Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS

Ibu O berusia 33 tahun, dengan pemeriksaan TD : 100/60 mmHg, Suhu 39 0C. Dirawat
dirumah sakit karena mengalami pembengkakan pada tenggorokannya yang mengakibatkan
ia tidak bisa makan dan minum melalui oral. Lakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah pada pasien.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGAKIAN
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. O
Umur : 33 tahun
Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 1 Januari 1988
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Kp. Pulo Panjang RT/RW 001/003
Tanggal masuk : 30 April 2021
No medic : 0069
Diagnosa medic :-
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 40 tahun
Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 09 Mei 1980
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Sudah Menikah
Alamat : Kp. Pulo Panjang RT/RW 001/003
2. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan dirinya mengalami kesulitan untuk menelan sejak 26 april 2021
lalu, karena tenggorokannya mengalami pembengkakan. Dan suhu badannya tinggi
mencapai 390C.
b. Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien tidak mengeluh atau tidak ada tanda dan gejala apa-apa, dapat
bekerja dengan baik.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian oleh perawat terdapat pembengkakan di area tenggorokan
pasien, mengalami kelemahan otot untuk menelan, sehingga tidak mampu makan
dan minum melalui oral. Dan suhu tubuhnya pun meningkat mencapai 390C
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit berat atau kronis, hanya pusing dan
demam biasa.
e. Pola Eliminasi
Saat sakit pasien BAB dengan frekuensi 1 kali perhari, bahkan tidak sama sekali.
BAK berwarna kuning pekat dengan frekuensi 3-4 kali perhari.
f. Pola Makan dan Minuim
Saat sakit pasien kesulitan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dikarenakan kesulitan
untuk menelan karena ada pembengkakan di area tenggorokannya sehingga
mengalami kelemahan otot menelan, dan sekarang BB pasien 45 kg dan TB: 160
cm. BBideal= (TB-100) – (TB-100)10% = (160-100)-(100-160)10% = 60-6 = 54 kg,
jadi idealnya BB paien itu 54 kg. BBnormal= BBI-(10%BBI) = 54-5 = 49 kg, jadi
normalnya BB pasien 49 kg. IMT= BB : (TB 2 (m)) = 45 : (1,6 x 1,6) = 45 : 2,56 =
17,6, nilai tersebut <18,5 hal tersebut menunjukan bahwa pasien tersebut kurus atau
kekurangan gizi, karena normal 18,5-25,0. Kebutuhan kalori pasien (BMR) = 655 +
(9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x usia) = 665 + (9,6 x 49) + (1,8 x 160) – (4,7 x 33) =
655+470,6+288+155,1=1.238,3. Diketahui pasien tidak pernah berolahraga maka di
kalikan 1,2, jadi 1.238,3 x 1,2 = 1.509,96, dibulatkan 1.510 kalori yang harus
diberikan setiap harinya.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
1) Tingkat Kesadaran
Composmentis, dengan GCS 15, M= 6, V= 5, E= 4.
2) Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 75x/m
S : 390C
RR : 20x/m
b) Data Fisik
1) Mulut : Bibir terlihat pucat sedikit pecah pecah
2) Kulit : Kulit kering dan mengalami penurunan turgor kulit serta akral hangat
3) Mata : Konjungtiva anemis
4) Leher : Faring/tenggorokan terlihat bengkak, terjadi masalah pada saraf
Nervus Vagus, sehingga mengalami kesulitan untu menelan.

4. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


DS: Pasien mengatakan suhu Proses penyakit Hipertermi
tubuhnya panas, kesulitan untuk
menelan jadi tidak bisa makan
dan minum secara oral, bisa
masuk hanya sedikit-sedikit
itupun sulit.
1.
DO: Pasien terlihat lemas, kulit
terlihat kering, mengalami
penurunan turgor kulit,
konjungtiva anemis, mukosa
bibir terlihat kering sedikit-pecah
pecah dengan suhu tubuh : 390C.
2. DS: Pasien mengatakan dirinya Kerusakan Perubahan Nutrisi
kesulitan untuk menelan sudah 4 Neuromuskula Kurang dari
hari. (Kelemahan otot Kebutuhan Tubuh
DO: Terlihat ada pembengkakan menelan)
di area tenggorokan pasien, BB
pasien 45 kg dan TB: 160 cm.
BBideal= (TB-100) – (TB-
100)10% = (160-100)-(100-
160)10% = 60-6 = 54 kg.
BBnormal= BBI-(10%BBI) = 54-5
= 49 kg. IMT= BB : (TB2 (m)) =
45 : (1,6 x 1,6) = 45 : 2,56 = 17,6.
Kebutuhan kalori pasien (BMR)
= 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB)
– (4,7 x usia) = 665 + (9,6 x 49)
+ (1,8 x 160) – (4,7 x 33) =
655+470,6+288+155,1=1.238,3.
Diketahui pasien tidak pernah
berolahraga maka di kalikan 1,2,
jadi 1.238,3 x 1,2 = 1.509,96,
dibulatkan 1.510 kalori yang
harus diberikan setiap harinya.

B. PERUMUSAN DIAGNOSA
1. Hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan infeksi/penyakit
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan

C. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
No Kriteria Hsil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Hipertermi Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab
berhubungan dengan tindakan 3x24 jam hipertermi
proses perjalanan diharapkan 2. Monitor suhu tubuh
infeksi/penyakit kondisi pasien 3. Sediakan lingkungan yang
dengan suhu dingin
normal, akral 4. Longgarkan dan lepaskan
normal, pakaian dengan
konjungtiva tidak memberikan selimut tidak
anemis, mukosa terlalu tebal
bibir tidak kering 5. Berikan cairan melalui oral
dan pecah-pecah 6. Anjurkan makan yang
BAB dan BAK lunak dahuli dengan
normal. intensitas sedikit tapi
sering
7. Lakukan pengompresan
8. Kolaborasi pemberian
terapi cairan dan
pengambilan darah vena
untuk uji laboreatorium.
2, Defisit Nutrisi Setekah dilakukan 1. Identifikasi status nutrisi
berhubungan dengan tindakan 3x24 2. Identifikasi alergi dan
ketidakmampuan jam, pasien intoleransi makanan
menelan menunjukan 3. Identifikasi makanan yang
perbaikan disukai
menelan, 4. Identifikasi kebutuhan
kebutuhan pasien kalori dan jenis nutrisi
terpenuhi dengan 5. Identifikasi perlunya
kriteria hasil: penggunaan nasogastrik
menunjukan 6. Monitor asupan makanan
kemampuan dan 7. Monitor berat badan
kenyamanan 8. Monitor hasil pemeriksaan
menelan, laboratorium
mempertahankan 9. Berikan makanan tinggi
BB ideal/normal serat untuk mencegah
49-54 kg, dan konstipasi
kebutuhan nutrisi 10. Berikan makanan tinggi
tercukupi. kalori dan tinggi protein
11. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
12. Ajarkan diet yang di
programkan
13. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

D. Imlementasi Keperawatan
DX.1 Hipertermi
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermi
2. Memonitor suhu tubuh
3. Menyediakan lingkungan yang dingin
4. Melonggarkan dan lepaskan pakaian dengan memberikan selimut tidak terlalu tebal
5. Memberikan cairan melalui NGT
6. Melakukan pengompresan
7. Melakukan kolaborasi pemberian terapi cairan dan pengambilan darah vena untul uji
laboreatorium
DX.2 Defisit Nutrisi
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai
4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
5. Mengidentifikasi perlunya penggunaan nasogastrik
6. Memonitor asupan makanan
7. Memonitor berat badan
8. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
9. Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
10. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
11. Memberikan suplemen makanan, jika perlu
12. Mengajarkan diet yang di programkan
13. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
E. Evaluasi Keperawatan

Tanggal DX SOAP
30 April 1 S: Pasien dan suami mengatakan suhu sedikit menurun, tidak terlalu
2021 panas sebelum dilakukan tindakan terapi cairan infus, sudah mulai
melakukan BAK 5 kali warna masih sedikit kuning pekat dan BAB 1
kali sehari.
O: Suhu pasien 380C, masih terlihat lemas, kulit terlihat sedikit
lembab, turgor kulit masih mengalami penurunan, konjungtiva masih
anemis, mukosa bibir terlihat sudah tidak terlalu kering dan masih
sedikit-pecah.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor suhu tubuh
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan dan lepaskan pakaian dengan memberikan
selimut tidak terlalu tebal
- Berikan cairan melalui NGT
- Kompres air disekitar dahi atau ketiak
1 Mei S: Pasien dan suami mengatakan suhu menurun, sudah mulai
2021 melakukan BAK 6 kali warna masih sedikit kuning namun tidak
pekat dan BAB 1 kali sehari.
O: Suhu pasien 37,50C, terlihat masih ada rasa lemas sedikit, kulit
terlihat sedikit lembab, turgor kulit membaik, konjungtiva sudah
tidak anemis, mukosa bibir terlihat sudah mulai lembab tidak terlalu
kering dan bibir pecah-pecah mulai hilang.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor suhu tubuh
- Longgarkan dan lepaskan pakaian dengan memberikan
selimut tidak terlalu tebal
- Berikan cairan melalui NGT
2 Mei S: Pasien dan suami mengatakan suhu sudah tidak hangat lagi, BAK
2021 7 kali warna jernih sedikit kekuningan, dan BAB 2 kali sehari.
O: Suhu pasien 36,50C, terlihat segar tidak lemas lagi, kulit terlihat
lembab, turgor kulit membaik, konjungtiva tidak anemis, mukosa
bibir terlihat sudah mulai lembab dan bibir pecah-pecah hilang.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
30 April 2 S: Pasien mengatakan dirinya masih kesulitan untuk menelan sudah,
2021 otot-otot menelannya masih lemah.
O: Masih terlihat ada pembengkakan di area tenggorokan pasien, BB
pasien naik menjadi 46,5 kg, 1.510 kalori yang diberikan setiap
harinya.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
- Identifikasi perlunya penggunaan nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan
1 Mei S: Pasien mengatakan sudah agak sedikit nyaman untuk menelan
2021 sudah, namun otot-otot menelannya masih lemah.
O: Terlihat pembengkakan di area tenggorokan pasien sedikit agak
berkurang, BB pasien naik menjadi 47,5 kg, 1.510 kalori yang
diberikan setiap harinya.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
- Identifikasi perlunya penggunaan nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
2 Mei S: Pasien mengatakan sudah nyaman dan tidak mengalami kesulitan
2021 lagi untuk menelan.
O: Terlihat pembengkakan di area tenggorokan pasien sedikit agak
berkurang, BB pasien naik menjadi 50 kg. IMT = 50 : 2,56 = 19,5,
artinya normal, gizi pasien terpenuhi selama perawatan.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai