i
DAFTAR ISI
ii
A. Etika Kesehatan
Masalah etika dalam bidang kesehatan masyarakat merupakan hal yang sudah
diperbincangan sejak dulu. Etika kesehatan masyarakat umumnya berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan. Salah satu contoh adalah konflik kepentingan
yang dialami dokter okupasi atau klinisi yang telah bekerja bertahun- tahun di industri
yang berisiko tinggi (misalnya industri asbes). Biasanya dokter perusahaan berada
dalam kondisi “serba salah”. Di satu sisi harus mengikuti keinginan manajemen
perusahaan agar tidak terlalu mengekspos informasi bahaya kepada karyawan agar
tidak mengganggu proses produksi. Di sisi lain, ada pertentangan hati nurani dalam
dokter karena setiap karyawan memiliki hak untuk mengetahui informasi tentang
bahaya kerja. Etika kesehatan masyarakat sangat berbeda dengan etika kedokteran
yang menyatakan bahwa dalam menjalankan pekerjaan kedokteran seorang dokter
janganlah dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pribadi, seorang dokter harus
senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup makhluk insani, seorang dokter
memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan, seorang
dokter harus tetap memelihara kesehatan dirinya
1
Etiket berlaku jika ada orang.contoh orang makan pakai baju tidak ada orang, tidak
apa-apa.
3. Etika bersifat absolut tidak dapat ditawar. contoh mencuri dan membunuh.
Etiket bersifat relatif. contoh koteka wajar dipapua, diaceh wajib menutup aurat
4. Etika memandang manusia dari segi dalam (batiniah). contoh: orang-orang
bersifat baik tidak munafik.
Etiket memandang manusia dari segi luar (lahiriah).contoh: bersifat sopan dan santun
tapi munafik.
b. Etika khusus
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1. Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap diri sendiri.
2. Etika social mengenai kewajiban sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota masyarakat. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia
baik secara perseorangan dan langsung atau bersama-sama dalam bentuk
kelembagaan, sikap kritis terhadap dunia dan ideologi, dan tanggung jawab manusia
terhadap lainnya.
3. Nilai etika
Nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang
diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
Penilaian Etika itu di dasarkan pada beberapa factor yaitu :
a) Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila.
2
b) Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah
mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam
jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti .
Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga)
tingkat :
1. Tingkat pertama: semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa
rencana dalam hati, niat.
2. Tingkat Tingkat kedua : setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.
3. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.
4. Etika kesehatan
Pengertian Etika Kesehatan
Menurut Leenen: suatu penerapan dari nilai kebiasaan (etika) terhadap bidang
pemeliharaan/pelayanan kesehatan.
Menurut Soerjono Soekanto: penilaian terhadap gejala kesehatan yang disetujui, dan
juga mencakup terhadap rekomendasi bagaimana bersikap tidak secara pantas dalam
bidang kesehatan.
3
B. Hukum Kesehatan
Pengertian Hukum
Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan
dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat agar masyarakat bisa teratur.
Hukum perdata mengatur subjek dan antar subjek dalam hubungan interrelasi
(kedudukan sederajat) (1887)
Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
4
Secara ringkas hukum kesehatan adalah:
a. Kumpulan peraturan yang mengatur tetang hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan
b. Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan upaya
dan pemeliharaan di bidang kesehatan.
c. Rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang
mengatur pelayanan medik dan sarana medik.
5
d. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
e. Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi
2. Hukum Kesehatan yang tidak secara laingsung terkait dengan pelayanan Kesehatan
antara lain:
a. Hukum Pidana
Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
Misalnya Pasal 359 KUHP tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara
pidana bagi tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan pasien mengalami
cacat, gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat kelalaian atau
kesalahan yang dilakukannya.
b. Hukum Perdata
Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
Misalnya Pasal 1365 KUHPerd. Mengatur tentang kewajiban hukum untuk
mengganti kerugian yang dialami oleh pasien akibat adanya perbuatan
wanprestasi dan atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien
c. Hukum Administrasi
Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun oleh sarana kesehatan yang
melanggar hukum adminstrasi yang menyebabkan kerugian pada pada pasien
menjadi tanggung jawab hukum dari penyelenggara pelayanan kesehatan
tersebut
3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional
Konvensi
Yurisprudensi
Hukum Kebiasaan
4. Hukum Otonomi
Perda tentang kesehatan
Kode etik profesi
6
4. Fungsi Dari Hukum Kesehatan
Fungsi hukum kesehatan adalah:
1. Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata
kehidupan di dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat memberi
sumbangan yang besar bagi ketertiban masyarakat secara keseluruhan
2. Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di bidang
kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan kepentingan
masyarakat.
3. Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-
halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka-luka
karena tembakan, maka tindakan tersebut sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.
Contoh lain: mengenai pandangan masyarakat yang menganggap doktrer sebagai
dewa yang tidak dapat berbuat salah. Pandangan ini juga salah, mengingat dokter
adalah manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan di dalam menjalankan
profesinya, sehingga ia perlu dihukum jika perbuatannya memang pantas untuk
dihukum.
Keberadaan Hukum Kesehatan di sini tidak saja perlu untuk meluruskan sikap
dan pandangan masyarakat, tetapi juga sikap dan pandangan kelompok dokter
yang sering merasa tidak senang jika berhadapan dengan proses peradilan.
7
senang atau tidak senang. Masalah kebenaran memang tidak terlepas dari nilai,
tetapi
nilai adalah menurut nilai logika. Tugas teori nilai adalah menyelesaikan masalah
etika dan estetika dimana pembahasan tentang nilai ini banyak teori yang
dikemukakan oleh beberapa golongan dan mepunyai pandangan yang tidak sama
terhadap nilai itu. Seperti nilai dikemukankan oleh agama, positifisme, fragmatisme,
fitalisme, hidunisme dan sebagainya.
Menurut Farelya (2015) Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang
menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai,
sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hanh Jonas nilai adalah the address
of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan ya kita. Sesuatu yang kita iyakan. NIlai
mempunyai konotasi yang positif. Nilai mempunyai tiga ciri:
1. Berkaitan dengan subjek
2. Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subjek ingin
membuat sesuatu
3. Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat
yang dimiliki objek.
8
3. Nilai Solidaritas
Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang perawat dapat bekerja sama
dengan pasien, keluarga pasien, dokter, atau pihak lain yang berkepentingan.
4. Nilai Kuasa
Seorang dokter memiliki peran dan fungsi yang berbeda, demikian pula
perawat, bidan maupun tenaga kesehatan yang lain. Terdapatnya struktur
pengelolaan rumah sakit.
5. Nilai teori
Sebelum melaksanakan praktik, setiap lulusan pendidikan kesehatan wajib
mengikuti pendidikan profesi.
6. Nilai Agama
Selaras dengan kode etik, ilmu pengetahuan dan keterampilan profesi yang
dimilikinya merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu,
pelayanan kesehatan pun perlu dianggap sebagai bagian dari ibadah.
9
3. Nilai Ego-sentris
Sifat mementingkan diri sendiri. Mau bekerja sama dengan orang lain dalam
kelompok apabila yang bersangkutan yakin bahwa kebutuhan pribadinya dapat
terpenuhi.
4. Nilai Konformitas
Menerima nilai – nilai hidup orang lain yang berbeda disisi lain
tidak memaksakan nilai sendiri ke orang lain.
5. Nilai Manipulative
Berusaha mencapai tujuan pribadi dengan memanipulasi orang lain
sehingga orang itu membenarkan tindakannya.
6. Nilai Sosio-sentris
Penempatan kebersamaan jauh lebih penting ketimbang nilai
materialistic, manipulative atau konformitas.
7. Nilai Eksistensial
Tingkat toleransi tinggi terhadap pandangan orang lain yang berbeda
dari pandangan sendiri.
Jika kita berbicara tentang nilai dalam konteks etika, kita memaksudkan
suatu nilai spesifik yaitu nilai moral. Nilai lain merupakan sesuatu yang baik
menurut aspek tertentu saja sedangkan nilai moral mewujudkan sesuatu yang baik
bagi manusia sebagai manusia. Nilai moral bersifat normative. Nilai moral mengikat
kita sebagai manusia. Nilai moral wajib direalisasikan. Terhadap nilai moral kita
tidak boleh tinggal tak acuh saja. Sedangkan terhadap nilai lain, kita boleh bersikap
netral.
Etika sebagai ilmu, berefleksi tentang perilaku moral. Etika membahas
kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk moral. Etika bersifat normative.
(Bertens, 2003). Tujuan etika adalah mengidentifikasi aturan yang mengatur
perilaku orang – orang dan “barang – barang” yang layak dicari. Keputusan etis
ditentukan oleh nilai – nilai yang mendasari seseorang. Etika akan menjadi
persoalan yang semakin rumit ketika sebuah situasi mengharuskan suatu nilai
melampaui nilai yang lain. Etika adalah system aturan yang mengatur tatanan nilai –
nilai (Bateman, 2008).
10
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, Darna, dkk. 2015. Hukum Kesehatan. STIKES Surya Global. Yogyakarta.
Hanafiah, Jusuf M. dan Amri, Amir. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: EGC
https://aniromaningsih.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-etika-kesehatan.html
11