Contoh Pos yang Terpaut: Kewajiban penerbit opsi (baik call maupun put
options) sebelum jangka opsi habis (expired) dan beberapa kewajiban
pedagang efek.
Contoh Pos yang Terpaut: Utang usaha, utang garansi, dan utang wesel
jangka pendek.
Nilai diskon aliran kas masa datang (discounted value of future cash flows)
Contoh Pos yang Terpaut: Utang obligasi, utang wesel jangka panjang.
4. Sebutkan dan jelaskan kriteria pengukuran kewajiban
Jawab :
1) Ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi.
Faktur pembelian (invoice) dan tanda penerimaan barang (receiving report)
merupakan dasar hukum yang cukup meyakinkan untuk mengakui kewajiban.
Telah disebutkan bahwa ketersediaan dasar hukum yang menimbulkan daya
paksa hanya merupakan karateristik pendukung definisi kewajiban. Jadi,
kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat
bukti substantif adanya keharusan konstruktif atau demi keadilan.
2) Keterterapan konsep dasar
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Keadaan-
keadaan tertentu yang menjadikan konsep konservatisma terterapkan dapat
memicu pengakuan kewajiban. Implikasi dianutnya konsep konservatisma
adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan untung. Ini
berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak.
3) Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Kaidah ini berkaitan dengan masalah relevansi informasi. Utang sewaguna
(lease obligations) dapat diakui pada saat transaksi meskipun tidak ada
transfer hak milik dalam transaksi sewaguna tersebut. Dalam hal ini,
kewajiban dapat atau bahkan harus diakui kalau secara substantif sewaguna
tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran (yaitu memenuhi salah satu
kriteria kapitalisasi).
4) Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas
keterandalan informasi. Definisi kewajiban mengandung kata cukup pasti
(probable) yang mengacu tidak hanya pada terjadinya pengorbanan sumber
ekonomik masa datang tetapi juga pada jumlah rupiahnya.
5. Sebutkan dan jelaskan masalah teretis dalam pelunasan kewajiban sebelum
jatuh tempo
Jawab :
MASALAH TEORITIS
1) Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo
Bila kewajiban dilunasi sebelum jatuh tempo, nilai jatuh tempo (nominal) dengan
sendirinya merefleksi nilai sekarang (saat pelunasan) kewajiban sehingga tidak
ada selisih antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai nominal. Namun pada
umumnya selisih yang terjadi adalah selisih antara nilai bawaan dan nilai
penebusan atau penarikan. Bila penarikan dilakukan dengan pendanaan kembali,
terdapat tiga perlakuan terhadap selisih tersebut yaitu diamortisasi selama sisa
umur semua piutang yang dilunasi, diamortisasi selama umur utang baru, dan
diakui sebagai laba atau rugi pada saat penarikan.
2) Utang Terkonversi
masalah pada saat pengakuan adalah apakah harga penerbitan (kos) obligasi harus
dipecah menjadi porsi yang merepresentasi utang obligasi (masuk kewajiban) dan
porsi yang merepresentasi hak konversi (masuk ekuitas) atau harga penerbitan
tidak dipecah dan utang terkonversi dianggap utang semata-mata.
Terdapat dua perbedaan pendapat mengenai hal tersebut. Pendukung pemisahan
berpendapat bahwa hak konversi dapat dinilai karena hak tersebut tidak berbeda
dengan hak beli saham. Sementara itu, pendukung semata-mata utang
mengatakan seballiknya. Landasan mereka dalam memperlakukan utang
terkonversi semata-mata sebagai utang adalah ketidakterpisahan (inseparability)
dan kepraktisan (practicality). Hal ini pula yang menjadi basis APB dalam
memandang nilai obligasi dan hak konversi sebagai satu kesatuan.
3) Pembebasan Substantif
Masalah teoritis dalam hal pembebasan substantif adalah apakah pada saat terjadi
pembebasan substantif perusahaan dapat mengawaakui kewajiban. Pada awalnya
standar yang terdapat dalam FASB memperbolehkan pengawaakuan kewajiban
pada saat tercapainya pembebasan substantif melalui SFAS No. 76. tetapi
kemudian membatalkannya dengan dikeluarkan SFAS No. 125. Dalam standar
tersebut FASB menegaskan bahwa pada saat terjadi pembebasan substantif,
kewajiban tidak dapat dihapus karena kejadian tersebut tidak memenuhi
karakteristik atau kriteria kritis sebagaimana yang tercantum dalam standar.
Alasan yang lain yang sering dikemukakan adalah pengawaakuan kewajiban pada
saat tercapainya pembebasan substantif sama saja dengan mengkompensasi
kewajiban dengan aset. Hal ini merupakan praktik tidak layak.
4) PENYAJIAN
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan
kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar
disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut
urutan jatuh tempo. PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak
memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a) diperkirakan akan
diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau (b) jatuh
tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban tidak selayaknya disajikan di neraca dengan mengkompensasinya atau
mengontranya dengan aset yang dianggap berkaitan, kecuali dalam keadaan
khusus yang di dalamnya pihak pelapor mempunyai hak mengontra. Definisi dari
hak mengontra sebagai dijelaskan oleh FASB adalah hak yuridis debitor, lantaran
kontrak atau lainnya, untuk menghapus semua atau sebagaian utang kepada pihak
lain dengan cara mengkompensasi utang tersebut dengan jumlah yang pihak lain
berutang kepada debitor.
6. Sebutkan prinsip penilaian kewajiban menurut FASB
Jawab :
7. Jelaskan teori yang berkaitan dengan pembebasan substantif
Jawab :
1. sertifikat Deposito .
Sebagai tempat mencatat simpanan berjangka pihak lain yang
diperoleh bank dengan cara-menerbitkan Sertifikat Deposito yang
dapat diperdagangkan. Dalam hal demikian, pada saat bank
8. Jelaskan penyajian pos-pos kewajiban dalam neraca
Jawab : menerbitkan Sertifikat Deposito, jumlah yang diterima bank dari
Kewajiban bank kepada
penyimpan adalahpihak-pihak lainnominal
sebesar jumlah dicatatSertifikat
pada pos-pos sebagai berikut:
Deposito
1. Giro dikurangi dengan diskonto (bunga yang dibayar di muka). Pos Bunga
Dicatat pada
yang pos inidiadalah
Dibayar Mukasimpanan pihak
setiap akhir lain yang
periode dapat
tertentu ditarik (diambil)
diamortisasi.
setiapOleh
saat karena
denganitu
menggunakan cek,Deposito”
pos “Sertifikat dan suratdalam
perintah pembayaran
neraca disajikanlainya, atau
dipindahbukukan dengan
sebesar jumlah mengunakan
nominalnya, bilyetsaldo
sementara giro. pos “Bunga yang
2. Kewajiban
Dibayarsegera lainya.
di Muka” (belum diakui sebagai beban bunga), disajikan
Pos ini untuk menampung semua
sebagai pos pengurang. kewajian
Dengan bankdalam
demikian yang neraca
sifatnyadisajikan
wajib segera
dibayarkan.
sebagaiMisalnya
berikut: transfer, penerimaan pajak melalui bank yang harus segera
disetorkan ke Kas
Sertifikat Negara, call money,
Deposito,(jumlah bunga
nominal) Rp yang
xxxxxmasih harus dibayar
3. Tabungan.
Bunga yang Dibayar di muka, (Rp xxxxx)
Ke
2. dalam
Suratpos ini dicatat
berharga simpanan
yang pihak lain yang diterima bank, yang dapat
Diterbitkan
ditarik sewaktu-waktu,
Sebagai pos tempatdengan syarat-syarat
mencatat tertentu
surat berharga yang(tidak dapat ditarik
diterbitkan sendiridengan
menggunakan
oleh bank.cek atau surat
Misalnya perintah
surat pembayaran
pengakuan lainnya).
hutang yang Denganoleh
diterbitkan demikian
bagi bank, tabungan
nasabah merupakan
yang diterima olehkewajiban jangkadijual
bank, kemudian pendek.
kembali kepada
4. Deposito
pihakberjangka
lain. Dalam. hal demikian, bank terikat dengan kewajiban
Pos ini digunakan
membayar sebagai tempat
(menjamin), dalamrnencatat. simpanan
artian jika pada saatpihak
jatuhlain pada bank yang
tempo
penarikannya hanya dapat
nasabah penerbit suratdilakukan
pengakuanpada waktu
hutang tertentu,
tidak mampu sesuai dengan
membayar,
perjanjian
bank antara
penjualpihak bank dengan
berkewajiban pihak penyimpan.
mengembalikan Jumlah yang
pembayarannya menjadi
kepada
kewajiban bank
pembeli. dalam
Surat bentukyang
berharga Deposito Berjangka
demikian disebutadalah
Suratsebesar jumlah
Berharga Pasarnominal
yang Uang
tercantum dalam
(SBPU). surat perjanjian.
Contoh Kewajiban
lain termasuk pos Suratbank dalamyang
Berharga bentuk deposito
berjangka harus dirinci
Diterbitkan adalahberdasarkan
obligasi. jangka waktunya, misalnya Deposibo
Berjangka 1 Bulan,
3. Pinjaman yang3 bulan, 6 bulan dan seterusnya.
Diterima .
Dicatat ke dalam pos ini adalah pinjaman yang diterima dan bank
lain termasuk Bank Indonesia, atau dari pihak-pihak yang bukan
bank baik dalam Rupiah maupun dalam valuta asing yang harus
dibayar pada saat jatuh temponya. Pinjaman tersebut pada umumnya
merupakan kewajiban jangka panjang. Termasuk ke dalam pos
Pinjaman yang Diterima, antara lain kredit likuiditas Bank Indonesia,
pinjaman yang diterima dari pasar uang, pinjaman dari luar negeri
yang disalurkan melalui pemerintah dan pinjaman yang diterima dari
bank lain dalam rangka pembiayaan bersama untuk membiayai suatu
proyek.
4. Kewajiban Lain-lain .
Pos ini digunakan sebagai tempat menampung kewajiban-kewajiban bank
yang tidak dapat digolongkan ke dalam pos-pos kewjiban yang disebutkan di
muka, antara lain pendapatan diterima di muka, beban-beban yang masih