Anda di halaman 1dari 35

e-ISSN : 2614-8226 .

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasi
Email : penaliterasi@umj.ac.id

PENERAPAN MEDIA MUSIKALISASI PUISI TERHADAP


PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI SISWA X
MIPA3 SMAN 87 JAKARTA

Khaerunnisa1 Muhammad Nasir2


Universitas Muhammadiyah Jakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan apresiasi puisi


siswa kelas X SMAN 87 Jakarta pada mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia melalui
penerapan media musikalisasi puisi. Subjek penelitian yang yang dikenai tindakan adalah
siswa kelas X MIPA3 SMAN 87 Jakarta tahun ajaran 2016/2017. Desain penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur pelaksanaan tindakan dan
implementasi di lokasi penelitian terbagi dalam dua siklus. Pada siklus pertama,
implementasi tindakan dengan menggunakan media musikalisasi puisi dilaksanakan satu kali
pertemuan. Siklus II menggunakan desain yang sama seperti desain pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I. Pada setiap siklus lebih menekankan pada aspek-aspek yang
membangun musikalisasi dalam apresiasi. Setelah siklus I dan II dilaksanakan, diadakan
posttest. Posttest dilaksanakan untuk membandingkan hasil pembelajaran dengan media
musikalisasi puisi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan apresiasi
puisi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil prasiklus, siklus I dan siklus II. Pertama,
berdasrkan prasiklus di peroleh hasil dengan nilai rata-rata 43,4. Kedua, berdasarkan siklus
I diperoleh hasil dengan nilai rata-rata 74,4. Ketiga, berdasarkan siklus II diperoleh nilai
rata-rata 83,25. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan apresiasi siswa setelah
dilaksanakan media musikalisasi puisi.

Kata Kunci: Apresiasi, Puisi, dan Media Musikalisasi

124 | Pena Literasi


Nama Penulis : Judul Artikel
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

PENDAHULUAN dipengaruhi dengan kegiatan mengapresiasi


astra sebagai bagian dari mata pelajaran karya sastra. Mengapresiasi karya sastra

S bahasa Indonesia memiliki fungsi


utama memperluas wawasan,
peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan, dan
merupakan kekuatan penting
menumbuhkan sikap kritis, pribadi yang
terbatas dari emosi, dan akan membentuk
untuk

kepedulian sosial, menumbuhkan apresiasi sikap hidup yang lebih bahagia bagi diri
budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan sendiri dan orang lain. Oleh karena itu,
ekspresi secara kreatif dan kontruktif, baik pembelajaran apresiasi sastra diberikan pada
secara lisan maupun tertulis. Melalui sastra siswa untuk menumbuhkan sikap positif
siswa diajak untuk memahami, menikmati, tersebut.
dan menghayati karya sastra. Sastra dengan Salah satu bentuk karya sastra adalah
segala dimensinya juga telah menciptakan puisi. Karya sastra yang berbentuk puisi
berbagai disiplin yang tidak akan pernah merupakan karya sastra yang tersaji secara
habis untuk dikaji, dari waktu ke waktu sastra monolog, menggunakan kata-kata yang indah
senantiasa berkembang mengikuti dan kaya akan makna (Kosasih, 2008:31).
kemampuan daya pikir manusia dan Puisi merupakan pernyataan perasaan yang
imajinasinya. Begitu juga dengan penelitian imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan.
tentang pembelajaran sastra telah banyak Perasaan dan pikiran penyair yang masih
dilakukan. Hal ini terbukti dengan banyaknya abstrak dikonkretkan. Puisi tak lepas dari seni
karya tulis ilmiah yang mengupas tentang rangkai kata yang penuh dengan makna.
pembelajaran sastra baik desain, media, Penyair mengolah kata sedemikian rupa
maupun proses pembelajarannya. Berbagai sehingga tercapai puisi.
persoalan yang muncul dalam memahami dan Puisi merupakan salah satu media bagi
menyampaikan karya sastra selalu seseorang untuk mencurahkan segala macam
memunculkan hal-hal yang menarik untuk perasaan yang ada di benaknya. Jadi, di
diteliti lebih lanjut, sehingga bisa menambah dalam sebuah puisi, penyair mencurahkan
luasnya disiplin ilmu tentang pembelajaran segala perasaan dan pikirannya. Pikiran dan
sastra. perasaan itu diramu dengan memanfaatkan
Sikap penghargaan dan kecintaan kreatifitas penyair, kemudian diwujudkan
terhadap karya sastra dapat ditunjukkan, melalui medium bahasa. Bahasa yang
misalnya dengan perilaku gemar menciptakan digunakan pun khas, berbeda dengan bahasa
karya sastra, gemar membicarakan dan yang dipakai dalam drama dan fiksi, karena
mendengarkan karya sastra, gemar membaca penyair ingin mengekspresikan pengalaman
karya sastra, gemar membicarakan karya jiwanya secara padat dan intens. Apresiasi
sastra yang dibacanya atau didengarnya, puisi sendiri dalam perkembangannya telah
gemar mengumpulkan buku-buku sastra. mengalami berbagai kemajuan, berbagai
Dengan demikian bahwa tujuan dari kalangan telah melakukan eksperimen
pengajaran sastra itu mengarah pada sastra terhadap apresiasi puisi ini supaya bisa lebih
yaitu pengalaman kemanusian atau mudah untuk diterapkan dan dipahami cara
pengalaman sastra yang salah satunya bisa kerjanya. Menurut Kamus Webster New

125 | P e n a L t e r a s i
261

International dalam (Salad, 2015:66) menjadi tertarik.Musikalisasi puisi


menyebutkan, bahwa apresiasi merupakan merupakan media yang digunakan untuk
aktivitas manusia untuk menghormati, siswa agar mampu mengapresiasi karena
memberi putusan atau penilaian terhadap musikalisasi puisi salah satu media yang
karya seni. Sementara dalam Kamus Hornby memudahkan karya seni musik dengan puisi.
(dalam Salad 2015:66) Apresiasi di artikan Menurut Mulyadi (2016:259) musikalisasi
sebagai: proper understanding and merupakan kegiatan pembacakan puisi
recognition (pemahamana dan pengenalan dengan cara dilagukan, diberi irama, atau
yang tepat), Judgment (pertimbangan), diiringi musik yang sesui dengan isi puisi.
evaluation (penilaian), statemen giving Musikalisasi dapat membantu membangun
valuation (pernyataan yang memberikan suasana dan imajinasi kita dalam
penilaian).Untuk dapat mengapresiasi puisi, mengapresiasi puisi. Musikalisasi puisi yang
siswa memerlukan pengenalan dan merupakan dari media sastra elektronik, yaitu
pengetahuan tentang puisi. Pengenalan dan media audio yang berbentuk musikalisasi,
pengetahuan tentang puisi ini dapat diperoleh puisi sebagai bentuk memusikkan atau
siswa melalui kegiatan berlatih mengapreiasi melagukan puisi yang diiringi dengan
puisi. Melalui kegiatan apresiasi puisi siswa instrument. Akan tetapi, media musikalisasi
dapat mengenal, menggemari, menikmati, puisi ini merupakan sebuah wahana baru
mereaksi dan mengahasilkan puisi. dalam mengembangkan media pembelajaran
Kegiatan apresiasi dimulai dengan sekaligus sebagai adaptasi dari sastra tulis ke
mengakrabkan siswa dengan puisi. Siswa dalam sastra elektronik. Jadi, musikalisasi
dibimbing untuk melihat, mendengarkan dan puisi ini merupakan media yang
merasakan keindahan yang ada dalam puisi pengubahanya dari puisi menjadi sebuah
secara langsung. Dengan merasakan musik.
pengalaman jiwa yang ada dalam sebuah Media ini juga diharapkan dapat
puisi, akan muncul pengertian, penghargaan menjadikan siswa untuk tidak meninggalkan
dan kepuasan batin dalam diri siswa. Dari budaya membaca karya sastra, akan tetapi
pengetahuan di atas dapat dijadikan bekal musikalisasi ini merupakan awal sebagai
siswa dalam mengapresiasi puisi. motivasi agar siswa tertarik untuk menyukai
Kenyataannya jumlah siswa yang mau karya sastra dan mempermudah untuk
membaca karya sastra masih sedikit. Selain mengapresiasinya. Siswa tidak akan terjebak
karena siswa lebih tertarik pada untuk lagi dalam membaca puisi dan menulis saja,
membaca karya sastra modern populer yang tetapi dengan media ini siswa akan mampu
gaul, siswa juga lebih senang manikmati jenis membandingkan antara pembacaan puisi yang
sastra yang berupa media elektronik seperti berupa teks dengan musikalisasi puisi yang
audio visual dan sebagainya. Pengajaran syarat dengan audio yang nyata, sehingga
apresiasi puisi menurut siswa adalah siswa mudah mengidentifikasi dan akan
pembelajaran yang klasik dan monoton tidak memperoleh hasil apresiasi yang maksimal.
modern yaitu dengan membaca karya sastra Secara umum penelitian ini bertujuan
saja tanpa diiringi media yang membuat siswa untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
Nama Penulis : Judul Artikel
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

apresiasi puisi siswa setelah menggunakan memperoleh gambaran nyata kondisi


media musikalisasi puisi di SMAN 87 Jakarta pembelajaran apresiasi puisi di kelas serta
kelas X. keaktifan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Wawancara dilakukan terhadap
siswa dan kolaborator. Wawancara dengan
METODE PENELITIAN siswa dimaksudkan untuk menggali informasi
enis Penelitian ini adalah Clasroom

J
dampak dari tindakan yang telah dilakukan
Action Research (CAR) atau guru dan untuk menggali pada kompetensi
penelitian tindakan kelas (PTK). mana siswa masih mengalami kesulitan.
Menurut Arikunto (2013:135) Penelitian Wawancara dengan kolaborator dimaksudkan
tindakan kelas (Classroom action research), untuk memperoleh masukan tentang
yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke pelaksanaan penerapan pendekatan
kelas atau di sekolah tempat ia mengajar pembelajaran, mengidentifikasi
dengan penekanan pada penyempurnaan atau permasalahan-permasalahan yang timbul, dan
peningkatan proses dan praksis pembelajaran. merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
Peneliti harus mengadakan kerjasama secara Kajian dokumen dilakukan peneliti bersama
kolaboratif dengan pihak lain yang masih kolaborator terhadap Kurikulum, Rencana
menyangkut permasalahan yang akan diteliti. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
sedangkan menurut Tampubolon (2014:19) oleh guru, nilai yang telah diberikan oleh
penelitian tindakan kelas adalah penelitian guru serta dokumen hasil pekerjaan siswa.
yang dilakukan oleh pendidik di dalam Kajian dokumen berupa kurikulum, RPP
kelasnya sendiri melalui refleksi diri. dimaksudkan untuk menggali bagaimana
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja perencanaan guru sebelum melakukan
sebagai pendidik, sehingga hasil belajar tindakan.
peserta didik menjadi meningkat dan secara Kajian terhadap daftar nilai
sistem mutu pendidikan pada satuan dimaksudkan untuk memperoleh data
pendidikan juga meningkat. kompetensi siswa, dan kajian terhadap hasil-
Subjek Penelitian tindakan ini adalah hasil kerja siswa dilakukan untuk
siswa kelas X MIPA 3 SMAN 87 Jakarta memperoleh data tentang kompetensi siswa
yang berjumlah 36 siswa dan seorang guru sebelum dan setelah menerima tindakan.
Bahasa Indonesia (yang sekaligus berperan Kuesioner diberikan untuk menggali faktor-
sebagai kolaborator). Objek yang dijadikan faktor penyebab mengapa kompetensi
sasaran penelitian adalah keaktifan siswa apresiasi puisi siswa rendah, menggali
selama proses pembelajaran dan kompetensi tanggapan siswa tentang pembelajaran yang
apresiasi puisi siswa kelas X MIPA3 SMAN telah diikutinya. Teknik tes digunakan untuk
87 Jakarta. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kompetensi awal siswa sebelum
mengumpulkan data dalam penelitian ini diberi tindakan dengan media musikalisasi
meliputi, observasi, wawancara, kajian puisi dan tes akhir setiap siklus digunakan
dokumen, dan tes. untuk mengetahui kompetensi siswa sesudah
Observasi ini dimaksudkan untuk diberi tindakan dengan menghitung rata-rata

127 | P e n a L t e r a s i
261

dan persentase dengan rumus: dilakukan pada hari Senin, 30 Oktober 2017
1. Rata-rata pukul 06.45 sampai dengan 08.15 WIB.
Selama tahap pratindakan, peneliti dan guru
(Sudjana, 2016:109) melakukan observasi terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Siswa tampak belum
siap memulai pembelajaran ketika guru dan
peneliti masuk kelas tahap pratindakan.
Keterangan Sebagian besar siswa masih berdiri atau
= Nilai Rata-rata bergerombol di meja temannya sambil
= Jumlah Semua Nilai (skor) mengobrol. Ada beberapa siswa yang belum
datang dan masih ada beberapa siswa yang
= Jumlah Anak (subjek)
duduk-duduk di luar kelas. Kemudian
2. Presentase beberapa siswa langsung duduk di tempat
duduk masing-masing saat melihat
kedatangan guru dan peneliti, sementara
Keterangan beberapa lainnya masih meneruskan
= Nilai Rata-rata aktivitas mengobrol dengan temannya. Guru
harus menegur siswa agar kembali ke tempat
= Jumlah Semua Nilai
duduk masing-masing.
= Jumlah Anak Pertemuan tahap pratindakan diisi
100% = Bilangan tetap dengan pemberian materi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan puisi dan apresiasi
puisi. Selanjutnya, Guru kemudian
Teknik analisis data yang digunakan
memberikan kesempatan pada siswa untuk
adalah teknik deskriptif komparatif. Peneliti
bertanya mengenai hal-hal yang kurang
membandingkan hasil sebelum penelitian
dipahami berdasarkan materi yang telah
dengan Efektivitas Pembelajaran Apresiasi
disampaikan. Tidak ada siswa yang berani
Puisi melalui media musikalisasi.
bertanya. Siswa justru hanya diam dan tidak
Membandingkan hasil pada akhir setiap
memberikan respon. Karena tidak ada siswa
siklus, membandingkan rata-rata kompetensi
yang bertanya, guru menganggap siswa
apresiasi puisi dan keaktifan siswa sebelum
sudah paham.
dan setelah tindakan siklus I, siklus II, dan
Setelah menjelaskan materi, guru
siklus III.
menugasi siswa untuk mengapresiasi puisi
melalui pemaknaan suatu puisi yang sudah
ditentukan. Sebagian besar siswa mengeluh
HASIL DAN PEMBAHASAN
saat mengetahui tugas tersebut. Pada saat
proses penugasan kondisi kelas menjadi
1. Data Prasiklus
tidak kondusif. Banyak siswa yang
Tahap pratindakan ini terdiri dari satu
kebingungan saat memulai untuk menulis.
kali pertemuan dengan total dua jam
Terlihat siswa kebingungan menentukan
pelajaran. Pelaksanaan pratindakan
Nama Penulis : Judul Artikel
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

makna puisi tersebut. Ada beberapa siswa


x
 x  100%  1520  100%  4,34%
mengobrol dengan teman sebangku ataupun N 35
teman dibangku lain tentang makna dari Berdasarkan hasil pratindakan di atas,
judul puisi dan makna keseluruhan puisi diketahui bahwa skor rata-rata yang
tersebut. Berdasarkan hasil observasi diperoleh siswa kelas X MIPA3 SMA
pratindakan, proses pembelajaran berjalan Negeri 87 Jakarta tidak sesuai dengan
kurang baik. Saat guru menjelaskan materi, harapan. Dari data tabel 4.2 diketahui bahwa
beberapa siswa justru ribut sendiri dengan skor rata-rata siswa secara keseluruhan baru
siswa lain. Guru pun harus berkali-kali mencapai 43,4. Skor rata-rata tersebut masih
menegur siswa agar tenang. Sebagian siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
lain mendengarkan penjelasan guru dengan (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia dan
kurang semangat. Kurang kondusifnya kelas kriteria keberhasilan penelitian, yaitu 75.
pada saat proses pembelajaran dan adanya Hasil tes tersebut menunjukkan hasil yang
siswa yang asyik mengobrol merupakan kurang optimal dan menunjukkan bahwa
bukti bahwa siswa tidak serius mengikuti keberhasilan apresiasi puisi siswa masih
proses pembelajaran. Ketidak seriusan kurang dan berkategori rendah atau sangat
tersebut timbul karena kurangnya motivasi kurang baik.
dan antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada saat itu. Hal tersebut 2. Data Siklus 1
dapat dilatar belakangi oleh kurangnya a. Perencanaan
pemanfaatan media dan proses pembelajaran Perencanaan penelitian tindakan kelas
yang kurang menarik serta menyenangkan. siklus I ini disusun peneliti yang dibimbing
Dalam tahap pratindakan ini, guru oleh guru bahasa Indonesia, Bapak Drs. H.
harus berkali-kali mengingatkan siswa untuk Urip Sukmadi. Perencanaan disusun
memperhatikan penjelasan guru. Hal bertujuan untuk mempersiapkan segala
tersebut dilakukan agar suasana kelas lebih sesuatu yang akan dilakukan dalam
kondusif dan pembelajaran dapat berjalan penelitian tindakan kelas siklus I ini, sebagai
dengan lancar. Beberapa siswa bahkan harus upaya meningkatkan apresiasi puisi siswa
dihampiri guru ke mejanya agar siswa fokus kelas X MIPA3 SMA Negeri 87 Jakarta.
pada pembelajaran. Proses pembelajaran Pada tahap perencanaan tindakan kelas
pun menjadi terganggu karena hal tersebut. siklus I ini, peneliti menyusun perencanaan
Hasil keterampilan awal apresiasi puisi dan mengadakan kegiatan sebagai berikut:
siswa siswa kelas X MIPA3 SMA 87 Jakarta 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan
dapat dilihat paada nilai rata-rata dan Pembelajaran (RPP) dengan
persentase berikut ini: menggunakan media musikalisasi puisi
1. Rata-rata yang akan digunakan oleh guru dalam
x
 x  1520  43,4 pelaksanaan pembelajaran. RPP pada
N 35 siklus I dengan kompetensi dasar
2. Presentase Mengidentifikasi, suasana tema dan
makna beberapa puisi yang terkandung
129 | P e n a L t e r a s i
261

dalam anatologi puisi yang 7) Mempersiapkan peralatan untuk


diperdengarkan atau dibacakan. pembelajaran dan dokumentasi
2) Merumuskan alternatif tindakan yang kegiatan selama proses pembelajaran
akan dilaksanakan dalam upaya berlangsung seperti infocus, laptop,
meningkatkan pembelajaran apresiasi speaker, dan kamera.
puisi, yaitu menggunakan media b. Pelaksanaan Tindakan
musikalisasi puisi. Pelaksanaan tindakan dengan
3) Menyusun langkah-langkah menerapkan media VCD musikalisasi
pelaksanaan pembelajaran yang akan puisi diharapkan dapat meningkatkan
dilaksanakan yang tertuang dalam apresiasi puisi siswa kelas X MIPA3
RPP. SMA Negeri 87 Jakarta. Pelaksanaan
4) Menyiapkan materi apresiasi puisi. tindakan dilakukan selama dua kali
5) Menyiapkan video musikalisasi puisi pertemuan sebagai berikut:
yang digunakan sebagai media dalam 1) Pertemuan Pertama (Selasa, 31
mengapresiasi puisi dalam bentuk Oktober 2017). Pertemuan pertama
VCD. Pada siklus pertama ini video dengan menerapkan media VCD
musikalisasi yang dipilih untuk musikalisasi puisi dalam kegiatan
digunakan adalah video musikalisasi pembelajaran apresiasi puisi. Pada
puisi Universitas Wiralodra “Dengan pertemuan pertama ini pelaksanaan
Puisi, Aku” karya Taufiq Ismail yang yang dilakukan peneliti adalah sebagai
disusun oleh Dwi Setia Ningsih, Ika berikut:
Rosdiana Rohim, Khusen Asibti, Pada pertemuan pertama guru
Nazhrotun Nadhiroh, Rahmat Suwito mempresentasikan materi tentang apresiasi
dan Suci Rahayu. Puisi tersebut puisi dan musikalisasi puisi. peneliti kembali
bermakna bahwa penyair menjelaskan pengertian puisi, unsur-unsur
menceritakan kehidupannya lewat pembentuk puisi, pengertian apresiasi puisi,
puisi. video musikalisasi ini dipilih tingkat apresiasi puisi, pengertian
karena makna yang terkandung di musikalisasi puisi dan kelompok
dalamnya dimana peniliti berharap musikalisasi puisi. setelah materi dijelaskan
ketika siswa disuruh untuk memaknai peneliti memeberikan contoh beberapa video
puisi tersebut pengetahuan siswa puisi yang sudah dimusikalisasikan.
terhadap puisi meningkat, dan Selanjutnya, peneliti membagikan soal
kegemaran siswa untuk menulis puisi untuk menguji kemampuan apresiasi puisi
juga meningkat karena makna puisi melalui media musikalisasi puisi, sebelum
“Dengan Puisi, Aku” karya Taufiq siswa menjawab soal essay yang dibagikan
Ismail ini menceritakan kejadian apa siswa disuruh untuk membaca saol tersebut
saja yang kita hadapi di kehidupan sebelum media musikalisasi puisi diputar
nyata dapat ditulis melalui puisi. setelah menunggu kurang lebih lima menit
6) Mempersiapkan lembar observasi siswa disuruh untuk memperhatikan video
guru dan siswa musikalisasi puisi “Degan Puisi, Aku” karya
Nama Penulis : Judul Artikel
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

taufiq Ismail. Setelah video diputar siswa dideskripsikan dalam lembar observasi dan
disuruh untuk mengerjakan tugas tentang catatan kolaborator. Hasil yang diperoleh
makna puisi dalam video musikalisasi dari pengamatan ini meliputi dampak
tersebut. tindakan terhadap proses pembelajaran
Selanjutnya peneliti membagi siswa (keberhasilan proses) dan dampak tindakan
menjadi lima kelompok dan menentukan terhadap hasil pembelajaran (keberhasilan
ketua masing-masing kelompok. kelompok produk). Dampak dari tindakan keberhasilan
terdiri atas 7-8 siswa. membentuk sebuah proses dan keberhasilan produk dapat
lingkaran (duduk melingkari meja). Siswa dideskripsikan sebagai berikut:
dalam tiap kelompok membagi tugasnya 1) Pengamatan Proses
masing-masing dan setiap kelompok Dalam melakukan pengamatan proses
berdiskusi untuk menentukan teks puisi apa pembelajaran, peneliti mengamati situasi
yang akan dimusikalisasikan dan alat musik kegiatan belajar siswa. Hal yang diamati
apa yang akan digunakan untuk mengiringi dari situasi belajar siswa adalah perhatian,
puisi tersebut. gairah belajar, keaktifan, dan suasana
2) Pertemuan kedua (Senin,6 belajar. Pada saat dilakukan pembelajaran
November 2017). apresiasi puisi dengan menggunakan media
Pada pertemuan kedua, kegiatan musikalisasi puisi ini menunjukkan bahwa
diawali dengan apersepsi tentang adanya perubahan sikap yang positif
musikalisasi puisi. Dalam kegiatan terhadap proses pembelajaran apresiasi
pembelajaran ini siswa disuruh kembali puisi. Hal ini ditandai dengan perilaku siswa
duduk dengan kelompoknya masing-masing, yang terlihat lebih aktif dan bersemangat
peneliti membuat nomor undian untuk dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas
mempersentasikan hasil musikalisasi dari yang diberikan oleh guru.
setiap kelompok. Setiap kelompok yang Pada pertemuan pertama, proses
belum mendapat undian untuk maju dapat belajar mengajar memang masih kurang
mempersiapkan hasil musikalisasinya. Saat kondusif karena siswa masih belum
kelompok mempersentasikan hasil memahami betul materi tentang apresiasi
musikalisasinya guru dan peneliti puisi dan bagaimana cara memusikalisasikan
memberikan penilaian. Penilaian yang puisi. Pada saat tahap awal penerapan media
dilakukan berdasarkan panduan penilaian musikalisasi puisi, terlihat adanya kendala
musikalisasi puisi. pada penggunaan media, yaitu siswa
mengalami kesulitan dalam hal memahami
makna puisi. Hal ini dilatarbelakangi karena
c. Pengamatan kesukaran siswa terhadap karya sastra. Guru
Selama melaksanakan tindakan kemudian mendatangi beberapa siswa untuk
dengan menggunakan media musikalisasi mengarahkan, membimbing, dan
puisi dalam pembelajaran apresiasi puisi, memotivasi siswa agar dapat memahami
peneliti melakukan pengamatan terhadap makna puisi yang ditugaskan. Meskipun
tindakan yang dilakukan pada siklus I yang demikian, terlihat adanya peningkatan

131 | P e n a L t e r a s i
261

situasi kegiatan siswa dalam pembelajaran


x
 x  100%  2380  100%  7,44%
apresiasi puisi pada kegiatan siklus I N 32 Be
pertemuan pertama ini bila dibandingkan
rdasarkan rata-rata di atas diketahui bahwa
pada saat pratindakan.
skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I
2) Pengamatan Produk
mengalami peningkatan. Hasil tes tersebut
Pengamatan produk dilakukan pada
menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari
hasil memahami dan memusikalisasikan
tabel 4.3, diketahui bahwa dari 32 siswa
puisi.
yang hadir, 19 siswa dinyatakan sudah
a) Pengamatan produk pada pertanyaan
tuntas pada siklus I ini dan 13 siswa
kompetensi memenunjukkan bahwa
dinyatakan belum tuntas karena masih di
terjadi peningkatan pemahaman
bawah kriteria ketuntasan minimal. Dapat
kompetensi melalui memahamai makna
disimpulkan bahwa rata-rata tersebut
puisi dilihat dari aspek-aspek pada
menunjukkan bahwa keterampilan apresiasi
pedoman penilaian sebagai berikut.
siswa kelas X MIPA3 SMA Negeri 87
(1) Ketepatan jawaban Aspek ini mengalami
Jakarta dalam kategori cukup baik, skor
peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari
rata-rata mengalami peningkatan.
makna puisi yang sudah di analisis siswa
Perolehan skor rata-rata keterampilan
pemahaman judul puisi dan makna
apresiasi puisi siswa pada pertanyaan
keseluruhan puisi sudah cukup baik dan
komptensi melalui pemahaman makna puisi
tepat. (2) Keluasan dan keaslian jawaban
pada siklus I adalah 74.4 Skor rata-rata
mengalami peningkatan. Terlihat dari makna
tersebut menandakan adanya peningkatan
puisi yang dibuat oleh siswa. (3) Kelogisan
sebesar 31,1 poin dari skor rata-rata
argumentasi mengalami peningkatan. (4)
pratindakan. Jumlah nilai keseluruhan tiap
Ketepatan makna dan kalimat mengalami
aspek juga mengalami peningkatan.
peningkatan. (5) Gaya penuturan.
Peningkatan apresiasi puisi juga dapat
dilihat dengan adanya peningkatan skor rata-
3. Data Siklus II
rata pertanyaan kompetensi siswa dari saat
a. Perencanaan
pratindakan dengan tindakan siklus I. Dari
Siklus II dilaksanakan dalam empat
hasil penelitian dapat diperoleh data skor
tahap, yaitu perencanaan, tindakan,
rata-rata apresiasi puisi siswa melalui
pengamatan, dan refleksi. Perencanaan
pertanyaan kompetensi siklus I sebagai
dalam siklus II ini bertujuan untuk
berikut:
memperbaiki kekurangan yang masih terjadi
1. Rata-rata
dalam siklus I. Selain berupaya untuk
x
 x  2380  74,4 memperbaiki dalam segi proses
N 32 pembelajaran, dalam siklus II ini peneliti
akan berupaya untuk memaksimalkan lagi
kemampuan siswa dalam apresiasi puisi
2. Presentase sehingga apresiasi puisi siswa akan semakin
meningkat. Berdasarkan hasil refleksi pada
Nama Penulis : Judul Artikel
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

siklus I, rencana tindakan siklus II adalah dapat lebih mengefisienkan waktu yang
sebagai berikut: ada.
1. Peneliti melakukan koordinasi untuk 4. Peneliti dan guru menyusun langkah-
siklus II dan memantapkan penerapan langkah pelaksanaan pembelajaran
media musikalisasi puisi apresiasi puisi
2. Peneliti kembali mungulang materi. 5. Peneliti menyiapkan instrumen
Penekanan kembali materi ini disusun penelitian yang berupa lembar
berdasarkan kekurangan yang terdapat observasi guru dan siswa sebagai alat
dalam apresiasi puisi dan tampilan untuk mendokumentasikan kegiatan
musiklasiasi puisi siswa. Guru akan pembelajaran.
mengemukakan kesalahan-kesalahan b. Pelaksanaan
yang dilakukan oleh siswa pada saat tes Pelaksanaan tindakan siklus II ini
pertanyaan kompetensi dan tampilan diharapkan dapat lebih meningkatkan
kelompok. Guru akan mengambil keberhasilan proses dan keberhasilan produk
contoh dari proses pembelajaran yang dalam pembelajaran apresiasi puisi siswa
telah dilaksanakan pada siklus I. kelas X MIPA3 SMA Negeri 87 Jakarta.
Dengan diberikan contoh langsung Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak
dengan penambahan ilustrasi siswa satu kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan
diharapkan lebih mengerti dan paham. tindakan pada siklus II dilaksanakan pada
3. Peneliti memperbaiki media VCD Selasa 7 November 2017. Seperti halnya
musikalisasi yang sebelumnya video pertemuan-pertemuan sebelumnya, pada
musikalisasi yang dipilih untuk pertemuan pertama siklus II ini guru
digunakan adalah video musikalisasi mengawali pembelajaran dengan salam.
puisi Universitas Wiralodra “Dengan Selanjutnya peneliti mengulas kembali
Puisi, Aku” karya Taufiq Ismail yang kegiatan yang dilakukan pada siklus I,
disusun oleh Dwi Setia Ningsih, Ika melakukan tanya jawab seputar kesulitan
Rosdiana Rohim, Khusen Asibti, yang dialami siswa, dan menjelaskan
Nazhrotun Nadhiroh, Rahmat Suwito kembali hal-hal yang perlu diperhatikan
dan Suci Rahayu. Puisi tersebut dalam mengapresiasi puisi. Dari hasil
bermakna bahwa penyair menceritakan refleksi siklus I, diketahui bahwa skor
kehidupannya lewat puisi. Media yang apresiasi puisi siswa perlu ditingkatkan
sebelumnya akan diperbaiki dengan terutama pada aspek ketepatan jawaban, dan
menambahkan waktu pembuka VCD aspek ketetapan kata dan kalimat.
dan menambahkan sedikit ilustrasi yang Oleh karena itu, peneliti menekankan
berbentuk gambar-gambar yang kepada siswa untuk memperhatikan kedua
memudahkan siswa untuk lebih aspek tersebut. Selain itu, peneliti
meningkatkan memahami makna puisi mengingatkan siswa untuk memperhatikan
di apresiasi. Hal ini dilakukan agar video musikalisasi puisi agar dapat
siswa lebih fokus dan detail dalam memahami makan puisi dengan sebaik-
mengamati media musikalisasi serta baiknya. Selanjutnya, peneliti

133 | P e n a L t e r a s i
261

menyampaikan kegiatan pembelajaran pada lembar penilaian kepada masing-masing


pertemuan hari itu, yaitu pembelajaran kelompok dan mempersilahkan masing-
apresiasi puisi melalui pertanyaan masing kelompok untuk menilai penampilan
kompetensi dan praktek musikalisasi puisi kelompok yang maju untuk menghindari
dengan menerapkan media VCD tarjadi keributan saat kelompok lain tampil.
musikalisasi puisi siklus II. Untuk siklus II Setelah itu setiap kelompk diberi sesi latihan
ini, guru menjelaskan bahwa media yang dan persiapan dengan waktu 10 menit.
akan digunakan sama seperti siklus I dengan Siswa menikmati kegiatan tersebut, hampir
penambahan musik pembuka dan ilustrasi seluruh siswa fokus, bersungguh-sungguh,
berupa gambar-gambar untuk memahami dan antusias. Waktu yang diberikan dapat
puisi yang dimusikalisasikan. Hal ini dimanfaatkan secara optimal oleh masing-
dilakukan agar masing-masing kelompok masing kelompok. Setiap kelompok
lebih fokus dalam mengamati media, lebih menempati meja masing-masing yang sudah
detail, dan waktu yang ada dapat lebih dipersiapkan sebelumnya. Kemudian guru
efisien. menjelaskan tahap berikutnya, yaitu aspek
Pembagian kelompok musikalisai penilaian tampilan musikalisasi puisi
tetap kelompok yang sudah diabgi di siklus masing-masing kelompok. Siswa terlihat
I. Setiap kelompok kembali mengaransmen antusias dan bersemangat. Masing-masing
puisi yang akan dimusikalisasikan, dimana kelompok terlihat langsung mengerjakan
di siklus II ini setiap kelompok harus tugasnya masing-masing. Mereka terlihat
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lancar dan tidak merasa kesulitan dalam
dilakukan di siklus I. Kelompok pertama peraktek musikalisasi puisi. Suasana kelas
kembali memusikalisasikan puisi yang juga lebih tenang dan kondusif bila
berjudul “Hampanya Hatiku” karya dibandingkan pada saat pertemuan pertama
Rayendra Fairus, yang akan diringi alat siklus I. Waktu yang ada dapat
musik suling. Kelompok kedua dimanfaatkan siswa secara optimal.
memusikalisasikan puisi yang berjudul c. Pengamatan
“Padamu Jua” karya Amir Hamsah dengan Peneliti dan guru kolaborator
menggunakan alat musik pianika. Kelompok melakukan pengamatan terhadap proses dan
ketiga memusikalisasikan puisi yang hasil pembelajaran selama dilakukan
berjudul “Berjuanglah” yang diiringi alat tindakan kelas dengan menggunakan media
musik gitar. Kelompok keempat musikalisasi puisi pada siklus II. Hasil yang
memusikalisasikan puisi yang berjudul diperoleh dari pemantauan ini
“Teman Baikku” yang diiringi alat musik meliputi dampak tindakan terhadap proses
pianika dan suling serta kelompok kelima pembelajaran atau keberhasilan
memusikalisasikan puisi yang berjudul proses dan dampak tindakan terhadap hasil
“Kerinduan” karya Niki Andini yang pembelajaran atau keberhasilan
diiringi alat musik gitar. produk.
Setelah semua siswa paham dengan 1) Pengamatan Proses
tugasnya, kemudian guru membagikan Dalam melakukan pengamatan proses
Nama Penulis : Judul Artikel
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

pembelajaran pada siklus II ini, peneliti cukup jelas dan tepat, (2) Aspek Keluasan
mengamati situasi kegiatan belajar siswa dan Keaslian Jawaban. Keluasan dan
dalam proses pembelajaran. Hal yang keaslian jawaban mengalami peningkatan
diamati dari situasi belajar siswa adalah terlihat sebagian besar siswa sudah dapat (3)
perhatian, gairah belajar, keaktifan, dan Aspek Kelogisan Argumentasi. (4) Aspek
suasana belajar Ketepatan Kata dan Kalimat. (5) Gaya
2) Pengamatan Produk Penuturan.
Pengamatan produk dilakukan Penilaian tersebut dapat
pada hasil memahami dan diartikan siswa sudah memahami makna
memusikalisasikan puisi. puisi memperhatikan aspek-aspek pada
a) Pengamatan produk hasil apresiasi puisi pedoman penilaian. Berdasarkan hasil
siswa dalam pertanyaan kompetensi penilaian dapat diperoleh data skor rata-rata
siswa pada siklus II. Hasil tindakan apresiasi puisi pertanyaan kompetensi siklus
siklus II menunjukkan adanya II. Skor diperoleh dari penilaian, hasil skor
peningkatan dibandingkan hasil siklus siswa dalam pembelajaran apresiasi pada
sebelumnya, baik dari keterampilan pertanyaan kompetensi terhadap
siswa dalam menjawab pertanyaan pemahaman makna puisi siklus II dengan
kompetensi maupun praktek penerapan media musikalisasi dapat dilihat
musikalisasi puisi tugas kelompok sebagai berikut:
maupun skor rata-rata. Pengamatan 1. Rata-rata
hasil dilakukan pada hasil pertanyaan
x
 x  2664  83,25
kompetensi siswa dan tugas N 32
musikalisasi puisi kelompok. 2. Presentase
Pengamatan hasil menunjukkan bahwa

 x  100%  2664  100%  8,325%


terjadi peningkatan keterampilan
apresiasi puisi siswa dilihat dari aspek- x
aspek pada pedoman penilaian. N 32
Berdasarkan table rata-rata
Penilaian terhadap hasil apresiasi puisi
diketahui bahwa skor rata-rata yang
siswa dalam pertanyaan kompetensi
diperoleh mengalami peningkatan
siswa pada siklus II sebagai berikut:
dibandingkan siklus sebelumnya. Hasil tes
(1) Aspek Ketepatan Jawaban.
tersebut menunjukkan peningkatan hasil
Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar
yang baik. Perolehan skor rata-rata apresiasi
siswa sudah dapat memahami makna puisi
puisi siswa dalam pertanyan kompetensi
yang diapresiasi sesuai judul teks puisi
memahmai makna puisi siklus II adalah
memiliki kaitan dengan makna puisi yang
83,25. Skor rata-rata tersebut menandakan
tulis siswa, pemahaman yang dituliskan
adanya peningkatan sebesar 8,88 dari skor
dapat menggambarkan isi dari makna puisi
rata-rata siklus I. Pada siklus II, seluruh
yang diapresiasi. Pemaknaan isi tulisan juga
siswa yang hadir dinyatakan tuntas karena
sudah cukup baik sesuai dengan puisi yang
nilai sudah di atas kriteria ketuntasan
diapresiasi. Puisi yang di maknai sudah
minimal dan ketuntasan keberhasilan
135 | P e n a L t e r a s i
261

penelitian. Jumlah niali tiap aspek juga tindakan, pengetahuan dan apresiasi puisi
mengalami peningkatan. Berdasarkan skor siswa masih rendah. Kegiatan praktik
rata-rata tiap aspek yang dinilai dalam apresiasi puisi belum dilaksanakan dengan
apresiasi puisi pertanyaan kompetensi dapat baik dan perlu ditingkatkan. Penelitian
diketahui skor rata-rata dalam satu kelas tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya
sebagai berikut: untuk peningkatan apresiasi puisi siswa kelas
X MIPA3 SMA Negeri 87 Jakarta, dapat
ditingkatkan dengan penggunaan media
musikalisasi puisi. Penelitian tindakan kelas
ini dilakukan dalam dua siklus. Namun,
sebelumnya diadakan pratindakan terlebih
dahulu hingga akhir siklus II.
Peningkatan ini dapat dibuktikan
dengan peningkatan yang dialami siswa baik
secara proses maupun secara produk. Kualitas
pembelajaran apresiasi puisi meningkat
dengan penggunaan media musikalisasi puisi.
Pada saat dilakukan pembelajaran apresiasi
Gambar Diagram Perbandingan Skor Rata- puisi dengan menggunakan media
rata musikalisasi ini menunjukkan bahwa adanya
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II perubahan sikap yang positif terhadap proses
pembelajaran apresiasi puisi. Pada siklus I,
Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat situasi kegiatan pada aspek perhatian
bahwa skor rata-rata pratindakan sebesar sebagian besar siswa memperhatikan guru
43,4 , skor siklus I sebesar 74,4, skor siklus dalam proses pembelajaran. Pada aspek
II sebesar 83,25. Oleh karena itu, dapat gairah belajar, siswa cukup antusias
disimpulkan bahwa apresiasi puisi siswa mengikuti pelajaran. Aspek keaktifan, siswa
mengalami peningkatan pada setiap siklus. cukup aktif menyampaikan pertanyaan,
Hal tersebut ditunjukkan oleh skor pendapat, tanggapan atau komentar, dan
pratindakan menuju siklus I mengalami bekerjasama dalam kelompok.
peningkatan sebesar 31, sedangkan siklus I Secara keseluruhan hasil apresiasi
menuju siklus II mengalami peningkatan puisi siswa sudah mulai bisa dipahami. Pada
sebesar 8.85. siklus II, proses pembelajaran siswa dalam
apresiasi puisi menggunakan media
musikalisasi puisi tersebut siswa semakin
Kesimpulan
aktif berdiskusi dengan teman dan aktif
bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang

B erdasarkan rumusan masalah dan


hasil penelitian serta pembahasan
dalam penelitian tindakan kelas
dapat disimpulkan bahwa Sebelum dilakukan
kurang dimengerti. Selain itu, siswa juga
lebih semangat dalam mengikuti pelajaran
dan lebih senang dalam apresiasi puisi.
Nama Penulis : Judul Artikel
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

Peningkatan keterampilan apresiasi puisi


siswa dapat dilihat dari peningkatan skor rata- Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
rata siswa pada tahap pratindakan dengan Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
pascatindakan. Jakarta: Rineka Cipta.
Skor rata-rata siswa pada kompetensi
pertanyaan sebelum diberi tindakan adalah Mulyadi, Yadi. 2016. Bahasa
43,4, setelah diberi tindakan pada akhir siklus Indonesia untuk siswa SMA-MA/SMK-MAK
I skor rata-rata menjadi 74,4. Skor rata-rata Kelas X. Bandung: Yrama Widya.
apresiasi puisi siswa pada akhir siklus II,
yaitu 83,25. Sedangkan dalam praktek Kosasih. 2008. Apresiasi Sastra
musikalisai puisi yang dilakukan di siklus I Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia.
dan siklus II juaga mengalami peningkatan
dimana skor rata-rata siklus I berjumlah 60 Salad Hamdy. 2015. Panduan
dan siklus II 88,8. Hal tersebut menunjukkan Wacana dan Apresiasi Musikalisasi Puisi.
adanya peningkatan secara keseluruhan pada Yogyakarta: Pustaka Belajar
akhir siklus II. Terbukti bahwa penggunaan Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian
media musikalisasi puisi dinilai berhasil dan Tindakan Kelas sebagai Penegembangan
dapat meningkatkan apresiasi puisi siswa Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta:
kelas X MIPA3 SMA Negeri 87 Jakarta. Erlangga

Daftar Pustaka

137 | P e n a L t e r a s i
261
INOVASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
DALAM PEMBELAJARAN
Risqyanto Hasan Hamdani* & Syaiful Islam**
Universitas Nurul Jadid
*risqyantohasan@gmail.com
**syaifulislam182@gmail.com

Abstract
This research is motivated by assumption that in maximizing student
learning result it is deemed necessary to present new inovation in a
learning process. This study was purposed to fully describe the role of
inquiry learning strategies that have collaborated with other learning
strategies or methods in maximizing learning result obtained by students
of SMKN 02 KRAKSAAN. The implementation of strategies or
learning methods is considered to be dominantly influential in improving
student learning result. This research method uses descriptive research
methods that are collaborative in qualitative form. The subject of this
research are the teachers and students of SMKN 02 KRAKSAAN.
Research data obtained from interviews, observations, and
documentation. The result of this study showed an increase in the
average student learning result by 15 points (documentation result) from
the previous action (the implementation of inquiry learning strategies).
Things that show the enormity of the influence given by inquiry learning
strategies in maximizing student learning result.

Keywords : Inquiry Learning, Learning Result

Abstrak : Latar belakang penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa dalam
memaksimalkan hasil belajar siswa dipandang perlu untuk menghadirkan inovasi-
inovasi baru didalam suatu proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan secara penuh peran dari strategi pembelajaran inkuiri yang telah
dikolaborasikan dengan strategi atau metode pembelajaran yang lain dalam
memaksimalkan hasil belajar yang di dapat oleh siswa di SMKN 02 Kraksaan,
penggunaan strategi atau metode pembelajaran dianggap berpengaruh secara
dominan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat kolaboratif dengan bentuk
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa SMKN 02 Kraksaan. Data
penelitian diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara
digunakan untuk menelusuri dan mengenal lebih jauh terhadap objek penelitian ,
observasi digunakan untuk mengetahui rangkaian aktivitas anak dalam proses
pembelajaran dan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses belajar mengajar,
sedangkan dokumentasi digunakan untuk memperkuat bukti hasil temuan-temuan
dari wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan
rata-rata hasil belajar siswa sebesar 15 poin dari sebelum melakukan tindakan

PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Volume 7, Nomor 1, Mei 2019; p-ISSN 2338-2325; e-ISSN 2540-9697; 30-49
Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

(penerapan strategi pembelajaran inkuiri). Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh


yang diberikan strategi pembelajaran inkuiri dalam memaksimalkan hasil belajar
siswa.

Kata Kunci : strategi pembelajaran inkuiri, Hasil Pembelajaran

PENDAHULUAN
Dalam berkembangnya zaman, pendidikan selalu mendapatkan afeksi dari
setiap ilmuan-ilmuan. Perdebatan mengenai pendidikan seakan-akan tak pernah
surut. Dalam keadaan apapun pendidikan tetap selalu diperdebatkan baik dalam
keadaan berkembang, maju, stagnan atau bahkan dalam keadaan tenggelam
sekalipun1.Perdebatan tersebut tak lain bertujuan untuk menemukan langkah-langkah
dan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan derajat pendidikan menjadi lebih baik
lagi. Berbagai macam cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang ada di Indonesia, salah satunya dengan mengembangkan
kurikulum yang ada serta adanya usaha peningkatan kualitas tenaga pengajar
(pendidik/guru) melalui diklat-diklat keguruan, workshop dan seminar.
Pendidikan mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam upaya
meraih cita-cita bangsa Indonesia serta menciptakan kesejahteraan umum2. Lewat
pendidikan bermutu, bangsa dan negara akan terjunjung tinggi martabat di mata
dunia. Oleh karenanya diperlukan strategi bagaimana pendidikan bisa menjadi sarana
untuk membuka portal pikir peserta didik bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki
kebermaknaan untuk hidup sehingga ilmu tersebut mampu mengubah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan menjadi lebih baik3.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yakni dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan di zamannya.
Kurikulum pendidikan dikembangkan dengan dasar kesadaran bahwa ilmu

1
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam,(interaksi Jasmani, Rohani, Kalbu Memanusiakan
Manusia), Remaja Rosda Karya, Bandung.[Google Scholar], 2006.
2
Fathul Jannah, ‘Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional’, Dinamika Ilmu, 13.2
(2013), 161–73.
3
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-ruzz
media, 2017).

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 31


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

pengetahuan, teknologi dan seni akan terus berkembang. Kurikulum dikembangkan


dengan melihat kondisi dan kepentingan bersama serta daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengembangan kurikulum perlu
dilakukan karena adanya provokasi zaman yang harus dihadapi, baik provokasi
internal maupun eksternal.Oleh sebab itu, untuk menghadapi tuntutan
perkembangan zaman dirasa perlu adanya perbaikan pola pikir dan penguatan tata
kelola kurikulum pendidikanserta pendalaman dan perluasan materi. Seperti saat ini
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dikembangkan menjadi
Kurikulum 20134.
Guru yang memiliki tugas mengajar, membimbing serta pelaksana dalam
implementasi kurikulum 2013 dituntut mampu menerapkan kurikulum 2013 secara
tepat, yaitu proses penilaian (kogniti, afektif, psikomotorik) dan kompetensi lulusan
agar mampu meningkatkan kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan yang
mampu menghadapi tantangan global5. Pola pembelajaran kurikulum 2013
bersifatstudent centered. Jadi, gurudapat memberikan inovasi-inovasi dalam
pembelajaran yang telah didesain dengan baik sehingga peserta didik mudah
menerima materi, melalui implementasi strategi pembelajaran inkuiri pada kurikulum
2013. Hal ini ditujukan dalam rangka mempermudah peserta didik belajar, sehingga
pembelajaran bisa berjalan maksimal dan tujuan pendidikan bisa terealisasi.
Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri merupakan inisiasi dari guru
SMKN 02 kraksaan. Karena strategi pembelajaran inkuiri yang sangat ideal untuk
diterapkan terhadap peserta didik yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Strategi pembelajaran semacam ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik di zaman
sekarang mengingat perkembangan teknologi yang sangat pesat mempermudah
mereka untuk mengakses ilmu-ilmu atau informasi-informasi terbaru, realita yang
terjadi saat ini, hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya semangat belajar
peserta didik dikarenakan mereka beranggapan semua ilmu pengetahuan sudah
terangkum rapi di dalam gadget mereka. Itu menjadi sebuah problem dan sudah

4
Ruwiah Abdullah Buhungo, ‘IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 PADA
MADRASAH ALIYAH’, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3.1 (2015), 105–13.
5
Murni Eva Marlina, ‘Kurikulum 2013 Yang Berkarakter’, Jurnal JUPIIS 2085-482X, Vol 5.No 2
(2013), 27–38.

32 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

menjadi tugas guru untuk bisa merubah pola pikir mereka sehingga hal yang menjadi
tujuan dalam sebuah pembelajaran bisa benar-benar terlaksana.
Keberhasilan penerapan strategi pembelajaran inkuiri ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang berjudul “Penggunaan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Siswa di Kelas IV SDN 27 Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman”6, “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif
Pemasaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas XI Pemasaran
SMK Negeri 02 Purworejo Semester Genap”7, dan “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika melalui Metode Inkuiri di Kelas IV SDN 13 IV Koto Aur Malintang
Kabupaten Padang Pariaman”8.
Awalnya model pembelajaran ini hanya digunakan untuk mengajarkan ilmu
pengetahuan alam9, namun seiring dengan berkembangnya kurikulum serta adanya
inovasi-inovasi baru dalam dunia pendidikan, kini model pembelajaran inkuiri bisa
diterapkan dalam semua mata pelajaran seperti ilmu pengetahuan sosial, mata
pelajaran yang bersifat umum seperti matematika, hingga mata pelajaran khusus
seperti pendidikan agama islam.
Kesuksesan guru dalam mengajar tentunya disebabkan dengan adanya strategi
yang tepat dalam proses pembelajaran, yakni dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri. Guru SMKN 02 kraksaan yakin bahwa karakter peserta didik
di zaman milenial merupakan peluang besar untuk meningkatkan kompetensi peserta
didik dan menanamkan sikap-sikap positif terhadap peserta didik melalui pendidikan.

Metode dan Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian
ini termasuk dalam field research (penelitian lapangan), jenis penelitian kualitatif ini
adalah studi kasus, yang mana penelitian ini menggambarkan tentang suatu gejala
6
Yeni Elfida, ‘Penggunaan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Di Kelas IV
SDN 27 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman’, 1 (2017), 55–61.
7
Tri Nurwati, ‘Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif Pemasaran Dengan
Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 02 Purworejo Semester
Genap Tahun 2010/2011’, 2011, 193–205.
8
Lely, ‘Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Inkuiri Di Kelas IV SDN 13 IV Koto
Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman’, 1 (2017), 23–30.
9
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan
Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 33


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

tertentu secara rinci dan mendalam. Yang mana akan menghasilkan data deskriptif
10
berupa ucapan, tulisan dan tingkah laku yang diamati dari subyek penelitian .
Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif, dimana data
yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar daripada angka-angka
serta peneliti dan informan juga dapat berhubungan secara langsung11.

Hasil dan Diskusi

Pengertian Strategi Pembelajaran


Strategi dapat disebut sebagai “a plan, method, or series of well-designed
activities to achieve certain educational goals” oleh karena itu, strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berkaitan dengan rangkaian kegiatan yang
didesain dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu12.
Dua hal yang perlu discermati dalam pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rancangan kegiatan (rangkaian kegiatan) pembelajaran
meliputi penggunaan metode, model pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam proses pembelajaran. Penyusunan strategi baru sampai
pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada kegiatan ataupun tindakan.
Kedua, strategi dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya; alur dari
seluruh keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan itu,
rangkaian langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas, media
belajar dan sumber belajar semuanya upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh
sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang
dapat diukur keberhasilannya.

10
Kuswarno Engkus, Metodelogi Penelitian Komunikasi, Fenomenologi, Konsepsi Dan Pedoman,
Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.
11
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Karya (Bandung, 1989).
12
Khaerul Anam, ‘Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil
Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik’, 2012, 14–25.

34 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri


Secara terminologi, inkuiri berasal dari bahasa inggris yakni inquiry yang
berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan13. Inkuiri juga bisa bermakna
pemeriksaan dengan sistem interview14. Yang berarti strategi pembelajaran inkuiri
merupakan strategi pembelajaran yang melakukan pendalaman pemahaman materi
melalui pemeriksaan dengan sistem interview. Sedangkan secara epistimologi, Strategi
pembelajaran inkuiri dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menitik beratkan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari,
menemukan dan memecahkan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir biasanya dilakukan melalui interaksi antar guru dan
siswa15.Strategi pembelajaran inkuiri juga sering disebut dengan strategi heuristic.
Model-Model Pembelajaran Inofatif yang mengarah pada konstruktifistik
mengatakan bahwa stategi pembelajar inkuiri merupakan suatu rancangan aktifitas
belajar yang mengikutsertakan secara maksimal seluruh kemampuan pesrta didik
untuk mencari dan memahami secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga
mereka mampu merumuskan sendiri temuannya dengan mantap16.
Manusia menginterprestasi pengetahuannya dengan banyak hal salah satunya
yakni melalui interaksi dengan pengalaman, fenomena,objek, dan lingkungan. Suatu
pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan itu mampu menghadapi dan
memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai17.
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah salah satu dari beberapa strategi
yang dalam sistematika penerapannya lebih mengedepankan kepada paham
konstrutivisme, yang mana dalam paham ini menganggap bahwa pengetahuan adalah
hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri18.
Strategi pembelajaran inkuiri menuntut peserta didikuntuk aktif dalam
pembelajaran, hal tersebut merupakan prinsip dalam kurikulum 2013 dimana pola
13
M Pd Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2009.
14
A Partanto, Pius, Dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, 2001.
15
Maman Rakhmana Mohamad Agus, Sriyono, ‘Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa’, 4.1 (2017), 74–82.
16
Lahadisi, ‘INKUIRI : SEBUAH STRATEGI MENUJU PEMBELAJARAN BERMAKNA’, 7 (2014), 85–98.
17
Euis Nurhidayati, ‘PEDAGOGI KONSTRUKTIVISME DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN INDONESIA’, 1.1
(2017), 1–14.
18
Ahmad Nizar Rangkuti, ‘KONSTRUKTIVISME DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA’, 2.2 (2014),
61–76.

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 35


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

pembelajaran tidak lagi berpusat kepada guru melainkan kepada siswa itu sendiri.
Strategi pembelajaran inkuiri menitikberatkan kepada proses mencari dan
menemukan19. Dimana dalam strategi pembelajaran ini materi yang diajarkan tidak
diberikan secara langsung oleh guru melainkan hal itu menjadi peranan siswa dalam
mencari, memahami dan menemukan sendiri materi pelajaran yang di maksud;
sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembibimbing siswa untuk belajar.

Konsep Dasar SPI


Pada dasarnya semua metode, model, dan strategi dalam pembelajaran yang
ada dalam K-13 sudah menerapkan pembelajaran yang orientasinya mengarah pada
definisi inkuiri secara global, hanya saja dalam strategi pembelajaran inkuiri (SPI) ini,
inkuiri diolah dengan sedemikian rupa hingga membentuk sebuah tatanan yang
memiliki prosedur dan teori tersendiri. Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuiri,
sama dengan mendefinisikan pendekatan pendidikan multi dimensi. Terdapat banyak
inteprestasi visi John Dewey, seperti teori konstruktivisme, pendekatan pemecahan
masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan sebagainya. Inti dari inkuiri adalah proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Apa yang ingin siswa ketahui,pelajari, dan
lakukan merupakan dasar utama dalam pembelajaran berbasis inkuiri20.
Dalam perspektif konstruktivisme, pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu
saja dari seseorang kepada seseorang yang lain, melainkan harus di interpretasikan
sendiri oleh tiap-tiap peeseorangan. Tiap orang harus mampu mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, karena dalam konstruktivisme pengetahuan dianggap sebagai
sebuah proses yang terus berkembang bukan sesuatu yang sudah instan tersaji.
Adapun ciri utama dari SPI. Pertama, strategi pembelajaran inkuiri
mengutamakankeaktifan siswa secara maksimal untuk mencari sebuah permasalahan
dan menemukan jalan keluarnya. Oemar Hamalik menyatakan bahwa pembelajaran
berlandaskan inkuiri adalah sebuah pembelajaranyang menjadikan siswa sebagai pusat
pembelajarannya (student-Centered-Strategi)21. Artinya, dalam strategi pembelajaran

19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: PT
Kencana Prenada Media Group (Cet, 2010).
20
Ida Damayanti and Mintohari, ‘Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar’, Jurnal Pendidikan, 2014, 1–12.
21
Damayanti and Mintohari.

36 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

inkuiri siswa tidak lagi dijadikan sebagai objek yang hanya menerima materi
pembelajaran dari guru secara verbal, akan tetapi dijadikan sebagai subjek atau pelaku
aktif untuk menemukan sendiri inti dari materi dalamproses pembelajaran tersebut.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh siswa di arahkan untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sesuatu yang
dipertanyakan/dipermasalahkan, sehingga strategi pembelajaran inkuiri diharapkan
mampu meningkatkan kepercayaan diri (self belief) yang dimiliki siswa tersebut.
Ketiga, perlu di ingat bahwa salah satu tujuan dari strategi pembelajaran
inkuiri yakni mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara sistematis,logis, dan
kritis untuk mencapai penguasaan materi yang mendalam dan dapat mengembangkan
kemampuan intelektual yang dimiliki oleh siswa secara optimal. Dengan demikian,
dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk bisa menguasi
materi pembelajaran saja, akan tetapi lebih kepada bagaimana para siswa mampu
memaksimalkan potensi yang dimilikinya agar dapat mengembangkan
pengetahuannya tentang inti dari sebuah materi pembelajaran. Siswa yang hanya
mampu menguasai materi pembelajaran belum tentu dapat mengembangkan
kemempuan berfikirnya secara optimal. Sebaliknya, siswa akan mampu
mengembangkan kemampuan berfikirnya jika mereka mampu menguasi materi
pembelajaran.

Prinsip - prinsip SPI


Dalam sistematika penerapannya, strategi pembelajaran inkuiri mempunyai
beberapa prinsip yang harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru yang
menerapkannya yakni22 ;
1. Prinsip pengembangan intelektual
Prinsip SPI berorientasi pada pengembangan intelektual siswa, artinya
strategi pembelajaran ini tidak hanya melihat hasil belajar yang didapatkan
oleh siswa melainkan lebih menitik beratkan kepada proses belajar yang
dilakukan siswa untuk mendapatkan hasil tersebut.

22
Lahadisi.

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 37


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

2. Prinsip interaksi
Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses berinteraksi, baik
interaksi antar siswa, interaks siswa dengan guru, atau interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya yang berarti tidak menempatkan guru sebagai satu-
satunya sumber belajar tapi lebih kepada pembimbing interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Dalam SPI guru juga berperan sebagai penanya, sebab pada dasarnya
kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru sudah termasuk bagian
dari proses berfikir, karenanya kemampuan guru untuk bertanya dalam SPI
sangatlah penting.
4. Prinsip belajaruntuk berfikir
Belajar adalah proses berfikir, artinya dalam strategi pembelajaran
inkuiri guru juga dituntut untuk mampu memaksimalkan penggunaan otak
siswa dalam berfikirketika proses pembelajaran berlangsung.
5. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses untuk mencari dan menemukan berbagai
kemungkinan-kemungkinan yang ada. Oleh sebabtu dalam SPI guru harus
memberikan ruang kepada siswa untuk menemukan hipotesis dan
memberikan kebebasan dalam mengembangkan hipotesisnya serta secara
terbuka untuk membuktikan hipotesisnya tersebut.

Langkah – langkah Pelaksanaan SPI


Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri
adalah sebagai berikut23 :

1. Orientasi 2. Merumuskan Masalah 3. Mengajukan Hipotesis

5. Menguji 4. Mengumpulkan
6.Merumuskan Kesimpulan
Hipotesis Data

23
Siti Nuraeni, Zahra Azizah Anisah, and Lizda T R I Wahyuni, ‘Belajar Dan Pembelajaran’, 2015,
1–21.

38 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

1. Orientasi
Pada langkah ini guru mengajak siswa untuk berfikir dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dengan mengajak dan merangsang siswa
dengan sesuatu yang membuatnya tertarik dan termotivasi dalam meari dan
menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah ini adalah langkah yang paling
penting dalam SPI mengingat keberhasilan SPI bergantung kepada kesadaran
siswa untuk mau mecari dan menyelesaikan permasalahan yang tengah
dihadapi.
2. Merumuskan masalah
Pada tahapan selanjutnya, guru membawa siswa terhadap persoalan-
persoalan yang mengandung unsur teka-teki, hal ini diharapakan dapat
menimbulkan tantangan kepada siswa sehingga dapat termotivasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
3. Mengajukan hipotesis
Kemampuan atau potensi berfikir setiap individu sebenarnya sudah
ada sejak lahir, hal ini dimulai dengan kemampuan individu untuk menebak
atau mengira-ngira (berhipotesis) pada sebuah permasalahan. Agar dapat
mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk menghasilkan sebuah
hipotesis guru hendaknya memberikan beberapa pertanyaanyang dapat
membuatsiswa dapat meraba-raba kepada tujuan pembelajaran tersebut
sehingga mempermudah siswa untuk bisa berhipotesis sesuai nalar dan
kemampuannya dalam berfiikir. Hal ini juga bagus untuk mengembangkan
pola berfikir siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4. Mengumpulkan data
Langkah ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mengembangkan intelektual siswa melalui proses mental sehingga diharapkan
dapat memaksimalkan kemampuannya dalam proses berfikir. Dalam tahapan
ini guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang dapat
mengarahkan mereka terhadap tujuan pembelajaran yang dimaksud.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesisadalah prosesuntuk menentukan tingkat kebenaran
terhadapdugaan jawaban yang telah idberikan oleh siswa. Dalam menguji

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 39


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

hipotesis yang terpenting adalah melihat tingkat keyakinan siswa kepada


jawaban yang telah ia dapatkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Langkah yang terakhir yakni mengajak siswa untuk mampu
mendeskripsikan seluruh hasil temuannya yang berlandaskan kepada hasil dari
pengujian hipotesisnya secara ringkas.

Hasil Wawancara Informan 1


Informan pertama yang diwawancarai oleh peneliti yakni bapak Sayyid
Muhhamad, informan adalah seorang tenaga pengajar/guru yang sampai saat ini
masih aktif berkiprah di lembaga pendidikan formal yang menjadi tempat/objek
penelitian kami, tepatnya di SMKN 02 Kraksaan. Informan termasuk salah satu dari
beberapa guru di SMKN 02 Kraksaan yang menerapkan Strategi Pembelajaran
Inkuiri di dalam pembelajarannya. Maka dari itu peneliti berharap informan dapat
menjabarkan lebih dalam lagi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Strategi
Pembelajaran Inkuiri dengan mengacu kepada realita yang terjadi di lapangan.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan, informan menuturkan bahwa
sudah banyak guru di SMKN 02 Kraksaan yang telah menerapkan strategi
pembelajaran inkuiri terutama dalam mata pelajaran produktif, informan sendiri
merupakan guru mata pelajaran PAI di SMKN 02 Kraksaan yang dalam
pembelajarannya sering menggunakan strategi pembelajaran inkuiri seperti yang
sudah peneliti sebutkan di atas.
Ketika ditanya alasan mengapa informan sering menggunakan SPI, informan
menjawab bahwa SPI merupakan strategi yang sangat bagus untuk melatih dan
menguatkan memori peserta didik terutama dalam materi pelajaran, SPI juga
merupakan strategi yang sangat ideal untuk diterapkan kepada peserta didik
mengingat dalam SPI siswa dituntut untuk aktif supaya bisa menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam materi pelajaran tersebut secara mandiri dalam artian
siswa tidak lagi bertumpu kepada guru untuk memahami inti dari pelajaran tersebut,
hal itu secara tidak langsung akan mengajak peserta didik untuk menambah
pengalaman belajarnya dan akan memperluas pengetahuannya tentang apa yang

40 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

sedang ia pelajari dalam mata pelajaran tersebut. Informanpun mengatakan bahwa


strategi ini bisa mengangkat rata-rata nilai hasil UAS siswa hingga 15 angka diatas
nilai standar KKM, dengan catatan siswa benar-benar mau berusaha dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam materi pembelajaran. Akan tetapi
informan tidak memandang sebelah mata terhadap strategi pembelajaran yang lain,
terbukti ketika wawancara informan juga mengatakan bahwa dalam menentukan
strategi yang akan dipakai di dalam kelas seorang guru tentunya juga harus melihat
situasi dan kondisi siswa juga sarana pendukung yang ada disekolah tersebut. “Lihat
kondisi dulu baru pilihlah strategi yang pas untuk mereka”, tutur informan.
Terkait langkah penerapan strategi pembelajaran inkuiri yang diterapkan oleh
bapak sayyid muhammad dalam pembelajarannya yakni;
1. Mengelompokkan siswa.
Siswa dikelompokkan sebanyak materi yang dibutuhkan, minimal 3
kelompok.
2. Siswa mencari sebuah permasalahan.
Contoh : mencari problematika yang ada dalam hubungan
pernikahan.
3. Siswa mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Siswa mencari jawaban permasalahan melalui berbagai sumber belajar.
4. Beberapa siswa perwakilan kelompok mempresentasikan tugasnya.
Perwakilan kelompok maju untuk mejelaskan hasil dari jawaban
permasalahannya.
Berbicara mengenai kendala-kendala yang informan temui ketika menerapkan
SPI dalam pembelajarannya, informan mengatakan bahwa masih banyak siswa yang
kurang respon terhadap instruksi-instruksi yang informan berikan dikarenakan
kurangnya sumber belajar, faktor lingkungan dan asal sekolah juga menjadi keluhan
dari informan terkait kurangnya respon siswa dalam pembelajarannya. Kedua,
informan mengeluhkan bahwa ketika menerapkan SPI masih banyak siswa yang
kurang fokus terhadap apa yang mereka cari, alhasil halitu akan menimbulkan
kerancuan pemahamannya terhadap materi pelajaran lebih-lebih ketika
mempresentasikan hal yang sudah mereka cari.

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 41


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

Dimana ada masalah disitu pasti ada solusi, begitu juga yang telah dilakukan
oleh bapak sayyid, informan terus berusaha mencari solusi dari setiap masalah-
masalah yang informan temui ketika berada di dalam kelas, salah satunya yakni
memaksa siswa untuk prsentasi dengan menjadikan presentasi tersebut sebagai tugas
individu dan melakukan penegasan dalam segi penilaian, hal ini diharapkan mampu
memacu semangat peserta didik untuk menyelasaikan tugas yang mereka peroleh.
Informan juga berusaha memadukan strategi pembelajaran inkuiri dengan strategi
pembelajaran lain yang dirasa pas untuk diterapkan terhadap siswa tersebut.

Hasil Wawancara dari Informan 2


Berlanjut kepada informan yang selanjutnya, kami juga berkesempatan
mewawancarai seorang guru SMKN 02 Kraksaan yang lain yakni bapak Rahmad
Hidayatullah yang tak lain merupakan alumni SMKN 02 Kraksaan yang sekaligus
menjadi guru di lembaga tersebut saat ini. Informan adalah guru mata pelajaran
produktif di SMKN 02 Kraksaan yang juga sering menerapkan strategi pembelajaran
inkuiri ke dalam pembelajarannya sama seperti bapak sayyid muhammad yang
menjadi informan pertama peneliti.
Pertama, peneliti menanyakan bagaimana pandangan informan tentang
strategi pembelajaran inkuiri terutama yang berada di lembaganya. Informan
berpendapat bahwa sebenarnya srategi pembelajaran inkuiri sangat cocok untuk di
terapkan di semua lembaga SMK karena menurut informan strategi pembelajaran
inkuiri ini dapat menghasilkan sebuah produk yang bisa di wiirausahakan. Hal ini
tentu sejalan dengan motto yaang diusung oleh seluruh lembaga SMK yang ada di
indonesia yakni “SMK BISA”. Strategi ini juga dinilai sebagai strategi yang sangat
tepat untuk di terapkan kepada siswa-siswa yang bermalas-malasan selama proses
pembelajaran karena dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa dituntut untuk aktif
dan inovatif selama proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana-bagaimana cara informan dalam
menerapkan strategi pembelajaran inkuiri di dalam kelas. Informan pun memaparkan
langkah-langkah yang informan lakukan ketika menerapkan strategi pembelajaran
inkuiri, yaitu;
1. Guru memberikan sebuah permasalahan

42 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

2. Guru merefleksikan permasalahn yang sudah diberikan guna memancing


reaksi dari para siswa
3. Siswa mencari solusi dari permasalahan tersebut
4. Siswa mempresentasikan solusi yang sudah ia temukan secara invidu
5. Mengadakan diskusi ringan setelah presentasi

Kemudian peneliti melanjutkan dengan menanyakan apa kekurangan dari


strategi pembelajaran inkuiri yang ada di SMKN 02 Kraksaan. Informan menuturkan
bahwa setiap sesuatu pasti ada kelebihan dan kekurangannya tak terkecuali strategi
pembelajaran inkuiri, di satu sisi strategi ini sangat bagus untuk meningkatkan
keaktifan siswa di dalam kelas, akan tapi di sisi lain strategi ini juga dapat
mengakibatkan siswa yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata menjadi semakin
malas untuk belajar karena merasa kalah bersaing dengan teman-temannya yang lain.

Hasil Wawancara dari Informan 3


Informan kami yang selanjutnya yakni beberapa siswa SMKN 02 Kraksaan;
antara lain yaitu Sirojul Munir (kelas X TKR 2), Ade Dwi Rifangga (kelas X TKR 2),
Putri Lingga Samudra (kelas X TB 1), Naimatul Jannah (kelas XI TB 1), dan Rusydi
Hafidz Alinata (kelas XII RPL 1) yang diharapkan oleh peneliti mampu memberikan
informasi seputar Strategi pembelajaran inkuiri yang berada di sekolahnya.
Hal pertama yang menjadi pertanyaan peneliti yakni mengenai pengalaman
belajar mereka rasakan ketika guru yang mengajar di kelas mereka menerapkan
strategi pembelajaran inkuiri, tentunya jawaban yang diterima peneliti sangatlah
beragam. Dimulai dari sirojul munir yang mengatakan bahwa ketika gurunya
menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dirinya merasa menjadi lebih aktif di kelas
sekalipun dirinya masih sering merasakan kebingungan ketika menyelasaikan
permasalahan yang dia temui dalam pembelajaran. Selanjutnya, putri lingga samudra
menyatakan bahwa dirinya merasa lebih bisa memahami materi pembelajaran ketika
gurunya menerapkan strategi pembelajaran inkuiri di dalam proses pembelajarannya.
Selanjutnya, peneliti menanyakan kendala-kendala apa saja yang mereka temui
dan rasakan dalam memahami materi pembelajaran ketika gurunya menerapkan
strategi pembelajaran inkuiri di dalam kelas. Naimatul jannah mengeluhkan bahwa

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 43


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

dirinya sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan dan memahami tugas yang
telah diberikan oleh gurunya karena ia merasa gurunya kurang mempedulikan dan
kurang memberinya bantuan ketika ia kebingungan dalam memecahkan suatu
permasalahan. Ade dwi rifangga, salah satu siswa yang juga menjadi informan kami
secara jujur dan terbuka mengakui bahwa dirinya sangat kebingungan ketika gurunya
menerapkan strategi inkuiri di dalam kelas, dirinya mengaku sangat kesulitan apabila
harus menyelesaikan sendiri suatu permasalahan yang diberikan oleh gurunya, ia pun
menyatakan lebih suka apabila gurunya saja yang menjelaskan karena menurutnya hal
tersebut dinilai tidak rumit dan lebih mudah untuk bisa dipahami.
Kemudian peneliti menanyakan hal apa yang biasa dilakukan oleh gurunya
saat mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajan ketika guru
tersebut menerapkan strategi pembelajaran inkuiri di dalam kelas. Semua
informankompak memberikan jawaban yang sama yakni biasanya gurunya
memberikan motivasi agar mereka bisa semangat dalam menyelesaikan tugas yang
telah diberikan oleh gurunya

PEMBAHASAN
Untuk dapat memaksimalkan hasil pembelajaran yang diperoleh oleh
siswa/peserta didik, guru/pendidik dituntut untuk terus mampu memberikan
inovasi-inovasi dalam setiap pembelajarannya, termasuk mampu berinovasi dalam
mengembangkan metode,model, dan strategi yang guru terapkan di dalam kelas
untuk meningkatkan semangat belajar siswa dan menghindari kebosanan siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung serta dapat meningkatkan tingkat keberhasilan
belajar siswa.
Sudah menjadi hal umum ketika banyak siswa yang menyukai sebuah mata
pelajaran karena gurunya mampu memberikan rasa nyaman baginya dalam mata
pelajaran tersebut, sebaliknya, juga masih banyak siswa yang awalnya menyukai mata
pelajaran tersebut namun karena gurunya tidak mampu menghadirkan rasa nyaman
dalam pembelajarannya akhirnya siswa tersebut merasa bosan bahkan ada
kemungkinan siswa tersebut akan kehilangan semangat belajarnya. Hal ini tentu akan
menjadi faktor penghambat bagi peserta didik untuk terus bisa mengembangkan
intelektual dan pengetahuannya akan segala hal, seiring berkembangnya kurikulum

44 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

yang ada di harapkan guru bisa meminimalisir kemungkinan tersebut salah satunya
dengan memilih strategi, metode, dan model pembelajaraan yang pas bagi perserta
didiknya.
Penerapan strategi dalam sebuah proses pembelajaran bersifat fleksibel.
Artinya dalam proses pembelajaran seorang guru tidak hanya bisa menerapkan satu
strategi pembelajaran saja melainkan bisa menerapkan strategi pembelajaran lainnya
tergantung dengan kebutuhan siswa dalam kelas tersebut dengan melihat kondisi
siswa dan sarana pendukung yang ada di sekolah. Pemilihan serta penerapan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tentunya akan meningkatkan
tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut.
Semakin lama zaman semakin maju begitupun dalam dunia pendidikan,
inovasi-inovasi baru terus bermunculan terkait metode, model, serta strategi dalam
sebuh pembelajaran. Hal ini tak lain bertujuan untuk memaksimalkan efektifitas
peran pendidikan dalam mengembangkan semua aspek yang dimiliki oleh peserta
didik baik dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seiring berjalannya waktu
beberapa metode, model, dan strategi dalam pembelajaran mengalami perkembangan
salah satu strategi yang mengalami perkembangan tersebut yakni strategi
pembelajaran inkuiri.
Strategi pembelajaran inkuiri pada hakikatnya merupakan cabang dari strategi
pembelajaran aktif atau yang biasa kita dengar dengan istilah active learning, hal ini
sesuai dengan definisi active learning yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif
merupakan strategi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran24. Definisi tersebut tak jauh berbeda dengan definisi strategi
pembelajaran inkuiri yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah
sebuah strategi yang menuntut siswa mampu berfikir secara sistematis, kritis, dan
analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
di hadapi25. Kedua definisi tersebut sama-sama menekankan kepada aspek keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran serta menuntut siswa untuk belajar mandiri dalam

24
Hasan Baharun, ‘Penerapan Pembelajaran Active Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Di Madrasah’, Jurnal Pendidikan Pedagogik, Vol. 1, No.1 (2013), 34–46
<https://doi.org/10.15642/jpai.2017.5.2.224-243>.
25
Lahadisi.

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 45


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

proses pembelajaran untuk menghindari ketergantungan kepada guru dalam hal


memahami materi pembelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri juga memiliki kesamaan dengan contextual teaching
and learning atau yang biasa kita sebut dengan istilah CTL yang sama-sama melibatkan
komponen pembelajaran efektif kedalam metodologi penerapannya, beberapa
komponen pembelajaran efektif yang sama-sama ada dalam strategi pembelajaran
inkuri serta CTL yakni konstruktivisme (constructivism), refleksi (reflection), dan
menemukan (inquiry)26. Konstruktivisme adalah suatu filsafat yang menganggap
pengetahuanadalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia sendiri27. Refleksi
(reflection) adalah cara berfikir tentang sesuatu yang telah dilakukan di masa lalu.
Tujuan dari kegiatan refleksi ini adalah untuk melihat sudah sejauh mana siswa
mampu mengembangkan pengetahuan yang di dapat dari pengalaman-pengalaman
belajarnya di masa lalu28. Sedangkan inkuiri (inquiry) adalah serangkaian aktifitas
pembelajaran yang menitik beratkankepada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk bisa mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
dipertanyakan29.
Dengan melihat kesamaan-kesamaan yang ada bukanlah sebuah kemustahilan
untuk mengkolaborasikan strategi pembelajaran yang satu dengan strategi
pembelajaran yang lain dengan tujuan untuk meminimalisir sesuatu yang tidak di
inginkan dalam proses pembelajaran, termasuk mengkolaborasikan strategi
pembelajaran inkuiri dengan strategi pembelajaran yang lain bahkan memadukan
strategi pembelajaran inkuiri dengan metode yang ada dalam strategi pembelajaran
yang lain. Dalam salah satu metode pembelajaran terdapat sebuah metode yang
bernama metode pembelajaran kolaboratif yang dapat didefinisikan sebagaifilsafat
pembelajaran yang memudahkan para siswa untuk bekerjasama, saling membina,

26
Muhammad Idrus, Hasibuan, ‘Model Pembelajaran Ctl (Contextual Teaching and Learning)’,
Logaritma, II.1 (2014), 1–12.
27
Jeane Santi, ‘Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau Di Kelas V SDN 3 Tolitoli’, 4.3 (2007), 57–71.
28
M Arief Fauzan Bukhori, ‘Pembelajaran Berbasis Inkuiri Untuk Optimalisasi Pemahaman’, 4.1&2
(2012), 11–21.
29
Mohamad Agus, Sriyono.

46 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

belajar dan berubah bersama, serta maju bersama pula30. Namun bukan ini yang
dimaksud peneliti dalam hal pengkolaborasian strategi atau metode akan tetapi lebih
kepada memadukan antara satu strategi atau metode pembelajaran dengan strategi
atau metode pembelajaran yang lain.
Salah satu bentuk kolaborasi strategi atau metode pembelajaran yang peneliti
temui yakni kolaborasi antara strategi pembelajaran inkuiri dengan cooperative learning
dan kolaborasi antara strategi pembelajaran inkuiri dengan contextual teaching and
learning. Pengkolaborasian strategi atau metode dalam pembelajaran ini lahir karena
berbedanya sifat dan kecenderungan setiap siswa yang di ajar, menyikapi hal tersebut
guru harus melakukan inovasi-inovasi agar terhindar dari berkurangnya semangat
belajar siswa salah satunya dengan memadukan atau mengkolaborasikan strategi atau
metode yang dipakai. Hal ini menjadi terobosan baru yang diharapkan mampu
memaksimalkan hasil belajar siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Kolaborasi strategi atau metode yang ada dalam sebuah proses pembelajaran
juga berfungsi untuk menutupi bahkan menyempurnakan kekurangan-kekurangan
yang ada dalam suatu strategi atau metode pembelajaran guna memaksimalkan fungsi
dari strategi atau metode pembelajaran tersebut. Dari hasil pembahasan kami dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa pengkolaborasian strategi atau metode
pembelajaran merupakan cara jitu untuk memaksimalkan hasil belajar siswa. Hal ini
telah dibuktikan oleh informan 1 dan informan 2 yang telah memadukan SPI dengan
berbagai macam strategi atau metode pembelajaran yang lain seperti CTL dan
cooperative learning.

KESIMPULAN
Memaksimalkan hasil belajar siswa adalah tugas dari seorang guru, berbagai
hal dan upaya harus dilakukan oleh seorang guru agar dapat menghasilkan hasil
belajar yang maksimal salah satunya menerapkan strategi atau metode pembelajaran
dalam proses pembelajarannya.

30
Nunuk Suryani, ‘Implementasi Model Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan
Ketrampilan Sosial Siswa’, Journal of Social Sciences, 2008, 1–23
<https://eprints.uns.ac.id/14000/1/1323-2965-1-SM.pdf>.

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 47


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

Penerapan sebuah strategi atau metode dalam suatu proses pembelajaran


bersifat fleksibel yang artinya guru bebas menerapkan strategi atau metode
pembelajaran apapun di dalamkelas selama strategi atau metode pembelajaran
tersebut dirasa pas dan cocok untuk meningkatkan dan memaksimalkan hasil belajar
dari siswa. Dalam sistematika penerapannya, guru juga dapat memadukan atau
mengkolaborasikan suatu strategi atau metode pembelajaran dengan strategi atau
metode pembelajaran yang lain dengan tujuan untuk mengefektifkan strategi atau
metode pembelajaran yang tersebut.
Salah satu bentuk kolaborasi strategi atau metode pembelajaran yang peneliti
temui yakni kolaborasi antara strategi pembelajaran inkuiri dengan cooperative learning
dan kolaborasi antara strategi pembelajaran inkuiri dengan contextal teaching and
learning. Kolaborasi strategi atau metode yang ada dalam sebuah proses pembelajaran
juga berfungsi untuk menutupi bahkan menyempurnakan kekurangan-kekurangan
yang ada dalam suatu strategi atau metode pembelajaran guna memaksimalkan fungsi
dari strategi atau metode pembelajaran tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khaerul, „Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil


Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik‟, 2012, 14–25
Baharun, Hasan, „Penerapan Pembelajaran Active Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Di Madrasah‟, Jurnal Pendidikan Pedagogik, Vol. 1, No (2013),
34–46 <https://doi.org/10.15642/jpai.2017.5.2.224-243>
Buhungo, Ruwiah Abdullah, „IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM 2013 PADA MADRASAH ALIYAH‟, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 3 (2015), 105–13
Bukhori, M Arief Fauzan, „Pembelajaran Berbasis Inkuiri Untuk Optimalisasi
Pemahaman‟, 4 (2012), 11–21
Damayanti, Ida, and Mintohari, „Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar‟, Jurnal
Pendidikan, 2014, 1–12
Elfida, Yeni, „Penggunaan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Siswa Di Kelas IV SDN 27 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman‟, 1
(2017), 55–61
Engkus, Kuswarno, Metodelogi Penelitian Komunikasi, Fenomenologi, Konsepsi Dan Pedoman,
Bandung: Widya Padjadjaran, 2009
Idrus, Hasibuan, Muhammad, „Model Pembelajaran Ctl (Contextual Teaching and
Learning)‟, Logaritma, II (2014), 1–12

48 PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan


Risqyanto Hasan Hamdani & Syaiful Islam

Jannah, Fathul, „Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional‟, Dinamika


Ilmu, 13 (2013), 161–73
Lahadisi, „INKUIRI  : SEBUAH STRATEGI MENUJU PEMBELAJARAN
BERMAKNA‟, 7 (2014), 85–98
Lely, „Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Inkuiri Di Kelas IV
SDN 13 IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman‟, 1 (2017), 23–30
Mohamad Agus, Sriyono, Maman Rakhmana, „Penerapan Strategi Pembelajaran
Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa‟, 4 (2017), 74–82
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Karya (Bandung, 1989)
Murni Eva Marlina, „Kurikulum 2013 Yang Berkarakter‟, Jurnal JUPIIS 2085-482X,
Vol 5 (2013), 27–38
Nizar Rangkuti, Ahmad, „KONSTRUKTIVISME DAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA‟, 2 (2014), 61–76
Nuraeni, Siti, Zahra Azizah Anisah, and Lizda T R I Wahyuni, „Belajar Dan
Pembelajaran‟, 2015, 1–21
Nurhidayati, Euis, „PEDAGOGI KONSTRUKTIVISME DALAM PRAKSIS
PENDIDIKAN INDONESIA‟, 1 (2017), 1–14
Nurwati, Tri, „Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif
Pemasaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas XI
Pemasaran SMK Negeri 02 Purworejo Semester Genap Tahun 2010/2011‟,
2011, 193–205
Partanto, A, Pius, Dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, 2001
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: PT
Kencana Prenada Media Group (Cet, 2010)
Santi, Jeane, „Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau Di Kelas V SDN 3
Tolitoli‟, 4 (2007), 57–71
Shoimin, Aris, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-
ruzz media, 2017)
Suryani, Nunuk, „Implementasi Model Pembelajaran Kolaboratif Untuk
Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa‟, Journal of Social Sciences, 2008, 1–23
<https://eprints.uns.ac.id/14000/1/1323-2965-1-SM.pdf>
Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam,(interaksi Jasmani, Rohani, Kalbu Memanusiakan
Manusia), Remaja Rosda Karya, Bandung.[Google Scholar], 2006
Trianto, M Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2009
Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
Dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 49

Anda mungkin juga menyukai