Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATERI KULIAH

PELAPORAN KORPORAT

Penyajian Laporan Keuangan

Dosen Pengampu:

Dr. Sari Atmini, M.Si, Ak. CA

Disusun Oleh :

Ilham Cahyono Puspoyudho

(200020113111002)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020
1. Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan
 Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas.
 Tujuan laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
 Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan
menyajikan informasi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik dan aruskas.

Komponen Laporan Keuangan

 Laporan Posisi Keuangan(neraca pada akhir periode)


 Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode.
 Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
 Laporan Arus Kas selama periode
 Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informs penjelasan lain.
 Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
 Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan
keutamaan yang sama
 Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penya jian
laporan keuangan,
2. Kebijakan Akuntansi dan Estimasi Akuntansi
Jika estimasi atas jumlah yang dilaporkan dalam periode interim berubah secara signifi
kan selama periode interim terakhir dari tahun buku tetapi laporan keuangan terpisah
tidak diterbitkan untuk periode interim terakhir tersebut, maka sifat dan jumlah dari
perubahan estimasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahunan untuk
tahun buku tersebut. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan mensyaratkan pengungkapan sifat dan (jika dapat
dipraktikkan) jumlah perubahan estimasi yang memiliki baik dampak material dalam
periode berjalan maupun diperkirakan memiliki dampak material dalam periode
selanjutnya. Contohnya termasuk perubahan estimasi dalam periode interim terakhir yang
berkaitan dengan penurunan persediaan, restrukturisasi, atau rugi penurunan nilai yang
dilaporkan dalam periode interim yang lebih awal dalam tahun buku tersebut.
Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf sebelumnya konsisten dengan persyaratan
PSAK 25 (revisi 2009) dan dimaksudkan untuk mempersempit ruang lingkup hanya
terkait dengan perubahan estimasi. Entitas tidak disyaratkan untuk memasukkan
informasi keuangan periode interim tambahan dalam laporan keuangan tahunan.

3. Kesalahan Periode Sebelumnya


Perubahan kebijakan akuntansi, selain yang diatur dalam ketentuan transisi suatu PSAK
baru, dicerminkan dengan:
 penyajian kembali laporan keuangan interim periode lalu dalam tahun keuangan
berjalan dan periode interim komparatif dalam setiap tahun keuangan lalu yang
akan disajikan kembali dalam laporan keuangan tahunan sesuai dengan PSAK 25
(revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.
 jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif pada awal tahun keuangan
dari penerapan kebijakan akuntansi baru untuk semua periode lalu, maka
dilakukan penyesuaian laporan keuangan periode interim lalu dalam tahun
keuangan berjalan, dan periode interim komparatifnya dalam tahun keuangan lalu
untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal
praktis paling awal.
Sebuah tujuan dari prinsip sebelumnya adalah untuk memastikan bahwa kebijakan
akuntansi yang sama diterapkan untuk suatu jenis transaksi tertentu selama satu tahun
keuangan secara keseluruhan. Berdasarkan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi
dicerminkan dalam penerapan retrospektif, dengan penyajian kembali data keuangan
periode lalu sejauh hal ini praktis. Namun, jika tidak praktis untuk menentukan jumlah
penyesuaian kumulatif yang terkait dengan tahun keuangan lalu, maka berdasarkan
PSAK 25 (revisi 2009) kebijakan akuntansi baru tersebut diterapkan secara prospektif
sejak tanggal praktis paling awal. Dampak dari prinsip di paragraf 43 adalah
mensyaratkan bahwa dalam suatu tahun keuangan berjalan setiap perubahan kebijakan
akuntansi yang diterapkan baik secara retrospektif atau (jika tidak praktis) secara
prospektif, sejak tanggal yang tidak lebih awal dari awal tahun keuangan.
4. Pihak-Pihak Berelasi
Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam
menyiapkan terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya
 Memungkinkan kesepakatan yang tidak dapat diberikan kepada pihak yang tidak
memiliki hubungan istimewa kepada pihak yang tidak memiliki hubungan
istimewa.
 Tidak kharus ada transaksi tetapi keberadaannya dapat mempengaruhi transaksi.
Pengaruh Transaksi, Saldo, komitmen
 Pihak berelasi diarahkanpada substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk
hukum
 Pihak mempengaruhi penilaian: Operasi entitas Risiko kesempatan

Bukan Pihak-Pihak Berelasi

 Pelanggan, Pemasok, Pemegang Hak Waralaba, Distributor


 Entitas Pelayanan Publik, Penyandang Dana dan Serikat dagang
5. Laba Per Saham
Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar atas laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba atau
rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham
biasa tersebut.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode.
Tujuan informasi laba per saham dasar adalah menyediakan ukuran mengenai hak setiap
saham biasa entitas induk atas kinerja entitas selama periode pelaporan.
Entitas menghitung laba per saham dilusian untuk jumlah laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba atau
rugi dari operasi normal berkelanjutan yang diatribusikan kepada pemegang saham
tersebut.
Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas melakukan penyesuaian
terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas
induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang bereda ratas dampak dari semua efek
yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutif.
Tujuan dari laba per saham dilusian sejalan dengan laba per saham dasar, yaitu untuk
menyediakan ukuran mengenai hak setiap saham biasa atas kinerja entitas, dengan
memperhitungkan dampak dari semua efek yang mempunyai potensi saham biasa yang
bersifat dilutif yang beredar selama periode tersebut. Oleh karena itu:
(a) laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk
ditambah dengan dividen dan bunga setelah pajak yang diakui pada periode terkait
dengan efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif, dan disesuaikan dengan
perubahan lain dalam penghasilan atau beban yang berasal dari konversi efek yang
mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutive.
(b) jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar ditambah dengan jumlah rata-
rata tertimbang tambahan saham biasa yang seolah-olah telah beredar dengan asumsi
adanya konversi semua efek yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutif.
6. Penyajian Laporan Keuangan Interim
Laporan interim mencakup laporan keuangan (ringkas atau lengkap) untuk periode-
periode sebagai berikut:
(a) laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi
keuangan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya.
(b) laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif
untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi
komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan (periode
berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya.
Sebagaimana diperkenankan oleh PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan,
laporan keuangan interim untuk setiap periode dapat menyajikan satu laporan laba rugi
komprehensif, atau satu laporan laba rugi terpisah dan satu laporan yang dimulai dengan
laba rugi dan menunjukkan pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi
komprehensif).
(c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan
tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk periode awal tahun
buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun keuangan sebelumnya.
(d) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal
interim, dengan laporan arus kas komparatif periode awal tahun buku sampai tanggal
pelaporan interim dari tahun buku sebelumnya.
7. Penyajian Laporan Keuangan ekonomi hiperinflasi
Pertimbangan diperlukan dalam penentuan kapan penyajian kembali laporan keuangan
perlu dilakukan sesuai dengan pernyataan ini. Karakteristik dari lingkungan ekonomi
suatu negara yang merupakan indikasi bahwa negara tersebut mengalami hiperinflasi
antara lain: (a) penduduknya lebih memilih untuk menyimpan kekayaan mereka dalam
bentuk aset nonmoneter atau dalam mata uang asing yang relatif stabil. Jumlah mata uang
lokal yang dimiliki segera diinvestasikan untuk mempertahankan daya beli;
(b) penduduknya mempertimbangkan jumlah moneter bukan dalam mata uang lokal
tetapi dalam mata uang asing yang relatif stabil. Harga-harga mungkin dikuotasikan
dalam mata uang asing tersebut;
(c) harga yang berlaku dalam penjualan dan pembelian secara kredit ditentukan dengan
memasukkan faktor ekspektasi hilangnya daya beli selama periode kredit, bahkan jika
periode kreditnya singkat;
(d) suku bunga, upah dan harga dikaitkan dengan indeks harga
(e) tingkat inflasi kumulatif selama tiga tahun mendekati atau melebihi 100%.
Semua entitas yang menyusun laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi
yang sama dianjurkan menerapkan Pernyataan ini dari tanggal yang sama. Namun,
Pernyataan ini diterapkan atas laporan keuangan setiap entitas sejak awal periode
pelaporan ketika entitas mengidentifikasi adanya hiperinflasi di negara yang mata
uangnya digunakan oleh entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai