Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah keilmuan yang sedang dipelajari bermula dari filsafat sebagai

“mother of science” dalam ilmu yang mempelajari manusia terdiri dari sosiologi,

antropologi, dan psikologi. Dalam perkembanan keilmuan selanjutnya, ketiga

ilmu ini dikategorikan sebagai ilmu prilaku. Sebagai teori dan praktis, antropologi

kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada pelayanan

kesehatan. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran,

cara pandang, atau bahkan membantu dengan paradigm untuk menganalisis

suatu situasi kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

2. Apa definisi asuhan keperawatan ?

3. Bagaimana tahapan proses keperawatan ?

4. Apa definisi antropologi kesehatan ?

5. Bagaimana Budaya dan prilaku masyarakat yang mempengaruhi kesehatan ?

6. Apa itu etnomedisin ?

7. Bagaimana penerapan antropologi dalam praktik pelaksanaan asuhan

keperawatan ?

1.3 Tujuan

2. Memenuhi tugas mata kuliah antropologi kesehatan.

3. Mengetahui apa definisi asuhan keperawatan .

4. Mengetahui bagaimana tahapan proses keperawatan.

1
5. Mengetahui apa definisi antropologi kesehatan.

6. Mengetahui bagaimana budaya dan prilaku masyarakat yang mempengaruhi

kesehatan.

7. Mengetahui apa itu etnomedisin.

8. Mengetahui bagaimana penerapan antropologi dalam praktik pelaksanaan

asuhan keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai

tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar

Manusia (KDM), dengan menggunakan metodologi proses keperawatan dan

berpedoman pada standar keperawatan,dilandasi kode etik dan etika

keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

(DPP PPNI, 1999).

Pelayanan kesehatan menggunakan Asuhan Keperawatan untuk

menjamin pelaksanaan pelayanan keperawatan yang diberikan memenuhi 5

kriteria kualitas pelayanan yang terangkum dalam SMART, yaitu:

1. Specific : Tujuan pelayanan yang dilakukan harus jelas dan spesifik. Jelas

yang akan membantu menguraikan apa yang akan dilakukan, dan spesifik

yang akan membuat segala upaya terfokus pada target yang akan dicapai.

2. Measurable : Apa yang ingin dicapai haruslah bisa diukur. Semisal seberapa

efektif, seberapa efisien atau seberapa lama dan seberapa sering.

3. Achievable : Tujuan yang ditetapkan haruslah bisa dicapai. Dengan begitu

akan ada komitmen yang kuat untuk mencapainya dengan sungguh-

sungguh.

3
4. Realistic : Realistis atau masuk akal adalah hal lain yang harus dipenuhi

dalam pemberian pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan

sumber daya dan ketersediaan instrumen pelayanan.

5. Timely : Pelayanan yang diberikan harus mempunyai waktu yang dapat

diukur dan ditentukan, dapat dicapai dan dievaluasi dalam kurun waktu

tertentu.

Mengapa Asuhan Keperawatan penting untuk Perawat?

Berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2014, Asuhan keperawatan

adalah rangkaian interaksi antara perawat dengan klien dan lingkungannya

untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam

merawat dirinya.

Hal tersebut menunjukan bahwa asuhan keperawatan adalah jembatan

penghubung antara perawat dengan klien dan lingkungan perawatan, yang

mana dengan adanya asuhan keperawatan:

1. Dapat meningkatkan kemandirian perawat dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai pemberi pelayanan keperawatan.

2. Dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya sebagai profesional keperawatan.

3. Dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan teknikal dalam melakukan

tindakan keperawatan.

4
4. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat untuk

perawat dalam mencegah tindakan yang merugikan atau menghindari

adanya tindakan yang ilegal dalam menjalankan peran dan fungsinya.

2.2 Tahap – Tahap Asuhan Keperawatan

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat memerlukan suatu

proses yang disebut proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan suatu

kegiatan yang terinci dengan menggunakan metode yang sistematis dalam

memberikan asuhankeperawatan kepada individu, kelompok, keluarga dan

masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dialami. Proses keperawatan

terdiri dari 5 tahap yaitu: Pengkajian, Diognasa, Perencanaan, Pelaksanaan

dan Evaluasi.

a. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis

untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan

yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat

ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data,

Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon

manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau

kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).

5
Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi

untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun

persyaratan dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas

dan singkat dari respons klien terhadap situasi atau keadaan yang

dihadapi, spesifik dan akurat, memberikan arahan pada asuhan

keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan

kesehatan klien. Terdapat tiga diagnosa

keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan

transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan

perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi

sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan

sistem nilai yang diyakini.

c. Rencana keperawatan (intervensi)

Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat

dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.

Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat

memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat

lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk

memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Langkah-

langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi:

penetapan prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan,

menentukan intervensi keperawatan yang tepat dan pengembangan

rencana asuhan keperawatan.

d. Implementasi Keperawatan

6
Implementasi Keperawatan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah

rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk

membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu

rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Untuk

kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan

rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif

(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan

dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus

berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi

kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan

komunikasi.

e. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan

keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat

dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana

proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan

sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang

telah di rumuskan sebelumnya.

2.3 Definisi Antropologi Kesehatan

7
Pengertian dari Antropologi sendiri adalah ilmu tentang manusia, masa

lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial

dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata

Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang",

dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau

secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia. Berikut ini

pengertian antropologi menurut para ahli :

David Hunter  : Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak

terbatas tentang umat manusia.

Koentjaraningrat  : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia

pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik

masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

William A. Haviland  : Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha

menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta

untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

Definisi Antropologi Kesehatan antropologi kesehatan adalah studi

tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat

tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Mempelajari gejala :

Biobudaya aspek biologis , Sosiobudaya tingkah laku manusia

Interaksi kesehatan dan penyakit dari berbagai segi terutama terkait dengan

budaya.

8
Kegunaan antropologi kesehatan adalah memberikan suatu cara untuk

memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya, memberikan

suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses social

budaya bidang kesehatan dan sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil

penelitian.

2.4 Budaya dan Perilaku Masyarakat Yang Mempengaruhi kesehatan

Perilaku merupakan factor yang memegang peranan hampir 60 %

mempengaruhi kesehatan. Berikut perilaku masyarakat yang mempengaruhi

kesehatan.

1) Terlalu sering mengkonsumsi mie instan. Mie instan mengandung

karbohidrat sederhana. Zat ini menyebabkan peningkatan gula darah

dengan cepat, dan lama kelamaan resiko diabetes ikut meningkat.

2) Mengkonsumsi vetsin (MSG) secara berlebihan. MSG dapat

menyebabkan peradangan pembuluh darah, kerusakan sel darah merah,

dan bahkan kematian pada sel-sel dihati, tekanan darah dan diabetes.

3) Tidak menggosok gigi sebelum tidur. Jika kita tidak menggosok gigi

sebelum tidur, bakteri didalam mulut di dalam mulut dapat leluasa

merusak gigi. Ini karena saat tidur dimalam hari, produksi air liur

berkurang. Akibatnya mulut jadi kering dan proses penetralan plak tidak

optimal.

4) Membuang sampah sembarangan. Selain merusak pemandangan,

membuang sampah tidak pada tempatnya akan menimbulkan bau yang

tidak sedap, mendatangkan berbagai penyakit, seperti diare dan

demam.

9
5) Mengkonsumsi makanan berpengawet. Salah satu efek paling serius

yang berbahasa dalam makanan berpengawet adalah kemampuan

mereka untuk berubah menjadi zat karsinogen yang merupakan

senyawa penyebab sel kanker.

6) Bermain handphone dalam jangka waktu yang lama. Bermain

handphone terlalu lama berpotensi tinggi mengganggu indra

penglihatan. Dikarenakan pancaran sinar biru dari layar hp dapat

menyebabkan kerusakan retina, berupa degenerasi macular. Dampak

lainnya yaitu otak menjadi lelah, menurunkan kualitas tidur, merusak

saraf dan lupa waktu untuk beribadah.

7) Begadang menyebabkan kelelahan bagi tubuh dan fikiran, mengurangi

daya nalar, serta mengganggu konsentrasi.

8) Bekerja terlalu keras. Efek bekerja terlalu keras beresiko lebih tinggi

terkena diabetes, stroke, penyakit jantung, dan resiko depresi.

Namun, tidak hanya itu, berbicara perilaku akan sangat erat kaitannya

dengan factor budaya dalam masyarakat. Menurut Nila Farid Moeloek, saat

memberikan keterangan pers usai pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional

(Rakerkesnas) tahun 2018 di International Convention Center (ICE) BSD budaya

tentunya juga termasuk salah satu faktor determinan yang mempengaruhi

status kesehatan masyarakat.

Contoh dari budaya di suatu daerah yang mempengaruhi pola perilaku

masyarakat yang berdampak pada kesehatan yakni kebiasaan mengunyah

makanan dengan tujuan untuk melumatkan dan diberikan kepada bayi. Hal ini

10
membawa risiko besar bagi bayi yang diasuhnya, mengingat di dalam mulut

orang dewasa banyak berkembang kuman dan akan berbahaya bila kuman

tersebut sampai masuk ke dalam tubuh bayi.

Dijelaskan oleh, Dr. Siswanto, MPH, bahwa berdasarkan Studi Etnografis

di sekitar 50 Suku Etnis di Indonesia yang dilakukan Kemenkes secara umum

menemukan hal menarik yang berkaitan dengan permasalahan stunting dan ibu

anak. Diantaranya pada pola pengambilan keputusan terkait pola perawatan

bayi baru lahir bertumpu pada nenek yang memiliki peranan penting. Hal

menarik lain adalah pola distribusi makanan di dalam keluarga maka cenderung

yang paling diutamakan adalah bapak, selaku kepala keluarga.

Dijelaskan secara khusus terkait konteks perilaku dalam persoalan gizi,

kita berbicara mengenai tiga aspek, yakni memilih mengolah dan menyajikan

bahan makanan. Sementara dari segi budaya faktor budaya, dalam pemilihan

dan pengolahan keputusan ada di Ibu, namun sisi penyajian (konsumsi) lebih

banyak porsi untuk Bapak

2.5 Etnomedisin

Etnomedisin adalah cabang antropologi medis yang membahas tentang

asal mula penyakit, sebab-sebab, dan cara pengobatan menurut kelompok

masyarakat tertentu. Aspek etnomedisin merupakan aspek yang muncul seiring

perkembangan kebudayaan manusia. di bidang antropologi medis, etnomedisin

memunculkan termonologi yang beragam. Cabang ini sering disebut pengobatan

tradisionil, pengobatan primitif, tetapi etnomedisin terasa lebih netral (Foster

11
1986:62).

Menurut kerangka etnomedisin, penyakit dapat disebabkan oleh dua faktor.

Pertama penyakit yang disebabkan oleh agen (tokoh) seperti dewa, lelembut,

makhluk halus, manusia, dan sebagainya. Pandangan ini disebut pandangan

personalistik.

Penyakit juga dapat disebabkan karena terganggunya keseimbangan tubuh

karena unsur-unsur tetap dalam tubuh seperti panas dingin dan sebagainya.

Kajian tentang ini disebut kajian natural atau nonsupranatural. Di dalam realitas,

kedua prinsip tersebut saling tumpang tindih, tetapi sangat berguna untuk

mengenai mengenai konsep-konsep dalam etnomedisin (Foster dan Anderson,

1986:63-64).

Khusus untuk pengobatan penyakit naturalistik, biasanya digunakan bahan-

bahan dari tumbuhan (herbalmedicine) dan hewan (animalmedicine), atau

gabu-ngan kedua. Sementara untuk penyakit personalitik banyak digunakan

pengobatan dengan ritual dan magis

2.6 Penerapan Antropologi Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

 Konsep-konsep penting dalam antropologi kesehatan  dan ekologi keperawatan

a. System adalah agregasi pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh

beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok

unit yang berbedayang dikombinasikan sedemikian rupa alam atau oleh seni

sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi,

beroperasi atau bergerak dalam suatu kesatuan.

12
b.  System sosial-budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang integral

dalam interaksi antar manusia.

c. Ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dalam

lingkungan non hidup mereka (hardesty  1977;289) Hubungan antropologi

kesehatan dengan ekologi dalam praktek keperawatan  . hubungan manusia

dengan lingkungan , dengan tingkah lakunya, dengan penyakitnya, cara

dimana penyakitnya dan tingkahlakunya mempengaruhi evolusi atau

kebudayaan selalu melalui proses umpan balik.

Pendekatan Ekologis Merupakan dasar bagi studi tentang masalah-

masalah epidemiologi.cara-cara dimana tingkah laku individu dan kelompok

menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda

dalam populasi yang berbeda-beda.. contoh : semakin maju suatu bangsa,

penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru berkembang.

penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC dll pada

umumnya terdapat pada Negara yang berrkembang, sedangkan penyakit-

penyakit non infeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi, umumnya

terdapat pada Negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan

ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang

menunjang profesi sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang

professional. Didalam bidang kesehatan itu sendiri khususnya perawat

berbagai ilmu ilmu yang mencangkup bidangnya sangat penting untuk

dikuasai dan dipahami salah satunya yaitu antropologi

13
kesehatan.  Hubungan antara budaya dengan kesehatan sangatlah erat

hubungannya. Seringkali sulit untuk membedakan antara antropologi

kesehatan dan sosiologi  bagi ilmuan yang  kurang berkecimpung  dalam

memahami ilmu sosial. Objek material kedua ilmu itu memang memiliki

kesamaan yaitu antropologi dan sosiologi merupakan ilmu yang

mempelajari fan memahami manusia  sebagai bagian dari suatu kelompok

atau masyarakat demikian pula dengan data dan model  atau teori bias

saling meminjam. Artinya bias sendiri ataupun bersama-sama digunakan

dalam bahasan antropologi kesehatan ataupun sosiologi kesehatan .  

Perkembangan antropologi kesehatan sehubungan dengan fenomena

konsep sehat sakit dapat dilihat dari factor berikut :

a. Biologis dan ekologis disebut sebagai kutub biologi dengan mengamati

pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit dalam evolusi

ekologis. Kajian ini didukung ilmu lain seperti genetika, anatomi, serologi,

biokimia.

b. Psikologis dan sosial budaya disebut sebagai kutub sosial mengamati prilaku

sakit pada pasien, mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan

profesionalisme, hubungan perawat-dokter-petugas farmasi. Kajian ini

didukung ilmu seperti psikologi, sosiologi, administrasi, poloyik, komunikasi,

bahasa, kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu,

formasi social yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan

antara manusia dan spisies lain, norma budaya dan institusi social, politik

mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya memiliki kaitan erat dengan

kesehatan. Hal ini tidak lain karena pengertian budaya itu sendiri mencakup

pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat dan

kebiasaan. Ini karena budaya bersifat dinamis sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan.

3.2 Saran

Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat,

pemahaman akan budaya masyarakat sangat penting dalam memecahkan

permasalahan kesehatan masyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.nerslicious.com/apa-itu-asuhan-keperawatan/

https://osf.io/j3x7u/

https://kebkes.blogspot.com/2016/02/pengertian-antropologi-kesehatan-

sesuai.html

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180307/3525162/menkes

-soroti-faktor-perilaku-lingkungan-budaya/

https://www.perpusnas.go.id/magazine-detail.php?lang=id&id=8203

16

Anda mungkin juga menyukai