Pendahuluan
Al-Qur'an merupakan sumber ajaran yang memiliki peran paling vital di dalam Agama Islam.
Oleh karena itu penting sekali bagi umat Muslim untuk mempelajari tentang Al-Qur'an. Me
mpelajari Al-Qur'an bukan hanya sekadar untuk mengetahui isinya saja, melainkan ada aspe
k aksiologis atau manfaat bagi seluruh umat. Allah SWT berjanji untuk menjaga kemurnian d
an keaslian Al-Qur'an sampai hari kiamat kelak. Hal tersebut terbukti secara fakta bahwa me
mang Alquran masih murni sampai sekarang, lalu bagaimana cara Allah menjaga Al-Qur'an a
gar tetap murni dan asli? Allah SWT menjaga Al-Qur'an salah satunya dengan cara menanam
kan setiap lafadz Al-Qur'an kepada para penghafal Al-Qur'an. Para penghafal Al-Qur'an mem
iliki peran yang sangat penting bagi umat Islam. Bagaimana tidak, pada saat Abu Bakar menc
oba mengodifikasi diperlukan juga peran dari para penghafal Al-Qur'an.
Peran penghafal al Qur'an tidak lepas juga dengan pengaruh Pondok Pesantren. Pondok Pes
antren adalah sistem pendidikan pertama dan tertua di Indonesia. Keberadaan pondok pesa
ntren menginspirasi sistem-sistem pendidikan saat ini. Istilah pondok pesantren di Indonesia
dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yan
g sebenarnya telah berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan ya
ng telah lama berakar di negeri ini, pondok pesantren diakui dan memiliki andil yang sangat
besar terhadap perjalanan sejarah bangsa. Pesantren adalah tempat untuk membina manusi
a menjadi orang baik, dengan sistem asrama. Artinya para santri dan kyai hidup dalam lingk
ungan yang ketat dan disiplin.Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di pesantren did
asarkan atas ajaran Islam dengan tujuan ibadah untuk mendapatkan ridha Allah SWT, santri
dididik untuk menjadi mukmin sejati mempunyai integritas pribadi yang kukuh, mandiri dan
mempunyai kualitas intelektual. Sehingga diharapkan seorang santri dapat menjadi panutan
dalam masyarakat, menyebarluaskan citra nilai budaya pesantrennya dengan penuh keikhla
san dan menyiarkan dakwah Islam.
Kegiatan menghafal al-Qur’an juga merupakan sebuah proses, mengingat seluruh materi ay
at (rincian bagian-bagiannya, seperti fonetik, waqaf, dan lain-lain) harus dihafal dan diingat s
ecara sempurna. Sehingga, seluruh proses pengingatan terhadap ayat dan bagian-bagiannya
dimulai dari proses awal,hingga pengingatan kembali (recalling) harus tepat. Apabila salah d
alam memasukkan suatu materi atau menyimpan materi, maka akan salah pula dalam meng
ingat kembali materi tersebut. Bahkan, materi tersebut sulit untuk ditemukan kembali dala
m memori atau ingatan manusia. Menghafal al-Qur’an bukan sesuatu yang sangat susah, na
mun membutuhkan kesabaran ekstra. Pada dasarnya, menghafal al-Qur’an tidak hanya seka
dar menghafal, melainkan juga harus menjaganya dan melewati berbagai rintangan atau co
baan selama
menghafal. Menjaga al-Qur’an tidak semudah ketika menghafal al-Qur’an. Bisa jadi, dalam p
roses menghafal, anda pernah merasakan cepat menghafal ayat al-Qur’an, namun juga cepa
t hilangnya. Hal demikian sangat wajar dan pernah dirasakan oleh orang-orang yang mengha
falkan al-Qur’an. Oleh karena itu, menjaga hafalan yang harus benar-benar dijaga supaya tid
ak cepat hilang.
Di zaman sekarang, teknologi seakan berlari menuju kemajuan. Hal tersebut membuat
berbagai institusi atau lembaga atau bahkan semuanya mulai menggunakan media berbasis
internet. Dengan begitu pondok pesantren yang dibicarakan tadi juga ikut menggunakan
media internet. Oleh karena itu bermunculan berbagai ponpes online yang tersebar antar
cakrawala. Dengan begitu penelitian ini berguna untuk megkaji bagaimana efektivitas
keseharian antara ponpes online dengan ponpes offline.
Rumusan Masalah
KESIMPULAN
Pondok tahfidz online dan pondok tahfidz offline diharapkan menjadi tonggak pemeli
haraan Al-Qur’an. Dua sarana tersebut pada hakikatnya ialah sama dalam menjalankan misin
ya, akan tetapi dalam eksekusi atau prosedurnya, kedua sarana tersebut berbeda. Yang diman
a pondok tahfidz offline lebih banyak melakukan kegiatan secara terjadwal, karena mereka di
pantau setiap hari oleh pengasuh, yang dimana para santri pondok tahfidz offline merupakan
umur di usia 20 kebawah yang belum begitu padat jadwalnya atau belum menikah dan bekerj
a. Sedangkan pondok tahfidz online tidak terikat dengan jadwal yang begitu padat dikarenaka
n para santrinya merupakan rata-rata orang yang sibuk yang tiada waktu untuk mempelajari a
gama. Untuk kedua sarana tersebut jika dilihat dari segi kehematan waktu maka tahfidz onlin
elah yang unggul, dan jika dilihat dari segi persaudaraan bahkan mungkin semangatnya maka
pondok pesantren tahfidz offline yang lebih unggul.