Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN REPRODUKSI


“PENYAKIT MENULAR SEKSUAL”

DOSEN PEMBIMBING
Titi Saparina, L.,SKM.M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK V
SUTARJO (K201802002)
SARTI (K201801023)
NOVI (K202002028)

KELAS : PEMINATAN EPIDEMIOLOGI


SEMESTER V (LIMA)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “ PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL”
Makalah ini di susun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti proses belajar mengajar antara mahasisiwa dan dosen di UNIVERSITAS
MANDALA WALUYA KENDARI.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Kendari, 25 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)...............................................................3
B. Jenis – Jenis Penyakit Menular.....................................................................................3
C. Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)........................................................14
D. Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)..............................................................15
E. Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)...................................................................18
F. Diagnosis Penyakit Menular Seksual (PMS)..............................................................19
G. Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)...........................................................19
H. Pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS)...........................................................20
I. Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)...........................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PMS ( Penyakit Menular Seksual) sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di
negara berkembang. Peningkatan insidensi PMS dan penyebarannya di seluruh dunia,
tidak dapat diperkirakan secara tepat. Di beberapa negara disebutkan bahwa
pelaksanaan program penyuluhan yang intensif akan menurunkan insidensi PMS atau
paling tidak insidensinya relatif tetap. Namun demikian, di sebagian besar negara
insidensi PMS relatif masih tinggi dan setiap tahun beberapa juta kasus baru muncul
beserta komplikasi medisnya. Sejak diketemukannya AIDS tahun 1981, PMS yang
belum dapat disembuhkan terutama PMS yang disebabkan oleh virus mendapat
perhatian besar, misalnya herpes genitalis, kondiloma akuminata, dan AIDS. WHO
memperkirakan pada tahun 1999, terdapat 340 juta kasus baru PMS ( gonore, infeksi
chlamydia, sifilis, dan trikomoniasis) baru setiap tahunnya, sedangkan jumlah infeksi
HIV saat ini lebih dari 33,6 juta kasus. Peningkatan insidensi PMS tidak terlepas dari
kaitannya dengan perilaku resiko tinggi. Yang tergolong kelompok resiko tinggi
adalah usia 20-34 tahun pada laki-laki, 16-24 tahun pada wanita, 20-24 tahun pada
kedua jenis kelamin, pelancong, Pekerja Seks Komersial (PSK). Di Indonesia
beberapa tahun terakhir ini tampak adanya kecenderungan peningkatan prevalensi
PMS, misalnya prevalensi sifilis meningkat sampai 10% dan gonore meningkat 30-
40% pada beberapa kelompok PSK.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan penyakit menular seksual ?
2. Apa saja jenis-jenis penyakit menular seksual ?
3. Bagaimana faktor resiko penyakit menular seksual ?
4. Apa saja penyebab dari penyakit menular seksual ?
5. Bagaimana pengobatan dan pencegahan penyakit menular seksual ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan penyakit menular seksual.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis penyakit menular seksual.
3. Untuk mengetahui bagaimana faktor resiko penyakit menular seksual.
4. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari penyakit menular seksual.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengobatan dan pencegahan penyakit menular
seksual.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)


Penyakit menular seksual atau biasa dikenal dengan infeksi menular seksual
merupakan infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak
aman. Penyebarannya pun bisa melalui darah, sperma, atau cairan tubuh lainnya.
Selain itu, penyebarannya bisa melalui pemakaian jarum suntik secara berulang atau
bergantian di antara beberapa orang.Terdapat beberapa penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh hubungan seks tidak aman,

B. Jenis – Jenis Penyakit Menular

1). Sifilis
Silifis adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri treponema
pallidum. Penyakit ini mempunyai gejala seperti munculnya luka pada alat kelamin
atau mulut. Luka ini pada umumnya akan bertahan antara 1-2,5 bulan dengan tidak
ada rasa sakit, tetapi mudah ditularkan. Segera tangani sifilis, karena jika tidak
infeksinya akan berlanjut ke tahap berikutnya yang mirip dengan gejala flu,
kerontokan rambut, hingga pitak. Jika dibiarkan, maka sifilis bisa menyebabkan
kelumpuhan, kebutaan, impotensi dan bahkan terkena masalah pendengaran serta
hilangnya nyawa seseorang.
Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)

Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks
vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga dapat
ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau
lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan
lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak
terinfeksi.

3
Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13
minggu.Setelah itu akan timbul benjolan di sekitar alat
kelamin, kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu
serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak kemerahan pada
tubuh juga akan muncul sekitar 6-12 minggu setelah
berhubungan seks. Seringkali penderita tidak
memperhatikan hal ini dan gejala ini akan hilang dengan
sendirinya. Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka
yang tidak terasa sakit atau “chancres” yang biasanya
muncul di daerah kelamin tetapi dapatjuga muncul di
bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan
berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya
gejala ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan,rambut
rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh tubuh.

Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun,


kerusakan pada organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat
diperbaiki.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan seriuspada hati,


otak, mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian.
Seorang yang sedang menderita sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika
terpapar virus tersebut akan meningkat karena luka (chancres) merupakan pintu
masuk bagi virus HIV.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak diobati,
seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut pada
janin yang dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode
neonatus terjadi pada sekitar 25% darikasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi

4
dengan sifilis aktif. Jika tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung,
otak dan mata bayi.

2). Gonore
Gonore merupakan penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri neisseria
gonorrhoeae. Gonore biasa dikenal dengan kencing nanah karena menyebabkan
keluarnya cairan saat buang air kecil yang menyebabkan rasa nyeri pada penis atau
vagina.
Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)

Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika


gejala muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10
hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari
penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat
buang air kecil. Penyakit ini bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian.

Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun


tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum
pengobatan dilakukan.
Penanganan :
1. Pada masa kehamilan , berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV
dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin +
Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis
tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal.
2. Masa nifas , berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram
dosistunggal. b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5
kaplet dosis tunggal.

5
3. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b)
Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam
klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis
tunggal.
4. Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual
.
5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan
menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.
Komplikasi terhadap orang yangterinfeksi:

1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada


saluran kencing (urethra), mandul/ infertil, peradangan epididimis,
2. Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput
lendir rahim setelah melahirkan ( post partum endometriosis ), abortus ,
cistitis (peradangan kandung kencing).
Bila gejala sudah meluas ke arah PID ( Pelvic Inflamatory Disease ) maka
sering timbul :

o Nyeri perut bagian bawah.


o Nyeri pinggang bagian bawah.
o Nyeri sewaktu hubungan seksual .
o Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid .
o Mual - mual .
o Terdapat infeksi rektum atau anus .
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada
perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit
Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik,

6
kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria.
Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat
menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis
pada bayi yang terinfkesi pada prosespersalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua
bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.
3). Klamidia
Klamidia adalah penyakit seksual menular yang paling umum terjadi.
Gejalanya memang tidak akan terasa dan biasanya disebabkan oleh clamidia
trachomatis. Namun, klamidia tetap harus diwaspadai karena penularannya bisa
terjadi tanpa disadari oleh orang yang terinfeksi.

Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)

Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika


gejala muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10
hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari
penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat
buang air kecil. Penyakit ini bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian.

Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun


tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum
pengobatan dilakukan.

Penanganan :

7
7. Pada masa kehamilan , berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV
dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin +
Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis
tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal.
8. Masa nifas , berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram
dosistunggal. b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5
kaplet dosis tunggal.
9. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b)
Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam
klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis
tunggal.
10. Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual
.
11. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
12. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan
menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.

Komplikasi terhadap orang yangterinfeksi:

3. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada


saluran kencing (urethra), mandul/ infertil, peradangan epididimis,
4. Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput
lendir rahim setelah melahirkan ( post partum endometriosis ), abortus ,
cistitis (peradangan kandung kencing).
Bila gejala sudah meluas ke arah PID ( Pelvic Inflamatory Disease ) maka
sering timbul :

o Nyeri perut bagian bawah.


o Nyeri pinggang bagian bawah.

8
o Nyeri sewaktu hubungan seksual .
o Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid .
o Mual - mual .
o Terdapat infeksi rektum atau anus .
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada
perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit
Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik,
kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria.
Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore
dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan
arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada prosespersalinan. Untuk mencegah
kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk
pengobatan gonore.

4). Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)

Kutil Genelitas merupakan salah satu penyakit menular seksual yang


disebabkan oleh virus human papilomavirus di sekitar alat kelamin. Penyakit ini tidak
menimbulkan rasa sakit tetapi biasanya akan muncul rasa gatal dan memerah.
Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)

Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.

Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol
tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.

Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat


dihilangkan dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi
laser atau bedah.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

9
HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari
virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga
dengan kanker vulva, vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90% penyebab
kanker serviks adalah virusHPV. Kanker serviks ini menyebabkan kematian
5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:

Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh
kutil pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil
tersebut harus dikeluarkan.

5). HIV
HIV adalah virus human immunodeficiency yang tersebar melalui cairan
tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV di awal penyebarannya tidak akan
menujukkan gejala, karena virus akan “tidur” sementara waktu menunggu sistem
imun melemah dan dapat berkembang menjadi AIDS yang sangat mematikan,
Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah
atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik
bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang
terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat
persalinan, atau saat menyusui.

Gejala-gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi


pertama kali. Sementara yang lainnyamengalami gejala-
gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu
makan, berat badan turun, lemah danpembengkakan
saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut biasanya
menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus

10
tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama
beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus
menerus melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan
orang yang terinfeksi semakin tidak dapat bertahan
terhadap infeksi-infeksi oportunistik.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti


retroviral digunakan untuk memperpanjang hidup dan
kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan
untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

  Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan
meninggal karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang
lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari
AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang
terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral
yang diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV
dalam proporsi yang cukup besar.

6). Herpes
Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka
yang berair. Herpes simplex virus (HSV) dan varicella- zoster virus adalah dua jenis
virus herpes yang cukup sering menyerang manusia.Virus ini dapat menyerang siapa
saja. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini dan memiliki sistem
kekebalan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang terinfeksi virus herpes.
Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex virus )

11
Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar kulit dengan
bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral, Juga melalui
seperti : alat-alat tidur , pakaian, handuk, dll, secara
bergantia. Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes
Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak
non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir.
Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks
oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin. Saat ini
dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes
simpleks. Kedua herpes ini berasal darivirus yang berbeda.
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster.
Zoster tumbuh dalam bentuk ruam memanjang pada bagian
tubuh kananatau kiri saja. Jenis yang kedua adalahherpes
simpleks, yang disebabkan oleh herpes simplex virus
(HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan dari
pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks
labialis), dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke
bawah. Sebagian besar herpes genitalis disebabkan oleh
HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan oleh HSV-1
yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin secara
orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut
dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.

Gejala-gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi


rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau
daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-bintil berair atau
luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi,

12
biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha,
walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain.
Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu
tetapi dapat munculkembali.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obatanti virus


biasanya efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi
(lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

   Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk
terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang
mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa
persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar
sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian
atau kerusakan otak yang serius.

7). Hepatiis B

Hepatitis B adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus


hepatitis B. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum
suntik.

Infeksi hepatitis B merupakan penyakit yang tidak bertahan lama dalam tubuh
penderita dan akan sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Kondisi ini disebut
dengan hepatitis akut atau infeksi hepatitis B akut. Akan tetapi, infeksi hepatitis B
juga dapat menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang (menjadi kronis).

13
Tipe : Viral

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai
jarum suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat
medis dan kedokteran gigi; melalui transfusi darah.

Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala.


Gejala yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri
otot, lemah, kehilangan nafsu makan, muntah dan diare.
Gejala-gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati
meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit
menguning dan mata pucat.

Pengobatan : Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan


sendirinya dalam 4-8 minggu. Beberapa orang menjadi
terinfeksi secara kronis.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:

  Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang
menjadi cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan. Konsekuensi yang
mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Perempuan hamil dapat menularkan
penyakit ini pada janin yang dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir
menjadi karier kronik dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati.
Mereka juga dapat menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi
dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi untuk
menghilangkan risiko infeksi kronis.

14
C. Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
Berhubungan intim secara oral, vaginal, ataupun anal yang tidak aman
merupakan faktor utama penyakit kelamin. Selain itu, berhubungan intim dengan
lebih dari satu pasangan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit menular
seksual. Penyebaran penyakit pun bisa melalui benda, tanpa hubungan intim, seperti
berbagi alat suntik, jarum, maupun melalui transfusi darah.

D. Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

a. Seks tanpa pelindung


Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara
terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat
menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang
konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS.Biasakanlah memakai
kondom.
b. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin
banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos
suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung
memilihpasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas
dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
c. Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang
yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih
rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang
sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih
jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti
pasangan.

15
d. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang
biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan
menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai
kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan
kondom.
e. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah
pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilakuseksual
beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang
lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksualyang dalam keadaan
sadar tidak akandilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik
diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah,
seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
f. Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah
sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman.
Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang
lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang
tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih
rentan terinfeksi PMS.
g. Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu
masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga
banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita)
adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya,sebab

16
orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu
memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti
menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami
memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang
yang kedua pasangan sudahdites kesehatan reproduksi.
h. Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi
sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada
kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk
menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor
tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
i. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka
memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa
terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom. Inibisa terjadi
ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu
disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan
menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB
dan kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang
melakukannya 

Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip ada
dua, yaitu:
 Memutuskan rantai penularan infeksiPMS
 Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.

17
Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS bisa ditangani
dengan lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal
yang menjadi pertanda PMS, diantaranya :

1) benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin


2) gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
3) bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
4) rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
5) buang air kecil lebih sering dari biasanya
6) demam, lemah, kulit menguning danrasa nyeri sekujur tubuh
7) kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
8) keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
9) pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll
Bila merasakan gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya perlu diwaspadai
kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi kuman PMS. Pencegahan yang bisa
dilakukan antara lain :

 tidak melakukan hubungan seks· tidak berganti-ganti pasangan· menggunakan


kondom setiap hubungan seks
 menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya
 kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang steril Yang
lebih penting dari semua itu adalah menjaga nilai-nilai moral, agama, nilai etika
dan norma kehidupan bermasyarakat karena dengan moral dan etika yang baik
kita akan terhindar dari gangguan atau penyakit yang akan membawa kita dalam
masalah serius.

18
E. Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)
Pada awalnya, sebagian gejala penyakit menular seksual mungkin tidak diketahui.
Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai, di antaranya:

 Mengalami perubahan pada urine.


 Rasa nyeri selama berhubungan seks.
 Kutil atau memar.
 Sakit panggul ata perut bagian bawah.
 Miss V terasa panas atau gatal.
 Keputihan abnormal atau perdarahan vaginal.
 Keluar cairan dari Mr P
 Buang air kecil terasa menyakitkan atau panas.

F. Diagnosis Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual dapat didiagnosis dengan melakukan tes


laboratorium seperti tes darah untuk mengetahui terdapat virus HIV atau tidak,
mengambil contoh urine karena sebagian PMS dapat diketahui dari urine, atau
mengambil contoh cairan dari luka genital terbuka untuk mendiagnosis jenis infeksi. 

G. Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)

Karena pada tahap awal terkena penyakit menular seksual tidak mengalami
gejala dapat menyebabkan komplikasi termasuk:

 Nyeri panggul.
 Komplikasi kehamilan.
 Peradangan mata.
 Radang sendi.
 Penyakit radang panggul

19
 Infertilitas.
 Penyakit jantung.
 Kangker servik.
 Kangker dubur.

H. Pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Biasanya, dokter akan menyarankan dua jenis pengobatan saat telah


terdiagnosis penyakit menular seksual. Di antaranya adalah pengobatan menggunakan
antibiotik dan konsumsin obat anti virus. Antibiotik berfungsi untuk menyembuhkan
infeksi menular seksual karena bakteri dan parasit, termasuk gonore, sifilis, klamidia,
dan trichomoniasis. Sementara itu, mengonsumsi obat antivirus setiap hari mampu
mengurangi risiko infeksi.

I. Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Mencegah penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:


 Hindari melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang.
 Rutin menjaga kebersihan vagina.
 Selalu gunakan alat pengaman.
 Vaksinasi.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akibat yang ditimbulkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS) menjadi


permasalahan yang sangat kompleks baik dari segi kesehatan, budaya, social ekonomi
dan perilaku masyarakat. Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan golongan resiko
tinggi dalam penularan Penyakit Menular Seksual (PMS).Hasil penelitian secara
univariat menyatakan gambaran pengetahuan responden sebesar 90,8% baik, sikap
96,6% baik dan perilaku 95,2% baik. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang
baik akan dapat mencegah penigkatan prevalensi Penyakit Menular Seksual (PMS) di
kalangan Pekerja Seks Komersial (PSK).
B. Saran
Diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan dam memproritaskan
Penyakit Menular Seksual (PMS) dengan cara:
 Memberilan penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi tentang
PenyakitMenular Seksual (PMS) serta penyuluhan tentang seks yang
aman pada Pekerja
 Seks Komersial (PSK).
 Tindakan pencegahan melalui promosi penggunaan kondom pada Pekerja
Seks
 Komersial (PSK).
 Penemuan penderita secara dini.
 Penatalaksanaan penderita yang tepat.
 Memberikan dukungan pelayanan kesehatan.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-seksual.html

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2022058-
jenis-penyakit-menular-seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR

http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/

http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-menular-
seksual-dan-cara-menanggulanginya/

sumber: http://jekethek.blogspot.com/2010/06/tips-mendeteksi-penyakit-seksual.html

Diposkan oleh Bebe Beby Baba

22

Anda mungkin juga menyukai