Anda di halaman 1dari 3

TOR

Diskusi Panel
Politik Lingkungan:
Mengarusutamakan Isu Lingkungan Kedalam Sistem Politik Nasional
Untuk Indonesia Berkelanjutan

1. Latar Belakang
Sejak tanggal 20 Oktober 2014, setelah terpilihnya Presiden Republik Indonesia yang ketujuh, konsep
Nawa Cita menjadi agenda pembangunan nasional, yang terdiri atas sembilan prioritas pembangunan.
Sebagi implikasinya, Sembilan agenda pembangunan dalam Nawa Cita diterjemahkan ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Nawa Cita dituangkan secara eksplisit
pada bagian pertama dokumen RPJMN 2015-2019, yaitu dalam Agenda Pembangunan Nasional.
Selanjutnya, di Markas Besar PBB pada 25 September tahun 2015, para pemimpin 193 negara anggota
PBB mengadopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)
sebagai angenda pembangunan global untuk periode 2016-2030. SDGs diarahkan untuk mengatasi
hambatan utama dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, antara lain ketidakadilan, konsumsi
yang tidak berkelanjutan, lemahnya kapasitas kelembagaan, dan degradasi lingkungan yang dinegasikan
MDGs. SDGs terdiri atas 17 goals (Gambar 6), 169 target dan 230 indikator.
Isu SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) ditanggapi pemerintah Indonesia dengan
menerbitkan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 27 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Sebelumnya, pada tahun 2016 atau satu tahun setelah Paris Agreement (Persetujuan Paris)
untuk menghadapi perkembangan isu perubahan iklim, pemerintah Indonesia juga telah turut meratifikasi
kesepakatan tersebut dan mengeluarkan UU No. 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Persetujuan Paris.
Secara keseluruhan, konsep Nawa Cita, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan Isu Perubahan Iklim
mewarnai konteks prioritas pembangunan nasional. Namun pada kenyataannya, sampai dengan tahun
2015, akumulasi pembangunan nasional menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi, nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang
menunjukkan tingkat kualitas lingkungan hidup semakin menurun. Kondisi ini menunjukkan
pembangunan ekonomi dan lingkungan belum seimbang, atau pembangunan belum berkelanjutan.
Bersamaan dengan tahun politik yang segera datang, khususnya tahun 2018-2019, pentingnya peran
politik dalam menghadapi isu lingkungan untuk mencapai Indonesia yang berkelanjutan semakin
mendapat perhatian. Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (RAN-TPB/SDGs),
menempatkan platform parlemen bersamaan atau satu wadah dengan pemerintah. Disisi lain, Proses
pengarusutamaan isu lingkungan selama ini secara umum masih terbatas pada sistem perencanaan
pembangunan dan masih banyak menghadapi tantangan pada tahapan penyusunan Rencana Kerja
Anggaran dan APBN/APBD. Padahal untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang menjadi
mandat UUD 45, tidak hanya terbatas pada wilayah perencanaan pembangunan, namun melampaui itu,
yaitu merubah perilaku pembangunan nasional. Oleh karena itu, pengarusutamaan isu lingkungan dalam
sistem politik di Indonesia menjadi isu penting dalam rangka membangun Indonesia yang berkelanjutan.
Diskusi Panel Politik Lingkungan: Mengarusutamakan Isu Lingkungan Kedalam Sistem Politik
Nasional Untuk Indonesia Berkelanjutan, diharapkan menjadi inisiasi integrasi isu lingkungan kedalam
sistem politik nasional dan subnasional di Indonesia.

1
2. Tujuan
Tujuan dari Diskusi Panel Politik Lingkungan: Mengarusutamakan Isu Lingkungan Kedalam Sistem
Politik Nasional Untuk Indonesia Berkelanjutan yaitu:
(1) Memperoleh isu strategis lingkungan dalam perspektif politik di Indonesia
(2) Memperoleh mekanisme pengarusutmaan isu lingkungan dalam sistem politik Indonesia
(3) Memperoleh inisiatif pengarusutmaan isu lingkungan ke dalam tahun politik 2018-2019

3. Peserta
Peserta Diskusi Panel Politik Lingkungan: Mengarusutamakan Isu Lingkungan Kedalam
Sistem Politik Nasional Untuk Indonesia Berkelanjutan yaitu sebagai berikut:
(1) Akademisi/pakar/mahasiswa
(2) Pejabat pemerintah pusat dan daerah
(3) Anggota Perlamen tingkat pusat dan daerah
(4) Politisi dan konstituen
(5) Civil Society Organization (CSO) dan media
(6) Pelaku bisnis/swasta

Jumlah peserta diperkirakan 75-100 orang.

4. Jadwal Diskusi Panel


Diskusi Panel akan dilaksanakan di Gedung IASTH Kampus Universitas Indonesia, Salemba, pada
Hari Selasa, 28 November 2017. Agenda kegiatan Diskusi Panel yaitu sebagai berikut:
Waktu Agenda/Topik Keterangan

08.00-08.30 Registrasi Panitia


08.30-08.45 Pembukaan MC
Dr. Emil Budianto
Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan

08.45-09.00 Pengantar Diskusi MC


Ingo Batavia Hauter, Friedrich Naumann Stiftung (FNS)
09.00-10.30 Paparan Materi 1: Moderator
Posisi Indonesia dalam Politik Lingkungan Global

Ir. Rahmat Witoelar


Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim
Paparan Materi 2: Moderator
Peran Partai Politik dalam Isu Lingkungan

Muhaimin Iskandar
Ketua Umum DPP PKB
Paparan Materi 3: Moderator
Sistem Politik, Pembangunan Ekonomi, dan Pembangunan

Berkelanjutan
Prof. Dr. Ir. Didik J Rachbini, M.Sc,
Ekonom dan Politisi

2
Waktu Agenda/Topik Keterangan

Paparan Materi 4: Moderator


Pengarusutamaan Isu Lingkungan dalam Pemilu

Arief Budiman, Ketua Komisi Pemilihan Umum

Paparan Materi 5: Moderator


Isu Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkerlanjutan dalam

Konteks Indonesia
Dr. Ir. Mahawan Karuniasa, MM,
Sekolah Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia

10.30-12.00 Diskusi dan Tanya Jawab Moderator


12.00 Penutupan MC
Dr. Tri Edhi Budhi Soesilo
Ketua IESA (Indonesian Environmental Scientists Association)

Anda mungkin juga menyukai