Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RI

MK. PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
PRODI S1 PGSD FIP

Skor Nilai :

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN


METODE IQRA DI SD

DISUSUN OLEH
EKA AFRIANI 1181111022
NUR HASANAH 1181111006
DHEA LATIFAHANUM 1181111035
ARPI SURANI 1181111016
AZRI ISNAINI 1181111002

DOSEN PENGAMPU
Dr.Ramli Nur, M.Ag.
MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya Rekayasa Ide ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Pendidikan Agama islam. Tidak lupa diucapkan lupa terimakasih
kepada teman-teman dan keluarga yang selalu mendukung kami dalam
menyelesaikan Rekayasa Ide ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan dan hasil dari Projek ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga Kami sangat membuka bagi
siapa pun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi Kami
semua. Kami berharap selesainya Rekayasa Ide dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca, amin.

Medan, 31 Oktober 2019

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 4
A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan........................................................................................................ 6
D. Manfaat...................................................................................................... 6
BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN................................................ 7
BAB III. SOLUSI DAN PEMBAHASAN....................................................... 9
BAB IV. PENUTUP......................................................................................... 10
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
Daftar Pustaka.................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul sebagai
hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin
kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman. Ajaran
yang diturunkan Allah tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shahih
(Maqbul) berupa perintah, larangan dan petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di
dunia dan akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang meliputi bidang aqidah,
akhlaq, ibadah, dan muamalah duniawiyah (Abdurrahman, 2000: 9). Dalam
kehidupan dunia ini menuju kehidupan akhirat nanti, pada hakikatnya Islam dapat
dirasakan, diamati, ditunjukkan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta
alam sebagai amanah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh–
sungguh secara nyata diamalkan oleh pemeluknya. Dengan demikian, Islam
menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu
dalam diri setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama
risalah dakwah Islam (Abdurrahman, 2000: 11).
Manusia adalah makhluk berpikir, apa yang ada di dalam pikirannya
kemudian dilakukannya. Bekal seorang da‟i harus mencakup intelektualitas dan
akhlak. Suatu perkara yang penting dan mendasar. Islam dalam pandangan Mustafa
(2004: 310), menghendaki wanita Islam untuk menjadi wanita terpelajar, berbudaya,
baik dan maju. Wanita yang dapat menularkan ilmu yang bermanfaat, beramal
dengan ilmu itu, dan menyebarkannya. Di Indonesia sendiri, semangat dan
perjuangan Kartini telah membuka mata generasi penerusnya sehingga kita dapat
melihat munculnya lembaga–lembaga pendidikan Islam yang mengkhususkan untuk
3 perempuan, seperti di Sumatera Barat dan di Jawa. Selain itu kelanjutan
perjuangan Kartini juga terlihat dengan munculnya organisasi–organisasi wanita,
seperti „Aisyiyah berdiri tahun 1917, NA tahun 1923, Persis (1923) dan Muslimat
Nahdatul Ulama tahun 1940 (Purwadi, 2000: 10).

4
A. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
Ø  Apakah Pentingnya Peran iqra dalam sd?
Ø   Bagaimana Keterampilan Membaca Iqra’ dalam Kegiatan Morning Iqra’
Ø  Bagaimana cara mengajarkan kepada ada sd tentang iqra ?

B. MANFAAT
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
Ø  untuk membahas mengenai bagaimana pentingnya iqra dalam SD
Ø  bagaimana Keterampilan Membaca Iqra’ dalam Kegiatan Morning Iqra’
Ø  untuk mengetahui cara kita mengajarkan kepada anak Sd tentang iqra

5
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

 Masalah Umum Pembelajaran Al-Qur’an pada Siswa


1. Siswa atau terlihat kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, baik dalam
membaca, menghafal dan menerjemah Al-Qur’an perkata.
2. Siswa masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan ilmu
tajwid .
3. Sebagian siswa kesulitan untuk menghafal dan menerjemah Al-Qur’an perkata dengan
baik.
4. Siswa masih kurang percaya diri dalam mendemonstrasikan kemampuan membaca,
menghafal dan menerjemah perkata Al-Qur’an Juz Iayat 1-50.
5. Hasil belajar siswa yang belum memuaskan Peserta didik masih kesulitan mengulang
materi pembelajaran secara mandiri di luar kelas.
Oleh karenanya sebagai solusi mengetasi permasalahan Pembelajaran Al-Qur’an di
sekolah, pesantren, ataupun lainnya, bahwa masalah-masalah tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
Faktor Masalah dalam Pembelajaran Al-Qur’an
1. Model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran Al-Qur’an, kurang menarik
minat peserta didik yakni masih berupa ceramah.
2. Bervariasinya latar belakang pendidikan siswa pada jenjeng pendidikan sebelumnya.
3. Pembelajaran Al-Qur’an terkadang masih bersifat teacher center (berpusat pada guru),
bukan student center (berpusat pada peserta didik), sehingga belum efektif meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca, menghafal dan menerjemah perkata Al-Qur’an
4. Media belajar yang dimiliki pendidik (guru) kurang menarik untuk menumbuhkan minat
siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan terkadang sedikit sekali menggunakan
pendekatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
5. Kurangnya dukungan dari lingkungan untuk selalu berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Setelah dijabarkan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masalah-
masalah dan faktor diatas bermuara pada dua hal besar, yakni:

6
Masalah Utama Pembelajaran Al-Qur’an
1. Minat belajar siswa yang rendah
Minat menurut Slameto (2010), minat adalah suatu bentuk kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan, menrepakan, dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
dimaksudkan adalah kegiatan yang diminati seseorang.
Apabila dikaitkan dengan defenisi diatas, maka minat yang dikemukakan dengan
belajar, maka minat belajar adalah suatu bentuk dorongan atau kegairahan peserta didik
yang tinggi dalam hal pemusatan perhatian mengenai kegiatan belajar, contohnya melaui
interaksi dengan lingkungan sehingga akan menimbulkan perubahan pada perilaku setiap
individu dalam masyarakat.
2. Hasil belajar siswa yang belum memuaskan
Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahwa hasil belajar dapat diartikan dengan bentuk
perubahan yang terjadi dari proses pembelajaran yang telah dijalani siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran tersebut. Menurut Djamarah dan Zain dalam Mulya Manru (2009; 18)
bahwa suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil jika tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya sudah tercapai. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran Al-Qur’an
yang dilakukan masih belum memuaskan, baik dari segi bacaan, hafalan atau dalam
menerjemah ayat-ayat Al-Qur’an.
Oleh karennya agar minat peserta didik kembali tumbuh dalam mengikuti pembelajaran
Al-Qur’an sehingga menghasilkan proses yang yang baik dan akan bermuara kepada hasil
belajar yang sempurna, bisa dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang
inovatif, menyenangkan dan melibatkan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
membaca, menghafal dan menerjemah Al-Qur’an.

BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

7
Model pembelajaran yang bisa menjadi sebuah solusi Pembelajaran Al-Qur’an ialah
menerapkan model pembelajaran 3G-P berbasis TIK” dan media pembelajaran yang
digunakan adalah “CD Interaktif Media Tarjamatul Qur’an (MTQ)”. Walaupun model
pembelajaran dan media pembelajaran ini telah diterapkan, akan tetapi sangat penting
dievaluasi adalah hasil dari penerapannya, sehingga dapat diketahui tingkat
keberhasilannya dan pengaruhnyaterhadap siswa.
Alasan hal tersebut diungkapkan karena tujuan dari pembelajaran Agama Islam,
khususnya Al-Qur’an agar semua peserta didik memiliki keimanan yang kuat, kecintaan
kepada Allah Ta’ala, rasul-Nya dan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Akan tetapi,
terdapat beberapa kendala saat diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga hasil
belajar pun masih belum sesuai dengan yang diharapkan
. Pertama, mengajak anak untuk mengerti keutamaan-keutamaan dari membaca Al-
Qur’an. Allah Ta’ala tidak pernah memberikan perintah, melainkan telah disiapkan balasan
kebaikan-kebaikan yang luar biasa, termasuk dalam hal membaca Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka
baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10
kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan  ‘Alif-Laam-Miim’ satu huruf akan
tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Kemudian, sabdanya, “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan
baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad).
Hadits kedua ini tepat untuk memotivasi anak memanfaatkan sebagian malamnya
untuk membaca Al-Qur’an. “Setidaknya 100 ayat nak kamu baaca di waktu malam,
insya allah kamu akan dapat pahala seperti orang sholat sepanjang malam,” begitu
mungkin sekedar contoh dalam mendorong anak-anak kita mengamalkannya.
Dan, sampaikanlah keutamaan terbesar dari membaca Al-Qur’an ini kepada anak
kita, “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat
sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Kedua, bangun budaya membaca Al-Qur’an di dalam rumah sendiri. Orangtua tentu
sangat ingin anak-anaknya gemar membaca Al-Qur’an. Tetapi sangat tidak pantas jika
anak diharap cinta Al-Qur’an, sementara orangtua justru tidak berusaha memberi
teladan.

8
Oleh karena itu, sejatinya tidak ada alasan untuk tidak bisa membangun budaya
mulia ini. Mulai saja secara bersama-sama. Ayah, ibu, anak, semuanya membiasakan
diri membaca Al-Qur’an bersama setiap lepas Maghrib sampai Isya’.
Lebih baik lagi, jika selepas Isya’ hingga terasa mengantuk. Hal ini akan sangat
baik, mengingat jam-jam tersebut banyak sekali acara di televisi yang kurang tepat bagi
tumbuh kembangnya iman dari anak-anak kita.
Mungkin, pada awal kali mencoba, membangun budaya ini terasa berat. Tetapi,
semua bisa dilakukan dengan enjoy karena kebiasaan. Oleh karena itu, berat di awal
jangan sampai menghalangi kita dari membudayakannya bersama anak-anak, di rumah
kita sendiri.

BAB IV
PENUTUP

9
A. Kesimpulan
Guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan memiliki beban dan tanggung
jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan ini, walaupun memang harus didukung oleh
berbagai komponen pendidikan lainnya. Sebagai pendidik professional, guru bukan saja
dituntut melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan professional. Kata “minat” bersinonim dengan “keinginan”.
Makan minat baca Al-Qur’an berarti keinginan yang muncul dari diri sendiri untuk
membaca Al-Qur’an.
Dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an
pada siswa berarti berbagai usaha yang dilakukan oleh pendidik guna menumbuh
kembangkan keinginan atas kesadaran sendiri untuk membaca kitab Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Kami menyadari rekayasa ide ini masih mempunyai kekurangan dan demi
penyempurnaan RI ini. Maka kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat positif
atau membangun dari pembaca dan semoga projek ini bermanfaat untuk pembaca

DAFTAR PUSTAKA

10
https://www.academia.edu/11297945/PENERAPAN_METODE_IQRO_DALAM_ME
NINGKATKAN_KETRAMPILAN_MEMBACA_AL-
QURAN_PADA_SISWA_KELAS_III_DI_SD_NEGERI_GEBANG_KAB.PURWOREJO
_SKRIPSI
http://eprints.ums.ac.id/54056/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai