Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KLINIK SANITASI
Oleh:
Muhammad Furqan
1110312120
Preseptor:
dr. Husna Yetti, PhD
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
1
BAB 1
PENDAHULUAN
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
yang buruk dapat menjadi media transmisi dan perkembangan dari berbagai agen
menyerang anak usia kurang dari 5 tahun. Data WHO menyebutkan bahwa sekitar
1,7 juta anak balita meninggal setiap tahun akibat kedua penyakit tersebut4.
2
Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi
Kegiatan klinik sanitasi dibagi menjadi 2 yaitu dalam dan luar gedung,
dengan kegiatan dalam gedung sebagai kegiatan utama dari program klinik
optimal, hal ini dibuktikan dengan masih sangat kurangnya kunjungan klien atau
kesehatan lingkungan dan prilaku hidup sehat cukup mendominasi. Penyakit DBD
(63 kasus) dan TB Paru (60 kasus) merupakan dua penyakit terbanyak dijumpai
dari laporan tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016 mencatat kejadian DBD
sebanyak 121 kasus dan TB Paru 73 kasus 7. Ini berarti tidak semua pasien dengan
Berdasarkan data dan temuan kasus diatas penulis tertarik untuk mengetahui
3
gambaran pelaksanaan dan pencapaian program Klinik Sanitasi pada Puskesmas
Kota Padang?
1.3 Tujuan
4
1.4 Metode
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pada suatu kelompok masyarakat yang berhubungan, berakar, atau berkaitan erat
dengan satu atau lebih komponen lingkungan di tempat mereka tinggal atau
beraktivitas dalam jangka waktu tertentu. Penyakit tersebut dapat dicegah atau
Survei morbiditas yang dilakukan subdit Diare Departemen Kesehatan dari tahun
5
2000-2010 terlihat kecendrungan insidens naik. Pada tahun 2000 terdapat
tahun 2006 naik 423/1000 penduduk dan pada tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk. Selain itu, KLB Diare juga masih sering terjadi dengan CFR yang
diare diantara balita di Indonesia pada tahun 2007 (Riskesdas). Rata-rata 83 balita
simpul. Simpul satu adalah sumber penyakit, yaitu virus, bakteri, parasit, dll.
penyakit tersebut, baik berupa udara, air, maupun binatang vektor. Simpul ketiga
dalam keadaan sehat atau sakit setelah mendapat paparan komponen lingkungan.
6
Kejadian penyakit adalah hasil dari hubungan interaktif manusia dengan
agen penyakit. Dalam hal ini kejadian penyakit dapat dibagi tiga, yaitu: kejadian
akut (gejala khas dan umumnya dirawat), subklinik (gejala tidak khas, tapi dengan
pemeriksaan tampak bahwa kelompok ini sedang sakit), dan samar (gejala tidak
bentuk KLB). Kejadian penyakit juga dipengaruhi oleh simpul kelima, yaitu
yang dapat dilaksanakan secara aktif dan pasif di dalam dan di luar puskesmas.
7
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam
Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi
lingkungan dan lingkungan yang tidak sehat sebagai media penularan dan
konseling dan kunjungan lapangan atau kunjungan rumah untuk mencari jalan
program klinik sanitasi selain pengertian klinik sanitasi itu sendiri yaitu:
8
Pasien klinik sanitasi adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan
3. Bengkel Sanitasi
lingkungan.
Ruang Klinik Sanitasi yaitu suatu ruang atau tempat yang di pergunakan
ke puskesmas.
9
melihat keadaan lingkungan rumah sebagai tindak lanjut dari kunjungan
melalui upaya preventif, kuratif, dan promotif yang dilakukan secara terpadu,
10
2.2.3 Ruang Lingkup Klinik Sanitasi
perumahan dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru.
di lapangan).
sekitarnya.
11
Sumber daya merupakan suatu hal yang diperlukan dalam pelaksanaan
untuk pencapaian program klinik sanitasi. Sumber daya yang harus dimiliki oleh
1. Tenaga Pelaksana
Petugas Gizi dan petugas lain yang ditunjuk oleh pimpinan puskesmas.
lingkungan.
12
b. Peralatan yang digunakan dan harus ada, seperti: alat-alat
untuk Puskesmas.
3. Sumber Dana
13
2.2.6 Strategi Operasional Klinik Sanitasi
lingkungan.
segala sumber daya yang ada dengan melibatkan lintas program dan
14
Klinik sanitasi dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung
puskesmas oleh petugas sanitasi dibantu oleh petugas kesehatan lain dan
masyarakat.
maka yang bersangkutan dirujuk ke ruang klinik sanitasi. Kalau klien, setelah
kesling akan melakukan wawancara dan konseling yang hasilnya ditulis dalam
ini sebenarnya merupakan kegiatan rutin yang lebih dipertajam sasarannya, sesuai
15
16
Gambar 2.2 Skema Alur Kegiatan Klinik Sanitasi9
Keterangan :
17
2. Petugas berkoordinasi dengan lintas program melalui loka karya mini
masalah.
Klinik sanitasi merupakan salah satu program yang sangat relavan untuk
menerapkan paradigma sehat yang pada saat ini digalakkan kembali. Karena
peran antara lain sebagai pusat informasi, pusat rujukan fasilitator di bidang
18
BAB 3
ANALISIS SITUASI
sebagai berikut:
19
PETA PUSKESMAS ANDALAS
Program klinik sanitasi merupakan bagian dari 5 program dasar yang ada
20
DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang), MMS (Memenuhi Syarat Kesehatan),
TMS (Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan).
cakupan kegiatan kesling yang diperiksa rata-rata sudah diatas 50%. Hal ini dapat
efektif dan yang diperlukan adalah mempertahankan serta meningkatkan dan juga
Dengue (DBD).
21
Pelaksanaan program klinik sanitasi di Puskesmas Andalas sudah
mengikuti alur seperti yang dijelaskan di atas. Awalnya pasien mendaftar di loket
Balai Pengobatan (BP). Setelah diperiksa, dan apabila pasien tersebut di diagnosis
22
BAB 4
PEMBAHASAN
sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
terhadap TPM, TTU, SAB, DAMIU, pengelolaan sampah, SPAL, Rumah, Jamban
kesehatan lingkungan pada umumnya belum mencapai target, namun sudah diatas
50%. Dari laporan tahunan Puskesmas Andalas pada tahun 2016 disebutkan
bahwa upaya pencapaian kinerja dibidang kesehatan lingkungan sudah cukup baik
mengikuti alur seperti yang dijelaskan di atas. Awalnya pasien mendaftar di loket
Balai Pengobatan (BP). Setelah diperiksa, dan apabila pasien tersebut di diagnosis
23
Permasalahan yang ditemukan pada pelaksanaan program kesehatan
masih belum memenuhi syarat, kebersihan pengelolaan TPM yang masih kurang
dan pengelolaan SPAL/ sampah yang belum memenuhi syarat. Hal ini tentu akan
Klinik Sanitasi tahun 2016 dengan diagnosa penyakit terbanyak adalah Demam
untuk TB Paru, banyak kasus yang masuk ke pojok klinik sanitasi dikarenakan
ruangan pojok klinik sanitasi sama dengan ruangan TB Paru. Hal ini terjadi
karena Puskesmas Andalas yang sedang dalam tahap renovasi bangunan sehingga
ada beberapa ruangan yang harus diperbaiki dan dipindahkan ke ruangan lain.
Puskesmas Andalas, alur kegiatan program klinik sanitasi dimulai dari pasien /
klien yang mendaftar ke registrasi langsung menuju atau dirujuk ke pojok klinik
sanitasi oleh dokter di balai pengobatan. Akan tetapi, pasien enggan untuk datang
24
Beberapa dari pasien mengaku lamanya waktu yang dihabiskan di
puskesmas mulai dari menunggu antrian hingga menebus resep obat, sehingga
sanitasi. Akar dari permasalahan ini adalah kurangnya kesadaran pasien tentang
pentingnya aspek lingkungan dalam memperoleh hidup sehat dan peran tenaga
kesehatan khususnya klinik sanitasi yang masih belum aktif dalam menarik dan
gedung juga sudah dijalankan. Pelaksanaan didalam gedung, ketika pasien dirujuk
dari Balai Pengobatan (BP) ke klinik sanitasi dan dilakukan wawancara kemudian
rumah atau kegiatan luar gedung dilaksanakan oleh minimal 2 orang petugas dari
Puskesmas yang terdiri dari penanggung jawab program klinik sanitasi dan satu
25
Gambar : Ruangan Klinik Sanitasi Puskesmas Andalas
26
BAB 5
PENUTUP
5.3 Kesimpulan
27
5.4 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29