Anda di halaman 1dari 2

RUMAH SAKIT PREGNANCY TERMINATION CARE

UMUM DAERAH
SAMBAS No.Dokumen No Revisi Halaman
Tgl terbit Ditetapkan oleh
DIREKTUR RSUD SAMBAS

dr GANJAR EKO PRABOWO

“Terminasi Kehamilan” adalah mengakhiri kehamilan dengan sengaja sehingga


Pengertian
tidak sampai ke kelahiran.baik janin dalam keadaan hidup atau mati.
- Mengantisipasi hasil yang berlainan sehubungan dengan kelanjutan kehamilan
- Untuk menimbulkan aktifitas uterus yang cukup untuk perubahan serviks dan
penurunan janin tanpa menyebabkan hiperstimulasi uterus atau komplikasi
Tujuan
janin
- Agar terjadi pengalaman melahirkan yang alami dan seaman mungkin dan
semaksimal kepuasan ibu
Kebijakan -
Prosedur A.Petugas melakukan cuci tangan
B.Petugas mengucapkan salam
C.Petugas melakukan identifikasi pasien
D.Petugas meminta persetujuan tindakan medik
1.Cara Amniotomi
- Mengkaji ulang indikasi
- Memeriksa denyut jantung janin(DJJ)
- Melakukan pemeriksaan serviks dan catat konsistensi posisi,penipisan,dan
pembukaannya dengan menggunakan sarung tangan DTT
-Memasukan setengah kocheryang dipegang tangan kiri dandengan bimbingan
Jari tengah kanan hingga merobek selaput ketuban
-Menggerakkan kedua ujung jari tangan dalam untuk memorehkangigi kocher
hingga merobek selaput ketuban
-Cairan ketuban mengalir perlahan.Catat warnanya,kejernihan,pewarnaan
mekoneum dan jumlahnya.Jika ada pewarnaan mekoneum tandanya suspek
gawat janin
-Jika kelahiran diperkirakan tidak terjadi dalam 18 jam,berikan antibiotika.jika
tidak ada tanda tanda infeksi pada pasien sesudah melahirkan pemberian
antibiotika dihentikan
-Jika proses persalinan yang baik tidak terjadi dalam 1 jam setelah aminiotomi,
mulailah infus dengan oksitoksin
-Pada persalinan dengan masalah misalnya sepsis atau eklamsia, infus oksitoksin
dilakukan bersamaan dengan amniotomi
2. Cara Oksitoksin
-Kaji ulang indikasi barang kali pasien miring kiri
-Oksitoksin digunakan secara hati-hati karena gawat janin dapat terjadi diakhiri
hiperstimulasi.Walaupun jarang,rupture uteri dapat pula terjadi terutama pada
multi para.Dosis efektif oksitoksin bervariasi,infus oksitoksin dalamDextrose
atau gradual sampai kontraksi uterus adekuat
-pantau denyut nadi,tekanan darah dan kontraksi uterus pasien,juga DJJ
-Catat semua pengamatan pada partograf tiap 30 menit, kecepatan infus,
frekuensi dan lamanya kontraksi uterus,DJJ didengarkan tiap 30 menit atau
langsungsetelah kontraksi uterus.Apabila terjadi gawat janin segera hentikan
infus.
-Jika masih tidak tercapai kontraksi uterus yang adekuat dengan dosis oksitoksin
maksimal maka induksi dianggap gagal dilakukan seksio sesarea.
3. Cara Prostaglandin
-Pantau denyut nadi,tekanan darah,kontraksi uterus pasien dan DJJ.catat semua
pengamatan pada partograf.
-Kaji ulang indikasi
-Prostaglandin E2(PG E2)bentuk ovula 3mg atau gel 2-3 mg ditempatkan pada
fomiks posterior vagina,dapat diulang 6 jam kemudian (jika kontraksi tidak
timbul).
-Hentikan pemberian prostaglandin dan mulailah infus oksitoksin jika:
Ketuban pecah,pematangan serviks elah tercapai,proses persalian telah
Berlangsung
-pemakaian prostaglandin telah berlangsung 24jam
4. Cara Misoprostol
-Penggunaan misoprostol untuk pematangan serviks hanya pada kasus-kasus
tertentu,misalnya:
Pre-eklamsia berat/eklamsia dan serviks belum matang,sedangkan seksio sesaria
belum dapat Segera dilakukan atau bayi masih terlalu premature untuk hidup
-Kematian janin dalam Rahim lebih dari 4 minggubelum inpartu danterdapat
tanda-tanda gangguan pembekuan darah
Cara
-Tempatkan tablet misoprostol 25 mcg pada formiks posterior vagina,jika
kontraksi uterus tidak timbul dapat diulangi setelah 6jam
-jika tidak ada reaksi setelah 2 kali pemberian 25 mcg naikkan dosis menjadi 50
mcg dan jangan lebih dari 4 dosis atau 200 mcg.
Misoprostol mempunyai resiko peningkatan rupture uteri,oleh karena itu hanya
dikerjakan di pelayanan kesehatan yang lengkap(ada fasilitas operasi)
E.Petugas melakukan dekontaminasi
F.Petugas melakukan cuci tangan
G.Petugas melakukan pendokumentasi
Unit terkait Kamar Bersalin

Anda mungkin juga menyukai