

BARISAN DAN DERET

a.      Barisan
Barisan bilangan atau barisan, seperti telah dikemukakan di atas adalah suatu urutan
bilangan dengan aturan tertentu. Setiap bilangan dalam suatu barisan disebut dengan suku
yang disimbolkan dengan U  dan setiap suku digabungkan dengan tanda koma ( , ).
Bentuk umum sebuah barisan dapat ditulis :
U1, U2, U3, U4, ..., Un                                                                                                    Un = suku ke-n

Contoh :
Tentukan lima buah suku pertama dari barisan yang memiliki rumus suku ke-n  sebagai
berikut :
a)   Un = 2n – 1
Jawab :
Un = 2n – 1
U1 = 2(1) – 1 = 1
U2  = 2(2) – 1 = 3
U3 = 2(3) – 1 = 5
U4 = 2(4) – 1 = 7
U5  = 2(5) – 1 = 9
Jadi lima suku pertama barisan diatas adalah : 1, 3, 5, 7, 9

b.      Deret
Perhatikan kembali barisan U1, U2, U3, U4, ..., Un. Jika suku-suku tersebut dijumlahkan
dalam bentuk U1 + U2 + U3 + U4  + ... + Un maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan
dengan Deret. Jumlah suku-suku pada barisan hingga n suku pertama dinyatakan dengan Sn.
Misalnya jumlah 5 suku pertama ditulis S5 = U1 + U2 + U3 + U4 + U5.

Contoh :
Diketahui suatu deret : 1 + 3 + 5 + ... hitunglah jumlah lima suku yang pertama !
Jawab :
S5 = 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25

Macam – macam deret

 Deret bilangan aritmatika


 Deret bilangan geometri
 Definisi Deret bilangan aritmatika dan deret bilangan geometri 

1. Deret Bilangan Aritmatika 

Deret aritmatika , yaitu suatu jumlah dari suku – suku barisan bilangan aritmatika .

Jika a , a+b , a+2b , a+3b , a+4b , . . . .a+(n-1)b adalah barisan bilangan aritmatika maka
bentuk dari deret aritmatika adalah a+ (a+b) + ( a+2b) + (a+3b) + (a+4b) + . . . .

Rumus Jumlah deret aritmatika suku ke n  adalah :

Sn = 1/2   n ( a+ Un )   atau Sn = 1/2n [ 2a + ( n – 1 ) b ] 

Keterangan :

Sn = jumlah suku ke n

n = Banyaknya suku

b = rasio atau beda

Contoh soal :

4 + 9 + 14 + 19 + . . .

Dari deret bilangan diatas , tentukan S30 = . . ?

Penyelesaian :

Diketahui : a = 4 , b = 5

Un = a + ( n – 1 ) b

U30 = 4 + ( 30 -1 ) 5

= 4 + 29.5

= 4 + 145

= 149

maka , S30 adalah :

Sn = 1/2  n ( a+ Un )

S30 = 1/2 . 30 ( 4 + 149 )

= 15 x 153
= 2295

2. Deret Geometri

Deret geometri yaitu jumlah suku-suku pada barisan geometri.

Bentuk umum deret aritmetika : a + ar2 + ar3 + ….. + arn-1


Jumlah suku ke-n :

Contoh:

Suatu deret aritmetika 3, 9, 27, …

Berapa jumlah 6 suku pertama dari deret aritmetika diatas?

Jawab:

karena r > 1, maka menggunakan rumus


Deret Hitung Dan Deret Ukur

Deret hitung (DH)

 Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap
sebuah bilangan tertentu.
 Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, yaitu
selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.

Contoh:

1) 7, 12, 17, 22, 27, 32 (pembeda = 5)

2) 93, 83, 73, 63, 53, 43 (pembeda = - 10)

3) 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 (pembeda = 2)

Suku ke-n dari deret hitung

 Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah
rumus.
Sn=a+ ( n−1 ) b

 a : suku pertama atau S1


 b : pembeda
 n : indeks suku

Sebagai contoh, nilai suku ke-10 ( S10) dari deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 adalah

jawab :

S10 = a + (n - 1)b

S10= 7 + (10 - 1)5

S10= 7 + 45  S10 = 52.

Suku ke-10 dari deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 adalah 52

Jumlah n suku deret hitung

 Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu adalah jumlah nilai suku-sukunya,
sejak suku pertama (S1 atau a) sampai dengan suku ke-n (Sn ) yang bersangkutan.
 Menghitung jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu n, terdapat empat
bentuk rumus yang bisa digunakan

n
n
J n= ∑ Si J n= { 2 a+ ( n−1 ) b } Jika Sn belum diketahui
i=1 2

n n
Jn = {a+S n } J n=na+ { n−1 } b
2 2

Contoh :
Jumlah deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 sampai suku ke-10 adalah
J 10 = 10/2 (7 + S10)
J 10 = 5 (7 + 52)
J 10 = 295

Deret ukur (DU)


 Deret ukur ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah
bilangan tertentu.
 Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah deret ukur dinamakan pengganda, yakni
merupakan hasil bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku di depannya.

Contoh
 5, 10, 20, 40, 80,160 (pengganda = 2)
 512, 256, 128, 64, 32, 16 (pengganda = 0,5)
 2, 8, 32, 128, 512 (pengganda = 4)

Suku ke-n dari DU


 Rumus penghitungan suku tertentu dari sebuah deret ukur:

Sn=ap n−1

a : suku pertama

p : pengganda

n : indeks suku
Contoh
Nilai suku ke 10 ( S10) dari deret ukur 5, 10, 20, 40, 80,160 adalah
S10 = 5(2)10−1
S10 = 5 (512)
S10 = 2560
Suku ke 10 dari deret ukur 5, 10, 20, 40, 80,160 adalah 2560
Jumlah n suku deret hitung

 Jumlah sebuah deret ukur sampai suku tertentu adalah jumlah nilai sukunya sejak suku
pertama sampai dengan suku ke-n yang bersangkutan.
 Rumus jumlah deret ukur sampai dengan suku ke-n, yakni:
n
J n = a(1−p ) a( pn −1)
atau J n =
1− p p−1

Jika p< 1, penggunaan rumus yang di sebelah kiri akan lebih mempermudah perhitungan. Jika
p>1, menggunakan rumus yang di sebelah kanan.

Contoh:
Jumlah n suku dari deret hitung 5, 10, 20, 40, 80, 160 adalah

10
J 10 = 5(2 −1)
2−1
5(1023)
J 10 = = 5115
1

ANUITAS

A. Definisi Anuitas.
Anuitas adalah suatu rangkaian pembyaran/penerimaan seejumlah uang, umumnya
sama besar, dengan periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran. Pembayaran
bunga pinjaman, bunga deposito, bunga oblogasi, cicilan kredit rumah, cicilan kredit
mobil atau motor, adalah beberapa contoh anuitas.Persamaan-persamaan untuk anuitas
diturunkan dengan menggunakan asumsi perhitungan bunga adalah dengan bunga
majemuk.

Anuitas secara garis besar dapat dibagi tiga anuitas biasa (ordynary annuity) yaitu jika
pembayaran dilakukan setiap akkhir periode, anuitas di muka (annuity due) yaitu jika
pembayaran dilakukan setiap awal periode, dan anuitas ditunda (deferred annuity) dimulai
setelah beberapa periode.

B. Persamaan Anuitas Nilai Sekarang


Nilai sekarang anuitas adalah nilai sekarang dari serangkaian pembayaran atau
penerimaan ( arus kas ) masa depan dengan jumlah pembayaran atau penerimaan yang
sama besarnya setiap periode, dalam jangka waktu nilai periode

Secara matematis, nilai anuitas sekarang dapat dirumuskan dengan:

(1− (1+i )−n )


PV = A
i

Keterangan:

PV = Present Value atau nilai di awal periode atau nilai sekarang

i = tingkat bunga per periode

n = jumlah periode

A = anuitas atau pembayaran per periode

(1− (1+i )n )
dalam persamaan di atas disebut faktor anuitas nilai sekarang dan dinotasikan
i
dengan a n̚ i

Contoh:

1. Hitung nilai sekarang dari uang Rp 1.000.000 yang diterima setiap tahun selama 5
tahun mulai 1 tahun lagi jika tingkat bunga yang relevam adalah 15% p.a.

Jawab:

Soal di atas dapat diselesaikan dengan menghitung nilai sekarang satu per satu, yaitu
present value dari Rp 1.000.000 setahun lagi, Rp 1.000.000 dua tahun lagi, dan seterusnya,
kemudian hasilnya kita jumlahkan.
Rp1.000 .000 Rp 1.000.000 Rp1.000 .000 Rp 1.000 .000 Rp1.000 .000
PV = + + + +
( 1+0,15 )1 (1+ 0,15 )2 ( 1+0,15 )3 ( 1+0,15 ) 4 ( 1+0,15 )5

= Rp 869.562,22 + Rp 756.143,67 + Rp 657.516,23 + Rp 571.753,25 +

Rp 497.176,74

= Rp 3.352.155,11

Akan tetapi akan lebih mudah untuk menyelesaikan soal di atas denganmenggunakan
persamaan anuitas sepanjang memenuhi persyaratan anuitas, yaitu jumlahnya sama besar
Rp 1.000.000 dan interval waktunya juga sama, yang setiap tahun. Penggunaan persamaan
anuitas ini akan memberikan hasil yang sama tetapi jauh lebih praktis dan cepat.

Diketahui:

i = 15% = 0.15

A= Rp 1.000.000

n= 5 tahun

Ditanya : PV?

Jawab:

(1− (1+i )−n )


PV = A
i

= ¿ ¿ x Rp 1.000.000

= 3,352155098 x Rp 1.000.000

= Rp 3.352.155,10

2. Sebuah pinjaman dikenakan bunga 18% p.a. dan dapat dilunasi dengan 12 kali cicilan
masing-masing Rp 10.000.000 per tahun. Berapa besar pinjaman tersebut?
Jawab:
A= Rp 10.000.000

i = Rp 18% = 0,18

n=12

(1− (1+i )−n )


PV = A
i

(1− (1+ 0,18 )−12)


= x Rp 10.000 .000
0,18

= Rp 47.932.249
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Deret hitung (DH)

 Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap
sebuah bilangan tertentu.
 Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, yaitu
selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.

Suku ke-n dari deret hitung

 Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah
rumus.
Sn=a+ ( n−1 ) b
 a : suku pertama atau S1
 b : pembeda
 n : indeks suku

Anuitas adalah suatu rangkaian pembyaran/penerimaan seejumlah uang, umumnya


sama besar, dengan periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran.

Secara matematis, nilai anuitas dapat dirumuskan dengan:

(1− (1+i )−n )


PV = A
i

Keterangan:
PV = Present Value atau nilai di awal periode atau nilai sekarang

i = tingkat bunga per periode

n = jumlah periode

A = anuitas atau pembayaran per periode

(1− (1+i )n )
dalam persamaan di atas disebut faktor anuitas nilai sekarang dan
i
dinotasikan dengan a n̚ i

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Cecep dan Pesta. 2008. “Matematika Aplikasi Untuk SMA dan MA Kelas XII
Program Studi Ilmu Alam”.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sari, Ratna. 2014. “Barisan dan Deret Aritmatika” (Online),
(http://ratnasari15.blogspot.co.id/2014/11/barisan-dan-deret-aritmatika.html, diakses
tanggal 28 Maret 2016).
TIM Erlangga Fokus SMA. 2013.”Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu Pengetahuan
Alam”. Jakarta: Erlangga
Wirodikromo, Sartono. 2007. “Matematika Untuk SMA Kelas XII”. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai