Anda di halaman 1dari 3

2.

9 Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan radiologik dada
- Analisa gas darah
- Septic work up dan mencari kemungkinan penyebab karena pneumonia :
Minimal darah kultur dan jumlah sel
- Status metabolik: dilakukan pemeriksaan Analisa Gas Darah, skrining kadar
glukosa darah
2.10 Penatalaksanaan Sindrom Gangguan Nafas
1. Gangguan Nafas Ringan :
a. Beberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan pernafasan ringan
pada waktu lahir tanpa gejala-gejala lain disebut “Transient Tachipnea Of
The New Born (TTN)”. Biasanya kondisi tersebut akan membaik dan
sembuh sendiri tanpa pengobatan. Meskipun demikian pada beberapa
kasus gangguan pernafasan ringan merupakan tanda awal dari infeksi
sistemik.
b. Kurangi pemberian oksigen secara bertahap bila ada perbaikan gangguan
nafas.
c. Hentikan pemberian oksigen jika frekuensi nafas antara 30-60x / menit
d. Berikan bayi ASI bila bisa menghisap, bila tidak berikan ASI peras
dengan menggunakan salah satu cara alternative pemberian minum.
e. Amati pernafasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikutnya (selama 24
jam).
f. Bila gangguan nafas memburuk, tetapi untuk kemungkinan besar sepsis
dan tangani gangguan nafas sedang dan berat.
g. Amati bayi selama 24 jam berikutnya, jika frekuensi napas menetap
antara 30-60 x/menit, tidak ada tandatanda sepsis dan tidak ada masalah
lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat di pulangkan.
2. Gangguan Nafas Sedang
a. Membersihkan jalan napas
b. Mempertahankan kehangatan bayi
c. Pemberian oksigen dengan kecepatan aliran sedang.
d. Bayi jangan di berikan minum
e. Jika ada tanda berikut, ambil sample darah untuk kultur dan berikan
antibiotika (ampcilin dan gentamisin) untuk terapi kemungkinan besar
sepsis:
f. Suhu aksiler <34ºC atau >39ºC
g. Air ketuban bercampur mekonium
h. Riwayat infeksi intra uterin, demam curiga infeksi berat atau ketuban
pecah dini (>18ºC)
i. Bila suhu aksiler 34ºC-36ºC atau 37,5ºC - 39ºC di tangani untuk
masalah suhu abnormal dan nilai ulang setelah 2 jam :
 Bila suhu masih belum stabil atau gangguan nafas belum ada
perbaikan, ambil sample darah dan berikan antibiotika untuk terapi
kemungkinan besar sepsis.
 Jika suhu normal, teruskan amati bayi apabila suhu kembali
abnormal ulangi tahapan tersebut diatas
j. Bila tidak ada tanda-tanda kearah sepsis, nilai kembali bayi setelah 2
jam. Apabila tidak menunjukan perbaikan setelah 2 jam, terapi untuk
kemungkinan besar sepsis.
3. Gangguan Nafas Berat
a. jalan nafas.
b. Pertahankan bayi tetap hangat.
c. Ventilasi tekanan positif dengan pernafasan mulut ke mulut atau
menggunakan balon dan singkup dengan oksigen.
d. Bila perlu pijat jantung luar.
e. Beri antibiotic ampisilin dan gentamicin.
f. Amati terhadap tanda-tanda kegawatan atau sakit berat, rujuk ke RS.
g. Bersihkan jalan napas
h. Pertahankan tetap hangat
i. Pemberian oksigen dengan kecepatan aliran sedang
j. Tangani sebagian Kemungkinan besar sepsis.
k. Bila terdapat sianosis sentral, naikan O2 kecepatan aliran tinggi.
Agrina, M. F., Afnani, T., & Jupriyono. (2017). Tingkat Kejadian Respiratory Distress
Syndrom (RDS) Antara BBLR Preterm dan BBLR Dismatur. Jurnal Informasi
Kesehatan Indonesia (3) 2.

Jamil, S. N., Febi, S., & Hamidah. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai