Anda di halaman 1dari 21

Tugas Akhir - 2013

REPRESENTASI DEWASA MUDA DALAM IKLAN ROKOK SAMPEORNA A MILD


VERSI "SIAPA MUDA DIPANDANG SEBELAH MATA"

Egi Maha Putra Negara¹, Drs. Hadi Purnama², M.si ; Refi Rifaldi W.g.st.³

¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom

Abstrak
ABSTRAK Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis
semiotika untuk menganalisis objek yang diteliti. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes yaitu ‘The Second Order Signification’. Deskripsi
mengenai Dewasa Muda pada iklan rokok A Mild ini dianalisis pada tataran sistem penandaan
pertama yang memunculkan makna denotasi, tataran sistem penandaan kedua yang
memunculkan makna konotasi serta mitos yang terkandung dalam iklan rokok A Mild versi
“Siapa Muda Dipandang Sebelah Mata”. Pada tataran denotasi, Dewasa Muda dalam iklan rokok A
Mild digambarkan sebagai individu yang memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima
sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan
proaktif. Sedangkan, pada tataran konotasi, banyak makna-makna yang muncul yang berakar dari
mitos seperti kapasitas dewasa muda dalam bangsa Indonesia yang dipercaya sebagai agen
perubahan. Hal ini menimbulkan makna mengenai kepemimpinan kaum muda dalam kehidupan
bangsa Indonesia yang ternyata memegang peranan penting. Keywords: Iklan, Semiotika, Roland
Barthes

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat
terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu
berhadapan dengan iklan, dalam tampilan yang sangat beragam. Iklan
menggunakan jasa berbagai media massa seperti koran, radio, dan
televisi.
Masyarakat Periklanan Indonesia (MPI) mengartikan iklan
sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang
disampaikan lewat suatu media yang di tujukan keseluruhan proses
yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
penyampaian iklan (Widyatama, 2007:16). Iklan adalah sebuah
komunikasi persuasif yang mampu mengubah perilaku khalayak.
Sebuah iklan diciptakan untuk dapat mengubah pola pikir dan atau
tindakan-tindakan yang diharapkan oleh pembuat iklan. Daya pikat
iklan dibangun untuk mengingatkan khalayak pada pencitraan tertentu.
Hingga kini televisi masih menjadi pilihan terbaik dalam kemajuan
teknologi televisi seperti sekarang ini sebagai media yang dapat
menjadi jendela dunia yang dapat menjadikan dunia bahkan jagad raya
ini menjadi selebar daun kelor (Bungin, 2008: 133).
Iklan merupakan sebuah proses penyampaian pesan atau
informasi kepada sebagian atau seluruh khalayak dengan
menggunakan berbagai media untuk memenuhi kebutuhan pemasang
iklan. Untuk maksud tersebut pengiklan memanfaatkan kekuatan
pencitraan terhadap suatu produk atau gaya yang akan dipasarkan
1

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
2

dengan perantara media massa, sehingga iklan dapat menjadi realitas


baru dari produk yang dimediakan.
Iklan sebagai salah satu perwujudan kebudayaan massa tidak
hanya bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen
untuk membeli barang atau jasa. Iklan juga membedahkan nilai
tertentu yang secara terpendam terdapat didalamnya. Oleh karena itu,
iklan yang sehari-hari kita temukan di berbagai media massa cetak dan
elektronik dapat dikatakan bersifat simbolik (Tinarbuko, 2009 : 3).
Bahasa (language) dan tanda (sign) merupakan instrumennya. Produk
iklan dapat dilihat juga sebagai improvisasi melalui trik-trik iklan.
Iklan juga menunjukkan bagaimana pasar beroperasi melalui dunia
tanda-tanda, bahasa, atau kata-kata. Periklanan adalah bisnis yang
besar, investasi besar-besaran ini menunjukkan bahwa banyak
perusahaan yang memiliki keyakinan akan efektifitas periklanan.
Dari segi efektifitas, iklan yang baik adalah yang memiliki daya
jual produk yang diinginkan selain itu dapat membangun citra produk.
Sedangkan segi normatif, iklan yang baik adalah iklan yang dibuat
memenuhi kaidah-kaidah, norma-norma maupun aturan yang berlaku.
Sebuah iklan disebut efektif bila pesan yang terdapat dalam
iklan tersebut mampu menggambarkan apa yang dikehendaki oleh
komunikator secara tepat dan apa yang dituangkan dalam pesan iklan
tersebut mampu dipersepsi dan dimengerti secara sama oleh khalayak
dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator. Melalui pesan yang
efektif ini diharapkan pesan akan mampu memberikan dampak tertentu
pada khalayak yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator
(Widyatama 2007 : 17).

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
3

Dengan tuntutan agar iklan dapat dipersepsi dengan baik oleh


khalayak dan mampu diingat dibenak mereka, maka menuntun para
pembuat iklan untuk berfikir lebih kreatif dalam pembuatan iklan
produk mereka sesuai dengan segmentasi dari produk. Melalui biro-
biro iklan suatu perusahaan berlomba-lomba menciptakan karakter
yang kuat akan produknya. Hal tersebut mendorong tim kreatif suatu
biro iklan untuk menciptakan ide-ide segar dan inofatif dalam
pembuatan sebuah iklan.
Televisi memiliki kelebihan dalam menyampaikan pesan jika
di bandingkan dengan media lain dalam upaya membantu proses
keberhasilan penyebaran iklan. Oleh karena itu, perbincangan
mengenai iklan televisi sangatlah menarik, selain memiliki sisi kreasi
dan inovasi dalam hal ini mengedepankan informasi, hiburan, dan
pendidikan atau gabungan dari semuanya. Iklan televisi juga mampu
mempengaruhi emosi masyarakat yang bertempat tinggal tersebar dan
heterogen dalam memenuhi standard dan gaya hidup pemirsanya
terutama atas rangsangan visual, sehingga menjadikannya sebeagai
medium yang intim dan personal (Widyatama 2007 : 7).
Dari segala macam produk yang diiklankan di televisi, iklan
produk rokok termasuk dalam kategori iklan yang dibatasi dalam
memvisualisasikan kelebihan produknya dibandingkan iklan lainnya.
Ada tiga produk yang selelu menimbulkan kontroversi yaitu produk
alkohol, rokok, dan kondom. Dalam dunia praktisi periklanan
menyebutnya sebagai produk AKROBAT, akronim dari:
Alkohol,Kondom, Rokok dan Obat-obatan. Khusus untuk produk
rokok sebuah iklan rokok hanya boleh menampilkan image atau citra

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
4

produk tanpa adanya perwujudan dari produk rokok tersebut. Banyak


produk iklan untuk yang menggunakan pendekatan citra.
Peraturan tentang iklan rokok di televisi yang
dikeluarkan oleh (TKTCPI) Tata Krama dan Tata Cara
Periklanan Indonesia ini tercantum sebagai berikut:
a. Merangsang atau menyarankan orang untuk
merokok;
b. Menggambarkan atau menyarankan bahwa
merokok memberikan manfaat kesehatan;
c. Memeperagakan atau menggambarkan dalam
bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya,
rokok atau orang sedang merokok atau mengarah
pada orang yang sedang merokok;
d. Ditujukan terhadap atau menampilkan dalam
bentuk gambar atau tulisan anak dan atau wanita
hamil;
e. Mencantumkan nama produk yang bersangkutan
adalah rokok.(Kasali, 2007 : 217)

Tata Krama dan Tata Cara Periklananan Indonesia di atas


semakin mempersempit ruang gerak para produsen beserta biro iklan
rokok. Untuk menampilkan ide-ide atau konsep-konsep yang lebih
kreatif, sehinggau ntuk memenuhi etika periklanan yang sudah ada
para produsen dan biro iklan rokok biasanya mengambil jalan
manipulatif dengan cara menampilkan image dari produk rokok
tersebut. Untuk memudahkan para konsumen mengerti isi pesan yang
ingin disampaikan biro iklan dan produsen lebih menonjolkan
pemakaian slogan atau keyword (kata kunci) yang mudah diingat oleh
para konsumen.
Adanya peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh komisi
periklanan Indonesia pada dasarnya mengharuskan para pembuat iklan

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
5

rokok di televisi berusaha untuk lebih berpikir kreatif dalam


pembuatan iklan produk mereka ditelevisi. Di belakang setiap iklan
yang baik terdapat sebuah konsep kreatif, sebuah gagasan besar yang
membuat pesannya menjadi berbeda, merebut perhatian, dan mudah
diingat.
Dalam komunikasi periklanan, yang digunakan bukanlah hanya
bahasa sebagai alat untuk menyampaikan isi pesannya, tetapi juga alat
komunikasilainnya seperti gambar, warna dan bunyi. Masih sering kita
jumpai suatu perusahaan dalam mengiklankan produknya, produk
tersebut tidak ditampilkan secara langsung. Daya tarik iklannya hanya
menampilkan logo dari produk tersebut, warna beserta kalimat pesan
yang mengandung makna konotatif.
Melalui visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya
merupakan pesan yang efektif, yang berarti pesan yang mampu
menggerakkan khalayak agar mereka mengikuti apa isi pesan tersebut.
Semua iklan yang dibuat oleh perusahaan periklanan dapat dipastikan
memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah-
tengah khalayak. Sia-sia rasanya bila membuat pesan iklan namun
tidak mempunyai maksud mendapatkan pengaruh tertentu sebagaimana
yang diharapkan (Monle & Carla, 2004 : 170).
Banyak macam dan ragam iklan dari berbagai produsen rokok
yang ditayangkan di televisi sekarang, salah satu iklan rokok di televisi
yang sangat menyita perhatian penulis dengan ide iklan kreatifnya
ialah iklan rokok A Mild yang menvisualisasikan iklan dengan materi
iklan yang tidak berhubungan langsung dengan produk yang
dipasarkan.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
6

Salah satu tema yang menarik perhatian penulis adalah iklan-


iklan A Mild yang mengusung tema “Tanya Kenapa?”, Tema ini
menarik karena begitu berani menyentuh secara langsung berbagai isu
sosial dan memprovokasi audiens dengan pertanyaan ”Tanya Kenapa”.
A Mild berusaha mengangkat isu yang sedang hangat berkembang di
masyarakat dan berusaha menggugah konsumen untuk lebih kritis
terhadap isu tersebut. (Kartajaya, 2006:186)
Salah satunya adalah iklannya rokok A Mild versi “ Siapa Muda
Dipandang Sebelah Mata” yang ditayangkan di media televisi pada
tahun 2009 dengan mengangkat tema mengenai pandangan
masyarakat, terutama orang tua terhadap kaum dewasa muda. Dalam
iklan tersebut menceritakan tentang seorang pegawai kontraktor yang
mencoba memberikan pendapatnya dalam suatu diskusi dengan
pegawai kontraktor yang lebih tua serta pimpinan proyek. Namun
ketika pegawai itu yang kebetulan usianya paling muda diantara yang
lain hendak memberikan pendapatnya, sang pimpinan serta pegawai
yang lebih tua tersebut menutup matanya dengan sebelah tangan. Dan
pada akhirnya sang pegawai muda kesal dan semakin mempertegas ide
dan gagasan yang ingin disampaikan, hingga pada akhirnya pegawai
tua dan pimpinan proyek tersebut mendengarkan apa yang
disampaikan oleh pegawai muda.
Sampoerna selaku produsen A Mild tampaknya menyadari
adanya kegelisahan dari khalayak sasarannya (kaum dewasa muda),
sehingga produsen A Mild berusaha memperlihatkan keberpihakannya
kepada kaum dewasa muda dengan menciptakan iklan-iklan yang

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
7

kreatif seputar dunia kaum dewasa muda untuk mengkritik sistem


senioritas yang terjadi di masyarakat.
Kaum dewasa muda menganggap bahwa iklan A Mild tersebut
adalah suara hati kaum dewasa muda, maka secara tidak langsung
dirasakan dukungan bagi kaum dewasa muda yang membuat kaum
mereka merasa akrab dan dekat dengan A Mild, sehingga tujuan utama
dari iklan yaitu berusaha menarik perhatian target sasaran terhadap
penjualan produk pun tetap tercapai. Ini merupakan strategi yang jitu
dari produsen rokok dimana kita tahu bahwa banyak sekali peraturan
yang membatasi kreatifitas dalam pembuatan iklan rokok. Iklan versi
ini adalah salah satu iklan A Mild yang berdurasi sangat pendek, iklan
dengan durasi 14 detik ini terkesan menjadi iklan yang sangat simple
namun sebenarnya memiliki banyak makna yang terkandung
didalamnya. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan
analisis terhadap makna yang dibentuk didalam iklan tersebut, dengan
tanpa meninggalkan tujuan institutionalnya sebagai sebuah sarana
promosi.
Melalui latar belakang tersebut, penulis memilih objek kajian
dalam penelitian ini yaitu iklan rokok A Mild versi “Siapa Muda
Dipandang Sebelah Mata” di media televisi untuk diteliti dan diketahui
realitas dari pesan dan tanda bahasa yang ada dalam iklan tersebut.

1.2 Fokus Penelitian


Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Representasi Dewasa Muda Dalam Iklan Televisi A Mild Versi “Siapa
Muda Dipandang Sebelah Mata”?.”

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
8

1. Bagaimana makna denotasi dewasa muda ditampilkan dalam


iklan rokok A Mild versi “Siapa Muda Dipandang Sebelah
Mata”?
2. Bagaimana makna konotasi dewasa muda ditampilkan dalam
iklan rokok A Mild versi “Siapa Muda Dipandang Sebelah
Mata”?
3. Bagaimana mitos dewasa muda ditampilkan dalam iklan rokok
A Mild versi “Siapa Muda Dipandang Sebelah Mata”?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui makna denotasi dewasa muda yang ditampilkan
dalam iklan rokok A Mild versi “Siapa Muda Dipandang
Sebelah Mata”
2. Mengetahui makna konotasi dewasa muda yang ditampilkan
dalam iklan rokok A Mild versi “Siapa Muda Dipandang
Sebelah Mata”
3. Mengetahui mitos dewasa muda yang ditampilkan dalam iklan
rokok A Mild versi “Siapa Muda Dipandang Sebelah Mata”

1.4 Manfaat Peneletian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan pada penelitian ini dapat menambah pengetahuan
khususnya dalam kajian ilmu komunikasi dan memberikan masukan
atas wawasan serta bahan referensi bagi mahasiswa komunikasi pada
jenis penelitian semiotika untuk mengkaji suatu makna dibalik tanda

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
9

yang terdapat dalam suatu pesan baik pesan verbal maupun nonverbal
agar dapat diaplikasikan untuk perkembangan ilmu komunikasi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi bagian kerangka acuan bagi pihak
produsen maupun biro iklan untuk menghasilkan strategi kreatif iklan
yang lebih inovatif dan variatif dalam menggambarkan iklan sebagai
realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat, sehingga mudah di
pahami masyarakat.

1.5 Tahapan Penelitian


Setelah melakukan pengamatan melalui iklan-iklan televisi
yang pernah beredar di masyarakat, akhirnya peneliti memilih topik
mengenai iklan produk rokok yang dikenal kreatifitasnya dalam
membuat iklan, peneliti memilih iklan televisi rokok A Mild, yang
dalam iklannya sering menampilkan iklan yang menarik, kreatif,
inovatif yang sering mengangkat isu yang sedang berkembang hangat
di masyarakat. Kreatifitas iklan Sampoerna A Mild menawarkan situasi
sosial kekinian tidak menggambarkan rokok tapi dari brand yang
sudah terposisi dengan baik dibenak khalayak. Pesan yang disajikan
dalam iklan Sampoerna A Mild adalah kritik sosial yang dibungkus
menjadi suatu kreatif iklan oleh pencipta iklan.
Berhubungan dengan seputar penelitian, peneliti
mengumpulkan hasil dari pengamatan untuk memilih salah satu topik
iklan rokok A Mild yang menampilkan suatu realitas sosial, yaitu salah
satu iklan televisi rokok A Mild Versi “Siapa Muda Dipandang Sebelah
Mata” yang menceritakan sebuah situasi yang terjadi disebuah tempat

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
10

konstruksi bangunan yang belum selesai pekerjaannya dengan


dimainkan oleh tiga orang yang sedang berdiskusi mengenai suatu hal
yang berhubungan dengan pekerjaan.
Dalam proses penyusunan penelitian ini, peneliti mencoba
mencari pertanyaan yang menarik untuk diteliti mengenai iklan televisi
rokok A Mild Versi “Siapa Muda Dipandang Sebelah Mata”. Seperti:
bagaimana makna denotasi dan konotasi yang merepresentasikan citra
dewasa muda yang tersirat dalam iklan rokok A Mild tersebut.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah melalui tahap
menonton Iklan rokok A Mild tersebut, mencari teori yang
berhubungan dengan penelitian. Selanjutnya, peneliti menentukan
metode pengolahan data analisis dengan menggunakan teori semiotika
oleh Roland Barthes terhadap tayangan iklan tersebut.
Adapun jenis penelitian analisis semiotika, menggunakan
model Roland Barthes, yaitu model sistematis dalam menganalisis
makna dengan tanda-tanda. Fokus perhatiannya tertuju pada signifikasi
dua tahap (two order of signification). Signifikasi tahap pertama
merupakan hubungan antara penanda (signifier) dan petanda
(signified). Dalam sebuah tanda tahap realitas eksternal Barthes
menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna penting nyata dari sebuah
tanda. Sedangkan signifikasi tahap kedua yang menggambarkan
interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi
serta nilai-nilai dari kebudayaannya, disebut sebagai konotasi yang
akan berhubungan dengan mitos yang terdapa dalam iklan rokok
tersebut. Penanda terletak pada tingkatan ungkapan (level of
expression) dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
11

bungi, gambar, kata, objek. Sedangkan petanda terletak pada tingkatan


isi atau gagasan (level of content) dan apa yang diungkapkan melalui
tingkatan ungkapan. (Tinarbuko, 2009:89)
Adapun rincian tahapan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 Tahapan Penelitian

Mencari Topik Penelitian

Membuat Pertanyaan
Penelitian

Menentukan Metode
Pengolahan Data
Berdasarkan Model
Semiotika

Analisis Data

Kesimpulan

Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media, 2009, Hal 154

1.6 Waktu Penelitian


Penulis membutuhkan waktu untuk melaksanakan penelitian
ini mulai dari persiapan penyusunan proposal hingga penyelesaian

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
12

akhir skripsi selama 10 bulan (April 2012 s/d Januari 2013).


Rinciannya dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini :

1.2 Tabel Waktu Penelitian


Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengajuan judul
Proposal
Penyusunan
proposal skripsi
Pengumpulan
data
Penyelesaian
akhir skripsi

Sumber : Penulis

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Makna denotasi merupakan makna sebenarnya yang terdapat pada
iklan melalui apa yang terlihat secara visual. Makna sebenarnya
yang dimaksud adalah makna harfiah atau makna sesungguhnya,
maka dalam hal ini makna denotasi yang dihasilkan dalam iklan
Sampoerna A Mild versi “Siapa Muda Dipandang Sebelah Mata”
yaitu memberikan kesan yang dikemas bahwa Sampoerna A Mild
memiliki posisi sebagai perusahaan yang peduli dengan berbagai
realitas khususnya yang berkembang seputar target pasarnya yaitu
para pria dewasa muda. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya
iklan-iklan kreatif yang mengangkat tema seputar dewasa muda.
Dalam iklan ini, A Mild mencoba menampilkan keadaan para
kaum dewasa muda dalam kaitannya dengan dunia pekerjaan,
seperti yang terlihat pada visualisasi iklan yang menampilkan
cerita disebuah bidang pekerjaan konstruksi bangunan.
2. Makna konotasi merupakan penafsiran makna yang bukan
sesungguhnya dan merujuk pada hal yang lain atau makna yang
bukan arti sebenarnya, dalam hal ini makna konotasi yang
terdapat dalam iklan A Mild ini merupakan sebuah refleksi
keadaan bangsa Indonesia, dimana kurang terlihatnya jiwa
kepemimpinan muda, serta harus segera terjadi nya regenerasi
kepemimpinah dalam pemerintahan. Diharapkan akan lahir para
139

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
140

pemimpin-pemimpin muda, yang merupakan Seorang figur yang


mampu bertindak progresif, sensitif, aspiratif, dan solutif dalam
menyikapi permasalahan.
3. Mitos yang berkembang seputar iklan A Mild ini ialah
memberikan khalayak kemungkinan interpretasi yang berbeda-
beda, terutama jika berasal dari kultur yang berlainan. Tetapi,
dalam iklan ini secara persuasif, orang muda merupakan salah
satu potret dinamika sebuah masyarakat. Sebagai suatu proses
yang dinamis, apapun yang dilakukannya sering menuai kritik,
atau sekedar pertanyaan meragukan. Dalam hal ini, mitos yang
ada dibalik iklan ini adalah mitos senioritas dan mitos
kepemimpinan muda. Yang pada akhirnya akan diharapkan
adanya kerja sama kaum muda dengan kaum tua khususnya
dibidang politik dapat berjalan efektif dikarenakan belum bisa
keluarnya bangsa ini dari permasalahan-permasalahan tersebut
mungkin dikarenakan selama ini belum lahir pemimpin yang
menggunakan wewenang, ilmu pengetahuan, etika serta keahlian
yang dimilikinya secara benar. Untuk itu kaum muda harus
memiliki kredibilitas dalam rangka persiapan meneruskan estafet
perjalanan bangsa. Penerus perjalanan bangsa Indonesia
selayaknya adalah kaum muda yang memiliki berbagai karakter.
Karakter tersebut antara lain : memiliki keyakinan yang mantap,
berbudi pekerti mulia, memiliki kekuatan jasmani yang prima,
memiliki wawasan yang luas, dan mampu memberikan kontribusi
positif bagi kehidupan masyarakat.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013
141

5.2 Saran
a. Kita terkadang lupa bahwa sebuah kultur yang berlaku
mempengaruhi penyikapan generasi berikutnya dan sulitnya
kita melihat dari perspektif yang positif, yang tua atas
pengalaman hidupnya berbagi kematangan dan pengalaman,
yang muda berbagi kreatifitas, inovasi, ide-ide segar kepada
generasi tua. Seharusnya yang tua mau mendengarkan
masukan yang muda, dan yang muda tetap menghormati
yang tua. Perubahan-perubahan yang terjadi harus disikapi
dengan baik, bukan untuk ditolak, tapi dicoba untuk diterima
demi kepentingan bersama.
b. Kehadiran iklan yang efektif dapat bercermin dari
kesuksesan iklan-iklan A Mild karena iklan A Mild tidak
semata-mata mendorong atau membujuk kepada khalayak
tentang benda (rokok A Mild), yang mempunyai “nilai-nilai
guna sebuah iklan” saja, melainkan menghadirkan pula
perspektif dari fragmen, suara dan teks dalam iklan tersebut.
c. Pengemasan iklan yang syarat symbol dan makna budaya
dalam iklan rokok A Mild sebaiknya diproduksi dengan lebih
menarik sehingga bisa dipahami oleh semua kalangan.
Misalnya dengan menggunakan dialog yang mendukung
komunikasi non verbal, agar pesan yang ingin coba
disampaikan lebih mudah dipahami oleh pemirsa.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2009. Komunikasi Massa. Bandung :


Simbiosa Rekatama Media .
Barker, Chris, 2005, Cultural Studies Teori dan Praktek,
Yogyakarta, PT. Bentang Pustaka.
Barthes, Roland. 2010. Imaji, Musik, Teks. Yogyakarta :
Jalasutra
Bungin, M. Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori,
Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di
Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dariyo, Agoes. 2008. Psikologi Perkembangan Dewasa
Muda. Jakarta : Grasindo
Effendy,U Onong. 2006. Komunikasi Dan Modernisasi.
Bandung : Mandar Maju.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana. Yogyakarta : LKiS
Yogyakarta
Fiske, John. 2011. Cultural and Communication Studies.
Yogyakarta : Jalasutra.

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :


Rajawali Pers.
Hartley, John. 2010. Communication, Cultural, & Media
Studies. Yogyakarta : Jalasutra.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013

Hidayat, Komaruddin dan Widjanarko, Putut. 2008.


Reinventing Indonesia. Bandung : PT. Mizan Pustaka
Iqbal, Mohammad. 2007. Mendongkrak Kinerja Bisnis
Bengkel Roda 4 dan Roda 2. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Istijanto. 2007. 63 Kasus Pemasaran Terkini Indonesia.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Jonatan, Simon. 2007. Launching for Marketer and
Entrepreneur. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kartajaya, Hermawan. 2002. Hermawan Kartajaya On
Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka
Kartajaya, Hermawan et al. 2003. Marketing In Venus.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kartajaya, Hermawan. 2004. Hermawan Kartajaya On
Differentiation. Bandung : PT. Mizan Pustaka
Kartajaya, Hermawan. 2005. Positioning, Diferensiasi,
Brand. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kartajaya, Hermawan et al. 2006. Marketing In Venus Play
Book 1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen Periklanan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Dasar-Dasar
Pemasaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013

Lee, Monle & Johnson, Carla. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok


Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta : Kencana
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Jakarta : Prenada Media Group.
Mulyana, Deddy. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Bandung : Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2011. Komunikasi Kontekstual. Bandung :
Rosdakarya.
Noviani, R. 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan: Antara
Realitas, Representasi dan Simulasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Bekerja Sama dengan CCSSS.
Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi Pemasaran.
Jakarta : Erlangga.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Soecipto,Budi W. (2008). HR Excellence 2007: Kisah Sukses
Para Kampium SDM . Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013

Swasti, Wirania. 2010. A-Z Warna Interior Rumah Tinggal.


Bandung : Maximus
Syadat Hasibuan, Muhammad U. 2008. Revolusi Politik
Kaum Muda. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual.
Yogyakarta : Jalasutra.
Tjoe, L. Thomas. 2009. Ilmu Bisnis Tionghoa. Yogyakarta :
MedPress.
Tubbs, Stewart L. 2008. Human Communication. Bandung :
Rosdakarya

Tugiman, Hiro.1999. Budaya Jawa & Mundurnya Presiden


Soeharto. Yogyakarta : Kanisius
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta :
Prenada Media Group.
West,R. & Turner, H Lynn. 2008. Pengantar Teori
Komunikasi (3rd ed.). Jakarta : Salemba Humanika.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi.
Jakarta : Mitra Wacana Media.
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Jakarta :
Buana Pustaka Indonesia.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Tugas Akhir - 2013

Online:
www.sampoerna.com (diakses pada 15 April 2012,
18:40).
www.topbrand-award.com (diakses pada 19 April 2012,
18:40)
www.emeraldinsight.com (diakses pada 19 April 2012,
18:40)
crc.sagepub.com/content/5/1/1.abstract (diakses pada 04
Mei 2012, 18:40)
www.aber.ac.uk/media/Students/awc9401.html (diakses
pada 17 Mei 2012, 18:40)
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91115358_1693-685X.
pdf (diakses pada 05 Juni 2012, 18:40)
www.isi-dps.ac.id (diakses pada 06 Juni 2012, 18:40)
www.scribd.com/doc/44242911/Advertising-Semiotics-
Make-Mine-Milk (diakses pada 08 Juni 2012,
18:40)
eprints.upnjatim.ac.id/668/ (diakses pada 10 Juni 2012,
18:40)
digilib.uns.ac.id (diakses pada 21 Juni 2012, 18:40)
www.sampoernamildcigarettes.com (diakses pada 27
Januari 2013, 20:30)

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai