Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Akuntansi Pos-Pos Laporan Keuangan Pemerintah

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
Ilham Cahyono Puspoyudho 200020113111002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITA BRAWIJAYA
MALANG
2021

1
1. Konsep Anggaran Sektor Publik
Pengertian Anggaran Sektor Publik dan Fungsinya
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran publik merupakan
suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi
informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas. Setiap anggaran memberikan
informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang.
Menurut freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan organisasi sektor
publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimiliki ke dalam kebutuhan – kebutuhan
yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands) yang
mengungkap peran strategi anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi
publik. Organisasi sektor publik tetntunya berkeinginan memberikan pelayanan maksimal
kepada masyarakat, tetapi sering kali keinginan tersebut terkendala oleh terbatasnya
sumberdaya yang dimiliki. Disinilah fungsi dan peran penting anggaran.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana finansial
yang menyatakan:
1.      Rencana – rencana organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain yang
dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan
2.      Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasi rencana tersebut
3.      Perkiraaan sumber – sumber mana saja yang akan menghasilkan pemasukan serta
beberapa besar pemasukan tersebut
Konsep Penganggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan pengeluaran dan
penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan melihat data yang
diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran.
Anggaran sektor publik harus dapat memenuhi kriteria, antara lain merefleksikan perubahan
prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat serta menentukan penerimaan dan
pengeluaran departemen-departemen pemerintah atau pemerintah daerah.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat,
seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain agar terjamin secara
layak. Maka dari itu tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang
diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuatnya.

Fungsi Penganggaran Sektor Publik


 Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
2
 Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa
mendatang.
 Angggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja
dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
 Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
 Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi.
 Anggaran merupakan instrumen politik.
 Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
Karakteristik Penganggaran Sektor Publik
 Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
 Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
 Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan.
 Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusunan anggaran.
 Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

2. Perencanaan dan Pembangunan Daerah


Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Perencanaan sebagai atmosfir pembangunan, termasuk pembangunan didaerah
merupakan salah satu aspek penting dan strategis dalam implementasi pembangunan
daerah dan memiliki implikasi lanjutan dalam loncatan pembangunan masa depan. Sony
dkk (2008) menjelaskan bahwa perencanaan sebagai suatu proses yang
berkesinambungan yang mencakup keputusankeputusan atau pilihan-pilihan berbagai
alternatif penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu untuk masa
yang akan datang. Lebih lanjut ditegaskan bahwa perencanaan sebagi hal memilih dan
menghubungkan faktafakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan
mengenai masa yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hal-hal yang diinginkan.
Demikian pula menurut german technical cooperation dan USAID-Clean Urban Project
(2000) menegaskan perencanaan pembangunan daerah adalah suatu yang sistematik
dari berbagai pelaku (aktor), baik umum (publik), swasta maupun kelompok masyarakat
lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan aspek-
aspek fisik, sosial-ekonomi dan aspekaspek lingkungan lainnya dengan cara:

3
(a) secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah;
(b) merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah
(c) Menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi)
(d) melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya masalah sehingga
peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat
ditangkap secara berkelanjutan.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan dan
penganggaran daerah merupakan kegiatan yang saling terintegrasi. Proses
perencanaan dan Penganggaran di daerah yang tercemin dalam APBD disusun
berdasarkan rencana kerja daerah yang telah disusun, baik yang mengacu pada
Rencana Kerja Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Kerja Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Pada tingkat
SKPD (Satuan Pekerja Perangkat Daerah), perencanaan dan penganggaran juga
disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Dalam menyusun RKPD,
Renstra dan Rencana Kerja (Renja) SKPD, merupakan dokumen perencanaan utama
yang disusun secara berjenjang dan sistimatik melalui diskusi mendalam para anggota
SKPD. Implementasi perencanaan dan penganggaran daerah idealnya demikian,
namun dalamkenyataan bisa menunjukkan hasil yang berbeda atau sama. Tujuan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah menyusun suatu rencana pembangunan
yang dapat dijadikan acuan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pembangunnya
yang didasarkan pada kemampuan dan poteni sumber daya (alam dan manusia) serta
peluang-peluang ekonomi yang ada, sehingga memungkinkan dapat respon secara
cepat. Manfaat yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan kualitas/taraf hidup
masyarakat sehingga menikmatikehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan daerah
dapat berkembang secara cepat dan berkelanjutan. Perencanaan pembangunan daerah
menghasilkan Rencana Pembangunan Daerah yang menetapkan kegiatan-kegiatan
pembangunan sosial-ekonomi, fisik (infrastruktur), yang dilaksanakan secara terpadu
oleh sektoral, publik, dan swasta. Sudah menjadi fakta yang tidak dapat dibantah
bahwa, jajaran birokrasi pemerintahan adalah pelaksana utama rencana-rencana yang
dihasilkan. Namun perlu adanya upaya penyelarasan rencana pembangunan yang
tercermin dalam dokumen yang dapa diterjemahkan ke dalam fungsi dan kewenangan
masingmasing instansi pelaksana. Untuk itulah diperlukan proses perencanaan dari atas
ke bawah (top down) dan sebaliknya dari bawah ke atas (bottom up) yang seimbang.

3. Siklus Anggaran

4
Prinsip-prinsip siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh penyelenggara
pemerintah. Menurut Henley (1990), pada dasarnya prinsip-prinsip dan mekanisme
penganggaran relative tidak berbeda antara sector swasta dengan sektor publik. Siklus
anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:
1. Tahap persiapan anggaran.
Dilakukan dengan cara menentukan berapa anggaran yang diperlukan untuk pengeluaran
yang tentunya disesuaikan dengan penaksiran pendapatan yang diperoleh secara akurat.
2. Tahap ratifikasi anggaran.
Melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak
hanya memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political skill, salesmanship,
dan coalition building yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari
eksekutif sangat penting dalam tahap ini.
3. Tahap pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan
publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi
telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik,
maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak
masalah.

4. Jenis-Jenis Anggaran
A. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara
berkembang saat ini. Terdapat ciri-ciri dalam pendekatan ini, yaitu :
a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism
b. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
c. Cenderung sentralistis
d. Bersifat spesifikasi
e. Tahunan
f. Menggunakan prinsip anggaran bruto.
Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan
besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran
tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana
kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya

5
tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan
penggunaan anggaran.
Incrementalism
Anggaran bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah
rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan
data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau
pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Pendekatan yang semacam ini
tidak saja belum menjamin terpenuhinya kebutuhan rill, namun juga dapat
mengakibatkan kesalahan yang terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena kita tidak
pernah tahu apakah pengeluaran periode sebelumnya yang dijadikan sebagai tahun
dasar penyusunan anggaran tahun ini telah didasarkan atas kebutuhan yang wajar.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep
value for money ini, seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran
yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya
kurang penting dilaksanakaan.
B. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM
Era New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik
yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis,
dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih
mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan
sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal
hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam
manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.
Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing goverment”. Perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:
1. Pemerintah Katalis: fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayan
publik.
2. Pemerintah milik masyarakat: memberdayakan masyarakat daripada melayani.
3. Pemerintah yang Kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik.
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.

6
5. Pemerintah yang berorientasi hasil: membiayai hasil bukan masukan.
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi.
7. Pemerintah wirausaha: mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
8. Pemerintah antisipatif: berupaya mencegah daripada mengobati.
9. Pemerintah desentralisasi: dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja.
10. Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem
prosedur dan pemaksaan).

Referensi:

Sony Yuwono, dkk (2008) Memahami APBD dan Permasalahannya (Panduan Pengelolaan
Keuangan Daerah). Bayumedia Publishing, Edisi Pertama, Malang.

Mardiasmo. (2014). Akuntansi Sektor Publik.. Edisi Lima. Cetakan Keempat. Yogyakarta:
CV.Andi Offset
Abdul, GN. 2011. Penganggaran Sektor Publik, (online).
http://karangtangis.blogspot.com/2011/02/penganggaran-sektor-publik_01.html.
Diakses pada tangal 9 Oktober 2011.

Adi K., Taufan. 2009. Akuntansi Manajemen Sektor Publik, (online).


http://sijenius.wordpress.com/2009/05/08/akuntansi-manajemen-sektor-publik/.
Diakses pada tangal 9 Oktober 2011.

Anonim. 2011. Anggaran Sektor Publik, (online).


http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik. Diakses pada tangal 9 Oktober
2011.

Dewi, Siswidya. 2010. Anggaran Sektor Publik, (online).


http://siswidya.blogspot.com/2010/11/anggaran-sektor-publik.html. Diakses pada
tangal 9 Oktober 2011.

Satria, Yudhistira. 2008. Jenis Anggaran Sektor Publik, (online).


http://yudhistirasatriapamungkas.blogspot.com/2008/06/jenis-jenis-anggaran-sektor-
publik.html. Diakses pada tangal 9 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai