Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

EPIDEMOLOGI
Kumpulan Jurnal

ANDI AYUB AWU ABDULLAH


M.KES-4

PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
METODE
NO NAMA JUDUL PEMBAHASAN SAMPLE BAHAN LINK
PENELITIAN
1. 1Sri Mugianti, Faktor penyebab anak faktor penyebab stunting yaitu Penelitian Teknik sampling Pengumpulan http://jurnal.
2Arif Mulyadi, Stunting usia 25-60 asupan energi rendah (93,5%), deskriptif. yang digunakan data fk.unand.ac.i
3Agus Khoirul bulan di Kecamatan penyakit infeksi (80,6%), jenis adalah dilakukan d/index.php/j
Anam, 4Zian Sukorejo Kota Blitar kelamin laki-laki (64,5%), menggunakan dengan cara ka/article/do
Lukluin Najah pendidikan ibu rendah (48,4%), quota sampling wawancara wnload/813/
asupan protein rendah (45,2%), dengan besar menggunakan 669
Tidak Asi Ekslusif (32,3%), sampel yang kuesioner dan
pendidikan ayah rendah diambil 31 anak lembar food
(32,3%) dan ibu bekerja (29%). recall 24 jam
Faktor tersebut disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan
keluarga tentang pemenuhan
gizi dan terdapat orangtua
dengan pendidikan rendah
yang diperlukan lintas sektor
dalam penanganannya.BBLR,
imunisasi tidak lengkap, ayah
yang tidak bekerja dan status
ekonomi tidak menjadi faktor
penyebab terjadinya stunting
anak usia 25– 60 bulan di
Kecamatan Sukorejo.
2. Eko Setiawan1, Faktor-Faktor yang terdapat hubungan yang studi analitik Sebanyak 74 Pengumpulan http://jurnal.
Rizanda Berhubungan dengan bermakna antara tingkat observasiona sampel dipilih data fk.unand.ac.i
Machmud2, Kejadian Stunting pada asupan energi, riwayat durasi l dengan secara simple dilakukan d/index.php/j
Masrul3 Anak Usia 24-59 Bulan penyakit infeksi, berat badan desain cross- random dengan ka/article/do
di Wilayah Kerja lahir, tingkat pendidikan ibu sectional sampling pengukuran wnload/813/
Puskesmas Andalas dan tingkat pendapatan tinggi badan, 669
Kecamatan Padang keluarga dengan kejadian wawancara
Timur Kota Padang stunting. Tingkat pendidikan dan pengisian
Tahun 2018 ibu memiliki hubungan paling kuesioner.
dominan dengan kejadian Analisis
stunting. Penelitian ini bivariat
menyarankan pemerintah, menggunakan
instansi kesehatan, dan pihak uji Chi-square
terkait berkolaborasi dan
menerapkan kebijakan untuk multivariat
mengurangi risiko stunting menggunakan
uji regresi
logistik ganda
3. Khoirun Ni’mah1, FAKTOR YANG Panjang penelitian Sampel yang Analisis data https://e-
Siti Rahayu BERHUBUNGAN badan lahir yang rendah observasiona diambil menggunakan journal.unair.
Nadhiroh2 DENGAN KEJADIAN (OR=4,091; CI=1,162-14,397), l analitik sebanyak 34 uji Chi-Square ac.id/MGI/ar
STUNTING PADA balita yang tidak mendapatkan dengan balita untuk dan Fisher ticle/downlo
BALITA ASI Eksklusif (OR=4,643; desain kasus masing-masing Exact ad/3117/226
CI=1,328-16,233), pendapatan kontrol kelompok kasus 4
keluarga yang rendah maupun kontrol
(OR=3,250; CI=1,150-9,187), dengan teknik
pendidikan ibu yang rendah simple random
(OR=3,378; CI=1,246-9,157), sampling
dan pengetahuan gizi ibu yang
kurang (OR=3,877; CI=1,410-
10,658) merupakan faktor
yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita.
Terdapat hubungan antara
panjang badan lahir balita,
riwayat
ASI eksklusif, pendapatan
keluarga, pendidikan ibu dan
pengetahuan gizi ibu terhadap
kejadian stunting pada balita
4. Yulia Nuradha Perbedaan proporsi Uji chi-square dan uji Fisher Penelitian Metode cluster Data https://jurnal
Kartosiana stunting pada anak usia menunjukkan bahwa tidak ada dilakukan random pengamatan .ugm.ac.id/jg
Wasaraka(1*), 12-24 bulan perbedaan yang signifikan dengan sampling dianalisis ki/article/vie
Endy Paryanto berdasarkan dalam proporsi stunting menggunaka digunakan dengan w/23305
Prawirohartono(2 pemanfaatan menurut pemanfaatan layanan n metode untuk menggunakan
), Yati Soenarto(3) pelayanan posyandu di Posyandu (p> 0,05). Sementara observasi mengidentifikas uji chi-square
Kabupaten Jayapura, itu, ada perbedaan yang dan desain i 313 anak-anak dan uji eksak
Papua signifikan antara jumlah penelitian sebagai sampel karena
stunting dan jumlah ISPA (p = cross- populasi yang
0,017) dan pengetahuan gizi sectional tidak
ibu (p = 0,025). terdistribusi
Sehingga peneliti secara
berkesimpulan Tidak ada normal.
perbedaan proporsi jumlah
stunting menurut pemanfaatan
layanan Posyandu.
5. Endah Mayang Asupan protein, Asupan protein, kalsium, dan Penelitian ini Sampel Analisis https://jurnal
Sari(1*), kalsium dan fosfor pada fosfor lebih rendah pada adalah penelitian statistik .ugm.ac.id/jg
Mohammad anak stunting dan tidak stunting dibandingkan dengan observasiona adalah anak- dilakukan ki/article/vie
Juffrie(2), Neti stunting usia 24-59 anak yang tidak stunting (p l analitik anak berusia dengan w/23111
Nurani(3), Mei bulan <0,05). Prevalensi stunting dengan 24-59 bulan di menggunakan
Neni Sitaresmi(4) pada kelompok protein rendah desain cross kabupaten chi square
lebih tinggi 1,87 kali dari pada sectional Pontianak dan uji-t.
kelompok asupan protein yang Timur dan
memadai. Prevalensi stunting Pontianak
pada kelompok asupan kalsium Utara,
rendah lebih tinggi 3.625 kali Kalimantan
dibandingkan kelompok asupan Barat, sebanyak
kalsium memadai. Selain itu, 90 sampel telah
prevalensi pengerdilan dipilih dengan
kelompok asupan fosfor menggunakan
rendah lebih tinggi 2,29 kali teknik simple
daripada kelompok asupan random
fosfor yang memadai. sampling
Peneliti berkesimpulan: Asupan
protein, kalsium dan fosfor
signifikan lebih rendah pada
stunting dibandingkan dengan
anak yang tidak stunting yang
berusia 24- 59 bulan di
Pontianak.
6. Yulinda Kadar kalsium serum Tidak ada signifikansi dalam Penelitian ini Penelitian Analisis https://jurnal
Kurniasari(1*), pada anak stunting dan kadar kalsium serum antara adalah dilakukan di statistik .ugm.ac.id/jg
Mohammad tidak stunting usia 24- anak stunting dan tidak desain cross- Kecamatan dilakukan ki/article/vie
Juffrie(2), Mei 59 bulan stunting (p = 0,193). Rata-rata sectional Pontianak dengan w/23109
Neni Sitaresmi(3), kadar kalsium serum anak Timur dan menggunakan
Muhammad stunting adalah 12,14 ± 1,97 Pontianak chi-square, t-
Dawam Jamil(4) mg / dl, sedangkan anak yang Utara, dari Juli test, dan
tidak stunting adalah 12,16 ± hingga Agustus regresi
1,63 mg / dl. Uji-t menunjukkan 2015. Sejumlah logistik.
bahwa tidak ada perbedaan sampel adalah
yang signifikan (p = 0,966). 90 anak-anak
Peneliti berkesimpulan : Tidak
ada perbedaan bermakna
kadar serum kalsium antara
anak stunting dan tidak
stunting yang berusia 24- 59
bulan di Kota Pontianak (p =
0,193).
7. Siti Nur Status gizi, asupan Sebanyak 212 peserta (106 Penelitian ini Subjek terdiri Pengumpulan https://jurnal
Fatimah(1*), energi, dan serat stunted dan 106 non-stunted) adalah dari remaja data dengan .ugm.ac.id/jg
Ambrosius sebagai faktor risiko terdaftar. Proporsi anak desain cross- awal dengan ukuran tinggi, ki/article/vie
Purba(2), kardiometabolik pada perempuan yang terhambat sectional usia 10 hingga berat badan, w/22682
Kusnandi remaja pendek adalah 58 (54,9%) dan anak 14 tahun di perhitungan
Rusmil(3), Gaga laki-laki yang terhambat 48 Kabupaten BMI, dan
Irawan (45,1%). Rata-rata BMI dalam Jatinangor, wawancara
Nugraha(4) kerdil adalah 17,15 (2,59) kg / Jawa Barat. asupan
m2 dan 18,38 (3,33) kg / m2 Penentuan makanan
pada non-kerdil, asupan energi perawakan dengan
adalah 1,488,83 (513,52) kkal pendek dan penarikan
dalam kerdil dan 1,704 , 32 BMI mengacu makanan
(663,49) pada yang tidak pada Bagan 3x24 jam dan
terhambat, asupan serat Pertumbuhan dianalisis
adalah 4,36 (1,18) g dalam WHO 2005. dengan
terhambat dan 4,53 (2,15) g Sebanyak 212 program
dalam tidak terhambat. Ada peserta Nutrisurvey.
perbedaan yang signifikan Analisis
dalam semua variabel antara statistik
terhambat dan tidak terhambat dengan uji
dengan nilai p untuk BMI Mann-
0,017, pada asupan energi Whitney U.
0,034 dan asupan serat 0,032.
BMI menunjukkan korelasi
dengan risiko penyakit.
termasuk penyakit
kardiometabolik pada
pengerdilan. Asupan energi
dan serat yang rendah pada
usia pertumbuhan
meningkatkan risiko penyakit
kardiometabolik karena pada
pengerdilan memiliki adaptasi
metabolik yang rendah dalam
sintesis protein dan oksidasi
lemak.
Peneliti berkesimpulan:
Penelitian ini menunjukkan ada
perbedaan antara IMT, asupan
energi dan serat pada remaja
terhambat dan remaja tidak
terhambat. Penelitian lebih
lanjut perlu menganalisis faktor
risiko lain dan intervensi untuk
meningkatkan status gizi dan
kondisi metabolisme.
8. Darwin Berat badan lahir Proporsi anak-anak 6-24 bulan studi kasus- Subjek Data dianalisis https://jurnal
Nasution(1*), rendah (BBLR) dengan yang memiliki berat badan lahir kontrol penelitian dengan Chi- .ugm.ac.id/jg
Detty Siti kejadian stunting pada rendah adalah 15,7%. Ada adalah anak- Square dan ki/article/vie
Nurdiati(2), Emy anak usia 6-24 bulan hubungan yang signifikan anak berusia 6- regresi w/18881
Huriyati(3) antara BBLR dan kejadian 24 bulan logistik ganda.
stunting pada anak usia 6-24 dengan
bulan (OR = 5,60; 95% CI: 2,27- kelompok kasus
15,70). Ada hubungan antara yang terdiri dari
tinggi ibu dan kejadian stunting anak-anak yang
pada anak usia 6-24 bulan (OR terhambat
= 2,14; 95% CI: 1,08 hingga berdasarkan
4,33). Faktor sosial ekonomi indikator
(pendidikan ibu, pendapatan tinggi / usia
keluarga dan sejumlah anggota dengan skor <-2
keluarga) tidak memiliki SD Z-score dan
hubungan yang signifikan kelompok
dengan kejadian stunting. kontrol yang
terdiri dari
Kesimpulan: BBLR memiliki anak-anak
hubungan dengan kejadian normal. Jumlah
stunting pada anak usia 6-24 subjek untuk
bulan di Kotamadya penelitian ini
Yogyakarta. adalah 242
dengan ibu
balita yang
menjadi
responden
penelitian.
Pemilihan
sampel
menggunakan
non-probability
sampling
dengan metode
consecutive
sampling
9. Yulinda Kadar kalsium serum Tidak ada signifikansi dalam Penelitian ini Penelitian Analisis https://jurnal
Kurniasari(1*), pada anak stunting dan kadar kalsium serum antara adalah dilakukan di statistik .ugm.ac.id/jg
Mohammad tidak stunting usia 24- anak stunting dan tidak desain cross- Kecamatan dilakukan ki/article/vie
Juffrie(2), Mei 59 bulan stunting (p = 0,193). Rata-rata sectional Pontianak dengan w/23109
Neni Sitaresmi(3), kadar kalsium serum anak Timur dan menggunakan
Muhammad stunting adalah 12,14 ± 1,97 Pontianak chi-square, t-
Dawam Jamil(4) mg / dl, sedangkan anak yang Utara, dari Juli test, dan
tidak stunting adalah 12,16 ± hingga Agustus regresi
1,63 mg / dl. Uji-t menunjukkan 2015. Sejumlah logistik.
bahwa tidak ada perbedaan sampel adalah
yang signifikan (p = 0,966). 90 anak-anak

Kesimpulan: Tidak ada


perbedaan bermakna kadar
serum kalsium antara anak
stunting dan tidak stunting
yang berusia 24- 59 bulan di
Kota Pontianak (p = 0,193).
10. Novita Nining Keragaman pangan, Penelitian ini menunjukkan Desain Penelitian Data berat https://ejour
Widyaningsih1* pola asuh makan dan bahwa 41% balita usia 24-59 penelitian dilaksanakan di badan lahir nal.undip.ac.i
, Kusnandar2 kejadian stunting pada bulan mengalami stunting. Uji yang Kecamatan dan panjang d/index.php/j
, Sapja balita chi square menunjukkan bahwa digunakan Bayat, badan lahir gi/article/do
Anantanyu3 usia 24-59 bulan terdapat hubungan antara adalah cross Kabupaten diperoleh dari wnload/2002
panjang badan lahir, pola asuh sectional Klaten dengan buku KMS. 5/14467
makan dan keragaman pangan study jumlah subjek Keragaman
dengan stunting (p ≤ 0,05). 100 balita yang pangan diukur
Hasil berusia 24-59 menggunakan
analisis multivariate bulan. Teknik kuesioner
menunjukkan bahwa terdapat pemilihan IDDS
hubungan antara keragaman subjek dengan (Individual
pangan dengan stunting (p= teknik simple Dietary
0,029, OR=3,213, random Diversity
95% Cl: 1,123-9,189) sampling. Score) dan
Kesimpulan: Terdapat pola asuh
hubungan antara panjang makan
badan lahir, pola asuh makan diperoleh
dan keragaman pangan dengan melalui
stunting. Faktor wawancara
resiko kejadian stunting yang menggunakan
paling dominan adalah kuesioner
keragaman pangan. terstruktur.
Data
kemudian
dianalisis
menggunakan
analisis
bivariate (chi
square) dan
analisis
multivariate
(regresi
logistik).

Anda mungkin juga menyukai