IMUNOLOGI DASAR
HUMORAL/ SELULAR/
Keterangan gambar :
1. Komplemen dapat merusak (lisis) membraft SOP 3. Komponen komplemen laln dapat menutupi per-
mukaan bekteri (opsonlsasi) sehlngga memu•
2. Komplemen dapat melepas bahen dahksn makrolag untuk mengenal dan memfa-
kemotak¥k yang menarik makrofag ke gositosisnya.
tempat b8kteri.
C.Pertahanan Humoral
t. Komplamon
Komplemen mengaktifkan fagos”rt dan
membanN destruksi bakteri dan parasit
dengan jalari opsonisasi (Gambar 3).
Kejadian-kejadian tersebut di atas
adalah
fungsi sistem imun nonspesifik, tetapi dapat
pula terjadi atas pengaruh respons imun
spesifik.
£, Interteron
Interferon adalah suatu glikoprotein yang
dihasilkan berbagai sel manusia yang
mengandung nuldeus dan dilepas sebagai
respons terhadap infeksi virus. Interleron
mempunyai sifat antivirus dengan jalan
menginduksi sel-sel sekitar sel yarig telah
terserang virus tersebut. Di samping itU,
interferon dapat pula mengaktifkan natural Gambar 4. Interferon dan Sel NK
killer ce//seI NK untuk membunuh virus
(Gambar 4) dan sel neoplasma.
3. c•Reactlve”ProteIn (CRP) null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel
CRP dibentuk tubuh pada keadaan yang mengandung virus atau sel
infeksi. Perannya ialah sebagai opsonin neoplasma. Interferon mempercepat
dan dapat mengaktifkan komplemen. pematangan dan meningkatkan efek
(Gambar 5) sitolitik sel NK.
‘~biHt~~t
Berbeda dengan sistem imun
nonspeslffk, sistem imun spesifik
mempunyai kemampuan untuk
mengenal benda yang dianggap asing
bagi dirinya. Benda asing yang partama
h
timbul dalam badan yang segera
dikenal sistem imun spesifik, akan
mensensitasi sel-sel imun ter- sebut.
Bila sel sistem tersebut terpajan ulang
dengan benda asing yang sama, yang
akhir akan dikenal lebih cepat dan
dihancurkannya. Oleh karena itu sistem
tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifik dapat bekerja
sendid untuk menghancurkan benda
asing yang berbahaya bagi badan,
tatapi pada umumnya terjalin kerja
sama yang baik antara antibodi,
komplemen, fagosit dan antara sel T-
makrofag. Oleh karena komplemen turut
diaktifkan, res- pons imun yang tefjadi
sering disertai dengan reaMi inflamasi.
saraf sentral (CSF) dan juga urin. IgG dapat fraksi Fc (Gambar 7).
menembus plasenta dan masuk ke fetus dan
berperan pada imunitas bayi sampai umur 6-
9 bulan. IgG dapat mengaktifkan komplemen,
me• ningkatkan pertaharian badan melalui
opsoni• sasi dan reaksi inilamasi. IgG
mempunyai sifat opsonin yang efeNif oleh
karena monosit dan makrofag memiliki
reseptor untuk fraMi Fc dan IgG yang dapat
mempererat hubungan antara lagosit dengan
set sasaran. Selanjutnya opsoni- sasi dibantu
reseptor untuk komplemen pada permukaan
fagosit. IgG mempunyai 4 subkelas yaitu Igt,
192, lg3, dan lg4. 194 dapat diikat oleh sel
mast dan basofil.
B. IgA
IgA ditemukan dalam jumlah sedikit
dalam serum, tetapi kadarnya dalam cairan
sekresi saluran napas, saluran cema,
saluran kemih, airmata, keringat, ludah dan
kolostrum leblh tinggi sebagai IgA sekretori
(s IgA). Baik IgA dalam serum maupun
dalam sekret dapat menetralisasi toksin atau
virus dan atau mencegah kontsk antara
toksin/virus dengan alet sasaran. Sekretori
IgA diproduksi lebih dulu daû pada lgA
dalam serum dan tıdah
menembus plasenta.
C. IgM
IgM mempunyai fumus bangun
pentamer dan merupakan Ig terbesar.
Molekul-molekul tersebut diikat rantai Y pada
pada penTiukaannya sebagai reseptor
antigen. IgM dibentuk paling dahulu pada
respons imun primer tetapi tidak
berlangsung lama, karena
Tipal Tips ll
eÅ”’°*
T
limlw n
Tipe I. Mastosit mengikat IgE mel8lui reseptor Fe. Ikatan Tipe III. Kompleks imun diendapkan dl dalam jaringan. Kom•
antigen dan lgE tersebut akan menimbulkan de plemen diaktifkan, sel polimorfonukl8ar dikerahkan
granulasi mastosit yang melepas mediator. ke tempal kompleks.
Tipe II. Antibodi dibentuk terhadap antigen yang meru- 1pe IV. Set T yang disensitisasi melepas limfokin akiba!
pakan bagian daû sel pejamu. Kompleks yang di• kontak ulang dengan antigen yang sama.
benluk oleh antigen dan antibodi menimbulkan Limiokin mengerahkan dan mengakgtkan makrofag
respons sitotoksik sel K (sebagai afeklor ADCC) yang selanjutnya melepas mediator dan menim•
dan atau Ilsls sel mslalui aklivasi kompiemen. bulkan respons inflamasi.
AND IGE N .
FJR
-@ @ RINITIS
DERMATITIS ATOPI
URTJKARIA
Tn