Anda di halaman 1dari 4

2.1.

Sel Fotoreseptor
Fungsi utama mata adalah memfokuskan berkas cahaya dari lingkungan ke
sel fotoreseptor retina, yaitu sel batang dan sel kerucut. Fotoreseptor kemudian
mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik untuk ditransmisikan ke sistem
saraf pusat. 1
Pada gambar 2.1. jelas terlihat bagian saraf retina yang terdiri dari tiga
lapisan sel yang peka rangsang :
1. Lapisan paling luar (paling dekat dengan koroid) yang mengandung sel
batang dan sel kerucut,
2. Lapisan tengah sel bipolar,
3. Lapisan dalam sel ganglion. Akson-akson sel ganglion menyatu
membentuk saraf optik, yang keluar dari retina tidak tepat di bagian tengah. Titik
di retina tempat saraf optik keluar dan pembuluh darah berjalan disebut diskus
optikus

Gambar 2.1. Anatomi Retina (Sherwood, 2011).


Bila sel batang ataupun sel kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melewati
lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua bagian
retina kecuali di fovea. Di fovea, yaitu cekungan yang terletak tepat di tengah
retina, lapisan ganglion dan bipolar tersisih ke tepi sehingga cahaya langsung
mengenai fotoreseptor. Fovea terutama berfungsi untuk penglihatan cepat dan
rinci. Fovea sentralis dengan diameter hanya 0,3 milimeter, hampir seluruhnya
terdiri atas sel-sel kerucut. Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, di sini
fotoreseptornya adalah sel kerucut, dan bagian retina paling tipis. Daerah tepat di
sekitar fovea, makula lutea juga memiliki konsentrasi sel kerucut yang tinggi dan
ketajaman lumayan. Namun, ketajaman makula lebih rendah daripada fovea,
karena ada lapisan sel ganglion dan bipolar di atasnya.1-2
Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Segmen luar (paling dekat dengan koroid), bagian ini mendeteksi rangsangan
cahaya. Segmen ini, berbentuk batang pada sel batang dan kerucut pada sel
kerucut,
2. Segmen dalam, yang terletak di bagian tengah fotoresetor. Bagian ini
mengandung perangkat metabolik sel,
3. Terminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan bagian interior mata,
menghadap ke sel bipolar. Bagian ini menyalurkan sinyal yang dihasilkan
fotoreseptor karena stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya di jalur penglihatan
Segmen luar terdiri dari tumpukan lempeng-lempeng membranosa gepeng yang
mengandung banyak molekul fotopigmen peka cahaya. Fotopigmen mengalami
perubahan kimiawi ketika diaktifkan oleh sinar. Perubahan yang dipicu oleh
cahaya dan pengaktifkan fotopigmen ini melalui serangkaian tahap menyebabkan
terbentuknya potensial reseptor yang akhirnya menghasilkan potensial aksi.
Potensial aksi menyalurkan informasi ini ke otak untuk pemprosesan visual.
Fotopigmen terdiri dari dua komponen :
1. Opsin yang merupakan suatu protein,
2. Retinen, suatu turunan vitamin A yang terikat di bagian dalam
molekul opsin. Retinen adalah bagian fotopigmen yang menyerap
cahaya.
Terdapat empat fotopigmen berbeda, satu di sel batang dan masing-
masing satu di ketiga jenis sel kerucut. Keempat fotopigmen ini menyerap
panjang gelombang sinar yang berbeda-beda. Bahan kimia yang peka
cahaya dalam sel batang disebut rodopsin; tiga bahan kimia peka cahaya
dalam sel kerucut, disebut pigmen warna merah, hijau dan biru,
mempunyai komposisi sedikit berbeda dari rodopsin.1-2
Retina mengandung sel batang 30 kali lebih banyak daripada sel kerucut
(100 juta sel batang dibandingkan 3 juta sel kerucut per mata). Sel kerucut
lebih banyak di makula lutea pada bagian tengah retina. Dari titik ini
keluar, konsentrasi sel kerucut berkurang dan konsentrasi sel batang
meningkat. Sel batang paling banyak di perifer. Perbedaan antara sel
batang dan sel kerucut adalah sel kerucut memberi penglihatan warna
sedangkan sel batang memberi penglihatan hanya dalam bayangan abu-
abu. Sel kerucut memiliki sensitivitas rendah terhadap cahaya,
“dinyalakan” hanya oleh sinar terang siang hari, tetapi sel ini memiliki
ketajaman (kemampuan membedakan titik yang berdekatan) tinggi.
Manusia menggunakan sel kerucut untuk penglihatan siang hari, yang
berwarna dan tajam. Sel batang memiliki ketajaman rendah tetapi
sensitivitasnya tinggi sehingga sel ini berespons terhadap sinar temaram
malam hari.1
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, Laura Iee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.


2. Guyton and Hall. 2012. Buku ajar Fisiologi Kedokteran ed. 12. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai