DISUSUN OLEH :
Reninda Rara Safira P07220119137
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dan dikemas dari berbagai sumber sehingga memungkinkan untuk
dijadikan referensi maupun acuan. Besar harapan saya agar makalah ini dapat memberikan
konstribusi besar terhadap kemajuan di bidang keilmuan khususnya tentang Keperawatan
Anak. Makalah ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang nantinya
diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Konsep Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan Hipertermia .
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi kami khususnya dan bagi pembaca semuanya, semoga Tuhan senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Anamnesa/pengkajian data dasar keperawatan sistem pernapasan.........................2
B. Pemeriksaan fisik gangguan pernafasan .................................................................3
C. Menjelaskan dan menyiapkan pasien untuk pemeriksaan
penunjang system pernafasan .................................................................................6
D. Pengambilan specimen darah: vena dan arteri ........................................................6
Bab III Penutup
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
Daftar Pustaka......................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar Hipertensi
1. Definisi Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal yang tidak teratur,
panas yang berlebihan oleh tubuh dengan pelepasan panas dalam laju yang
jika :
3. Etiologi Hipertermia
Hipertermia dapat disebabkan oleh virus dan mikroba. Mikroba serta
produknya berasal dari luar tubuh adalah bersifat pirogen eksogen yang merangsang
sel makrofag, lekosit dan sel lain untuk membentuk pirogen endogen. Pirogen
seperti bakteri dan virus menyebabkan peningkatan suhu tubuh (Widagdo, 2012).
a) Hipertermia maligna
2
episode akut terjadi peningkatan kalsium intraselular dalam otot
2005).
melakukan aktivitas fisik intensif dan lama pada suhu cuaca yang
a) Hipertermia neonatal.
Peningkatan suhu tubuh secara cepat pada hari kedua dan ketiga
I. Dehidrasi
3
II. Overheating
4) Konvulsi (kejang)
5) Kulit kemerahan
6) Pertambahan RR
7) Takikardi
a) Fase I : awal
4
(2) Kulit terasa hangat / panas.
katabolisme protein.
(2) Berkeringat.
5. Patofisiologi Hipertermia
makrofag, lekosit dan sel lain untuk membentuk pirogen endogen. Pirogen
bakteri dan virus tersebut masuk ke dalam tubuh, pirogen bekerja sebagai
5
reseptor dari neuron preoptik di hipotalamus anterior, dan menyebabkan
Oleh karena itu, sel darah putih diproduksi lebih banyak lagi untuk
point. Untuk mencapai set point baru yang lebih tinggi tubuh
mencapai set point baru dari suhu tubuh. Selama periode ini, orang
Fase menggigil berakhir ketika set point baru yaitu suhu yang lebih
tinggi tercapai. Selama fase berikutnya, masa stabil, menggigil hilang dan
pasien merasa hangat dan kering. Jika set point baru telah “melampaui
batas”, atau pirogen telah dihilangkan, terjadi fase ketiga episode febris.
6. Komplikasi Hipertermia
Kerugian yang bisa terjadi pada bayi yang mengalami demam dan
6
peningkatan pengeluaran cairan tubuh sehingga dapat menyebabkan tubuh
ini menimbulkan rasa lemah nyeri sendi dan sakit kepala, gelombang tidur
yang lambat (berperan dalam perbaikan fungsi otak) dan pada keadaan
karena demam) serta kejang. keadaaan yang lebih berbahaya lagi ketika
suhu inti tubuh mencapai 40 o C karena pada suhu tersebut otak sudah tidak
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : sincan
Umur : 9 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan :-
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Suku : bugis
Alamat : Balikpapan
Dx medis : HIPERTERMIa
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : yoona
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Perempu
Agama : islam
7
Alamat :Balikpapan
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan pasien : orang tua pasien
3. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit
Orang tua pasien mengajak anaknya ke IGD RSUD Mangusada pada tanggal
29 juni 2017 dengan keluhan panas sejak 5 hari yang lalu disertai pusing,
batuk.
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pada saat 30 juni 2017 ibu pasien mengeluh anaknya Panas pusing dan batuk.
4. Pola Kebiasaan
8
Sebelum Pengkajian: Orang tua pasien mengatakan anaknya biasa makan 3 kali
sehari dengan nasi dan lauk pauk.
Sesudah Pengkajian : Pasien tidak nafsu makan. Pasien mau makan namun
sedikit dan harus disuapi. Pasien mau banyak minum jika
dirayu.
Sebelum Penkajian : Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak ada masalah
BAB dan BAK
Sesudah Pengkajian : Pasien tampak lemas, aktivitas dibantu oleh keluarga dan
tim kesehatan
Sesudah Pengkajian : Pasien sulit tidur karena efek hospitalisasi, Pasien tidur 5-6
jam sehari , pasien tidur kadang pasien bangun mendadak
9
Sesudah Pengkajian : Pasien mengenakan pakaian utuk menghangatkan
tubuhnya , pasien mengenakan selimut tidur
Sesudah Pengkajian : Pasien dilap oleh ibunya atau perawat yang bertugas 2 x
sehari (pagi dan sore) , gosok gigi 2x sehari , ,semua
aktivitas kebersihan diri dibantu oleh keluarga dan perawat.
Sesudah Pengkajian : Pasien tidak bisa membantu ibunya dan pasien tidak bisa
belajar karena sakit
10
13. Pola kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum Pengkajian : Ibu pasien mengatakan anaknya jarang mengunjungi tempat
rekeasi , waktu luang digunakan menonton TV, Pasien suka
menonton film kartun sebagai hiburannya
5. Pemeriksaan fisik
11
7. Mulut : Bibir pasien tidak lembab. Mukosa bibir kering.
8. Telinga : Kiri dan kanan simetris, tidak ada penumpukan
serumen, fungsi pendengaran baik
9. Leher : Tidak ada pembesaran JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan, tidak ada kaku
kuduk
10. Thorax
- Paru – paru : I = bentuk simetris, tidak tampak
tarikan intra cutan
P= vocal fremitus dex lebih bergetar dari sin
P= Sonor
A= Vesikuler
- Jantung : I = Ictus cordis tidak tampak
12
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksan laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologi
- Photo Thorax
7. Data pokus
8. Analisa data
DS DO DIAGNOSA
- Ibu pasien - Keadaan umum : Hipertermia D.0130
mengeluhkan lemah Berhubungan dengan :
anaknya panas - Akral teraba hangat penyakit/ trauma
disertai pusing - Kesadaran : peningkatan
composmentis metabolisme
- Hasil ttv :
aktivitas yang
TD=110/80,
berlebih
S=38,7OC,
N=88x/mnt, dehidrasi
13
RR=28x/mnt
B. Diagnosa keperawatan
Hipertermia D.0130
Berhubungan dengan :
penyakit/ trauma
peningkatan metabolisme
aktivitas yang berlebih
dehidrasi
C. Intervensi keperawatan
PERENCANAAN
No Diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan Tujuan dan kreteria hasil
(SDKI) (SIKI) (SLKI)
1. Hipertermia D.0130 Manajemen Hipertermi Termoregulasi L.14134
Berhubungan dengan : I.15506 Tujuan :
penyakit/ trauma Observasi : Setelah dilakukan
- identifikasi penyebab tindakan keperawatan
peningkatan
hipertermia selama
metabolisme
- monitor suhu tubuh diharapkan suhu tubuh
aktivitas yang
berlebih - monitor kadar elektrolit klien kembali normal
- monitor haluaran urine dengan
dehidrasi
- monitor komplikasi akibat Kriteria hasil :
hipertermia - Suhu tubuh
DO/DS: Terapeutik :
kenaikan suhu tubuh dalam batas
- sediakan lingkungan yang
diatas rentang normal
dingin
normal - longgarkan atau lepaskan dengan
serangan atau konvulsi pakaian kreiteria
(kejang) - basahi dan kipasi hasil:
kulit kemerahan permukaan tubuh 1. Suhu 36 – 37C
pertambahan RR - berikan cairan oral 2. Nadi dan RR
- hindari pemberian dalam rentang
takikardi normal
antipiretik atau aspirin
Kulit teraba panas/ 3. Tidak ada
- berikan oksigen jika perlu
hangat perubahan
Edukasi :
- anjurkan tirah baring warna kulit dan
Kolaborasi : tidak ada
- kolaborasi pemberian pusing, merasa
cairan dan elektrolit nyaman
intravena, jika perlu - menggiil menurun
- suhu kulit
membaik
14
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
15
16