Anda di halaman 1dari 55

HIDRLOGI TEKNIK

TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-1

SOAL III
CURAH HUJAN MAKSIMUM DAN RATA – RATA DAERAH

3.1 Curah Hujan Maksimum


Curah Hujan Data Hujan merupakan masukan utama dari sistem sungai dan
aliran sungai. Oleh karena itu untuk mengetahui semua karakteristik aliran, harus
diketahui informasi mengenai besaran curah hujan yang terjadi di lokasi yang sama
atau disekitarnya. Hampir semua kegiatan pengembangan sumber daya air
memerlukan informasi hidrologi untuk dasar perencanaan dan perancangan, salah satu
informasi hidrologi yang penting adalah data hujan. Data hujan ini dapat terdiri dari
data hujan harian, bulanan dan tahunan. Pengumpulan dan pengolahan data hujan ini
diharapkan dapat menyajikan data hujan yang akurat, menerus dan berkelanjutan
sesuai dengan kondisi lapangan, tersusun dalam sistem database, data menyediakan
data/informasi hidrologi yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Dengan berkembangnya
kondisi Satuan Wilayah Sungai (SWS), maka kebutuhan akan air semakin meningkat
yang kadang-kadang terjadi konflik antar kepentingan. Kecermatan dalam analisis
ketersediaan air dapat dicapai bilamana tersedia data hujan yang akurat. Data hujan ini
juga digunakan untuk input evaluasi unjuk kerja design capacity atau pedoman operasi
bangunan air (Istiarto, 2012).

3.2 Rata – Rata Daerah


Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses
hidrologi, karena jumlah kedalaman hujan (rainfall depth) ini yang dialihragamkan
menjadi aliran, baik melalui limpasan permukaan maupun sebagai aliran tanah
(groundwater flow) (Harto, 1993). Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat,
maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum tentu dapat
menggambarkan hujan di wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan
atau hujan wilayah yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun
penakar hujan yang ada di dalam dan/atau di sekitar kawasan tersebut.

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-2

3.3 Pengukuran curan hujan


Menurut Soemarto (1987), dalam praktek pengukuran curah hujan, terdapat dua
jenis alat yang memiliki fungsi berbeda pula, yaitu: alat pencatat hujan dan alat penakar
hujan. Sampai saat ini di Indonesia alat pengukur hujan yang digunakan yaitu alat
pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatis. Namun untuk efisiensi
waktu dan tenaga, alat pengukur hujan otomatis sering digunakan.

3.4 Distribusi Curah Hujan Areal


Menurut Soemarto (1987), dengan melakukan penakaran ataupun pencatatan
data hujan hanya akan didapat curah hujan si suatu titik tertentu. Bila dalam suatu areal
memiliki beberapa alat pengukur hujan, maka untuk mendapatkan harga curah hujan
areal adalah dengan mengambil harga rata – ratanya.
Dalam menentukan harga curah hujan rata – rata daerah ada 3 metode yang
digunakan. Metode tersebut yaitu Metode rata – rata Aritmatik, Metode Poligon
Thiessen, dan Metode Isohyet.
3.4.1 Metode Rata – Rata Aritmatik
Metode ini paling sederhana, pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun
dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi jumlah stasiun.
Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan adalah yang berada dalam DAS, tetapi
stasiun di luar DAS tangkapan yang masih berdekatan juga bisa diperhitungkan.
Metode rata-rata aljabar memberikan hasil yang baik apabila :
• Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS.
• Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS.
(Triatmodjo, 2008).

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-3

Gambar 3.1 Rata – rata aritmatik

𝟏
̅𝑹= (𝑹
𝟏 + 𝑹𝟐 + … + 𝑹𝒏)
𝒏
Keterangan :

𝑅̅ = curah hujan rata-rata daerah (mm)


n = jumlah titik-titik pengamatan (stasiun pengukur hujan)
R1 ,R2, Rn = curah hujan di titik pengamatan tertentu (mm)
3.4.2 Metode Poligon Thiessen
Metode Thiessen Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing
stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap
bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga
hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan
apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada metode
ini stasium hujan minimal yang digunakan untuk perhitungan adalah tiga stasiun hujan.
Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh
dari tiap stasiun. Metode poligon Thiessen banyak digunakan untuk menghitung hujan
rata-rata kawasan. Poligon Thiessen adalah tetap untuk suatu jaringan stasiun hujan
tertentu. Apabila terdapat perubahan jaringan stasiun hujan

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-4

seperti pemindahan atau penambahan stasiun, maka harus dibuat lagi poligon yang
baru. (Triatmodjo, 2008).
𝑨𝟏 𝑹 𝟏 + 𝑨𝟐 𝑹 𝟐 + … + 𝑨𝒏 𝒏
̅=
𝑹
𝑨𝟏 + 𝑨𝟐 + … + 𝑨𝒏

Keterangan :
𝑅̅ = curah hujan rata-rata daerah (mm)
A1, A2, An = luas daerah yang diwakili tiap titik pengamatan (m2)
R1 ,R2, Rn = curah hujan di titik pengamatan 1 (mm)

Gambar 3.2 Poligon Thiessen


3.4.3 Metode Isohyet
Metode Isohyet Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan
kedalaman hujan yang sama. Pada metode Isohyet, dianggap bahwa hujan pada suatu
daerah di antara dua garis Isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari
kedua garis Isohyet tersebut. Metode Isohyet merupakan cara paling teliti untuk
menghitung kedalaman hujan rata-rata di suatu daerah, pada metode ini stasiun hujan
harus banyak dan tersebar merata, metode Isohyet membutuhkan pekerjaan dan
perhatian yang lebih banyak dibanding dua metode lainnya. (Triatmodjo, 2008).

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-5

Pada Metode Isohyet, yang pertama kali dilakukan adalah menggambar


kontur dengan nilai tinggi hujan yang sama (isohyet). Sehingga akan terbentuk peta
topografi berdasarkan nilai tinggi hujan yang sama. Biasanya penentuan nilai tinggi
hujan akan memakai interval 10 sampai 20 mm. Untuk nilai curah hujan rata-rata
daerah memakai rumus yang sama dengan Metode Poligon Thiessen, yaitu:

𝑨𝟏 𝑹 𝟏 + 𝑨𝟐 𝑹 𝟐 + … + 𝑨𝒏 𝒏
̅=
𝑹
𝑨𝟏 + 𝑨𝟐 + … + 𝑨𝒏
Keterangan :
𝑅̅ = curah hujan rata-rata daerah (mm)
A1, A2, An = luas bagian antara tiap garis kontur (km2)
R1 ,R2, Rn = curah hujan rata-rata pada luasan A1, A2, An (mm)

Gambar 3.3 Isohyet

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-6

3.5 Analisa Data


Data hujan di setiap stasiun diketahui dari perhitungan hasil estimasi data hujan
yang hilang dari soal sebelumnya. Data – data hujan tersebut juga sudah diuji
konsistensi menggunakan metode massa kengkung ganda. Data hujan tersebut
ditabelkan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Data Hujan Stasiun Hujan A, B, C, dan D

Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun


No. Tahun Hujan A Hujan B Hujan C Hujan D
(mm) (mm) (mm) (mm)
1 2004 287,0 244,0 229,6 251,3
2 2005 248,0 210,8 198,4 186,0
3 2006 330,0 280,5 264,0 247,5
4 2007 281,0 238,9 224,8 210,8
5 2008 241,0 204,9 189,7 180,8
6 2009 231,0 181,1 170,4 159,8
7 2010 295,7 261,0 245,6 230,3
8 2011 269,0 228,7 215,2 201,8
9 2012 188,0 159,8 150,4 141,0
10 2013 272,0 231,2 217,6 204,0
11 2014 327,0 278,0 261,6 245,3
12 2015 317,0 269,5 253,6 231,1

Sumber: Hasil Perhitungan, 2020

Untuk menghitung hujan maksimum daerah dan hujan rata – rata daerah selain
data hujan dari tiap stasiun pengukur atau pencatat hujan yang didapat dari hasil
pengerjaan soal sebelumnya, diperlukan juga peta topografi sebuah DAS (daerah aliran
sungai) yang terdapat keempat stasiun hujan tersebut. Berikut peta topografi tersebut.

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-7

Gambar 3.4 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun


Sumber : Data Soal, 2021

Berdasarkan kedua hal di atas, akan dihitung nilai curah hujan maksimal dan
rata-rata daerah pada DAS di atas dengan tiga metode, yaitu Metode Rata-rata
Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet.

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-8

3.5.1 Perhitungan Curah hujan Rata – Rata dan Maksimum Daerah


1. Metode Rata – Rata Aritmatik
Contoh perhitungan untuk tahun 2004 :
Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah

𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 + 𝑅𝐶 + 𝑅𝐷 287,0 + 244,0 + 229,6 + 251,3


𝑅̅ = = = 253,0 𝑚𝑚
𝑛 4

Mencari nilai curah hujan maksimal daerah


𝑅𝑀𝐴𝑋 = 253,0 𝑚𝑚

Tabel 3.2 Perhitungan Curah hujan Rata – Rata dan Maksimum Daerah

Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun


Jumlah Rerata
No. Tahun Hujan A Hujan B Hujan C Hujan D
(mm) (mm)
(mm) (mm) (mm) (mm)

1 2004 283,0 198,1 184,0 169,8 834,9 208,7


2 2005 252,0 176,4 163,8 151,2 743,4 185,9
3 2006 211,9 228,2 211,9 195,6 847,6 211,9
4 2007 285,0 199,5 185,3 171,0 840,8 210,2
5 2008 237,0 165,9 154,1 142,2 699,2 174,8
6 2009 217,0 151,9 141,1 130,2 640,2 160,1
7 2010 303,0 212,1 197,0 181,8 893,9 223,5
8 2011 271,0 185,5 172,3 209,6 838,4 209,6
9 2012 192,0 134,4 147,2 115,2 588,8 147,2
10 2013 276,0 193,2 179,4 165,6 814,2 203,6
11 2014 323,0 226,1 210,0 193,8 952,9 238,2
12 2015 313,0 219,1 203,5 187,8 923,4 230,9
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-9

2. Metode Poligon Thiessen

Berikut
merupakan gambar yang menjelaskan pembagian area DAS berdasarkan metode
Poligon Thiessen ini.

Gambar 3.5 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Poligon Thiessen
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-10

Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui luasan wilayah yang dicakup


oleh tiap stasiun pengukur hujan dalam DAS tersebut.

Tabel 3.3 Luas Wilayah Cakupan Stasiun

Stasiun Luas Luas


Skala Koefisien
Hujan (cm2) (km2)

A 16,6168 0,0050 0,0831 0,1414


B 18,8055 0,0050 0,0940 0,1600
C 19,3003 0,0050 0,0965 0,1642
D 62,7871 0,0050 0,3139 0,5343

Jumlah 117,5097 0,6 1,0000


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2004:

283+198,1+184+169,85
R= = 2087,25
4

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-11

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Curah Hujan Rerata Daerah Harian
Maksimum Tahunan Metode Poligon Thiessen
PA.AA PB.AB PC.AC PD.AD Pmax
No. Tahun
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 2004 40,0 31,7 30,2 90,7 192,7
2 2005 35,6 28,2 26,9 80,8 171,6
3 2006 30,0 36,5 34,8 104,5 205,8
4 2007 40,3 31,9 30,4 91,4 194,0
5 2008 33,5 26,5 25,3 76,0 161,4
6 2009 30,7 24,3 23,2 69,6 147,7
7 2010 42,8 33,9 32,4 97,1 206,3
8 2011 38,3 29,7 28,3 112,0 208,3
9 2012 27,2 21,5 24,2 61,6 134,4
10 2013 39,0 30,9 29,5 88,5 187,9
11 2014 45,7 36,2 34,5 103,6 219,9
12 2015 44,3 35,1 33,4 100,3 213,1

Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

3. Metode Isohyet
Berikut perhitungan curah hujan rata – rata daerah dan curah hujan maksimum
Diketahui :

Jarak Antar DAS

A-B 8,4463
B-C 8,6114
C-D 11,093
A-D 14,0367
A-C 9,651
B-D 16,88

Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-12

Tabel 3.2 Data Hujan Stasiun Hujan A, B, C, dan D

Stasiun Hujan (mm) Jumlah Rerata


No. Tahun
A B C D (mm) (mm)
1 2004 283,0 198,1 184,0 169,8 834,9 208,7
2 2005 252,0 176,4 163,8 151,2 743,4 185,9
3 2006 211,9 228,2 211,9 195,6 847,6 211,9
4 2007 285,0 199,5 185,3 171,0 840,8 210,2
5 2008 237,0 165,9 154,1 142,2 699,2 174,8
6 2009 217,0 151,9 141,1 130,2 640,2 160,1
7 2010 303,0 212,1 197,0 181,8 893,9 223,5
8 2011 271,0 185,5 172,3 209,6 838,4 209,6
9 2012 192,0 134,4 147,2 115,2 588,8 147,2
10 2013 276,0 193,2 179,4 165,6 814,2 203,6
11 2014 323,0 226,1 210,0 193,8 952,9 238,2
12 2015 313,0 219,1 203,5 187,8 923,4 230,9
Sumber: Hasil Perhitungan, 2020

1. Tahun 2004
>> Mencari garis isohyet tahun 2004
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 283,00 mm
PB : 198,1 mm
PC : 184,0 mm
PD :169,8 mm

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-13

Contoh perhitungan garis Isohyet 260 mm


X
- Garis A – B : 283- X
=
283−198,1 8,446

X = 2,28cm
X
- Garis B – C : 198,1−X
=
198,1−184 8,61

X = −37,80 cm (tidak dipakai)


184−X
- Garis C – D : =
X
184-169,8 11,09

X = -59,371 (tidak dipakai)


X
- Garis A – D : 283−X
=
283−169,8 14,03

X = 2,852 cm
X
- Garis A – C : 283−X
=
283-184 9,65

X = 2,242 cm
X
- Garis B – D : 198,1−X
=
198,1-169,8 16,9

X = -36,921 (tidak dipakai)

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-14

Gambar 3.6 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2004


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah

𝑅̅R = 2921,5 = 196,55 mm


5,56

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-15

Tabel 3.5 Hujan Daerah Tahun 2004


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area (km^2 Isohyet Hujan
(mm) ) (mm) (mm)
(cm^2)
160,00
1 170,00 69,0705 3,453525 165,00 569,8316
180,00 175,00 604,3669
2 190,00 185,00 291,0078
31,460 1,573
200,00 195,00 306,7379
3 210,00 205,00 27,3614
2,669 0,133
220,00 215,00 28,6961
4 230,00 225,00 91,8529
240,00 235,00 95,9352
5 250,00 245,00 100,0176
260,00 8,165 0,408 255,00 104,0999
6 270,00 265,00 108,1823
280,00 275,00 112,2646
7 283 281,50 114,9182
Jumlah 111,3649 5,568245 2921,50 2555,272
Hujan Rata-Rata
Daerah 196,5594
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-16

2. Tahun 2005
>> Mencari garis isohyet tahun 2005
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 252 mm
PB : 176,4 mm
PC : 163,8 mm
PD : 151,2 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 240 mm
X
- Garis A – B : 252−X
=
252−176,4 8,446

X = 1,34 cm
176,4−X
- Garis B – C : =
X
176,4−163,8 8,61

X = −43,47 cm (tidak dipakai)


163,8−X
- Garis C – D : =
X
163,8−151,2 11,09

X = −67,086cm (tidak dipakai)


X
- Garis A – D : 252−X
=
252-151,2 14,03

X = 1,67 cm
X
- Garis A – C : 252−X
=
252-163,8 9,65

X = 1,31 cm
176,4−X
- Garis B – D : =
X
210,8−151,2 16,8

X = −42,602 cm (tidak dipakai)


Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-17

Gambar 3.7 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2005


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
1714,8
𝑅R = = 155,89 mm
4,53

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-18

Tabel 3.6 Hujan Daerah Tahun 2005


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
150,00 0
1 160,00 29,784 155,00 230,8260
1,4892
170,00 165,00 245,7180
2 180,00 6,504 175,00 56,9100
0,3252
190,00 185,00 60,1620
3 200,00 6,504 195,00 63,4130
0,325195
210,00 205,00 66,6650
4 220,00 18,626 215,00 200,2295
0,9313
230,00 225,00 209,5425
5 240,00 18,626 235,00 218,8555
0,9313
250,00 245,00 228,1685
6 252,00 10,709 0,53545 251,00 134,3980

Jumlah 90,7529 4,537645 2251,00 1714,888


Hujan Rata-Rata
Daerah 155,8989
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-19

3. Tahun 2006
>> Mencari garis isohyet tahun 2006
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 211,9 mm
PB : 228,2 mm
PC : 211,9 mm
PD : 195,6 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 220 mm
X
- Garis A – B : 211,9−X
=
211,9−228,2 8,46

X = 4,19 cm
228,2−X
- Garis B – C : =
X
228,2−211,9 8,61

X = 4,33 cm
X
- Garis C – D : 211.9−X
=
211,9-195,6 11,09

X = −5,513 cm (tidak dipakai)


X
- Garis A – D : 211,9−X
=
211,9-195,6 14,03

X = -6,97 cm (tidak dipakai)


X
- Garis A – C : 211,9−X
=
211,9-211,9 9,65

X = 23461,6 ( tidak dipakai )


228,2−X
- Garis B – D : =
X
228,2−195,6 16,8

X = 4,24 cm
Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-20

Gambar 3.8 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2006


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
751,538
𝑅̅R = = 201,55 mm
3,7

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-21

Tabel 3.7 Hujan Daerah Tahun 2006


Luas Rerata
Daerah Isohyet Luasan Area
Isohyet
Volume
(mm) (cm^2) (km^2 ) Hujan (mm)
(mm)
190,0
1 200,0 45,671 1,827 195,0 356,234
2 210,0 34,061 1,362 205,0 279,303
3 220,0 13,489 0,540 215,0 116,001
4 228,2 13,489 0,540 224,1 120,911
Jumlah 106,709 3,7 615 751,538
Hujan Rata-Rata Daerah 201,548
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-22

4. Tahun 2007
>> Mencari garis isohyet tahun 2007
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 285 mm
PB : 199,5 mm
PC : 185,3 mm
PD : 171 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 220 mm
285−X X
- Garis A – B : =
285−199,5 8,46

X = 6,42 cm
199,5−X
- Garis B – C : =
X
199,5−185,3 8,61

X = -12,43 cm ( tidak dipakai )


185,3−X X
- Garis C – D : =
185,3-171 11,09

X = −26,9 cm (tidak dipakai)


285−X X
- Garis A – D : =
285-171 14,03

X = 8,003 cm
285−X X
- Garis A – C : =
285-185,3 9,65

X = 6,29
185,3−X
- Garis B – D : =
X
185,3-171 16,8

X = -12,142 cm (tidak dipakai)


Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-23

Gambar 3.9 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2007


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
1261,4
𝑅̅R = = 105,11 mm
3,23

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-24

Tabel 3.8 Hujan Daerah Tahun 2007


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
170,00
1 180,00 3,443 175,00 30,1263
0,17215
190,00 185,00 31,8478
2 200,00 3,283 195,00 32,0093
0,16415
210,00 205,00 33,6508
3 220,00 7,877 215,00 84,6778
0,39385
230,00 225,00 88,6163
4 240,00 5,216 235,00 61,2880
0,2608
250,00 245,00 63,8960
5 260,00 16,739 255,00 213,4274
0,83697
270,00 265,00 221,7971
6 280,00 9,122 0,456075 275,00 125,4206
285,00
7 290,00 19,108 0,9554 287,50 274,6775
Jumlah 64,7879 3,239395 2762,50 1261,435
Hujan Rata-Rata
Daerah 105,1195
Sumber: Hasil Perhitungan, 2020

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-25

5. Tahun 2008
>> Mencari garis isohyet tahun 2008
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 237 mm
PB : 165,9 mm
PC : 154,1 mm
PD : 142,2 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 200 mm
X
- Garis A – B : 237−X
=
237-165,9 8,46

X = 7,014 cm
165,9−X
- Garis B – C : =
X
165,9−154,1 8,61

X = -9,46 cm ( tidak dipakai )


154,1−X X
- Garis C – D : =
154,1-142,2 11,09

X = 8,238 cm
237−X X
- Garis A – D : =
237-142,2 14,03

X = 16,23 cm ( tidak dipakai )


237−X X
- Garis A – C : =
237-154,1 9,65

X = 6,94 cm
165,9−X
- Garis B – D : =
X
165,9-142,2 16,8

X = 10,156cm
Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-26

Gambar 3.10 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2008


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
2367,446
𝑅̅R = = 263,05 mm
5,66

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-27

Tabel 3.9 Hujan Daerah Tahun 2008


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
190,00
1 200,00 50,261 2,51305 195,00 490,0448
210,00 205,00 515,1753
2 220,00 26,326 1,3163 215,00 283,0045
230,00 225,00 296,1675
3 240,00 21,500 1,075 235,00 252,6250
250,00 245,00 263,3750
4 260,00 4,962 0,2481 255,00 63,2655
270,00 265,00 65,7465
5 271,00 10,2064 0,51032 270,50 138,0416
Jumlah 113,2554 5,66277 2110,50 2367,446
Hujan Rata-Rata
Daerah 263,0495
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-28

6. Tahun 2009
>> Mencari garis isohyet tahun 2009

Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 217 mm
PB : 151,9 mm
PC : 141,1 mm
PD : 130,2 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 200 mm
X
- Garis A – B : 217−X
=
217-151,9 8,46

X = 2,206 cm
151,9−X
- Garis B – C : =
X
151,9−141,1 8,61

X = -38,35 cm ( tidak dipakai )


141,1−X X
- Garis C – D : =
141,1-130,2 11,09

X = -59,9 cm( tidak dipakai )


217−X X
- Garis A – D : =
217-130,2 14,03

X = 2,749 cm
217−X X
- Garis A – C : =
217-141,1 9,65

X = 6,94 cm
151,9−X
- Garis B – D : =
X
151,9-130,2 16,8

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


X = -37,416cm( tidak dipakai )

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-29

Gambar 3.11 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2009


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
1108,328
𝑅̅R = = 123,15 mm
3,87

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-30

Tabel 3.10 Hujan Daerah Tahun 2009


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
130,00
1 140,00 17,3254 0,86627 135,00 116,9465
150,00 145,00 125,6092
2 160,00 13,662 0,6831 155,00 105,8805
170,00 165,00 112,7115
3 180,00 8,619 0,43095 175,00 75,4163
190,00 185,00 79,7258
4 200,00 9,334 0,4667 195,00 91,0065
210,00 205,00 95,6735
5 217,00 28,605 1,43025 213,50 305,3584
Jumlah 77,5454 3,87727 1573,50 1108,328
Hujan Rata-Rata
Daerah 123,1476
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-31

7. Tahun 2010
>> Mencari garis isohyet tahun 2010
7 2010 303,0 212,1 197,0 181,8

Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 303 mm
PB : 212,1 mm
PC : 197 mm
PD : 181,8 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 300 mm
X
- Garis A – B : 303−X
=
303-212,1 8,46

X = 0,279 cm
212,1−X
- Garis B – C : =
X
212,1−197 8,61

X = -50,13 cm ( tidak dipakai )


197−X X
- Garis C – D : =
197-181,8 11,09

X = -75,17 cm
303−X X
- Garis A – D : =
303-181,8 14,03

X = 0,347 cm
303−X X
- Garis A – C : =
303-197 9,65

X = 0,273 cm

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


212,1−X X
- Garis B – D : =
212,1-197 16,8

X = -48, 97cm ( tidak dipakai )

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-32

Gambar 3.12 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2010


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
2912,363
𝑅̅ = = 242,7 mm
6,39

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-33

Tabel 3.11 Hujan Daerah Tahun 2010


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
180,00
1 190,00 60,647 3,03235 185,00 560,9848
200,00 195,00 591,3083
2 210,00 8,734 0,4367 205,00 89,5235
220,00 215,00 93,8905
3 230,00 6,145 0,307245 225,00 69,1301
240,00 235,00 72,2026
4 250,00 14,924 0,74618 245,00 182,8141
260,00 255,00 190,2759
5 270,00 11,095 0,554745 265,00 147,0074
280,00 275,00 152,5549
6 290,00 26,299 1,31495 285,00 374,7608
300,00 295,00 387,9103
Jumlah 127,8434 6,39217 2880,00 2912,363
Hujan Rata-Rata
Daerah 242,6969
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-34

8. Tahun 2011
>> Mencari garis isohyet tahun 2011

Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 271 mm
PB : 185,5 mm
PC : 172,3 mm
PD : 209,6 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 250 mm
X
- Garis A – B : 271−X
=
271-185,5 8,46

X = 2,075 cm
185,5−X
- Garis B – C : =
X
185,5−172,3 8,61

X = -42,07 cm ( tidak dipakai )


172,3−X X
- Garis C – D : =
172,3-209,6 11,09

X = 23,108 cm ( tidak dipakai )


271−X X
- Garis A – D : =
271-209,6 14,03

X = 4,80cm
271−X X
- Garis A – C : =
271-209,6 9,65

X = -47,158cm ( tidak dipakai )


185,5−X
- Garis B – D : =
X
185,5-209,6 16,8

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


X = 5,773 cm

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-35

Gambar 3.13 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2011


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
2126,75
𝑅̅R = = 236,3 mm
4,96

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-36

Tabel 3.12 Hujan Daerah Tahun 2011


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
200,00
1 210,00 23,477 1,17385 205,00 240,6393
220,00 215,00 252,3778
2 230,00 11,934 0,596675 225,00 134,2519
240,00 235,00 140,2186
3 250,00 12,027 0,601335 245,00 147,3271
260,00 255,00 153,3404
4 270,00 26,484 1,324185 265,00 350,9090
271,00 270,50 358,1920
5 280,00 25,372 1,2686 275,50 349,4993
Jumlah 99,2929 4,964645 2191,00 2126,755
Hujan Rata-Rata
Daerah 236,3062
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-37

9. Tahun 2012
>> Mencari garis isohyet tahun 2012
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 192 mm
PB : 134,4 mm
PC : 147,2 mm
PD : 115,2 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 150 mm
X
- Garis A – B : 192−X
=
192-134,4 8,46

X = 6,159 cm
134,4−X
- Garis B – C : =
X
134,4−147,2 8,61

X = 10,495 cm ( tidak dipakai )


147,2−X X
- Garis C – D : =
147,2-115,2 11,09

X = -0,971 cm( tidak dipakai )


192−X X
- Garis A – D : =
192-115,2 14,03

X = 7,67 cm
192−X X
- Garis A – C : =
192-147,2 9,65

X = -7,841 cm( tidak dipakai )


134,4−X
- Garis B – D : =
X
134,4-115,2 16,8

X = 15,825cm
Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-38

Gambar 3.14 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2012


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
1158,410
𝑅̅R = = 128,7 mm
4,43

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-39

Tabel 3.13 Hujan Daerah Tahun 2012


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)

1 120,00 28,2198 1,41099 120,00 169,3188


120,00 120,00 169,3188
2 130,00 11,768 0,58839 125,00 73,5488
140,00 135,00 79,4327
3 150,00 15,777 0,788835 145,00 114,3811
160,00 155,00 122,2694
4 170,00 16,306 0,81532 165,00 134,5278
180,00 175,00 142,6810
5 190,00 16,5332 0,82666 185,00 152,9321
Jumlah 88,6039 4,430195 1325,00 1158,410
Hujan Rata-Rata
Daerah 128,7123
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-40

10. Tahun 2013


>> Mencari garis isohyet tahun 2013
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 276 mm
PB : 193,2 mm
PC : 179,4 mm
PD : 165,6 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 120 mm
X
- Garis A – B : 276−X
=
276-193,2 8,46

X = 10,558 m( tidak dipakai )


193,2−X
- Garis B – C : =
X
193,2−179,4 8,61

X = -9,68 cm ( tidak dipakai )


179,4−X X
- Garis C – D : =
179,4-165,6 11,09

X = 9,429 cm
276−X X
- Garis A – D : =
276-165,6 14,03

X = 13,159 cm
276−X X
- Garis A – C : =
276-179,4 9,65

X = 6,94 cm
193,2−X
- Garis B – D : =
X
193,2-165,6 16,8

X = 27,129 cm( tidak dipakai )


Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-41

Gambar 3.15 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2013


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
1778,046
𝑅̅R = = 161,64 mm
4,69

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-42

Tabel 3.14 Hujan Daerah Tahun 2013


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
170,00 0
1 180,00 9,5978 175,00 83,9808
0,47989
180,00 180,00 86,3802
2 190,00 15,941 185,00 147,4561
0,79706
200,00 195,00 155,4267
3 210,00 11,605 205,00 118,9482
0,580235
220,00 215,00 124,7505
4 230,00 18,286 225,00 205,7175
0,9143
240,00 235,00 214,8605
5 250,00 11,163 245,00 136,7443
0,55814
260,00 255,00 142,3257
6 270,00 27,280 1,363985 265,00 361,4560
Jumlah 93,8722 4,69361 2380,00 1778,046
Hujan Rata-Rata
Daerah 161,6406
Sumber: Hasil Perhitungan, 2020

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-43

11. Tahun 2014


>> Mencari garis isohyet tahun 2014
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 323 mm
PB : 226,1 mm
PC : 210 mm
PD : 193,8 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 250 mm
X
- Garis A – B : 323−X
=
323-226,1 8,46

X = 6,36 cm
226,1−X
- Garis B – C : =
X
226,1−210 8,61

X = -12,78 cm ( tidak dipakai )


210−X X
- Garis C – D : =
210-193,8 11,09

X = -27,39 cm( tidak dipakai )


323−X X
- Garis A – D : =
323-193,8 14,03

X = 7,93 cm
323−X X
- Garis A – C : =
323-210 9,65

X = 6,24 cm
226,1−X
- Garis B – D : =
X
226,1-193,8 16,8

X = -12,49cm ( tidak dipakai )


Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-44

Gambar 3.16 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2014


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah 2087,173
2087,173
𝑅̅R = = 189,74 mm
5

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-45

Tabel 3.15 Hujan Daerah Tahun 2014


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
180,00 0
1 190,00 9,798 185,00 90,6315
0,4899
200,00 195,00 95,5305
2 210,00 16,741 205,00 171,5973
0,83706
220,00 215,00 179,9679
3 230,00 12,305 225,00 138,4313
0,61525
240,00 235,00 144,5838
4 250,00 18,399 245,00 225,3878
0,91995
260,00 255,00 234,5873
5 270,00 11,765 265,00 155,8863
0,58825
300,00 285,00 167,6513
6 323,00 31,006 1,5503 311,50 482,9185
Jumlah 100,0142 5,00071 2621,50 2087,173
Hujan Rata-Rata
Daerah 189,7430
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-46

12. Tahun 2015


>> Mencari garis isohyet tahun 2015
Diketahui :
Garis A – B : 8,446 cm
Garis B – C : 8,611cm
Garis C – D : 11,09 cm
Garis A – D : 14,03 cm
Garis A – C : 9,651 cm
Garis B – D : 16,88 cm
PA : 313 mm
PB : 219,1 mm
PC : 203,5 mm
PD : 187,8 mm
Contoh perhitungan garis Isohyet 300 mm
X
- Garis A – B : 313−X
=
313-219,1 8,46

X = 1,17 cm
219,1−X
- Garis B – C : =
X
219,1−203,5 8,61

X = -44,658 cm ( tidak dipakai )


203,5−X X
- Garis C – D : =
203,5-187,8 11,09

X = -68,183 cm( tidak dipakai )


313−X X
- Garis A – D : =
313-187,8 14,03

X = 1,457 cm
313−X X
- Garis A – C : =
313-203,5 9,65

X = 1,146 cm
219,1−X
- Garis B – D : =
X
219,1-187,8 16,8

X = -43,63cm( tidak dipakai )


Rifqy A. Fadhil |205060400111062
HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-47

Gambar 3.17 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun Isohyet


Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Contoh perhitungan untuk tahun 2015


→ Mencari nilai curah hujan rata-rata daerah
2278,93
𝑅̅R = = 207,175 mm
5,59

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-48

Tabel 3.16 Hujan Daerah Tahun 2015


Luas Luasan Rerata Volume
Daerah Isohyet Area Isohyet Hujan
(mm) (cm^2) (km^2 ) (mm) (mm)
180,00 0
1 190,00 39,8911 185,00 368,9927
1,994555
200,00 195,00 388,9382
2 210,00 10,716 205,00 109,8380
0,535795
220,00 215,00 115,1959
3 230,00 11,231 225,00 126,3488
0,56155
240,00 235,00 131,9643
4 250,00 13,249 245,00 162,2954
0,66243
260,00 255,00 168,9197
5 270,00 12,985 265,00 172,0513
0,64925
290,00 280,00 181,7900
6 300,00 23,905 1,19524 295,00 352,5958
Jumlah 111,9764 5,59882 2600,00 2278,930
Hujan Rata-Rata
Daerah 207,1754
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-49

3.5.1 Perbandingan Perhitungan Curah Hujan Rata – Rata Dan Maksimum


Daerah
Berdasarkan analisis perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :

Tabel.3.17 Perbandingan Perhitungan Curah Hujan Rata – Rata Dan Maksimum


Daerah dengan Metode Rata-rata hitung (Aritmatik), Poligon Thiessen, Isohyet

Tinggi Curah Hujan (mm)


No. Tahun
Rata-Rata hitung Thiessen Isohiet
1 2004 208,7 192,7 196,6
2 2005 185,9 171,6 155,9
3 2006 211,9 205,8 201,5
4 2007 210,2 194,0 105,1
5 2008 174,8 161,4 263,0
6 2009 160,1 147,7 123,1
7 2010 223,5 206,3 242,7
8 2011 209,6 208,3 236,3
9 2012 147,2 134,4 128,7
10 2013 203,6 187,9 161,6
11 2014 238,2 219,9 189,7
12 2015 230,9 213,1 207,2
RERATA 200,368 186,917 184,300
Sumber: Hasil Perhitungan, 2021

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


Grafik Perbandingan Metode Rerata Hitung, Poligon
350 Thiessen, dan Isohiet
300

250
Curah Hujan (mm)

200
Rata-
150 Rata
Hitung

100

50

0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

Gambar 3.18 Grafik Perbandingan Metode Rata-rata hitung (Aritmatik), Poligon


Thiessen, Isohyet

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-50

3.6 Kesimpulan
Analisa frekuensi curah hujan adalah berulangnya curah hujan baik jumlah
frekuensi persatuan waktu maupun periode ulangnya. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk menghitung besarnya curah hujan pada kala ulang
tertentu.Untuk menganalisa frekuensi curah hujan ini menggunakan tiga metode
sebagai perbandingan, yaitu : Metode aljabar atau aritmatik, metode polygon thiessen,
metode isoyet. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan harian rata rata
di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Point
Rainfall). Curah hujan ini disebut curah hujan daerah dan dinyatakan dalam mm.
Curah hujan ini harus diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan.
Setelah dilakukan perhitungan curah hujan rata – rata dan maksimum daerah
menggunakan Metode Rata-rata Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, dan Metode
Isohyet, didapat hasil yang berbeda. Penghitungan curah hujan rata – rata dan
maksimum daerah mengunakan Metode Rata-rata Aritmatik memiliki nilai paling
besar dibandingkan dengan Metode Poligon Thiessen dan Metode Isohyet. Sedangkan
Metode Isohyet menghasilkan hasil paling besar daripada menggunakan Metode Rata-
rata Aritmatik dan Metode Poligon Thiessen. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh
parameter yang digunakan untuk menentukan nilai curah hujan rata – rata dan
maksimum daerah. Dari ketiga metode yang digunakan untuk menentukan nilai curah
hujan rata – rata dan maksimum daerah, Metode Isohyet bisa dikatakan paling akurat
karena membagi DAS (daerah aliran sungai) menjadi pias – pias. Meskipun begitu,
nilai curah hujan menggunakan Metode Rata-rata Aritmatik, Metode Poligon
Thiessen, dan Metode Isohyet tidak jauh berbeda sehingga data curah hujan tersebut
dianggap akurat.

Rifqy A. Fadhil |205060400111062


HIDRLOGI TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN DASAR

III-51

DAFTAR PUSTAKA

BR, Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Istiarto. 2012. Dasar Simple Geometri River. Yogyakarta.
Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya : Usaha Nasional.
Triatmodjo, Bambang .2008. Hidrologi Terapan.Yogyakarta: Beta Offset.

Rifqy A. Fadhil |205060400111062

Anda mungkin juga menyukai