Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH REPRODUKSI ORGANISME AQUATIK

KARAKTERISTIK OVUM DAN SPERMA

OLEH :

Rezky Dinda Ayu ( 201310260311063 )

Nurun Nihayati .P. ( 201310260311028 )

Miftahul Jannah ( 201310260311035 )

Onky Cucuk ( 201310260311060 )

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada para sahabat dan pihak-pihak yang
mendukung pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
budidaya perairan. Dalam penyusunannya, dengan kerja kerass dan dukungan
berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil
yang semaksimal mungkin dan sesuai harapan, walaupun di dalam pembuatanya
mengalami berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini kami ingin
mengucapkan terimakasih. Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan untuk dapat menyempurnakan di masa yang
akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam maklah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.

Malang, 23 Maret 2015

Penulis
Daftar Isi

Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 Pendahuluan 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 5
Tujuan 5
BAB 2 Pembahasan 6
Sperma 6
Morfologi Sperma 6
Telur 8
BAB 3 Penutup 11
Kesimpulan 11
Saran 11
Daftar Pustaka 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu spesies ikan ditentukan oleh kemampuan ikan


tersebut untuk bereproduksi dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah
dan kemampuan untuk mempertahankan populasinya. Fungsi reproduksi
pada ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem reproduksi yang
terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad, dimana pada ikan betina
disebut ovarium sedang pada jantan disebut testis beserta salurannya.
Sementara beberapa kelenjar endokrin mempunyai peranan dalam mengatur
sistem reproduksi

Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran
telur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan
jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Testis adalah organ reproduksi
jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang.
Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi
dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis
pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi  perkawinan,
dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang
urogenital. Testis berjumlah sepasangdigantungkan pada dinding tengah
rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang
kasar.
Ovary pada ikan akan menghasilkan telur dan testis akan
menghasilkan sperma yang memiliki karakteristiknya sendiri. Oleh karena
itu di susunlah makalah tentang karakteristik ovum dan sperma guna
bermanfaat bagi mahasiswa perikanan pada khususnya dan masyarakat
umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sperma?
2. Apa yang dimaksud dengan ovum?
3. Bagaimana karakteristik ovum pada ikan?
4. Bagaimana karakteristik sperma pada ikan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sperma
2. Untuk mengetahuii tentang ovum
3. Untuk mengetahui karakteristik ovum pada ikan
4. Untuk mengetahui karakteristik sperma pada ikan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sperma
Sperma adalah gamet jantan yang dihasilkan oleh testis dan
merupakan suatu sel kecil, kompak yang tidak bertumbuh dan tersimpan
dalam cairan sperma dalam testis. Cairan sperma adalah larutan
spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi
testis. Campuran antara seminal plasma dengan spermatozoa disebut semen.
Dalam setiap testis semen terdapat jutaan spermatozoa (Hoar 1969).

Sperma terdiri dari kepala yang membawa materi keturunan paternal


dan ekor yang berperan sebagai alat penggerak. Fungsi utama sperma pada
individu parental adalah sebagai pembawa sebagian materi genetik dalam
proses pembuahan untuk membentuk individu baru (Effendi 1997).

2.1.1 Morfologi sperma


Struktur spermatozoa secara umum pada ikan yang sudah matang
terdiri dari kepala, leher, dan ekor flagella (Gambar 3). Inti spermatozoa
terdapat pada bagian kepala (Lagler 1977). Middle piece merupakan
penghubung atau penyambung antara leher dan ekor yang mengandung
mitokondria dan berfungsi dalam metabolisme sperma.
Spermatozoa mempunyai struktur yang sederhana dan ukuran yang
hampir sama. Umumnya ukuran panjang kepala sperma antara 2-3 mikron
(îm) dan panjang total dari spermatozoa antara 40-60 îm.
Gambar sperma dan bagiannya.
a. Kepala sperma
Kepala spermatozoa secara umum berbentuk bulat atau oval. Bagian
tengah mengikuti pola struktur umum, terdiri dari sebuah flagel tengah
dan selubung mitokondria yang sedikit tidak termodifikasi dan terletak
di dalam sebuah low collar (lengkung bawah) agak jauh di belakang
nukleus bulat

Kepala sperma berisi materi inti, berupa chromosom yang terdiri


dari DNA. Informasi genetika yang dibawa oleh spermatozoa
diterjemahkan dan disimpan di dalam molekul DNA.
Sebagai hasil pembelahan reduksi selama spermatogenesis,
sperma hanya mengandung setengah jumlah DNA pada sel-sel somatik
dari spesies yang sama dan terbentuklah dua macam spermatozoa,
sperma yang membawa chromosom-x akan menghasilkan embrio
betina sedangkan sperma yang mengandung chromosom-y akan
menghasilkan embrio jantan.

b. Ekor sperma
Ekor sperma dapat dibagi atas tiga bagian, bagian tengah, bagian
utama dan bagian ujung berasal dari centriol spermatid selama
spermiogenesis. Ekor sperma berfungsi memberi gerak maju kepada
spermatozoa dan gelombang-gelombang yang dimulai di daerh
inplantasi ekor kepala dan berjalan ke arah distal sepanjang ekor seperti
pukulan cambuk.
Selubung mitokondria berasal dari pangkal kepala membentuk
dua struktur spiral ke arah berlawanan dengan arah jarum jam. Bagian
tengah ekor merupakan gudang energi untuk kehidupan dan pergerakan
spermatozoa oleh proses-proses metabolik yang berlangsung di dalam
helix mitokondria, mitokondria mengandung enzim-enzim yang
berhubungan dengan metabolisme eksudatif spermatozoa. Bagian ini
kaya akan fosfolipid, lecithin dan plasmalogen. Plasmalogen
mengandung satu aldehid lemak dan satu asam lemak yang
berhubungan dengan gliserol maupun cholin. Asam-asam lemak dapat
dioksidasi dan merupakan sumber energi endogen untuk aktifasi
sperma.
Inti ekor atau axial core terdiri atas dua serabut sentral
dikelilingi oleh suatu cincin konsentrik terdiri atas 9 fibril rangkap yang
berjalan dari daerah implantasi sampai bagian ujung ekor.

2.2 Telur
Telur merupakan asal mula suatu makhluk hidup. Telur
mengandung materi yang sangat dibutuhkan sebagai nutrien bagi
perkembangan embrio. Proses pembentukan telur sudah dimulai pada
fase differensiasi dan oogenesis, yaitu terjadinya akumulasi vitelogenin
ke dalam folikel yang lebih dikenal dengan vitelogenesis. Telur juga
dipersiapkan untuk dapat menerima spermatozoa sebagai awal
perkembangan embrio. Sehingga anatomi telur sangat berkaitan dengan
anatomi spermatozoa.

Pada telur yang belum dibuahi, bagian luarnya dilapisi oleh


selaput yang dinamakan selaput kapsul atau khorion (Gambar 4). Di
bawah khorion terdapat lagi selaput yang kedua dinamakan selaput
vitelin. Selaput yang mengelilingi plasma telur dinamakan selaput
plasma. Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak
terdapat ruang diantaranya. Bagian telur yang terdapat sitoplasma
biasanya berkumpul di sebelah telur bagian atas dinamakan kutub
anima. Bagian bawahnya yaitu pada kutub yang berlawanan terdapat
banyak kuning telur.
Kuning telur pada ikan hampir mengisi seluruh volume sel.
Kuning telur yang ada di bagian tengah keadaanya lebih padat daripada
kuning telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya sitoplasma.
Selain dari itu sitoplasma banyak terdapat pada sekeliling inti telur.
Khorion telur yang masih baru bersifat lunak dan memiliki
sebuah mikrofil yaitu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma ke
dalam telur pada waktu terjadi pembuahan. Ketika telur dilepaskan ke
dalam air dan dibuahi, alveoli kortek yang ada di bawah khorion pecah
dan melepaskan material koloid-mukoprotein ke dalam ruang
perivitelin, yang terletak antara membran telur dan khorion. Air tersedot
akibat pembengkakan mucoprotein ini. Khorion mula-mula menjadi
kaku dan licin, kemudian mengeras dan mikrofil tertutup. Sitoplasma
menebal pada kutub telur yang terdapat inti, ini merupakan titik dimana
embrio berkembang. Pengerasan khorion akan mencegah terjadinya
pembuahan polisperma. Dengan adanya ruang perivitelin di bawah
khorion yang mengeras, maka telur dapat bergerak selama dalam
perkembangannya.

a. Membran telur
Selama oogenesis pada teleostei, salah satu proses yang paling
menyolok adalah pembentukan sebuah zona tebal yang sangat
berdiferensiasi (membran telur, membran vitelin, zona radiata, zona
pelusida) yang terletak diantara lapisan-lapisan granulosa dan oosit.
Bergantung pada spesies maupun tahap pertumbuhan oosit, membran
telur bervariasi dalam hal ketebalan, tebalnya 7-8 mikron pada oosit
telur ikan mas koki dan sekitar 30 mikron pada rainbow trout.
Pada Chichlasoma nigrofasciata badan-badan rekat yang
mengelilingi zona pelucida, yang terdiri dari filamen dan selubung
lendir yang kental, disintesis dalam sel folikel selama vitelogenesis,
struktur ini nampaknya disekresi secara langsung dari retikulum
endoplasma granular. Pada Cichlasoma dan Fundulus struktur ini
berfungsi sebagai alat untuk merekatkan telur pada subsrat dan pada
Cynolebias berfungsi sebagai sistem respirasi khorionik (Nagahama
1983).

b. Mikrofil
Mikrofil adalah sebuah lubang kecil tempat dimana sperma
dapat masuk ke dalam telur yang tertutup, yang merupakan modifikasi
struktural dari membran telur.
Mikrofil terletak pada kutub anima dan bervariasi dalam hal
ukuran antar spesies. Diameter luar mikrofil telur Fundulus heteroclitus
sekitar 2,5 mikron dan 1-1,5 mikron pada lubang yang didalamnya

c. Lapisan Perekat telur


Lapisan perekat telur merupakan lapisan yang terbentuk di
sekitar lapisan vitelin yang tersusun oleh glukoprotein. Lapisan ini
disebut juga jelly layer 13 dengan fungsi berbeda-beda pada setiap
individu (gambar 5). Fungsi utamanya yaitu sebagai pelindung telur
dari lingkungan luar dan juga sebagai penarik sperma. Pada ikan,
terutama ikan yang memerlukan substrat untuk memijah (phytophils),
lapisan ini berfungsi sebagai perekat untuk menempelkan telur pada
substrat di sekitar setelah telur dimasuki sperma (Gilbert 2000).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sperma adalah gamet jantan yang dihasilkan oleh testis dan
merupakan suatu sel kecil, kompak yang tidak bertumbuh dan
tersimpan dalam cairan sperma dalam testis.
2. Ovum adalah gamet betina yang dihasilkan oleh ovarium dan
merupakan suatu asal mula suatu makhluk hidup, mengandung materi
yang sangat dibutuhkan sebagai nutrien bagi perkembangan embrio.
3. Struktur spermatozoa secara umum pada ikan yang sudah matang terdiri
dari kepala, leher, dan ekor flagella (Gam). Inti spermatozoa terdapat pada
bagian kepala. Middle piece merupakan penghubung atau penyambung
antara leher dan ekor yang mengandung mitokondria dan berfungsi dalam
metabolisme sperma
4. Struktur ovum secara umum pada ikan yang sudah matang terdiri dari
membrane telur, mikrofil, dan lapisan perekat telur.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam mengerjakan makalah ini di berikan waktu yang


sedikit lebih panjang karena kurangnya materi yang mendukung, serta
sebaiknya kerjasama antar anggota lebih ditingkatkan agar dapat
menyelesaikan makalah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://academia.edu diakses pada tanggal 19 Maret 201

http://gurungeblog.file.wordpress.com diakses pada tanggal 19 Maret 2015

http://media unpad.ac.id diakses pada tanggal 19 Maret 2015

Buku Ajar Teknik Pembenihan Ikan. Direktorat Pembinaan SMK 2013

Tim Penulis Penebar Swadaya. 2008. Agribisnis Perikanan. Penerbit


Penebar Swadaya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai