Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP CARING DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Dosen Pembimbing : Ns. Yulidian Nurpratiwi, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

Andika Septiana Efendi


Jaelani
Mahrifatullah
Nabri Aditia Mukti
Yudiansyah

PROGRAM STUDI NERS (AKADEMIK)


INSTITUT MEDIKA DRG. SUHERMAN (IMDS)
TAHUN 2021
LAPORAN PEDAHULUAN

1. Pengertian Caring
Florence nightingale (1860):
Caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan klien dlm membantu
penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada
klien.
• Delores gaut (1984)
Caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada 3 makna dimana ketiganya
tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
• Crips dan Taylor (2001) :
Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang
berpikir, merasakan, & berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.
• Rubenfild (1999) :
Caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga, dan
kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
• Jean watson (1985) :
Caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan
meningkatkan martabat manusia.
Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau
perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan
untuk meningkatkan kondisi manusia atau kehidupan. Marriner-Tomey, 1994
dalam Anjaswarni, menjelaskan caring adalah esensi dari keperawatan yang
berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat
membantu partisipasi klien, membantu klien memperoleh pengetahuan, dan
meningkatkan kesehatan. Sedangkan Chitty, 1997 dalam Anjaswarni, 2005
menguraikan bahwa profesional caring adalah seseorang yang memperhatikan,
mengurus, dan menyediakan atau memberikan bantuan kepada orang lain. Dia
menjelaskan bahwa penekanan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang
bersifat humanistik, yang didasarkan pada pandangan hubungan profesional manusia
kepada manusia daripada perawat kepada pasien, dan pengalaman pasien adalah
aspek penting dalam keperawatan humanistik.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku caring perawat
adalah sifat dasar perawat sebagai manusia untuk membantu,
memperhatikan, mengurus, dan menyediakan bantuan, serta memberi dukungan
untuk kemandirian klien melalui hubungan perawat-klien yang terapeutik, dan
merupakan intervensi keperawatan dalam rangka mencapai derajat kesejahteraan
yang lebih tinggi dengan penuh perasaan berdasarkan kemanusiaan dan aspek
moral. Dengan caring ini memungkinkan terjalinnya hubungan dan intervensi
terapeutik antara perawat-klien. Caring merupakan dasar dalam melaksanakan praktik
keperawatan profesional untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan
memberikan kepuasan kepada klien.

2. Konsep Implementasi Perilaku Caring Perawat


Implementasi perilaku caringperawat digambarkan dalam sepuluh perilaku caring
perawat yang terdiri dari :
a. Mendengar dengan perhatian
b. Memberi rasa nyaman
c. Berkata jujur
d. Memiliki kesabaran
e. Bertanggung jawab
f. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
g. Memberi sentuhan
h. Memajukan sensitifitas
i. Menunjukkan rasa hormat pada klien
j. Memanggil klien dengan namanya
(Bidang Keperawatan RSUP Sanglah Denpasar, 2011)

3. Penerapan Caring dalam Hubungan Kolaboratif Strategi


a. Memahami diri dan orang lain
b. Belajar menghargai dan mengelola perbedaan.
c. Tingkatkan kmampuan mengatasi konflik
d. Upayakan untuk menciptakan win solution.
e. Kuasai ketrampilan interpersonal.
f. Pahami bahwa kolaborasi merupakan sbuah proses / perjalanan.
g. Ciptakan kegiatan multi disiplin.
h. Hargai bahwa kolaborasi dpt tjd scr spontan.
i. Seimbangkan antara otonomi & kesatuan.
j. Kolaborasi tidak selalu perlu utk setiap keputusan.

4. Pengertian Komuniksi Terapeutik


a. Proses dimana perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien
(Potter & Perry, 2005)
b. Proses memfokuskan pada klien namun direncanakan dan dipimpin oleh seorang
profesional (Keltner, 1991)

5. Hubungan Terapeutik Perawat-Klien


a. Hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik.
b. Merupakan pengalaman belajar bersama dan pengalaman untuk mempertahankan
emosi pasien.
c. Perawat menggunakan dirinya sendiri dan tehnik pendekatan yang khusus untuk
memberikan pengertian dan merubah perilaku pasien
d. Hubungan interaksi yang mempunyai sifat menyembuhkan
e. Perawat mendorong klien untuk mengidentifikasi masalah pemecahan

6. Tujuan Hubungan Terapeutik (Stuart & Sundeen, 1995)


a. Meningkatkan kesadaran diri, penerimaan dan penghargaan diri.
b. Meningkatkan pengertian yang jelas tentang identitas diri dan integrasi diri.
c. Mampu membina hubungan intim, interdependen, interpersonal dan dengan
menerima dan memberi kasih sayang.
d. Meningkatkan fungsi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
pribadi yang realistis.

7. Fase-Fase Komunikasi Terapeutik


a. Fase Pra interaksi
Merupakan fase di mana perawat belum bertemu dengan klien
Tugas perawat : Mendapatkan informasi tentang klien (dari medical record atau
sumber lainnya), Mencari literatur yg berkaitan dengan masalah yg dialami klien,
Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri, Menganalisis kekuatan dan
kelemahan profesional diri, Membuat rencana pertemuan dengan klien
 Tipe spesifik data yang akan dicari
 Metode yang tepat untuk wawancara
 Setting ruangan/waktu yang tepat
b. Fase Orientasi/Perkenalan
Merupakan fase di mana perawat pertama kali bertemu dengan klien, membangun
iklim percaya, memahami penerimaan dan komunikasi terbuka, memformulasikan
kontrak dengan klien
Tugas Perawat adalah: Melakukan kontrak dengan klien, komponen kontrak: Nama
perawat atau klien, Peran yang diharapkan dari perawat dan klien, Tanggung jawab
dari perawat dan klien Tujuan Kerahasiaan Harapan Topik/Kegiatan Waktu
dilakukannya interaksi
c. Fase Interaksi/kerja
Merupakan fase di mana klien memulai kegiatan
Tugas Perawat: Melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra
interaksi, perawat mengeksplorasi stressor yang tepat dan mendorong perkembangan
wawasan diri yang dihubungkan dengan persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan
klien, Perawat menolong klien untuk mengatasi cemas, meningkatkan kemandiriran
dan tanggung jawab terhadap diri, mengembangkan mekanisme koping konstruktif
d. Fase Terminasi
Merupakan fase di mana perawat akan menghentikan interaksinya dengan klien, fase
ini bisa menjadi terminasi sementara atau terminasi akhir.
Tugas Perawat: Mengeevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara
kognitif, psikomotor maupun adektif, Merencanakan tindak lanjut dengan klien,
Melakukan kontak, Mengakhiri terminasi dengan cara yang baik, Bersama klien dan
perawat mengulangi kemajuan yang dibuat selama penanganan dan tercapainya
tujuan spesifik, Perasaan ditolak, kehilangan, sedih dan marah diekspresikan
deksplorasi.

8. Faktor-Faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik


a. Perkembangan
b. Persepsi
c. Nilai
d. Latar belakang sosial budaya
e. Emosi
f. Jenis kelamin
g. Pengetahuan
h. Pesan dan hubungan
i. Lingkungan
j. Jarak

9. Pengkajian
Pada pasien dengan Diagnosa : Gatritis
Pengkajian
a. Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi identitas pasien (umur, jenis
kelamin) dan penanggung jawab, pengumpulan data seperti keluhan utama yang
dirasakan pasien, pola makan (diet), perokok, alkoholik, minum kopi, penggunaan
obat-obatan tertentu.
b. Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan keluarga adanya penyakit keturunan
atau tidak, riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit yang dialami saat ini adanya
alergi obat atau makanan.
c. Riwayat penyakit dahulu meliputi apakah pasien tersebut pernah opname atau tidak
sebelumnya penyakit apa yang pernah diderita sebelumnya.
d. Riwayat psikososial pasien : biasanya ada rasa stress , kecemasan yang sangat
tinggi yang dialami pasien menegnai kegawatan pada saat krisis.
e. Pola fungsi kesehatan
1) Pola nutrisi makan, minum, porsi , keluhan
Gejala : Nafsu makan menurun, adanya penurunan berat badan, mual, muntah.
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi frekuensi,
warna, konsisisten dan keluhan yang dirasakan.
Gejala : BAB berwarna hitam, lembek.
f. Pola kebersihan diri
Pola ini membahas tentang kebersihan kulit, kebersihan rambut, telinga, mata, mulut,
kuku.
g. Pola pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan
h. Pola kognitif- persepsi sensori
Keadaan mental yang di alami, berbica, bahasa, ansietas, pendengaran, penglihatan
normal atau tidak.
i. Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran diri.
j. Pola koping dan nilai keyakinan

Pengkajian Fisik
1) Keadaan umum klien
2) Tingkah laku klien
3) Berat badan ( mengalami penurunan berat badan ) dan tinggi badan klien
4) Pengkajian fisik: Secara subyektif dijumpai keluhan pasien berupa : nyeri
epigastrium, perut lembek, kram, ketidakmampuan mencerna, mual, muntah.
Sedangkan secara obyektif dijumpai: tanda-tanda yang membahayakan, meringis,
kegelisahan, atau merintih, perubahan tanda- tanda vital, kelembekan daerah
epigastrium, dan penurunan peristaltik, erythema palmer, mukosa kulit basah
tanda-tanda dehidrasi.

Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan darah
2) Radiologi
3) Endoskopi
4) Histopatologi

a. Menentukan kemampuan seseorang


b. Mengevaluasi data tentang status mental pasien
c. Mengevaluasi kemampuan pasien
d. Mengobservasi apa yang terjadi pada pasien
e. Mengidentifikasi tingkat perkembangan pasien
f. Menentukan apakah pasien memperlihatkan sikap verbal dannon verbal
g. Mengkaji tingkat kecemasan pasien

DS :
a) Klien mengatakan nyeri di bagian perut
b) Klien merasa mual, muntah
c) Klien mengatakan tidak tahu penyakit apa yang dideritanya
DO :
a) Klien tampak meringis kesakitan, tampak gelisah,
b) Klien tampak lemas
c) Klien tampak kebingungan
10. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut b.d agen cidera fisik (inflamasi, mukosa lambung teriritasi)
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrisi yang
tidak adekuat.
c) Defisiensi pengetahuan b.d (penatalaksanaan diet dan proses penyakit)
(Nic-Noc, 2015 dan SDKI, 2017)
11. Intervensi keperawatan
a. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan pasien
b. Bantu pasien agar dapat menerima pengalaman yang pernah dirasakan
c. Tingkatkan harga diri pasien
d. Berikan support
e. Ajak perawat dan pasien sepakat mengadakan komunikasi secara terbuka

Dx. Nyeri Akut


1) Lakukan pengkajian nyeri
Rasional : memberikan informasi nyeri yang dirasakan klien untuk tidakan
selanjutnya
2) Ajarkan tentang teknik non farmakologi (relaksasi dan distraksi)
Rasional : relaksasi dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami
3) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
Rasional : proses penyembuhan atau pemulihan rasa nyeri
(Nic-Noc, 2015 & SIKI, 2018)
Dx. Ketidakseimbangan nutrisi
1) Kaji/identifikasi adanya alergi, dan intoleransi makanan
Rasional : mengetahui kendala asupan nutrisi yang dibutuhkan klien dan untuk
tindak lanjut suatu tindakan
2) Kaji/identifikasi makanan yang disukai
Rasional : makanan yang disukai dapat menambah nafsu makan klien
3) Lakukan oral hygiene sebelum makan
Rasional : sebagai menambah nafsu makan dan membersihkan kotoran dimulut
4) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Rasional : dapat memberikan pengetahuan pentingnya nutrsi bagi tubuh
5) Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh
(Nic-Noc, 2015 & SIKI 2018)
Dx. Defisiensi Pengetahuan
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit yang
spesifik
Rasional : Mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan klien
2) Jelaskan proses terjadinya suatu penyakit dan tanda gejala untuk menanmbah
pengetahuan klien
Rasional : Menambah ilmu pengetahuan tentang penyakit yang diderita klien.
(Nic-Noc, 2015 & SIKI, 2018)

Daftar Pustaka
Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep. Kom, 2017
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Nanda Nic-Noc. Mediaction Publishing : Jogjakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. PPNI : Jakarta
Selatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. PPNI: Jakarta
Selatan
KEPERAWATAN DASAR PROFESI
TELAAH DENGAN MENGGUNAKAN PICOT KONSEP CARING DAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Dosen Pembimbing : Ns. Yulidian Nurpratiwi, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

Andika Septiana Efendi


Jaelani
Mahrifatullah
Nabri Aditia Mukti
Yudiansyah

PROGRAM STUDI NERS (AKADEMIK)


INSTITUT MEDIKA DRG. SUHERMAN (IMDS)
TAHUN 2021
TELAAH JURNAL

1. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Keperawatan


Judul Artikel : Penerapan KomunikasiTerapeutik Mahasiswa Keperawatan Dalam
Praktek Klinik Keperawatan Dasar di Rumah Sakit.
No : ISBN: 978-602-6697-43-1
Volume :-
Penulis : Etlidawati dan Kris linggardin
No. Kriteria Jawaban Pembenaran & Critical thinking
1 P Ya Komunikasi terapeutik merupakan
(Problem &
Population)
suatu kegiatan yang harus dilakukan
perawat setiap kali berinteraksi dengan
pasien, merupakan cara utama dalam
mengimplemntasikan proses asuhan
keperawatan. Tingkat kepuasan pasien
sangat tergantung pada bagaimana faktor
komunikasi perawat dapat terpenuhi
misalnya: mutu informasi yang diterima.
Dalam proses komunikasi terapeutik
apabila dilaksanakan tidak sesuai dengan
elemen dalam komunikasi, maka yang
dihasilkan adalah respon ketidakpuasan
dari klien.
Untuk mencegah terjadinya
kembali permasalahan seperti yang di
atas yaitu kesalahan dalam perawatan
kesehatan yang dapat memperburuk
keadaan klien dan ketidakpuasan klien
akan pelayanan keperawatan akibat
penerapan komunikasi terapeutik yang
buruk karena kurangnya kemampuan
berkomunikasi secara terapeutik,
sehingga perlulah dilakukan penelitian
tentang kemampuan komunikasi
terapeutik mahasiswa keperawatan
dalam penerapan komunikasi terapeutik
dalam praktek keperawatan dasar
Desain penelitian deskriptif
analitik. Jenis penelitian non eksperimen
dengan pendekatan cross sectional studi.
Populasi disini mahasiswa semester III
yang praktek klinik keperawatan dasar
Dengan jumlah sampel 40 responden
sesuai kriteria. Teknik samplingnya
adalah purposive sampling. Dan data
dianalisis mengunakan uji statistic chi
square. dengan pendekatan cross
sectional study dengan teknik purposive
sampling.
2 I Ya Data diperoleh dengan memberikan
(Intervention)
lembaran kuosioner dan melakukan
observasi dalam praktek komunikasi.
Hasil penelitian didaptkan sebagaian
besar berjenis kelamin perempuan yaitu
32 responden dengan 80 % dan umur
yang sebagain besar berkisar > dari 20
Tahun.
3 C Ya Pada hasil penelitian didapatkan
(Comparation)
hasil analisis hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan
komunikasi terapeutik diperoleh bahwa
ada sebanyak 4 (33,3%) yang kurang
pengetahuannya tindakan komunikasi
terapeutiknya sempurna. Serta ada
sebanyak 25 (89,%) pengetahuannya
baik sempurna dalam melakukan
komunikasi terapeutik. Hasil uji statistic
diperoleh nilai p value = 0,001, maka
dapat disimpulkan ada hubungan antara
pengetahuan dengan komunikasi
terapeutik.
Komunikasi terapeutik tidak hanya
untuk memberikan terapi pengobatan
dan pemberian informasi ,akan tetapi
juga untuk membantu pasien
memperjelas, mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah
situasi yang ada bila pasien percaya pada
hal yang diperlukan. Kedua untuk
mengurangi keraguan, membantu dalam
hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
Ketiga mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik dan dirinya sendiri
dalam hal peningkatan derajat kesehatan,
keempat mempererat hubungan atau
interaksi antara klien dengan terapis
( Tenaga kesehatan ) secara professional
dan proporsional dalam rangka
membantu penyelesaian masalah pasien (
Mundakir,2006)
Berdasarkan hasil analisis
hubungan sikap dengan tindakan
komunikasi terapeutik diperoleh bahwa
ada sebanyak 1 (16,7%) yang sikapnya
kurang baik tindakan komunikasinya
sempurna. Serta sebanyak 28 (82,4%)
sikap baik sempurna dalam penerapan
komunikasi terapeutik. Hasil uji statistic
diperoleh nilai p value = 0,005, maka
dapat disimpulkan ada hubungan antara
sikap dengan tindakan komunikasi
terapeutik oleh mahasiswa dalam praktek
keperawatan dasar.
Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi professional yang mengarah
pada tujuan penyembuhan pasien. Sikap
merupakan reaksi atau respons seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu
stimulasi atau objek ( Nursalam, 2015 ).
Cara bersikap individu mencerminkan
dan menggambarkan kepribadian
manusia dalam aktivitas komunikasi
terapeutik, sikap yang ditunjukkan oleh
perawat menjadi salah satu strategi
menghadapi klien dalam perawatan
medis. Tugas pelayanan perawat dituntu
untuk hadir secara utuh baik fisik
maupun psikologis. Sebagai perawat
tidak hanya memiliki kecakapan
berkomunikasi dengan klien tetapi
bagaimana sikap positif yang ditunjukan
penampilan secara nyata menjadi bagian
penting dalam menerapkan komunikasi
terapeutik (Lalongkoe & Edison, 2014 )
4 O Ya Berdasarkan hasil analisa data
(Outcome)
tentang penerapan komunikasi terapeutik
oleh mahasiswa dimana tingkat
pengetahuan komunikasi terapeutik
sebagai besar memiliki pengetahuan
pada ketegori baik 70 % dan paling
sedikit adalah kategori kurang baik
30%. Hasil ini menunjukan bahwa
pengetahuan mahasiswa keperawatan
yang melaksanakan praktek keperawatan
dasar tidak ada yang tidak baik. Hal ini
disebabkan karena mahasiswa masih
ingat, sebelumnya sudah pernah
mendapatkan materi. Sedangkan untuk
hasil sikap komunikasi terapeutik
mahasiswa di bahwa sikap komunikasi
mahsiswa di kategorikan baik 85 % dan
hanya 15 % yang dikategorikan kurang
baik .

5 T Ya Dilakukan pada tahun 2019 di rumah


(Time) sakit

No Item Ringkasan Jurnal Analisis


1 Abstrak Komunikasi terapeutik Berdasarkan hasil
merupakan suatu kegiatan yang telaah dari kelompok kami
harus dilakukan perawat setiap bahwa abstrak dari jurnal
kali berinteraksi dengan pasien, tersebut sudah menjelaskan
merupakan cara utama dalam yang melatarbelakangi dari
mengimplemntasikan proses masalah tersebut, hanya saja
asuhan keperawatan. Penelitian tidak menampilkan dari
ini bertujuan untuk variabel sikap untuk analisa
mengidentifikasi kemampuan bivariat. Di abstrakak hanya
komunikasi terapeutik mahasiswa memberitahukan atau
keperawatan pada praktek terdapat variabel
keperawatan dasar di rumah sakit pengetahuannya saja untuk
yang digunakan waktu mahasiswa analisa bivariat.
praktek early exsposure
2 Latar Untuk mencegah terjadinya Menurut dari telaah
Belakang kembali permasalahan seperti kami latar belakang dari
yang di atas yaitu kesalahan jurnal tersebut akurat dan
dalam perawatan kesehatan yang relevan. Tersusun secara
dapat memperburuk keadaan klien sistematis dan cukup jelas
dan ketidakpuasan klien akan sehingga layak untuk diteliti
pelayanan keperawatan akibat dan menjadi tantangan
penerapan komunikasi terapeutik sendiri untuk seorang
yang buruk karena kurangnya perawat memiliki
kemampuan berkomunikasi pengetahuan dan sikap
secara terapeutik, sehingga dalam hal berkomunikasi
perlulah dilakukan penelitian dengan klien.
tentang kemampuan komunikasi
terapeutik mahasiswa
keperawatan dalam penerapan
komunikasi terapeutik dalam
praktek keperawatan dasar.
3 Metodeol Jenis penelitian non Metodelogi dari
ogi eksperimen dengan pendekatan penelitian tersebut menurut
cross sectional studi. Populasi kelompok kami sudah sesuai
disini mahasiswa semester III dari segi instrumen,
yang praktek klinik keperawatan perlakuan, analisis dan
dasar. Dengan teknik sampelnya sudah sesuai.
samplingnya adalah purposive
sampling. Dan data dianalisis
mengunakan uji statistic chi
square .
4 Hasil Berdasarkan hasil analisa Menurut kami hasil
data tentang penerapan yang disajikan dari
komunikasi terapeutik oleh penelitian tersebut menarik,
mahasiswa dimana tingkat mudah dipahami, dan sangat
pengetahuan komunikasi bermanfaat.
terapeutik sebagai besar memiliki
pengetahuan pada ketegori baik
70 % dan paling sedikit adalah
kategori kurang baik 30%.
Sedangkan untuk hasil sikap
komunikasi terapeutik mahasiswa
di bahwa sikap komunikasi
mahsiswa di kategorikan baik 85
% dan 15% yang kurang baik.
hasil analisis hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan
komunikasi terapeutik diperoleh
bahwa ada sebanyak 4 (33,3%)
yang kurang pengetahuannya
tindakan komunikasi
terapeutiknya sempurna. Serta ada
sebanyak 25 (89,%)
pengetahuannya baik sempurna
dalam melakukan komunikasi
terapeutik.
Hasil uji statistic diperoleh
nilai p value = 0,001. hubungan
sikap dengan tindakan
komunikasi terapeutik diperoleh
bahwa ada sebanyak 1 (16,7%)
yang sikapnya kurang baik
tindakan komunikasinya
sempurna. Serta sebanyak 28
(82,4%) sikap baik sempurna
dalam penerapan komunikasi
terapeutik. Hasil uji statistic
diperoleh nilai p value = 0,005.
5 Pembaha Pengetahaun akan Menurut kami semua
san mempengaruhi seseorang untuk konsep atau teori yang
mengirimkan pesan, misalnya dicantumkan peneliti sesuai
untuk memilih kata – kata dan mendasari penelitian ini,
menentukan saat pesan harus mulai dari pembahasan,
disampaikan serta terdapatnya perbandingan
mengembangkan berbagai teknik dari penelitian lain. Tidak
komunikasi verbal dan non verbal ada penelitian sejenis lain
( Rismalinda,2016 ) yang kami temukan,
memang dari penelitian ini
hanya terdapat 2 aspek atau
variabel independen sebagai
pembanding dari
komunikasi terapeutik yaitu
pengetahuan dan sikap.
6 Kesimpul Sebagai besar mahasiswa Menurut kami
an keperawatan semester III dalam kesimpulan sudah sesuai
tindakan komunikasi terapeutik dengan tujuan hanya saja
dalam melaksanakan praktek masih ada sedikit yang
keperawatan dasar mempunyai kurang, dimana tertera tidak
pengetahuan yang baik tentang ada variabel pengetahuan
komunikasi terapeutik yaitu 70 yang memiliki hubungan
%, untuk sikap dalam dengan komunikasi
berkomunikasi sebagain besar terapeutik.
baik yaitu 85% dan tindakan
dalam komunikasi terapeutik
sebagai responden sempurna
72%. Ada hubungan antara sikap
dengan tindakan komunikasi
terapeutik oleh mahasiswa dalam
praktek keperawatan dasar.
7 Implikasi Penelitan ini bermanfaat dan Menurut kami
tentunya sangat bisa di penelitian ini merupakan
aplikasikan oleh seorang perawat fundamental atau menjadi
kepada pasien. Kesalahan dalam dasar untuk menjadi seorang
perawatan kesehatan yang dapat perawat sehingga sangat
memperburuk keadaan klien dan bermanfaat untuk di
ketidakpuasan klien akan implementasikan kepada
pelayanan keperawatan akibat pasien. Saran dari kami,
penerapan komunikasi terapeutik semoga seluruh perawat di
yang buruk karena kurangnya indonesia mampu
kemampuan berkomunikasi menerapkan, menjiwai, dan
secara terapeutik meningkatkan fungsi dan
perannya sebagai seorang
perawat salah satunya
dengan memiliki
pengetahuan, sikap dan
berkomukikasi dengan baik.

2. Nama Jurnal :
Judul Artikel :
No :
Volume : :
Penulis :
No. Kriteria Jawaban Pembenaran & Critical thinking
1 P Ya Ada banyak perhatian dan
(Problem & kepedulian perawat dalam berbagai
Population) literatur, dan perhatian diberikan
- Masalah yang berfokus pada pentingnya merawat
diangkat penulis pasien tidak hanya untuk kepada pasien,
jurnal tetapi juga seperti pentingnya perawat
- Populasi penelitian
dalam menempatkan kepedulian peran
profesional mereka. 1500 perawat yang
telah melaksanakan hubungan pusat
perawatan model praktek profesional.
Sebagian besar perawat adalah wanita.
2 I Ya Penerapan model praktek
(Intervention) profesional bagi perawat yang telah 6
- Tindakan yang bulan melaksanakan model praktek
dilakukan dalam profesional tersebut. Dimana untuk
penelitian meningkatkan pelayanan caring terhadap
pasien dengan perawatan di rumah sakit.
Perawat yang telah melaksanakan model
praktek profesional diberikan kuasioner
untuk mengukur persepsi perilaku caring
perawat dengan menggunakan Caring
Behavior Inventory (CBI). CBI-24 telah
menunjukkan validitas konvergen dan
baik keandalan tes-tes ulang (r= 0.82
untuk perawat)
3 C Penerapan model praktek profesional
(Comparation) dilaksanakan 3 bulan setelah perawat
- Pembanding antara melaksanakan hubungan baru model praktek
jurnal satu dengan profesional. Peneliti sebelumnya
yang lainnya menggunakan konsistensi dengan Cronbach
- Pembanding Alpha berkisar 0,92-0,96.
tindakan yang
dilakukan

4 O Dari 1500 perawat menunjukkan


(Outcome) tingkat respon adalah 35%. perawat memiliki
- Hasil penelitian persepsi tinggi terhadap perilaku caring. Skor
untuk skala tinggi: Kehadiran skor 5,56;
pengetahuan dan keterampilan skor adalah
5,66. deferensi hormat kepada yang lainnya
skornya adalah 5,54; hubungan yang positif
skornya adalah 5,34.
5 T Perawat yang telah melakukan
(Time) hubungan baru model praktek profesional
- Kapan penelitian selama 6 bulan.
dilakukan

No Item Ringkasan Jurnal Analisis


1 Abstrak Ada banyak perhatian dan Berdasarkan hasil
kepedulian perawat dalam telaah dari kelompok kami
berbagai literatur, dan perhatian bahwa abstrak dari jurnal
diberikan berfokus pada tersebut sudah menjelaskan
pentingnya merawat pasien tidak yang melatarbelakangi dari
hanya untuk kepada pasien, tetapi masalah tersebut.
juga seperti pentingnya perawat
dalam menempatkan kepedulian
peran profesional mereka. 1500
perawat yang telah melaksanakan
hubungan pusat perawatan model
praktek profesional. Sebagian
besar perawat adalah wanita.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya
tentang persepsi perawat tentang
caring. Seperti sebelumnya
penelitian aspek perawatan yang
lebih dapat diamati menerima
peringkat yang lebih tinggi.
Beberapa faktor mungkin telah
berkontribusi pada hasil skor
tinggi pada perilaku caring,
termasuk penerapan model praktik
profesional itu komponen utama
perawatan yang ditargetkan secara
khusus dalam penyediaan
perawatan pasien langsung.
Peserta sudah tinggi persepsi
perilaku peduli di semua bidang
yang dinilai: jaminan kehadiran
manusia, pengetahuan dan
keterampilan, rasa hormat kepada
orang lain, dan hubungan positif.
2 Latar Dalam penelitian Menurut dari telaah
Belakang sebelumnya, perawat sangat kami latar belakang dari
mementingkan aspek ekspresif jurnal tersebut akurat dan
dari kepedulian, misalnya, relevan. Tersusun secara
mendengarkan pasien, sistematis dan cukup jelas
membangun kepercayaan, dan sehingga layak untuk diteliti
yang kurang bisa diamati aspek dan menjadi tantangan
perawatan, misalnya, pemantauan sendiri
pasien (O'Connell & Landers,
2008; Tucker, Brandling, & Fox,
2009).
3 Metodeol Desain deskriptif Metodelogi dari
ogi digunakan; yang Peduli Behavior penelitian tersebut menurut
Inventory (CBI) digunakan untuk kelompok kami sudah
mengukur persepsi perawat sesuai dari segi instrumen,
tentang perilaku peduli. 1500 perlakuan, analisis dan
Perawat Terdaftar (RN) yang sampelnya sudah sesuai.
bekerja sebagai perawat klinis
(terlibat langsung dalam praktik
klinis di unit rawat inap) diundang
untuk ikut. Manajer perawat,
pendidik, dan perawat praktik
lanjutan dikeluarkan. Analisis
menggunakan SPSS terdiri dari
deskriptif statistik untuk variabel
latar belakang. Berarti dan deviasi
standar dihitung untuk CBI skor
total dan subskala. Inventarisasi
Perilaku Peduli (CBI-24) CBI-24
mencakup 24 item yang masing-
masing diukur pada Skala tipe
Likert 6 titik berdasarkan
konseptual definisi asuhan
perawat sebagai proses interaktif
yang terjadi antara perawat dan
pasien. CBI- 24 mengukur
persepsi frekuensi perawatan
perilaku. Skor total berkisar dari 6
hingga 144; lebih tinggi skor rata-
rata menunjukkan frekuensi
kepedulian yang lebih tinggi
perilaku. Skala tersebut memiliki
4 subskala: Assurance of Human
Kehadiran (delapan item),
Pengetahuan dan Keterampilan
(lima item), Hormat kepada Orang
Lain (enam item) dan
Keterhubungan Positif (lima
item). Otorisasi untuk
menggunakan CBI telah
diperoleh. CBI-24 telah
menunjukkan validitas konvergen
dan reliabilitas test-retest yang
baik (r = 0.82 untuk perawat) (Wu
et al., 2006). Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan
konsistensi internal yang tinggi
dengan Cronbach alpha mulai dari
0,92 hingga 0,96 (Burtson &
Stichler, 2010; Palese dkk., 2011;
Papastavrou, Efstathiou, &
Charalambous, 2012; Wu et al.,
2006).
4 Hasil Skor rata-rata untuk semua Menurut kami hasil
subskala juga tinggi: skor rata-rata yang disajikan dari
Jaminan Kehadiran Manusia penelitian tersebut menarik,
adalah 5,56; Skor rata-rata sangat bermanfaat. Hanya
Pengetahuan dan Keterampilan saja sedikit sulit untuk
adalah 5,66; Hormat kepada dimengerti fdan dipahami.
Orang Lain skor rata-rata adalah
5,54 (+ 0,58); dan Positif Skor
rata-rata keterhubungan adalah
5,34 (+ 0,68).
Perawat memiliki persepsi tinggi
terhadap perilaku caring. Nilai
Mean : Kehadiran skor 5,56;
pengetahuan dan keterampilan
skor adalah 5,66. deferensi hormat
kepada yang lainnya skornya
adalah 5,54; hubungan yang
positif skornya adalah 5,34.
5 Pembaha Tinggi peringkat perawat Menurut kami semua
san dalam penelitian ini melebihi konsep atau teori yang
peringkat perawat dalam dicantumkan peneliti sesuai
penelitian sebelumnya (Burtson & dan mendasari penelitian ini
Stitchler, 2010; Palese dkk, 2011).
Ada beberapa faktor yang
mungkin menjadi penyebabnya
terkait dengan skor kepedulian
yang tinggi di antara perawat
dalam sampel ini. Dengan
implementasi PPM pun ada
penekanan yang cukup besar
ditempatkan pada langsung
perilaku kepedulian staf perawat
klinis memberikan perawatan di
samping tempat tidur. Beberapa
program pendidikan berkelanjutan
itu diperkenalkan dan semua
perawat terlibat memahami dan
menerapkan komponen
kepedulian yang melekat dalam
model peduli.
6 Kesimpul Hasil penelitian ini Menurut kami
an konsisten dengan penelitian kesimpulan sudah sesuai
sebelumnya tentang persepsi dengan tujuan.
perawat tentang caring. Beberapa
faktor mungkin telah berkontribusi
pada hasil skor tinggi pada
perilaku caring, termasuk
penerapan model praktik
profesional itu komponen utama
perawatan yang ditargetkan secara
khusus dalam penyediaan
perawatan pasien langsung.
Selanjutnya, di seluruh Penerapan
model praktik profesional ada
banyak perhatian yang diberikan
untuk melanjutkan pendidikan
ditargetkan ke aspek kepedulian,
disediakan baik untuk pemimpin
perawat dan perawat klinis.
7 Implikasi Semua nilai-nilai Menurut kami
kepedulian perawat lebih utama penelitian ini merupakan
kepada pasien. Persepsi perilaku fundamental atau menjadi
peduli yang tinggi, penting untuk dasar untuk menjadi
Interpersonal hubungan yang seorang perawat sehingga
dikembangkan perawat dengan sangat bermanfaat untuk di
pasien harus menjadi yang implementasikan kepada
terdepan dalam pekerjaan yang pasien.
lakukan.
LINK VIDEO KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

Andika Septiana Efendi


Jaelani
Mahrifatullah
Nabri Aditia Mukti
Yudiansyah

Klik link dibawah ini:


https://youtu.be/Sflam4jbh9w
Kelompok 1 tentang konsep caring & komter

Anda mungkin juga menyukai