Anda di halaman 1dari 10

Volume 8 Nomor 1, Februari 2018

P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

APRESIASI SASTRA SECARA RESEPTIF TERHADAP TEKS PUISI


SISWA KELAS X MIPA 9 DI SMA NEGERI 1 SINGARAJA

Ni Luh Putu Yumi Kusuma1, Gede Gunatama2, I Made Sutama3

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: yumikusuma@gmail.com, gedegunatama22@gmail.com,


made.sutama@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Singaraja. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan struktur teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja, (2)
mendeskripsikan apresiasi sastra reseptif terhadap teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA
Negeri 1 Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja, sedangkan objeknya
adalah apresiasi sastra reseptif terhadap teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
Singaraja. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa dokumentasi teks
puisi siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data. Metode
analisis data yang dilakukan ada tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penyimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di
SMA Negeri 1 Singaraja sudah cukup baik dalam memenuhi struktur fisik dan struktur batin
puisi. Teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja sudah menggunakan
struktur fisik berupa diksi (makna kias, simbol, dan rima), pengimajian, dan kata konkret.
Teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja juga sudah menggunakan
struktur batin berupa tema, nada dan suasana, serta amanat. Hasil apresiasi sastra secara
reseptif terhadap teks puisi siswa ini adalah secara keseluruhan memiliki kekurangan dan
kelebihannya masing-masing.

Kata-kata kunci: apresiasi sastra reseptif, teks puisi.

ABSTRACT

This study took place in SMA Negeri 1 Singaraja. This study aimed to 1) describe text
structure of poetry text of 10th grade MIPA 9 Students in SMA Negeri 1 Singaraja, 2) describe
receptive literacy appreciation to poetry text of 10 th grade MIPA 9 Students in SMA Negeri 1
Singaraja. This study was descriptive qualitative study. The subject was 10 th grade MIPA 9
Students of SMA Negeri 1 Singaraja and the object was receptive literacy appreciation to
poetry text of 10th grade MIPA 9 Students in SMA Negeri 1 Singaraja. This study used data
collection method namely documentation. The instrument which used to obtain the data was
data card. There were 3 steps of data analysis such as data reduction, data display and
conclusion drawing. The result showed that poetry text of grade MIPA 9 Students in SMA
Negeri 1 Singaraja was good enough in terms of physical (diction, symbol, rhyme) and
internal (theme, tone, mental situation and moral value) aspect. The result of receptive
literacy appreciation to poetry text of these students has strength and weakness

Key Words: receptive literacy apreciation, poetry.

43
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

PENDAHULUAN
Masa remaja dapat menjadi awal sekitarnya. Tidak dapat dipungkiri pula
masa kreativitas. Pada masa itu, bahwa, karya sastra terlahir dari
seseorang dapat melakukan sesuatu yang fenomena sosial di masyarakat yang
kreatif dan bermanfaat. Inilah yang dapat diangkat dengan bumbu imajinatif
dikatakan sebagai kreativitas. Sangat pengarang. Hal itu sejalan dengan teori
banyak jenis kreativitas yang dapat mimesis. Plato dan Aristoteles (dalam
dilakukan, khususnya pada masa remaja. Ratna, 2003) mengungkapkan bahwa
Salah satunya adalah kreativitas dalam teori mimesis memandang karya seni
menulis. Tidak terkecuali menulis sebuah (dalam hal ini sastra) sebagai tiruan
karya sastra. masyarakat. Lebih lanjut lagi Ratna (2003)
Karya sastra merupakan sebuah menyatakan bahwa karya sastra, melalui
wadah yang berfungsi untuk menampung medium bahasa figuratif konotatif memiliki
ide-ide atau gagasan-gagasan penulis kemampuan yang jauh lebih luas dalam
puisi, prosa, dan drama (Yasa, 2012). mengungkapkan masalah-masalah yang
Sebagai sebuah wadah, karya sastra ada di masyarakat. Tidak hanya
dapat menampung ide atau gagasan pengarang-pengarang yang sudah mahir
remaja dalam bentuk puisi, prosa, melakukan tahap mimetik dalam
ataupun naskah drama. Sebagai sebuah melahirkan karya sastra. Akan tetapi,
wadah pula, karya sastra tidak lepas seorang yang baru belajar sastra seperti
sebagai penampung fenomena sosial di siswa pun akan melakukan hal yang sama
masyarakat yang diangkat menjadi karena fenomena di masyarakat sangat
sebuah karya dengan perpaduan unsur mudah dijadikan sebagai inspirasi bahkan
imajinatif. nantinya juga dapat menghasilkan sebuah
Proses remaja belajar dalam amanat.
menghasilkan karya sastra dapat Sudiara (2014), menyatakan
dilakukan pada setiap jenjang bahwa kelahiran karya sastra akan
pendidikannya mulai dari SD hingga hambar tanpa kehadiran apresiasi dan
tingkat pendidikan tertinggi. Di SMA, kritik sastra. Oleh karena itu, kehadiran
remaja diajarkan sastra mulai dari puisi dari siswa juga sangat memerlukan
penikmatan, penafsiran hingga tahap adanya sebuah apresiasi dan kritik.
produksi. Salah satu karya sastra yang Apresiasi dan kritik ini dilakukan guna
paling populer diajarkan di bangku menghargai puisi siswa dengan cara
sekolah adalah puisi. Untuk menjadikan menikmati dan memberikan masukan
siswa lebih produktif dalam pembelajaran kepada puisi siswa. Apresiasi harus
sastra, siswa dituntut dapat menghasilkan mendahului kritik. Dengan adanya
sebuah puisi. Contoh nyatanya adalah apresiasi pada puisi yang telah dibuat
indikator yang terkandung dalam silabus oleh siswa, siswa akan dapat mengetahui
Kurikulum 2013 revisi pada kelas X kekurangan dan kelebihan karyanya.
semester genap tahun ajaran 2016/2017. Pengetahuan ini akan berimbas pada
Dalam silabus pada bab puisi itu terdapat siswa. Siswa akan menjadi lebih bijak
indikator yang menyatakan bahwa siswa memperbaiki kekurangannya dan
harus mampu memproduksi sebuah puisi. meningkatkan kelebihannya dalam
Melalui hal itulah siswa selaku remaja menulis puisi. Dengan pengaruh yang
mendapat sebuah kesempatan untuk lebih kritis lagi dari siswa, hasil tulisan
menguji kreativitasnya melalui puisinya akan semakin membaik.
memproduksi sebuah puisi sebagai karya Dalam lingkup sekolah, gurulah
sastra. yang mempunyai andil besar dalam
Sebagai pemula dalam menulis mengapresiasi karya siswanya. Guru
puisi, tentunya siswa akan mendapat dapat melalukan penikmatan dan
imajinasi dari sesuatu yang ada di pemahaman terlebih dahulu terhadap

44
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

puisi siswa sebelum memberikan senang membaca atau menyaksikan


penilaian. Tahap penikmatan, tahap pembacaan puisi. Pada tingkat menikmati,
pehamaman, dan tahap penilaian seseorang akan tersentuh batinnya saat
merupakan tahap awal apresiasi sastra membaca puisi atau menyaksikan
atau disebut pula sebagai apresiasi sastra pembacaan puisi. Pada tingkat mereaksi,
secara reseptif. sikap kritis seseorang terhadap puisi lebih
Dari keadaan yang dipaparkan di menonjol karena telah mampu
atas, dapat timbul pertanyaan “apakah menafsirkan dengan kritis dan
hanya guru yang dapat memberikan memberikan penilaian baik atau buruk
apresiasi terhadap karya sastra siswa pada puisi. Tingkat produktif berarti
tersebut; serta bagaimanakah cara seorang apresiator telah mampu
mencari perbandingan pendapat subjektif menghasilkan, mengkritik, atau membuat
guru dengan pihak lain terhadap karya resensi terhadap sebuah puisi secara
sastra siswa tersebut”. Kesempatan untuk tertulis. Dari keempat tingakatan tersebut
melakukan apresiasi terhadap karya siswa dilakukan penelitian berupa apresiasi
tersebut tentu dapat dilakukan oleh para hanya pada tingkat ke tiga. Hal itu
peneliti, namun harus disertai izin dari dikarenakan untuk membuat batasan
pihak sekolah yang berwenang. Dengan tujuan penelitian ini sendiri, yaitu untuk
adanya penelitian dari para peneliti, akan mereaksi teks puisi siswa. Oleh karena
didapatkan perbandingan pandangan itu, dapat dikatakan bahwa dilakukan
mengenai hasil karya siswa dalam penelitian apresiasi secara reseptif pada
menulis sastra. Berdasarkan fenomena teks siswa.
tersebut, dilalukan penelitian mengenai Apresiasi secara reseptif ini
apresiasi sastra reseptif terhadap teks adalah kegiatan mengapresiasi dengan
puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri teori resepsi pada sebuah karya. Resepsi
1 Singajara. dapat diartikan sebagai terbuka atau
Apresiasi sastra menurut Efendi dapat menerima. Jackques Lacan dan
(dalam Aminuddin, 2004), adalah kegiatan Roland Barthes (dalam Aminuddin,
menggauli karya sastra secara sungguh- 2004:53) menyatakan bahwa sebuah
sungguh sehingga tumbuh pengertian, karya sastra setelah hadir di tengah
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan masyarakat pembaca, pembaca sendirilah
kepekaan pikiran yang baik terhadap yang akhirnya memberikan makna. Dalam
karya sastra. Pengertian apresiasi hal ini, peneliti yang sekaligus berperan
tersebut menyiratkan pula bahwa kegiatan sebagai pembaca memiliki peran penting
apresiasi dapat memberikan suatu dalam pemberian makna. Dalam
pemikiran atau tanggapan yang kritis dan penelitian ini dilakukan tindakan
baik terhadap sebuah karya. Dengan meresepsi, memaknai, dan menanggapi
mengapresiasi karya sastra seperti teks teks puisi siswa sebagai karya sastra.
puisi siswa, didapatkan sebuah penilaian Makna menjadi pokok penting dalam
yang didasari pemikiran kritis usai merepsi. Hirsch (dalam Sugihastuti, 2002)
melakukan penikmatan dengan cara menyebutkan bahwa makna mengacu
membacanya. Hal itu sejalan dengan pada arti teks dalam kaitannya dengan
pendapat Zaidan (1991) yang menyatakan suatu konteks yang lebih besar. Untuk
bahwa apresiasi puisi itu sebagai memaknai teks puisi siswa setepat
penghargaan atas puisi sebagai hasil mungkin, dibutuhkan proses pengaitan arti
pengenalan, pemahaman, penafsiran, teks dalam konteks situasi atau keadaan
penghayatan, dan penikmatan karya yang berlaku. Jadi, dipilih apresiasi sastra
tersebut yang didukung oleh kepekaan secara reseptif ini karena ingin
batin terhadap nilai-nilai yang terkandung memberikan suatu penilaian dan
dalam puisi itu. tanggapan secara terbuka terhadap teks
Disick (dalam Waluyo, 2005) puisi siswa.
menyebutkan adanya empat tingkatan Teks puisi adalah salah satu
apresiasi, yaitu: menggemari, menikmati, bentuk karya sastra yang dapat
mereaksi, dan produktif. Pada tingkat diapresiasi. Pradopo (dalam Gunatama,
menggemari puisi, seseorang sebatas 2010) menyatakan bahwa puisi adalah

45
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

ekspresi pikiran yang membangkitkan deskriptif kualitatif. Penelitian ini


perasaan yang merangsang imajinasi membahas struktur fisik dan struktur batin
panca indera dalam susunan yang yang ada pada puisi siswa. Penelitian
berirama. Semua itu, merupakan hal yang pertama ini memiliki persamaan dengan
penting dan menarik yang direkam, penelitian yang dilakukan dalam hal
diekspresikan, dan dinyatakan dengan mengenali puisi siswa dengan mengetahui
menarik serta memberikan kesan. Terkait struktur fisik dan struktur batin puisi siswa.
dengan hal itu, puisi ialah interpretasi Perbedaannya adalah penelitian pertama
pengalaman manusia yang diubah dalam ini hanya menganalisis struktur fisik dan
wujud yang memberikan kesan. Teks puisi struktur batin puisi. Penelitian yang
dibuat dengan kepadatan kata-kata dilakukan tidak hanya mencari struktur
estetika, namun memiliki makna yang fisik dan struktur batin puisi, tetapi juga
terpendam. Pemaparan itu tidak terkecuali melakukan apresiasi secara reseptif
pula pada teks puisi yang dibuat oleh terhadap teks puisi siswa kelas X MIPA 9
siswa. Sebagai karya pemula, teks puisi di SMA Negeri 1 Singaraja. Penelitian
yang dibuat siswa tentu memiliki unsur yang dilakukan lebih luas daripada
yang lebih sederhana untuk diteliti penelitian sejenis yang pertama ini.
dibandingkan teks puisi lain seperti yang Penelitian sejenis yang kedua
diciptakan oleh sastrawan-sastrawan dilakukan oleh Istiningsih yang berjudul
terkenal. Di samping itu, pengapresiasian “Pelaksanaan Pembelajaran Puisi di
teks puisi siswa juga dapat memberikan sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus
perbandingan pandangan penelitian SMP Negeri 2 Baki, Sukoharjo)” pada
kepada guru di sekolah. tahun 2010. Penelitian ini merupakan
Dipilih kelas secara acak dalam penelitian studi kasus di SMP Negeri 2
melakukan penelitian ini karena Baki. Dalam penelitian ini, dibahas
pengapresiasian dapat dilakukan pada mengenai pelaksanaan pembelajaran
semua jenis teks puisi. Berdasarkan hasil puisi pada siswa, nilai puisi siswa,
wawancara dengan salah satu guru mata hambatan dalam pembelajaran puisi,
pelajaran bahasa Indonesia di kelas X serta upaya untuk mengatasi hambatan
SMA Negeri 1 Singaraja, kelas X MIPA 9 dalam pembelajaran puisi siswa.
dinilai aktif dalam pembelajaran. Kelas X Persamaan penelitian sejenis kedua
MIPA 9 juga memiliki nilai rata-rata yang dengan penelitian yang dilakukan ini
memenuhi KKM (kriteria ketuntasan adalah dalam hal mendeskripsikan
minimal) dalam indikator menulis puisi. penilaian pada puisi siswa. Perbedaannya
Pemilihan sekolah juga menjadi adalah terletak pada hampir seluruh isi
pertimbangan peneliti saat akan penelitian sejenis ini, terutama dalam jenis
melakukan penelitian. SMA Negeri 1 penelitiannya. Penelitian sejenis ini
Singajara menjadi pilihan karena sekolah menggunakan penelitian studi kasus,
ini memiliki kualitas yang sudah tidak sedangkan penelitian yang dilakukan
diragukan lagi, baik dalam bidang adalah penelitian deskriptif kualitatif.
akademik maupun nonakademik. Di Berdasarkan latar belakang di
Singaraja, sekolah ini merupakan sekolah atas, lahirlah sebuah judul penelitian yang
favorit dan merupakan sekolah negeri dilakukan. Penelitian itu berjudul
terbaik. Hal di atas merupakan alasan “Apresiasi Sastra Reseptif Terhadap Teks
digunakannya teks puisi kelas X MIPA 9 di Puisi Siswa Kelas X MIPA 9 di SMA
SMA Negeri 1 Singaraja sebagai sasaran Negeri 1 Singaraja”. Yang menjadi
apresiasi sastra secara reseptif ini. rumusan masalah dalam penelitian ini
Penelitian semacam ini, pernah adalah 1) bagaimanakah struktur teks
dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri
yang pertama dilakukan oleh Solehatul 1 Singaraja dan 2) bagaimakah apresiasi
Kamilah pada tahun 2016 dengan judul sastra reseptif terhadap teks puisi siswa
“Analisis Struktur Fisik dan Struktur Batin kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
Puisi Siswa Kelas VIII A MTs Al-Khairiyah Singaraja.
Tegallinggah, Kecamatan Sukasada”.
Penelitian ini merupakan penelitian

46
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

METODE adalah untuk mengetahui data yang


Rancangan penelitian yang didapat valid atau tidak valid. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ingin peneliti kumpulkan adalah (1)
rancangan deskriptif kualitatif karena struktur teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di
rancangan ini mampu menggambarkan SMA Negeri 1 Singaraja, (2) apresiasi
secara keseluruhan mengenai apresiasi sastra reseptif terhadap teks puisi siswa
sastra berupa penikmatan, pemaknaan, kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
dan tanggapan yang bersifat reseptif Singaraja. Tahapan kedua adalah
terhadap teks puisi siswa kelas X MIPA 9 penyajian data. Penyajian data dilakukan
di SMA Negeri 1 Singaraja. Yang menjadi dengan menguraikan hal-hal yang telah
subjek dalam penelitian ini adalah siswa direduksi ke dalam bentuk uraian sesuai
kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 dengan rumusan masalah. Data berupa
Singaraja. Peneliti memilih siswa kelas X (1) struktur teks puisi siswa kelas X MIPA
MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja 9 di SMA Negeri 1 Singaraja, (2) apresiasi
sebagai subjek penelitian karena data sastra reseptif terhadap teks puisi siswa
teks puisi ada pada siswa kelas X MIPA 9 kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
di SMA Negeri 1 Singaraja. Yang menjadi Singaraja. Tahapan ketiga adalah
objek penelitian dalam penelitian ini penyimpulan. Penyimpulan dilakukan
adalah apresiasi sastra reseptif terhadap untuk menjawab rumusan masalah
teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA sehingga dapat diperoleh informasi
Negeri 1 Singaraja yang dianalisis dengan mengenai (1) struktur teks puisi siswa
pendekatan analitik. kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
Metode pengumpulan data yang Singaraja, (2) apresiasi sastra reseptif
digunakan pada penelitian ini adalah terhadap teks puisi siswa kelas X MIPA 9
metode dokumentasi. Dalam metode ini, di SMA Negeri 1 Singaraja.
data dikumpulkan untuk dipergunakan
sebagai bukti atau keterangan di dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan pengkajian dan penelaahan, Hasil Penelitian
seperti pengkajian teks puisi siswa kelas Penyajian hasil penelitian adalah
X MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja. gambaran keseluruhan tentang isi
Untuk selanjutnya, data yang sudah penelitian. Dalam penyajian hasil
terkumpul atau teridentifikasi dapat penelitian ini, akan dipaparkan data
dianalisis. Instrumen penelitian yang berupa struktur fisik, struktur batin, dan
dipilih berkaitan erat dengan metode apresiasi sastra reseptif teks puisi siswa
pengumpulan data yang digunakan. kelas X MIPA 9 SMA Negeri 1 Singaraja.
Sesuai dengan metode yang digunakan, Pada bagian pertama, disajikan hasil
instrumen dalam penelitian ini adalah analisis puisi siswa yang memenuhi
kartu data. Saat melakukan pengumpulan seluruh aspek struktur fisik dan batin puisi.
data, hasilnya akan dicatat dalam kartu pada bagian kedua, disajikan hasil
data. analisis apresiasi reseptif terhadap teks
Setelah data diperoleh, tugas puisi.
peneliti selanjutnya adalah menganalisis Hasil analisis struktur fisik puisi
data. Penelitian ini menggunakan analisis siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif Singaraja terdiri atas diksi (makna kias,
kualitatif pada penelitian ini diarahkan simbol, dan rima), pengimajian, dan kata
pada identifikasi dan klasifikasi untuk konkret. Masing-masing akan diuraikan
mendapatkan deskripsi yang jelas, rinci, sebagai berikut ini. Puisi “Taman Kota”
dan memadai berkenaan dengan (1) karya Deva Satria Wibawa adalah salah
struktur teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di satu puisi siswa yang termasuk kategori
SMA Negeri 1 Singaraja, (2) apresiasi ideal, yaitu memenuhi seluruh aspek
sastra reseptif terhadap teks puisi siswa struktur fisik puisi.
kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 Penggunaan diksi pada puisi
Singaraja. tersebut sudah tepat. Hal itu terbukti dari
Tahapan pertama dalam analisis pemilihan kata-katanya yang bervariasi.
data ini adalah reduksi data. Tujuannya Dilihat dari makna kiasnya, puisi ini

47
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

menggunakan kata yang penuh dengan Diam dan membisu/Sepi itu indah,
kepasrahan. Berikut ini merupakan percayalah/Membisu itu anugerah
penggalan puisi yang mengandung makna Kata konkret dalam puisi ini
kias. mampu memunculkan imaji yang
Semesta bicara tanpa bersuara/Semesta memperkuat makna puisi. kata konkret
ia kadang buta aksara/Semesta bergulir dalam puisi ini adalah buta aksara dan
tak kenal arah/Kaki langit hujan dalam mimpi. Buta aksara dapat
Makna kias Semesta bicara tanpa membangkitkan imaji seolah tidak tahu
bersuara dapat diartikan sebagai sebuah sesuatu hal. Hujan dalam mimpi juga
dunia yang mengungkapkan isi hati tidak dapat memunculkan imaji taktil berupa
pernah bersuara, bisa jadi melalui kesejukan yang dialami seseorang,
kejadian-kejadian alam. Makna kias namun hanya sebatas angan atau mimpi.
Semesta ia kadang buta aksara dapat Kepasrahan tetap dipertahankan dalam
diartikan sebagai dunia tidak dapat puisi ini.
membaca atau tidaklah tahu tentang yang Hasil analisis struktur batin puisi
terjadi. Hal itu sesuai kelanjutan pada siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
makna kias selanjutnya. Makna kias Singaraja yang terdiri atas tema, nada dan
Semesta bergulir tak kenal arah dapat suasana, serta amanat. Puisi “Bukakak”
berarti bahwa dunia hanya berlalu begitu karya Desak Made Ardhya sudah
saja tanpa mengenal waktu dan tidak memenuhi keempat kriteria yang terdapat
kenal arah. Kaki langit dapat diwujudkan dalam struktur batin puisi. Hal itu dapat
sebagai sesuatu yang sulit. dilihat dari tema, nada dan perasaan,
Dilihat dari segi penggunaan serta amanat yang terkandung dalam
simbol, penulis mengunakan semesta. puisi tersebut.
Semesta digunakan sebagai simbol Penggunaan tema ini sudah
kehidupan atau isi bumi. Penggambaran sesuai dengan isi puisi ini. Sesuai dengan
simbol itu sesuai dengan penggalan puisi tema yang sudah ditentukan bersama
berikut ini. (Buleleng), Bukakak sudah termasuk di
Semesta bicara tanpa bersuara/Semesta dalamnya karena merupakan sebuah
ia kadang buta aksara/Semesta bergulir tradisi yang hidup di daerah Buleleng
tak kenal arah sendiri. Sesuai dengan prosesi Bukakak
Penggunaan rima hanya terdapat itu sendiri, nada yang digunakan puisi
pada puisi bait pertama, kedua, dan adalah lembut dengan suasana yang
keempat. Bait puisi yang lain tidak sakral. Hal ini juga dapat dilihat dari
memiliki pola yang teratur. Bait pertama adanya penggunaan kata dewa padi,
dan keempat menggunakan rima kembar istana megah penuh rohani, lambang suci,
pola a-a-b-b. Bait kedua menggunakan dan lain sebagainya. Amanat yang dapat
rima sejajar a-a-a-a. Jadi, dapat dikatakan ditangkap dari puisi ini adalah tradisi
puisi ini memiliki rima tak sempurna. Bukakak sebagai rasa syukur akan
Pengimajian puisi juga menambah anugerah Dewi Sri dalam peran sebagai
hidup cerita dalam sebuah puisi. dalam dewi padi yang telah memberikan rezeki
puisi ini terdapat imaji visual dan imaji berupa hasil panen yang melimpah.
taktil. Imaji visual dapat dilihat secara Berdasatkan analisis di atas, dapat
langsung bahwa taman kota sedang sepi disimpulkan bahwa puisi karya Desak
pengunjung dan hanya ada hamparan Made Ardhya sudah memenuhi seluruh
rumput yang luas sesuai dengan kriteria struktur batin puisi yang ada. Puisi
penggalan puisi berikut ini. tersebut merupakan salah satu dari
Taman kota sepi senyap/Hanya ada aku beberapa puisi yang memenuhi keempat
dan hamparan rumput kriteria struktur batin puisi.
Imaji taktil dapat dirasakan bahwa Untuk menjadikan sebuah karya itu
diam dan membisu dapat mendatangkan lebih baik, diperlukan sebuah apresiasi
perasaan sepi yang indah dan terhadapnya agar mendapat penghargaan
menenangkan, sesuai dengan penggalan dan penilaian baik atau buruknya.
puisi berikut ini. Apresiasi sastra reseptif ini sebatas
menikmati, memahami, serta menanggapi

48
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

keadaan puisi siswa. Berdasarkan hasil kata konkret. Penulis puisi hendaknya
analisis, puisi siswa secara keseluruhan menggunakan pilihan kata atau diksi
memiliki kekurangan dan kelebihannya secara tepat, dengan mempertimbangkan
masing-masing. Dengan ungkapan lain, makna dan kesesuaian dengan tema yang
puisi siswa belum tergolong sempurna. diangkat. Pemilihan kata yang tepat dapat
Berikut adalah hasil analisisnya. menggambarkan hal-hal yang diinginkan
Puisi yang mendapat nilai terbaik oleh penulis puisi.
yaitu “Taman Kota” karya Deva. Puisi Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dituulis mampu mengajak pembaca yang dikemukakan oleh Waluyo (1995)
larut dalam suasana sepi yang bahwa penyair sangat cermat dalam
disuguhkan. Imajinasi penulis mampu memilih kata-kata, sebab kata-kata yang
termuat dalam larik-larik puisi yang juga ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
dapat dirasakan pembaca. Ingatan komposisi bunyi dalam rima dan irama,
tentang semesta atau dunia yang tidak kedudukan kata itu di tengah konteks kata
pernah bisa diduga cukup baik dalam yang lainnya, dan kedudukan kata dalam
menanamkan pikiran bahwa dunia ini seluruh puisi itu. Kata-kata yang
tidak mudah untuk ditaklukan. Namun, digunakan ada yang mudah dan ada pula
puisi tersebut juga mengajarkan arti yang sukar diinterpretasikan oleh
mencari ketenangan pikiran dalam sepi, pembaca. Hal itu membuat kelahiran puisi
menemukan pemikiran untuk mencari ada yang mudah dipahami dan ada pula
jalan terbaik yang akan ditempuh saat yang memerlukan pemikiran dalam
masalah menerpa. Apalagi penulis memahaminya.
memilih sebuah taman. Dengan adanya Penggunaan diksi pada puisi siswa
pemandangan yang hijau, pikiran akan kelas X MIPA 9 SMA Negeri 1 Singaraja
menjadi tenang. Hanya satu kekurangan dibagi atas tiga bagian, yaitu makna kias,
dari puisi ini jika disesuaikan dengan simbol, dan rima. Penggunaan makna
kriteria yang ada. Unsur simbol dalam kias pada puisi siswa ini sudah cukup
puisi ini tidak disertakan. Padahal jika ada baik. Dari 36 puisi siswa, ada 31 puisi
sebuah simbol, puisi ini akan tampak lebih yang sudah menggunakan makna kias.
indah. Makna kias yang digunakan sangat
berviariasi, meliputi tentang alam,
Pembahasan kehidupan manusia, bahkan religi.
Berdasarkan hasil penelitian, Penggunaan simbol pada puisi siswa
keberhasilan siswa kelas X MIPA 9 di dapat dikatakan kurang baik. Hal ini
SMA Negeri 1 Singaraja dalam menulis disebabkan oleh tingkat kesulitan
puisi yang dianalisis berdasarkan struktur penggunaan simbol yang lebih tinggi dari
dan apresiasi reseptifnya dapat dikatakan lainnya. Hanya terdapat 14 puisi siswa
baik karena sudah mengandung kelima yang menggunakan simbol dalam
kriteria struktur fisik puisi (diksi yang puisinya dari total keseluruhan 36 puisi.
mengandung makna kias, simbol, dan Penggunaan rima pada puisi dapat
rima, pengimajian, dan kata konkret) dan dikatakan cukup baik. Terdapat 27 puisi
keempat struktur batin (tema, nada, yang menggunakan rima. Namun, hanya
perasaan, dan amanat). Hal ini sejalan ada tiga buah puisi yang menggunakan
dengan pendapat Pradopo (1993) rima sempurna. Sisanya, puisi siswa
menyatakan bahwa puisi adalah ekspresi menggunakan rima tak beraturan.
pikiran yang membangkitkan perasaan, Struktur fiksi berikutnya adalah
yang merancang imajinasi panca indera pengimajian. Melalui pengimajian, sesuatu
dalam susunan yang berirama. yang digambarkan penulis dalam puisinya
Temuan pertama adalah seolah-olah dapat dilihat (imaji visual),
keberhasilan siswa kelas X MIPA 9 di dapat didengar (imaji auditif), dan dapat
SMA Negeri 1 Singaraja dalam menulis dirasakan (imaji taktil). Hal tersebut
puisi sudah cukup baik. Puisi siswa membuat pembaca larut dan merasakan
tersebut sudah mengandung kelima unsur sesuatu yang digambarkan dalam puisi.
struktur fisik puisi, meliputi diksi (makna hanya ada dua buah puisi yang tidak
kias, simbol, dan rima), pengimajian, dan menggunakan imaji dalam puisi siswa

49
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

yang totalnya berjumlah 36. Dalam mengandung tema yang sama. Syarat
struktur fisik puisi, bagian pengimajian dalam penulisan puisi ini adalah bertema
inilah yang paling banyak jumlah Buleleng. Dari seluruh puisi siswa, tema
penggunaannya dalam puisi siswa, Buleleng sudah sesuai dengan masing-
sehingga dapat dikatakan sudah cukup masing puisi yang ditulis siswa. Walaupun
baik. demikian, ada perbedaan subtema dalam
Struktur fisik yang terakhir adalah puisi siswa ini. Subtema tersebut terdiri
penggunaan kata konkret. Penggunaan atas sejarah, alam, perpisahan, dan religi.
unsure wajib kata konkret pada puisi Untuk mendukung tema, siswa
siswa dapat dikatakan sudah cukup baik. menggunakan nada dan suasana di
Sebagian besar siswa mengungkapkan dalam puisinya. Nada merupakan sikap
puisinya dengan mengkonkretkan kata- penyair terhadap pembaca. Dari sikap itu
kata dalam puisi. Dalam memahami puisi tercipta suasana puisi. Penggunaan nada
siswa, cukup memerlukan pemikiran yang dan suasana dapat ditemukan pada
baik. Tujuan pemakaian kata konkret ini semua puisi siswa, sehingga dapat
agar puisi siswa lebih indah dengan kata- dikatakan sudah ideal. Penggunaan nada
kata yang singkat. dan suasana bervariasi padan puisi siswa.
Temuan kedua adalah keberhasilan Dari nada dan suasana kesedihan hingga
siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 nada dan suasana kebahagiaan ada
Singaraja dalam menulis puisi yang ideal, dalam puisi siswa.
yakni mengandung keempat struktur batin Sebagai struktur batin puisi yang
puisi (tema, nada dan suasana, serta terakhir, amanat sudah dapat dikatakan
amanat). Puisi dapat diumpamakan ideal dalam penggunaan puisi siswa.
sebagai duta perasaan dan pikiran Penggunaan amanat dalam puisi siswa
penyair. Lewat puisi yang dituliskan itu, juga tidak monoton antara puisi satu dan
penyair selalu berusaha agar yang lainnya. Ada beragam amanat yang
terkandung dalam perasaan dan ditemukan pada puisi siswa ini, yaitu
pikirannya dapat terwakili. Dengan tentang kesejarahan, kehidupan,
demikian nada, dan suasana berperan ketuhanan, dan lingkungan atau alam.
sebagai pendukung makna dalam suatu Temuan ketiga adalah hasil
puisi. Sebuah tema akan menghasilkan apresiasi satra reseptif terhadap teks puisi
puisi yang berbeda, jika suasana dan siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1
perasaan penyair ketika menciptakan Singaraja yang belum tergolong
puisi tersebut berbeda. Pada akhir sempurna. Kelahiran sebuah puisi tidak
pembacaan puisi, akan ditemukan sebuah akan pernah lepas dari tanggapan atau
amanat yang terselip di dalamnya. masukan pembacanya. Untuk menjadikan
Hal itu sesuai dengan pendapat sebuah karya itu menjadi lebih baik,
Hutagalung (dalam Gunatama, 2010) diperlukan sebuah apresiasi terhadapnya
yang menyatakan bahwa puisi dapat agar mendapat penghargaan dan
merangsang kepekaan terhadap penilaian baik atau buruknya. Apresiasi
keindahan dan kemanusiaan, kehidupan, sastra reseptif ini sebatas menikmati,
serta alam sekelilingnya. Berdasarkan menghami, serta menanggapi keadaan
pendapat tersebut tersirat puisi dengan puisi siswa.
keindahannya berfungsi sebagai alat yang Hal itu sejalan dengan pendapat
berusaha membawa manusia kembali Disick (dalam Waluyo, 2005)
kepada keutuhannya dalam kehidupan. menyebutkan adanya empat tingkatan
Sebagai salah satu negara yang apresiasi, yaitu menggemari, menikmati,
multibudaya, puisi juga banyak mereaksi, dan produktif. Pada tingkat
mengungkap keindahannya dan berusaha menggemari berkaitan dengan puisi,
mengajak untuk tetap melestarikan seseorang sebatas senang membaca
keberadaannya. atau menyaksikan pembacaan puisi. Pada
Penggunaan tema pada puisi siswa tingkat menikmati, seseorang akan
kelas X MIPA 9 di SMA Negeri 1 tersentuh batinnya saat membaca puisi
Singaraja sama pada setiap setiap puisi. atau menyaksikan pembacaan puisi. Pada
semua puisi siswa sudah ideal karena tingkat mereaksi, sikap kritis seseorang

50
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

terhadap puisi lebih menonjol karena telah sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus
mampu menafsirkan dengan kritis dan SMP Negeri 2 Baki, Sukoharjo)” pada
memberikan penilaian baik atau buruk tahun 2010. Penelitian ini merupakan
pada puisi. Tingkat produktif mempunyai penelitian studi kasus di SMP Negeri 2
arti bahwa seorang apresiator telah Baki. Hasil yang didapatkan dalam
mampu menghasilkan, mengkritik, penelitian ini yaitu pelaksanaan
mendeklamasikan, atau membuat resensi pembelajaran puisi di SMP Negeri 2 Baki
terhadap sebuah puisi secara tertulis. Dari belum bersifat apresiatif dan masih
keempat tingakatan tersebut, apresiasi memiliki hambatan. Namun, upaya
sastra reseptif hanya sampai pada tingkat mengatasi hambatan tersebut sudah
ketiga. disusun dan digunakan dalam
Hasil apresiasi sastra secara pembelajaran. Hasil yang paling berkaitan
reseptif terhadap teks puisi siswa ini dengan penelitian yang penulis lakukan
adalah secara keseluruhan memiliki adalah deskripsi penilaian terhadap hasil
kekurangan dan kelebihannya masing- puisi siswa. Berdasarkan hasil penilaian,
masing. Dengan ungkapan lain, puisi keadaan puisi siswa SMP Negeri 2 Baki
siswa belum memasuki kata sempurna. belum masuk kategori puisi sempurna.
Dilihat dari segi struktur fisik dan struktur Hal ini sesuai dengan hasil apresiasi
batin puisi siswa ini, hanya terdapat 10 secara reseptif yang dilakukan penulis.
buah pusi yang lengkap mengandung Dalam apresiasi resptif ini, diperoleh
seluruh kriteria struktur puisi. Berdasarkan kekurangan dan kelebihan pada masing-
hasil resepsi puisi, ditemukan beragam masing puisi yang ditulis oleh siswa. Teks
makna puisi. Walaupun dalam tema yang puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri
sama, siswa dapat dikatakan bagus dalam 1 Singaraja juga dapat dikatakan belum
menuangkan gagasannya dalam menulis sempurna.
puisi. Hasil puisi siswa juga bervariasi
adanya. SIMPULAN DAN SARAN
Ketiga temuan di atas ada Berdasarkan pemaparan di atas,
kesesuaiannya dengan hasil penelitian dapat ditarik simpulannya sebagai berikut
sejenis yang digunakan dalam penelitian ini. Yang pertama, teks puisi siswa kelas
ini. Yang pertama adalah penelitian yang X MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja
dilakukan oleh Kamilah pada tahun 2016 sudah cukup baik dalam memenuhi
dengan judul “Analisis Struktur Fisik dan struktur fisik dan struktur batin puisi. Teks
Struktur Batin Puisi Siswa Kelas VIII A puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA Negeri
MTs Al-Khairiah Tegallinggah, Kecamatan 1 Singaraja sudah menggunakan struktur
Sukada”. Hasil penelitian ini adalah fisik berupa diksi (makna kias, simbol, dan
keberhasilan siswa kelas VIII A MTs Al- rima), pengimajian, dan kata konkret.
Khairiah Tegallinggah, Kecamatan Teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA
Sukada dalam memenuhi kriteria struktur Negeri 1 Singaraja juga sudah
fisik dan struktur batin puisi. Hal ini menggunakan struktur batin berupa tema,
memiliki kesesuaian dalam penelitian nada dan suasana, serta amanat. Yang
yang dilakukan. Berdasarkan hasil kedua adalah apresiasi reseptif terhadap
penelitian, keberhasilan siswa kelas X teks puisi siswa kelas X MIPA 9 di SMA
MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja dalam Negeri 1 Singaraja yang dapat
menulis puisi yang dianalisis berdasarkan dikategorikan belum sempurna. Hasil
struktur dan apresiasi reseptifnya dapat apresiasi sastra secara reseptif terhadap
dikatakan baik karena sudah mengandung teks puisi siswa ini adalah secara
kelima kriteria struktur fisik puisi (diksi keseluruhan memiliki kekurangan dan
yang mengandung makna kias, simbol, kelebihannya masing-masing. Dengan
dan rima, pengimajian, dan kata konkret) ungkapan lain, puisi siswa belum
dan keempat struktur batin (tema, nada, tergolong sempurna. Dilihat dari segi
perasaan, dan amanat). struktur fisik dan struktur batin puisi siswa
Penelitian sejenis yang kedua ini, hanya terdapat 10 buah pusi yang
dilakukan oleh Istiningsih yang berjudul lengkap mengandung seluruh kriteria
“Pelaksanaan Pembelajaran Puisi di struktur puisi.

51
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA
Volume 8 Nomor 1, Februari 2018
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Penelitian ini masih sebatas Ratna, Nyoman Kutha.2003.Paradigma


menganalisis struktur fisik dan struktur Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
batin serta melakukan apresiasi secara Pustaka Pelajar.
reseptif pada teks puisi siswa kelas X Sudiara, I Nyoman Seloka.Dalam forum
MIPA 9 di SMA Negeri 1 Singaraja. Ada kuliah Kritik Sastra pada 26
beberapa saran yang dapat disampaikan. Agustus 2014 di Universitas
Siswa hendaknya mampu lebih Pendidikan Ganesha.
menyempurnakan puisinya dengan Sugihastuti.2002.Teori dan Apresiasi
melakukan upaya perbaikan berdasarkan Sastra.Yogyakarta: Pustaka
kriteria struktur fisik dan struktur batin Pelajar.
pada penelitian ini. Guru mata pelajaran Waluyo, Herman J.1995.Teori dan
hendaknya dapat memberikan bimbingan Apresiasi Puisi. Surakarta:
berupa upaya perbaikan penulisan puisi Erlangga.
pada siswa, sehingga menghasilkan puisi ---------2005.Apresiasi Puisi Panduan
yang lebih sempurna. Bagi peneliti lain, Untuk Pelajar dan Mahasiswa.
penelitian ini dapat dijadikan referensi Jakarta: Gramedia Pustaka
untuk penelitian sejenis lainnya. Penelitian Utama.
ini diharapkan dapat dikembangkan lagi Yasa, I Nyoman.2012.Teori Sastra dan
dengan melakukan analisis resepsi Penerapannya. Bandung: CV
respons guru mata pelajaran terhadap Karya Putra Darwati.
teks puisi siswa. Zaidan, Abdul Rozak.1991.Kamus Istilah
Sastra.Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin.2004.Pengantar Apresiasi
Karya Sastra.Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Gunatama, Gede.2010.Buku Ajar Puisi
(Teori, Apresiasi, dan Pemaknaan).
Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Istiningsih. 2010. “Pelaksanaan
Pembelajaran Puisi di sekolah
Menengah Pertama (Studi Kasus
SMP Negeri 2 Baki, Sukoharjo)”.
Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kamilah, Solehatul.2016.”Analisis Struktur
Fisik dan Struktur Batin Puisi
Siswa Kelas VIII A MTs
Al-Khairiah Tegallinggah,
Kecamatan Sukada”. Skripsi
(tidak diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Fakultas Bahasa dan
Seni. Universitas Pendidikan
Ganesha.
Pradopo, Rachmat Djoko.1993.Beberapa
Teori Sastra, Metode, dan
Penerapannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

52
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA

Anda mungkin juga menyukai