Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRATIKUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI

PERCOBAAN 8

“ PENGUJIAN EFEK ANTIDIARE”

Nama : Ignatia Alifra

NIM : 1041911074

Kelompok : I

Tanggal Praktikum : 7 Mei 2021

PROGAM STUDI S1 FARMASI

STIFAR “YAYASAN PHARMASI SEMARANG”

2021
PERCOBAAN 8

“ PENGUJIAN EFEK ANTIDIARE ”

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mengetahui sebuah
mana aktivitasb antidiare dapat menghambat diare yang disebabkan oleh Olium Riccini
pada hewan percobaan.

B. DASAR TEORI

Diare adalah Keadaan buang air besar dengan banyak cairan (mencret) dan
merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lainnya6. Diare
merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah
cairan (setengah padat), dengan kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya,
normalnya 100 – 200 ml per tinja. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa
disertai lendir dan darah5.

Diare sebenarnya adalah proses fisiologis tubuh untuk mempertahankan diri dari
serangan mikroorganisme (virus, bakteri, parasit dan sebagainya) atau bahan- bahan
makanan yang dapat merusak usus agar tidak menyebabkan kerusakan mukosa saluran
cerna. Diare dikatakan meningkat ketika frekuensi meningkat dengan konsentrasi tinja
lebih lembek dan cair,bersifat mendadak dan berlangsung selama 7-14 hari.

Gejala diare pada umumnya yaitu :

1. Fase prodromal ( sindrom pradiare )


Antara lain : perut terasa penuh, mual,muntah,keringat dingin dan pusing.
2. Fase diare
Antara lain : diare dengan segala akibatnya berlanjut dengan
dehidrasi,asidosis,syok dengan atau tanpa pusing dan panas.
3. Fase penyembuhan
Antara lain : diare semakin jarang, mulas berkurang,penderita merasa lemas
atau lesu.

Berdasarkan penyebabnya diare dapat dibedakan menjadi :

1. Diare karena virus


misalnya ’influenza perut ’ dan ’travellers diarrhoea’yang disebabkan antara
lain oleh rotavirus dan adenovirus.
2. Diare karena bakteri
Bakteri- bakteri tertentu pada keadaan tertentu, misalnya bahan makanan yang
terinfeksi oleh banyak kuman, menjadi ”invasif” dan menyerbu ke dalam
mukosa.
3. Diare parasiter
seperti protozoa Entamoeba histolytica, Giardia Lambia, Cryptosporidium,dan
Cyclospora,yang terutama terjadi didaerah (sub) tropis.
4. Diare akibat enterotoksin
Penyebabnya adalah kuman yang membentuk enterotoksin misalnya : E
coli,Vibrio cholera kadang-kadang Shigella ,Salmonella, Champylobacter, E
hystolitica. Toksin menempel pada mukosa dan merusaknya.

Klasifikasi Diare

Beberapa klasifikasi diare antara lain adalah :


1. Klasifikasi berdasarkan pada jenis infeksi gastroenteritis (diare dan
muntah),diklasifikasikan menurut dua golongan:
a. Diare infeksi spesifik: titis abdomen dan poratitus, disentri bani
(Shigella)
b. Diare non spesifik
2. Klasifikasi lain berdasarkan organ yang terkena infeksi
a. Diare infeksi enternal atau diare karena infeksi di usus (bakteri,
virus, parasit).
b. Diare infeksi parenteral atau diare karena infeksi di luar usus
(otitis,media, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran urin, dan
lainnya).
3. Klasifikasi diare berdasarkan lamanya diare
a. Diare akut atau diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, dan
bisa berlangsung terus selama beberapa hari. Diare ini disebabkan oleh
karena infeksi usus sehingga dapat terjadi pada setiap umur dan bila
menyerang umumnya disebut gastroenteritis infantile.
b. Diare kronik merupakan diare yang berlangsung lebih dari dua
minggu,sedangkan diare yang sifatnya menahun diantara diare akut dan
diare kronik disebut diare sub akut.

Pengobatan diare

Tindakan pertama adalah mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi


kehilangan cairan dan garam dengan :
1. Garam rehidrasi oral (ORS) terdiri dari campuran NaCl,KCL,Na sitrat dan
glukosa dalam air matang (oralit,pedyalite). Glukosa menstimulasi secara
aktif transfor Na dan air melalui dinding usus sehingga resorpsi air dalam
usus halus meningkat.
2. ORS beras, tepung beras jagung,shorgum dan kentang sebagai pengganti
glukosa. Tepung dicerna dalam usus menghasilkan glukosa 2x lebih
banyak,mengurangi kuantitas tinja dan lamanya fase diare.

Golongan obat yang sering digunakan pada diare adalah :


1. Kemoterapeutika
Digunakan untuk terapi kausal (memberantas bakteri penyebab diare ) seperti
antibiotic,sulfonamide,kinolon dan furazolidon.
2. Obstipansia
Digunakan untuk terapi simtomatik yang dapat menghentikan diare dengan
beberapa cara yaitu :
a. Zat-zat penekan peristaltic : candu dan alkaloidnya,derivate petidin
(difenoksilat dan loperamid) dan antikolinergik (atropine,extract belladon)
b. Adstringens : tannin,tanalbumin,garam bismuth dan alumunium berkhasiat
menciutkan selaput lendir usus.
c. Adsorbensia : carbo adsorbens,mucilagines,kaolin,pectin,garam bismuth
permukaannya dapat menyerap zat beracun yang dihasilkan bakteri atau
berasal dari makanan. Mucilagines dapat menutupi luka dengan lapisan
pelindung.
3. Spasmolitik
Adalah zat yang dapat melepaskan kejang otot yang sering menyebabkan nyeri
perut pada penderita diare,contohnya : papaverin dan oksifenomium.

Oleum Ricini ( minyak kastor, minyak jarak)

Minyak kastor diperas dari biji jarak (Rhicinus communis) dan mengandung
trigliserida dari asam risinoleat, suatu asam lemak tak jenuh. Didalam usus halus,
sebagian zat ini diuraikan oleh enzim lipase dan menghasilkan asam risinoleat yang
memiliki efek stimulasi terhadap usus halus. Setelah 2-8 jam timbul defekasi yang cair.
Efek sampingnya berupa kolik, mual, dam muntah. Oleum ricini tidak boleh
digunakan oleh wanita hamil. Dosis : dewasa 15-30 mL; anak-anak 4-15 ml.

Loperamid HCL

Gambar II.1 rumus bangun loperamid Hcl


Merupakan derivat defenoksilat dan haloperidol (suatu neuroleptikum). Khasiat
obstipasinya 2-3 kali lebih kuat tanpa khasiat terhadap sistem saraf pusat, jadi tidak
menyebabkan adiksi, habituasi, dan toleransi. Mulai kerjanya cepat dan masa kerjanya
panjang. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 4 jam sesudah minum obat.
Masa laten yang lama ini disebabkan oleh penghambatan motilitas saluran cerna dan
karena obat mengalami sirkulasi enterohepatik1. Loperamid memperlambat motilitas
saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinalis usus. Obat ini
berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh
ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Waktu paruh 7-14 jam1.

Cara kerja : Loperamide memperlambat motilitas saluran cerna dan


mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit di usus besar.Menurunkan volum
feses,meningkatkan viskositas dan kepadatan feses dan menghentikan kehilangan
cairan elektrolit1.

Efek samping : Tidak terjadi tapi pada anak-anak dibawah 2 tahun tidak boleh
diberikan karena akan terjadi penekanan peristaltik usus kuat sehingga timbul
konstipasi.

Dosis: Diare akut, permulaan 2 tablet berisi 2 mg, lalu 2 jam 1 tablet sampai
maksimum 8 tablet sehari. Anak-anak 2-8 tahun : 2-3 kali sehari 0,1 mg/kg BB. Anak-
anak 8-12 tahun : pertama 2 mg, maksimal 8-12 mg sehari.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Sonde
2. Stopwatch
3. Timbangan mencit
4. Beejana silinder
5. Kertas saring

Bahan:

1. Loperamid 0,24 mg/Ml dan 0,48 mg/mL


2. Norit 0,24 mg/mL dan Norit 0,48 mg/ mL
3. CMC Na 0,5%
4. Oleu Ricini

Hewan Uji:

1. Mencit jantan
D. SKEMA KERJA

Di timbang berat badan tiap mencit

Mencit di puasakan 2 jam, di bagi menjadi 3 kelompok

Suspensi Norid Norid Loperamid Loperamid


CMC Na 0,5 % 0,24 mg / mL 0,48 mg / mL 0,24 mg / mL 0,48 mg / mL

Diberikan peerlakuan sesuai kelompoknya 0,5 mL / 20 grBB secara peroral

Ditempatkan pada bejana individual beralaskan kertas saring

Diberikan oleum Racini 0,5 mL secara peroral

Tiap 30 menit diamati responnya

Waktu muncul diare Frekuensi dan jumlah atau bobot diare Lamanya diare
E. DATA PENGAMATAN
• DATA BB FESES

Menit ke- (mg)


BB 0-
Kelompok mencit 30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 21 300 350 300 200 230 240 200 260
CMC Na 0,5% 20 200 250 220 250 240 300 220 240
20,5 250 200 250 270 230 250 230 240
22 260 240 270 260 220 240 200 200
21 200 250 200 240 230 270 250 240
2 20 210 230 220 240 170 100 80 80
Norit 0.24 mg/ml 20 230 240 230 240 170 100 80 80
20,7 240 230 200 240 160 100 80 80
21 250 230 220 200 150 90 90 90
21 300 250 230 200 160 90 90 90
3 23 200 230 200 170 130 90 80 80
Norit 0.42 mg/ml 22 200 260 210 150 100 90 80 90
21 260 230 220 130 100 90 70 100
21 280 250 200 120 110 75 80 90
20 200 230 180 120 100 75 70 80
4 20 235 200 180 100 100 75 60 60
Loperamid 0.24
mg/ml 21 210 220 150 90 70 85 90 50
22 220 180 130 90 70 65 90 50
21 230 200 120 90 60 90 80 50
23 240 180 130 80 90 80 70 60
5 21 200 160 100 100 90 90 70 50
Loperamid 0.42
mg/ml 21 270 150 120 90 100 85 60 50
21,5 260 100 110 100 100 100 80 60
20 250 120 100 100 110 80 70 40
22 255 130 110 80 110 75 75 50
22 275 150 120 100 90 80 60 40
Rata – rata bb feses

Menit ke- (mg)


Kelompok BB mencit 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 21 300 350 300 200 230 240 200 260
CMC Na 0,5% 20 200 250 220 250 240 300 220 240
20,5 250 200 250 270 230 250 230 240
22 260 240 270 260 220 240 200 200
21 200 250 200 240 230 270 250 240
RATA-RATA 20,9 242 258 248 244 230 260 220 236

Menit ke- (mg)


Kelompok BB mencit 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
2 20 210 230 220 240 170 100 80 80
Norit 0.24 mg/ml 20 230 240 230 240 170 100 80 80
20,7 240 230 200 240 160 100 80 80
21 250 230 220 200 150 90 90 90
21 300 250 230 200 160 90 90 90
RATA-RATA 20,54 246 236 220 224 162 96 84 84

Menit ke- (mg)


Kelompok BB mencit 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
3 23 200 230 200 170 130 90 80 80
Norit 0.42 mg/ml 22 200 260 210 150 100 90 80 90
21 260 230 220 130 100 90 70 100
21 280 250 200 120 110 75 80 90
20 200 230 180 120 100 75 70 80
RATA-RATA 21,4 228 240 202 138 108 84 76 88

Menit ke- (mg)


BB 0- 30- 60- 90- 120- 150- 180- 210-
Kelompok mencit 30 60 90 120 150 180 210 240
4 20 235 200 180 100 100 75 60 60
Loperamid 0.24 mg/ml 21 210 220 150 90 70 85 90 50
22 220 180 130 90 70 65 90 50
21 230 200 120 90 60 90 80 50
23 240 180 130 80 90 80 70 60
RATA-RATA 21,4 227 196 142 90 78 79 78 54

Menit ke- (mg)


BB 0- 30- 60- 90- 120- 150- 180- 210-
Kelompok mencit 30 60 90 120 150 180 210 240
5 21 200 160 100 100 90 90 70 50
Loperamid 0.42 mg/ml 21 270 150 120 90 100 85 60 50
21,5 260 100 110 100 100 100 80 60
20 250 120 100 100 110 80 70 40
22 255 130 110 80 110 75 75 50
22 275 150 120 100 90 80 60 40
251
RATA-RATA 21,25 ,7 135 110 95 100 85 69,17 48,33

RATA- RATA Menit ke- (mg)


BB 0- 30- 60- 90- 120- 150- 180- 210-
Kelompok mencit 30 60 90 120 150 180 210 240
1 (CMC NA 0,5%) 20,9 242 258 248 244 230 260 220 236
2 (NORIT 0,24
MG/ML) 20,54 246 236 220 224 162 96 84 84
3 (NORIT 0,42
MG/ML) 21,4 228 240 202 138 108 84 76 88
4 (LOPERAMID 0,24
MG/ML) 21,4 227 196 142 90 78 79 78 54
5 (LOPERAMID 0,42 251
MG/ML) 21,25 ,7 135 110 95 100 85 69,17 48,33

RATA-RATA BB FESES
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 (CMC NA 0,5%) 2 (NORIT 0,24 MG/ML) 3 (NORIT 0,42 MG/ML)


4 (LOPERAMID 0,24 MG/ML) 5 (LOPERAMID 0,42 MG/ML)
Hasil anova berat feses

Anova: Single Factor

SUM MARY
Groups Count Sum Average Variance
KEL.1 5 1211,25 242,25 103,4375
KEL.2 5 845 169 22,1875
KEL.3 5 727,5 145,5 60,0390625
KEL.4 5 590 118 31,1328125
KEL.5 6 670,625 111,7708333 10,84635417

ANOVA
Source of P-
Variation SS df MS F value F crit
Between 1,35E-
Groups 57543,67989 4 14385,91997 327,8684622 18 2,8401

Within Groups 921,4192708 21 43,87710813

Total 58465,09916 25
• DATA KONSISTENSI

Menit ke- (bentuk konsistensi)


30- 60- 90-
Kelompok 0-30 60 90 120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 3 3 5 5 5 5 4 3
CMC Na 0,5% 3 4 5 5 5 5 4 3
4 4 5 5 5 4 5 4
4 5 5 5 5 4 3 3
5 5 5 5 5 4 3 3
2 4 5 4 5 5 4 3 3
Norit 0.24 mg/ml 4 5 4 5 4 3 3 2
4 4 4 5 4 4 3 2
5 4 5 4 4 4 4 3
5 3 5 4 5 3 4 2
3 5 4 5 5 4 4 4 2
Norit 0.42 mg/ml 5 4 5 4 3 3 3 2
4 4 4 4 3 3 3 3
4 5 4 4 4 3 4 2
3 3 5 4 4 3 3 2
4 3 4 5 3 3 3 2 2
Loperamid 0.24
mg/ml 4 4 4 4 2 3 2 1
5 5 4 3 2 2 2 1
5 5 4 3 3 2 2 1
4 5 4 3 3 2 2 1
5 4 3 2 2 2 2 2 1
Loperamid 0.42
mg/ml 4 3 2 2 3 2 2 1
4 4 2 2 2 2 2 2
5 4 3 2 3 2 2 1
3 4 2 2 3 2 2 1
5 3 2 2 2 2 2 1
Tidak ada apa-
1 apa
2 cairan
3 feses normal
4 feses lembek
5 feses cair
RATA-RATA

Menit ke- (bentuk konsistensi)


Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 3 3 5 5 5 5 4 3
CMC Na 0,5% 3 4 5 5 5 5 4 3
4 4 5 5 5 4 5 4
4 5 5 5 5 4 3 3
5 5 5 5 5 4 3 3
RATA-RATA 3,8 4,2 5 5 5 4,4 3,8 3,2

Menit ke- (bentuk konsistensi)


Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
2 4 5 4 5 5 4 3 3
Norit 0.24 mg/ml 4 5 4 5 4 3 3 2
4 4 4 5 4 4 3 2
5 4 5 4 4 4 4 3
5 3 5 4 5 3 4 2
RATA-RATA 4,4 4,2 4,4 4,6 4,4 3,6 3,4 2,4

Menit ke- (bentuk konsistensi)


Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
3 5 4 5 5 4 4 4 2
Norit 0.42 mg/ml 5 4 5 4 3 3 3 2
4 4 4 4 3 3 3 3
4 5 4 4 4 3 4 2
3 3 5 4 4 3 3 2
RATA-RATA 4,2 4 4,6 4,2 3,6 3,2 3,4 2,2

Menit ke- (bentuk konsistensi)


Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
4 3 4 5 3 3 3 2 2
Loperamid 0.24
mg/ml 4 4 4 4 2 3 2 1
5 5 4 3 2 2 2 1
5 5 4 3 3 2 2 1
4 5 4 3 3 2 2 1
RATA-RATA 4,2 4,6 4,2 3,2 2,6 2,4 2 1,2
Menit ke- (bentuk konsistensi)
Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
5 4 3 2 2 2 2 2 1
Loperamid 0.42
mg/ml 4 3 2 2 3 2 2 1
4 4 2 2 2 2 2 2
5 4 3 2 3 2 2 1
3 4 2 2 3 2 2 1
5 3 2 2 2 2 2 1
RATA-RATA 4,17 3,50 2,17 2,00 2,50 2,00 2,00 1,17

RATA - RATA Menit ke- (bentuk konsistensi)


0-
Kelompok 30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 (CMC Na 0,5%) 3,8 4,2 5 5 5 4,4 3,8 3,2
2 ( Norit 0,24 mg/ml) 4,4 4,2 4,4 4,6 4,4 3,6 3,4 2,4
3 (Norit 0,42 mg/ml) 4,2 4 4,6 4,2 3,6 3,2 3,4 2,2
4 (Loperamid 0,24
mg/ml) 4,2 4,6 4,2 3,2 2,6 2,4 2 1,2
5 (Loperamid 0,42
mg/ml) 4,17 3,5 2,17 2 2,5 2 2 1,17

RATA-RATA KONSISTENSI
6
5
4
3
2
1
0
0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
RATA - RATA Menit ke- (bentuk konsistensi)

1 (CMC Na 0,5%) 2 ( Norit 0,24 mg/ml) 3 (Norit 0,42 mg/ml)


4 (Loperamid 0,24 mg/ml) 5 (Loperamid 0,42 mg/ml)
• Data Frekuensi

Menit ke-
0-
Kelompok 30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 3 3 5 5 5 5 4 3
CMC Na 0,5% 3 4 5 5 5 5 4 3
4 4 5 5 5 4 5 4
4 5 5 5 5 4 3 3
5 5 5 5 5 4 3 3
2 4 5 4 5 5 4 3 3
Norit 0.24 mg/ml 4 5 4 5 4 3 3 2
4 4 4 5 4 4 3 2
5 4 5 4 4 4 4 3
5 3 5 4 5 3 4 2
3 5 4 5 5 4 3 3 0
Norit 0.42 mg/ml 5 4 5 4 3 3 3 0
4 4 4 4 3 3 3 0
4 5 4 4 4 3 2 1
3 3 5 4 4 3 3 1
4 3 4 5 3 3 2 0 0
Loperamid 0.24
mg/ml 4 4 4 4 2 1 0 0
5 5 4 3 2 1 0 0
5 5 4 3 3 2 0 0
4 5 4 3 3 1 0 0
5 4 3 2 2 1 0 0 0
Loperamid 0.42
mg/ml 4 3 2 2 1 0 0 0
4 4 2 2 1 0 0 0
5 4 3 2 1 0 0 0
3 4 2 2 1 0 0 0
5 3 2 2 1 0 0 0
RATA – RATA

Menit ke-
Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 3 3 5 5 5 5 4 3
CMC Na 0,5% 3 4 5 5 5 5 4 3
4 4 5 5 5 4 5 4
4 5 5 5 5 4 3 3
5 5 5 5 5 4 3 3
RATA-RATA 3,8 4,2 5 5 5 4,4 3,8 3,2

Menit ke-
Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
2 4 5 4 5 5 4 3 3
Norit 0.24 mg/ml 4 5 4 5 4 3 3 2
4 4 4 5 4 4 3 2
5 4 5 4 4 4 4 3
5 3 5 4 5 3 4 2
RATA-RATA 4,4 4,2 4,4 4,6 4,4 3,6 3,4 2,4

Menit ke-
Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
3 5 4 5 5 4 3 3 0
Norit 0.42 mg/ml 5 4 5 4 3 3 3 0
4 4 4 4 3 3 3 0
4 5 4 4 4 3 2 1
3 3 5 4 4 3 3 1
RATA-RATA 4,2 4 4,6 4,2 3,6 3 2,8 0,4

Menit ke-
Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
4 3 4 5 3 3 2 0 0
Loperamid 0.24
mg/ml 4 4 4 4 2 1 0 0
5 5 4 3 2 1 0 0
5 5 4 3 3 2 0 0
4 5 4 3 3 1 0 0
RATA-RATA 4,2 4,6 4,2 3,2 2,6 1,4 0 0
Menit ke-
Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
5 4 3 2 2 1 0 0 0
Loperamid 0.42
mg/ml 4 3 2 2 1 0 0 0
4 4 2 2 1 0 0 0
5 4 3 2 1 0 0 0
3 4 2 2 1 0 0 0
5 3 2 2 1 0 0 0
RATA-RATA 4,17 3,50 2,17 2,00 1,00 0,00 0,00 0,00

RATA - RATA Menit ke- (bentuk konsistensi)


Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 (CMC Na 0,5%) 3,8 4,2 5 5 5 4,4 3,8 3,2
2 ( Norit 0,24 mg/ml) 4,4 4,2 4,4 4,6 4,4 3,6 3,4 2,4
3 (Norit 0,42 mg/ml) 4,2 4 4,6 4,2 3,6 3 2,8 0,4
4 (Loperamid 0,24
mg/ml) 4,2 4,6 4,2 3,2 2,6 1,4 0 0
5 (Loperamid 0,42
mg/ml) 4,17 3,5 2,17 2 1 0 0 0

RATA-RATA FREKUENSI
6
5
4
3
2
1
0
0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
RATA - RATA Menit ke- (bentuk konsistensi)

1 (CMC Na 0,5%) 2 ( Norit 0,24 mg/ml) 3 (Norit 0,42 mg/ml)


4 (Loperamid 0,24 mg/ml) 5 (Loperamid 0,42 mg/ml)
Hasil Anova Frekuensi

Anova: Single Factor

SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
KEL.1 5 21,5 4,3 0,020313
KEL.2 5 19,625 3,925 0,035938
KEL.3 5 16,75 3,35 0,034375
KEL.4 5 12,625 2,525 0,01875
KEL.5 6 18,78125 3,130208 14,07048

ANOVA
Source of
Variation SS Df MS F P-value F crit
Between Groups 9,675606 4 2,418901 0,717573 0,589386 2,8401
Within Groups 70,78988 21 3,370946

Total 80,46548 25
F. PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana aktivitas anti diare
dapat menghambat diare yang disebabkan oleh oleum ricini pada hewan percobaan. untuk
mengetahui pengaruh obat antidiare terhadap aktivitas diare mencit (Mus musculus) yang
dapat dilihat melalui onset dan frekuensi diare, serta konsistensi dan jumlah / berat tinja.
Diare merupakan perubahan bentuk dan konsistensi tinja menjadi lembek sampai cair dn
bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (tiga kali atau lebih dalam 24 jam).
Diare ditandai dengan frekuensi defikasi yang jauh melebihi frekuensi normal, serta
konsistensi feses yang encer. Penyebab diare pun bermacam-macam. Pada dasarnya diare
merupakan mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan zat-zat racun yang tidak
dikehendaki dari dalam usus. Bila usus sudah bersih maka diare akan berhenti dengan
sendirinya. Penyebab diare sebagian besar berasal dari bakteri dan parasit, selain itu dapat juga
disebabkan oleh faktor lain seperti racun, alergi, dan dispepsia.
` Praktikum kali ini dilakukan pengujian efek antidiare. Hewan percobaan yang
digunakan dalam percobaan kali ini adalah mencit. Oleum ricini digunakan sebagai
penginduksi diare. Oleum ricini di usus halus akan dihidrolisis oleh lipase menjadi gliserol
dan zat aktifnya yakni asam risinoleat, yang terutama bekerja di usus halus untuk menstimulasi
sekresi cairan dan elektrolit serta menstimulasi peristaltik usus. Pada percobaan kali ini mencit
akan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu: kelompok 1 sebagai kontrol negatif yang hanya
diberikan suspensi CMC Na 0,5% , kelompok 2 dengan pemberian Norit 0,24 mg/ml,
kelompok 3 dengan pemberian Norit 0,48 mg/ml, kelompok 4 dengan pemberian Loperamid
0,24 mg/ml, dan kelompok 5 dengan pemberian Lopemarid 0,48 mg/ml. Mencit sebelumnya
telah dipuasakan selama 2 jam, kemudian masing-masing mencit diberikan sediaan uji secara
per oral sebanyak 0,5 ml/20g sesuaidengan kelompok yang didapatkan. Satu jam setelah
perlakuan, masing-masing mencit diinduksi oleh oleum ricini sebanyak 0,5 ml secara per oral.
Kemudian diamati respon mencit berupa waktu muncul diare, frekuensi aiau jumlah diare dan
lamanya diare.
Loperamid merupakan obat golongan agonis reseptor opioid yang mekanisme kerjanya
mengurangi aktivitas pleksus myenteric usus besar sehingga mengurangi ritme kontraksi usus,
menghambat peristaltik dan memperpanjang waktu transit, mempengaruhi perpindahan air
dan elektrolit melalui mukosa usus, meningkatkan viskositas dan mencegah kehilangan air dan
elektrolit.

Norit ini terbuat dari karbo aktif atau carbo activus yang bersumber dari tumbuh-
tumbuhan yang diaktifkan secara kimia sehingga menghasilkan arang aktif. Bahan ini
memiliki kekuatan absorpsi (penyerapan) yang kuat sehingga bisa menyerap berbagai zat
dengan mudah. Obat ini tidak bekerja dengan membunuh, menghalangi, atau menetralisasi
bakteri atau penyebab diare lainnya. Melainkan menyerap zat berbahaya atau zat asing yang
ada di saluran pencernaan. Setelah diserap, karbo aktif akan membantu membuang zat asing
yang dianggap sebagai racun penyebab diare dari dalam tubuh bersama limbah, yaitu feses.
Dengan begitu, semua zat yang menyebabkan diare akan terbuang dari tubuh bersama feses
dan akhirnya gejala diare akan hilang secara perlahan.
Pertama yang dilakukan yaitu melakukan induksi mencit jantan putih dengan oleum
ricini. Kemudian dilakukan pengamatan dengan parameter berat feses, konsistensi feses
dan frekuensi diare.
1. BB Feses
RATA- RATA Menit ke- (mg)
BB 90- 120- 150- 180- 210-
Kelompok mencit 0-30 30-60 60-90 120 150 180 210 240
1 (CMC NA
0,5%) 20,9 242 258 248 244 230 260 220 236
2 (NORIT 0,24
MG/ML) 20,54 246 236 220 224 162 96 84 84
3 (NORIT 0,42
MG/ML) 21,4 228 240 202 138 108 84 76 88
4 (LOPERAMID
0,24 MG/ML) 21,4 227 196 142 90 78 79 78 54
5 (LOPERAMID
0,42 MG/ML) 21,25 251,7 135 110 95 100 85 69,17 48,33

Parameter pertama yang diamati dalam praktikum kali ini yang diinduksi oleum
ricini adalah berat feses. Dapat dilihat dalam table bahwa control negative menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan, dalam hal ini dapat dilihat bahwa Loperamid 0,42
mg/ml dapat digunakan sebagai obat antidiare yang lebih cepat untuk pengobatan.
2. Konsistensi Feses
RATA - RATA Menit ke- (bentuk konsistensi)
0-
Kelompok 30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 (CMC Na 0,5%) 3,8 4,2 5 5 5 4,4 3,8 3,2
2 ( Norit 0,24 mg/ml) 4,4 4,2 4,4 4,6 4,4 3,6 3,4 2,4
3 (Norit 0,42 mg/ml) 4,2 4 4,6 4,2 3,6 3,2 3,4 2,2
4 (Loperamid 0,24
mg/ml) 4,2 4,6 4,2 3,2 2,6 2,4 2 1,2
5 (Loperamid 0,42
mg/ml) 4,17 3,5 2,17 2 2,5 2 2 1,17

Parameter berikutnya yang diamati adalah konsistensi feses. Konsistensi feses


ditentukan sejak awal diberikannya induksi Oleum ricini hingga terjadinya diare , yang
diamati setiap 30 menit selama 4 jam. Penentuan konsistensi feses dilakukan dengan
melihat pada bentuk yang terjadi dapat dikategorikan menjadi 5 kelompok (1) tidak ada apa-
apa, (2) cairan, (3) feses normal, (4) feses lembek, (5) feses cair. Konsistensi dilihat secara
visual, sehingga kelompok yang dinyatakan memiliki efek antidiare adalah kelompok yang
menunjukkan tingkat konsistensi terkecil. Berdasarkan grafik, menunjukkan bahwa
Loperamid 0,42 mg/ml (kelompok 5) meningkatkan konsistensi feses lebih cepat.
3. Frekuensi Diare
RATA - RATA Menit ke- (bentuk konsistensi)
Kelompok 0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240
1 (CMC Na 0,5%) 3,8 4,2 5 5 5 4,4 3,8 3,2
2 ( Norit 0,24 mg/ml) 4,4 4,2 4,4 4,6 4,4 3,6 3,4 2,4
3 (Norit 0,42 mg/ml) 4,2 4 4,6 4,2 3,6 3 2,8 0,4
4 (Loperamid 0,24
mg/ml) 4,2 4,6 4,2 3,2 2,6 1,4 0 0
5 (Loperamid 0,42
mg/ml) 4,17 3,5 2,17 2 1 0 0 0

Parameter terakhir yang dilihat yaitu frekuensi diare. Dimana dalam frekuensi diare
diperoleh nilai rata-rata tiap kelompok; rata – rata menunjukan bahwa Loperamid dapat
bekerja lebih signifikan mengurangi frekuensi diare dibandingkan Norit.
G. KESIMPULAN
1. Diare merupakan perubahan bentuk dan konsistensi tinja menjadi lembek sampai
cair dn bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya tiga kali atau
lebih dalam 24 jam.
2. Obat yang digunakan untuk menghambat diare adalah loperamid dengan dosis (0,24
dan 0,42 mg/ml) dan obat Norid dengan dosis (0,24dan 0,42 mg/ml) dengan olium
Ricii sebagai penginduksi diare.
3. Pengamatan dengan parameter berat feses, konsistensi feses dan frekuensi diare.
4. Obat anti diare yang memiliki aktivitas anti diare yang paling baik dalam kasus
diare yang disebabkan oleh Oleum ricini secara berturut-turut adalah Loperamid
0,42 mg/ml>Loperamid 0,24mg/ml>Norit 0,42 mg/ml>Norit 0,24 mg/ml.

H. DAFTAR PUSTAKA
I. Ansel, Howard C.2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Edisi Keempat. Jakarta:
University of Indonesia Press.Ditjen POM, 1995.
J. Farmakope Indonesia, ed. 4, Depkes RI, 896.
K. Guyton, A.C., 1990,Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, terjemahan
P.Andrianto, ed 3. Jakarta: BCG.
L. Katzung,B.G.2002.Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2, Edisi VIII . Jakarta :
Penerbit Salemba Medika.
M. Muscthler, E., 1991. Dinamika Obat. terjemahan M. B. Widianto dan A. S.
Ranti,Bandung: ITB.
N. T j a y , T a n H o a n d a n K i r a n a R a h a r d j a . 2 0 0 7 . O b a t - O b a t P e n t i n g
: K h a s i a t , Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam, Cetakan
Pertama. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Semarang, 7 Mei 2021

Dosen Pembimbing Praktikan

Apt. Erna Prasetyaningrum, M.Sc. Ignatia Alifra (1041911074)

Apt. Arik Dian E.P., M.Si.

Venty Olivia, A.Md

Anda mungkin juga menyukai