Anda di halaman 1dari 77

PENGAMATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PROSES PRODUKSI CPO PT. SASANA YUDHA BHAKTI

DIDESA GUNUNG SARI, KECAMATAN TABANG

Oleh:

MELISA
NIM:130500127

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2016
PENGAMATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PROSES PRODUKSI CPO PT. SASANA YUDHA BHAKTI

DIDESA GUNUNG SARI, KECAMATAN TABANG

Oleh:

MELISA
NIM:130500127

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2016
PENGAMATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PROSES PRODUKSI CPO PT. SASANA YUDHA BHAKTI

DIDESA GUNUNG SARI, KECAMATAN TABANG

Oleh:

MELISA
NIM:130500127

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk MemperolehSebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2016
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya ilmiah : Pengamatan Keselamatan & Kesehatan Kerja serta


Lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Di PT.
Sasana Yudha Bhakti Desa Gunung Sari Kecamatan
Tabang,Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur
Nama : MELISA

NIM : 130 500 127

Program studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Jurusan : Teknologi Pertanian

Pembimbing Penguji I Penguji II

Edy Wibowo Kurniawan, S.TP, M.Sc. Netty Maria Naibaho, S.TP, M.P.M.Sc. Muh. Yamin, S.TP.,M.Si
NIP.19741118 200012 1 001 NIP.19851002 200812 2 001 NIP.19740913 200212 1 001

Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua program studi Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Teknologi Pengolahan Hasil Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Perkebunan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Muh. Yamin, S.TP.,M.Si Hamka, S.TP.,MP., M.Sc


NIP. 19740913 200212 1 001 NIP. 19760408 200812 1 002

Lulus ujian pada tanggal


ABSTRAK

MELISA, Pengamatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan


Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (di bawah bimbingan Bapak Edy Wibowo
Kurniawan).
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja
karyawan, resiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja sering terjadi karna
lingkungan yang tidak nyaman dan program keselamatan & Kesehatan Kerja
(K3) tidak berjalan dengan baik. Hal ini dapat berdampak pada kinerja karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengamatan keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Sasana Yudha Bhakti.
Penelitian ini dilakukan di PT. Sasana Yudha Bhakti, Kukar. Dengan jumlah
sampel sebanyak 30 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
terdiri dari data primer dan data sekunder, pengumpulan data menggunakan
kuisioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada dua faktor
penelitian yaitu I. faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja II. Faktor lingkungan
Kerja. Kuisioner tersebut kemudian dianalisis menggunakan rating scale.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengamatan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) lingkungan kerja terhadap kinerja kary awan Faktor
keselamatan dan kesehatan kerja dari Tingkat Manager diperoleh nilai 95,3%.
Tingkat Asisten diperoleh nilai 90%. Tingkat Mandor diperoleh nilai 92,3%.
Tingkat Karyawan diperoleh nilai 93,2%. Faktor lingkungan kerja Tingkat
manager diperoleh nilai 100%. Tingkat Asisten diperoleh nilai 100%. Tingkat
mandor diperoleh nilai 98%. Tingkat Karyawan diperoleh nilai 93,6%

Kata kunci : Keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja, kinerja


karyawan.
RIWAYAT HIDUP

MELISA, lahir pada tanggal 27 Maret 1994 di Desa Liang ilir,


Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai kartanegara,
Propinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak pertama dari
empat bersaudara, dari pasangan Bapak Jubirhan dan Ibu
Ruslina.
Tahun 2001 memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
Negeri 021 Liang Ilir, Kecamatan Kota Bangun, Kabupanten
Kutai kartanegara lulus pada tahun 2007, pada tahun 2007
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2
Kota Bangun dan lulus pada tahun 2010, pada tahun 2010
melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 kota bangun dan lulus
pada tahun 2013, pada tahun 2013 melanjutkan ke perguruan tinggi di Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.
Tanggal 12 Maret 2016 sampai tanggal 12 April 2016 melaksanakan
praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Sasana Yudha Bhakti, Desa Gunung Sari ,
Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur.
Syarat memperoleh predikat ahli madya, penulis mengadakan penelitian
dengan judul
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di bawah bimbingan Edy Wibowo
Kurniawan, S. TP. M. Sc.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya

ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di pabrik kelapa

sawit PT. Sasana Yudha Bhakti Desa Gunung Sari, Kecamatan Tabang,

Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. maksud dari

penyusunan dari karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan untuk

menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan

memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.Md). keberhasilan dan kelancaran

dalam penulisan karya ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis banyak

mengucapkan terima kasih k epada:

1. Orang tua tercinta bapak Jubirhan, dan ibunda tercinta Ruslina serta

saudara-saudara Annisa Sulistiana, M.Zulpikri, dan Nur Ainida Silviyana dan

suami saya Hendra Irawan serta anak saya M. dayat yang telah banyak

memberikan dukungan, baik dari segi moral maupun matrial.

2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda

3. Bapak Muh. Yamin, S,TP., MP. Selaku kepala program studi Teknologi

Pengolahan Hasil Perkebunan.

4. Bapak Edy Wibowo Kurniawan,S.TP.M.Sc selaku dosen pembimbing

5. Ibu Netty Maria Naibaho, S.TP.,M.P.,M.Sc selaku dosen penguji I

6. Bapak Muh. Yamin, S,TP., MP.selaku dosen penguji II


7. Bapak Antonius K. Fernandez dan Juni P Malau serta staf dan karyawan PT.

Sasana Yudha Bhakti yang telah banyak membimbing pada saat

berlangsungnya kegiatan penelitian ini

8. Para staf pengajar dan administrasi program studi Teknologi Pengolahan

Hasil Perkebunan

9. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013 Teknologi Pengolahan Hasil

Perkebunan Politeknik Pertanian Negri Samarinda, serta semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulisan karya ilmiah baik dalam penguraian ilmu maupun keterbatasan

dalam pengalamana yang sejauh ini belum dapat tercapai sebagai mana yang

diharapkan. Oleh karna itu, penulis menerima dan mengharapakan kritikan serta

saran-saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan

tulisan ini.

Penulis

Kampus Sei Keledang, Agustus 2016


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i
ABSTRAK .................................................................................................. ` ii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 3
C. Hasil yang diharapkan ............................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4


A. Keselamtan dan kesehatan kerja .............................................. 4
B. Lingkungan kerja ....................................................................... 16

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 19


A. Tempat dan waktu ..................................................................... 19
B. Alat dan bahan .......................................................................... 19
C. Metode penelitian ..................................................................... 19
1. Data ...................................................................................... 19
2. Analisi Data ........................................................................... 19
3. Pengambilan Data................................................................. 20
4. Teknik Pengambilan Responden........................................... 20

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 21


A. faktor keselamatan dan kesehatan kerja ..................................... 21
B. faktor lingkungan kerja ................................................................ 30

BAB V. SARAN DAN KESIMPULAN.......................................................... 39


A. Kesimpulan ................................................................................ 39
B. Saran .......................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 41


LAMPIRAN ............................................................................................... 42
DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Tabel 1. Rekapitulasi dari Tingkat Manager responden diperoleh


data Keselamatan dan Kesehatan kerja 21

2. Tabel 2. Rekapitulasi dari Tingkat Asisten 1 dan 2 responden


diperoleh data Keselamatan dan Kesehatan kerja 23

3. Tabel 3. Rekapitulasi dari Tingkat Mandor responden


diperoleh data Keselamatan dan Kesehatan kerja 25

4. Tabel 4. Rekapitulasi Dari Tingkat Karyawan Proses Produksi CPO


Responden Diperoleh Data Keselamatan Dan Kesehatan Kerja . 27

5. Tabel 5. Rekapitulasi dari Tingkat manager responden


diperoleh data lingkungan kerja 30

6. Tabel 6. Rekapitulasi dari Tingkat Asisten responden diperoleh data


lingkungan kerja 32

7. Tabel 7. Rekapitulasi dari Tingkat Mandor responden diperoleh data


lingkungan kerja 34

8. Tabel 8. Rekapi tulasi dari Tingkat Karyawan Poses Produksi CPO


responden diperoleh data lingkungan kerja 36
DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Diagram 1. Rata-rata jawaban dari faktor keselamatan dan kesehatan


kerja tingkat manager ......................................................................... 22

2. Diagram 2. Rata-rata jawaban dari faktor keselamatan dan kesehatan


kerja tingkat asisten ............................................................................ 24

3. Diagram 3. Rata-rata jawaban dari faktor keselamatan dan kesehatan


kerja tingkat mandor ........................................................................... 26

4. Diagram 4. Rata-rata jawaban dari faktor keselamatan dan kesehatan


kerja tingkat karyawan proses produksi CPO ..................................... 28

5. Diagram 5. Rata-rata jawaban dari faktor lingkungan kerja ................ 31

6. Diagram 6. Rata-rata jawaban dari faktor lingkungan kerja ................ 33

7. Diagram 7. Rata-rata jawaban dari faktor lingkungan kerja ................ 35

8. Diagram 8. Rata-rata jawaban dari faktor lingkungan kerja ................ 37

9. Gambar 1. Rambu-rambu yang berhubungan dengan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3) ................................................................... 59

10. Gambar 2. Rambu-rambu yang berhubungan dengan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3) ................................................................... 59

11. Gambar 3. Rambu-rambu yang berhubungan dengan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3) ................................................................... 60

12. Gambar 4. Rambu-rambu yang berhubungan dengan K3.................. 60

13. Gambar 5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang


disesuaikan pada karyawan ............................................................... 61

14. Gambarr 6. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang


disesuaikan pada karyawan ............................................................... 61

15. Gambar 7. Dilakukan Brifing Pagi Untuk Mengingatkan


Karyawan tentang Safety First ............................................................ 62

16. Gambar 8. Dilakukan Brifing Pagi Untuk Mengingatkan


........................................................ 62

17. Gambar 9. Pengumpulan data kueisioner ........................................... 63


18. Gambar 10. Pengumpulan data kuesioner .......................................... 63

19. Gambar 11. Pengumpulan data kuesioner .......................................... 64


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Identitas responden ............................................................................ 42

2. Kuisioner I. faktor keselamatan dan kesehatan kerja .......................... 43

3. Kuisioner II. faktor lingkungan kerja ................................................... 45

4. Lampiran 1. faktor keselamatan dan kesehatan kerja Manager .......... 46

5. Lampiran 2. faktor keselamatan dan kesehatan kerja Asisten ............. 46

6. Lampiran 3. faktor keselamatan dan kesehatan kerja Mandor ............ 46

7. Lampiran 4. faktor keselamatan dan kesehatan kerja Karyawan


Proses Produksi ................................................................................. 47

8. Lampiran 5. Faktor Lingkungan kerja Tingkat Manager ...................... 48

9. Lampiran 6. Faktor Lingkungan kerja Tingkat Asisten ......................... 48

10. Lampiran 7. Faktor Lingkungan kerja Tingkat Mandor ........................ 48

11. Lampiran 8. Faktor Lingkungan kerja Tingkat Karyawan Proses


Produksi CPO ................................................................................. . 49

12. Lampiran 9. Nilai disetiap jawaban pada kuiesioner ............................. 50

13. Lampiran 10.Perhitungan persentase Tingkat Manager dari jawaban


faktor dan rating scale pada keselamatan dan kesehatan kerja 51

14. Lampiran 11.Perhitungan persentase Tingkat Asisten dari jawaban


faktor dan rating scale pada keselamatan dan kesehatan kerja 52

15. Lampiran 12. Perhitungan persentase Tingkat Mandor dari jawaban


faktor dan rating scale pada keselamatan dan kesehatan kerja 53

16. Lampiran 13. Perhitungan persentase Tingkat Karyawan Proses


Produksi CPO dari jawaban faktor dan rating scale pada keselamatan
dan kesehatan kerja 54

17. Lampiram 14. Perhitungan persentase dari Tingkat Manager


jawaban faktor lingkungan kerja dan rating scale pada faktor
lingkungan kerja 56

18. Lampiram 15. Perhitungan persentase dari Tingkat Asisten jawaban


faktor lingkungan kerja dan rating scale pada faktor lingkungan kerja 57
19. Lampiram 16. Perhitungan persentase dari Tingkat Mandor jawaban
faktor lingkungan kerja dan rating scale pada faktor lingkungan kerja 58

20. Lampiram 17. Perhitungan persentase dari Tingkat Karyawan


Produksi Proses CPO jawaban faktor lingkungan kerja dan Rating
scale pada faktor lingkungan kerja 59
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen Keselamatan

& Kesehatan Kerja (K3) pada perusahaan-perusahaan besar melalui UU

Ketenaga kerjaan, baru menghasilkan 2,1% saja dari 15.000 lebih

perusahaan berskala besar di Indonesia yang sud ah menerapkan Sistem

Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3). Minimnya jumlah itu

sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa program

Keselamatan & Kesehatan (K3) hanya akan menjadi tambahan beban biaya

perusahaan. Padahal jika diperhitungkan besarnya dana

kompensasi/santunan untuk korban kecelakaan kerja sebagai akibat

diabaikannya Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), yang

besarnya mencapai lebih dari 190 milyar rupiah di tahun 2003, jelaslah

bahwa masalah Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) tidak selayaknya

diabaikan. Di samping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar

keselamatan kerja di Indonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan

dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk dua Negara

lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya

kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia

sebanyak 16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus (Arianto,

2013).

Jumlah kecelakaan kerja yang tercatat juga ditengarai tidak

menggambarkan kenyataan di lapangan yang sesungguhnya yaitu tingkat

kecelakaan kerja yang lebih tinggi lagi . Seperti diakui oleh berbagai kalangan
2

di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, angka kecelakaan kerja yang

tercatat dicurigai hanya mewakili tidak lebih dari setengah saja dari angka

kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah,

antara lain rendahnya kepentingan masyarakat untuk melaporkan kecelakaan

kerja kepada pihak yang berwenang, khususnya PT. Jamsostek. Pelaporan

kecelakaan kerja sebenarnya diwajibkan oleh undang-undang, namun

terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur administrasi yang dianggap

merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang kurang memadai.

Disamping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak melaporkan kasus

kecelakaan kerja sangat ringan (Rahmawati dkk, 2014).

Sebagian besar dari kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada

kelompok usia produktif. Kematian merupakan akibat dari kecelakaan kerja

yang tidak dapat diukur nilainya secara ekonomis. Kecelakaan kerja yang

mengakibatkan cacat seumur hidup, disamping berdampak pada kerugian

non-materil, juga menimbulkan kerugian materil yang sangat besar, bahkan

lebih besar bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh penderita

penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker (Arianto, 2013).

Karyawan merupakan asset paling berharga yang dimiliki oleh prusahan,

karna karyawan yang akan menentukan kualitas dari pabrik, apabila karyawan

merasa aman dalam menjalankan pek erjaanya maka karyawan dapat bekerja

dengan maksimal. Lingkungan yang tidak nyaman dan Program Keselamatan &

Kesehatan (K3) yang tidak berjalan dengan baik akan beresiko kecelakaan, hal

ini dapat berdampak pada tingkat kinerja karyawan, keselamatan dan kesehatan

kerja serta lingkungan kerja. Maka itu dilakukan suatu penelitian untuk
3

mengamati penerapan Keselamatan & Kesehatan Kerja dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan.

B. Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk pengamatan keselamatan & kesehatan kerja (k3) oleh karyawan

dalam proses produksi crude plam oil (CPO) pada PT. SASANA YUDHA

BHAKTI.

2. untuk pengamatan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dalam

proses produksi crude plam oil (CPO) pada PT. SASANA YUDHA BHAKTI.

C. Hasil yang diharapkan

Untuk karyawan bisa dapat menerapkan Keselamatan dan Kesehatan kerja

(K3) serta Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan.


4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang aman dengan

dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan

tangga bebas dari air, minyak, nyamuk dan memelihara fasilitas air yang baik

(Agus, 1989). Menurut Malthis dan Jackson (2002), keselamatan kerja

menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah

terjadinya kecelakaan atau cedera terkait dengan pekerjaan. Pendapat lain

menyebutkan bahwa keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan

mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui

persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika,

2009)

Tujuan keselamatan kerja adalah:

1. Para pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja dapat digunakan sebaik-

baiknya.

3. Agar semua hasil produksi terpelihara keamanannya.

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan gizi pegawai.

5. Agar dapat meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.

6. Terhindar dari g angguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

7. Agar pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Menurut Husni (2005), menyatakan bahwa keselamatan kerja bertalian

dengan kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau

dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara


5

umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan

tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu

aktivitas. Menurut Rika (2009), kecelakaan kerja merupakan kecelakaan

seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan

perusahaan, yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya, tidak

diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat, dan

bisa menghentikan kegiatan pabrik secara total.

Penyebab kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi dua:

1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak

melakukan tindakan penyelamatan. Contohnya, pakaian kerja, penggunaan

peralatan pelindung diri, falsafah perusahaan, dan lain-lain.

2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak

aman. Contohnya, penerangan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan,

getaran, penggunaan indikator warna, tanda peringatan, , jadwal kerja, dan

lain-lain (Rika, 2009).

Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan

agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik

fisik, mental maupun sosial (Husni, 2005). Selain itu, kesehatan kerja

menunjuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum

dengan tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Malthis

dan Jackson, 2002). Sedangkan menurut Mangkunegara (2001),

pengertian kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik,

mental, emosi atau rasa sakit yang disebakan lingkungan kerja. Kesehatan

dalam ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya diartikan

sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Berdasarkan Undang-Undang


6

Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I Pasal 2, keadaan sehat

diartikan sebagai kesempurnaan yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan

kemasyarakatan, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat

dan kelemahan-kelemahan lainnya.

Menurut Veithzal (2004), pemantauan kesehatan kerja dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1. Mengurangi timbulnya penyakit.

Pada umumnya perusahaan sulit mengembangkan strategi untuk

mengurangi timbulnya penyakit-penyakit, karena hubungan sebab-akibat

antara lingkungan fisik dengan penyakit-penyakit yang berhubungan

dengan pekerjaan sering kabur. Padahal, penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih merugikan, baik bagi

perusahaan maupun pekerja.

2. Penyimpanan catatan tentang lingkungan kerja.

Mewajibkan perusahaan untuk setidak -tidaknya melakukan

pemeriksaan terhadap kadar bahan kimia yang terdapat dalam lingkungan

pekerjaan dan menyimpan catatan mengenai informasi yang terinci

tersebut. Catatan ini juga harus mencantumkan informasi tentang

penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dan jarak yang aman dan

pengaruh berbahaya bahan-bahan tersebut.

3. Memantau kontak langsung.

Pendekatan yang pertama dalam mengendalikan penyakit-penyakit

yang berhubungan dengan pekerjaan adalah dengan membebaskan tempat

kerja dari bahan-bahan kimia atau racun. Satu pendekatan alternatifnya


7

adalah dengan memantau dan membatasi kontak langsung terhadap zat-

zat berbahaya.

4. Penyaringan genetik.

Penyaringan genetik adalah pendekatan untuk mengendalikan

penyakit-penyakit yang paling ekstrem, sehingga sangat kontroversial.

Dengan menggunakan uji genetik untuk menyaring individu-individu yang

rentan terhadap penyakit-penyakit tertentu, perusahaan dapat mengurangi

kemungkinan untuk menghadapi klaim kompensasi dan masalah-masalah

yang terkait dengan hal itu.

Penyakit kerja adalah kondisi abnormal atau penyakit yang disebabkan

oleh kerentanan terhadap faktor lingkungan yang terkait dengan pekerjaan.

Hal ini meliputi penyakit akut dan kronis yang disebakan oleh pernafasan,

penyerapan, pencernaan, atau kontak langsung dengan bahan kimia beracun

atau pengantar yang berbahaya (Dessler, 2007).

Masalah kesehatan karyawan sangat beragam dan kadang tidak

tampak. Penyakit ini dapat berkisar mulai dari penyakit ringan seperti flu,

hingga penyakit yang serius yang berkaitan dengan pekerjaannya (Malthis

dan Jackson, 2002), Menjelaskan bahwa dalam jangka panjang, bahaya-

bahaya di lingkungan tempat kerja dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid, hati,

paru-paru, otak dan ginjal; penyakit paru-paru putih, cokelat, dan hitam;

leukimia; bronkitis; anemia plastik dan kerusakan sistem saraf pusat; dan

kelainan kelainan reproduksi (misal kemandulan, kerusakan genetik,

keguguran dan cacat pada waktu lahir).

Menurut Silalahi (1995), perusahaan mengenal dua kategori penyakit

yang diderita tenaga kerja, yaitu:


8

1. Penyakit umum

Merupakan penyakit yang mungkin dapat diderita oleh semua

orang, dan hal ini adalah tanggung jawab semua anggota masyarakat,

karena itu harus melakukan pemeriksaan sebelum masuk kerja.

2. Penyakit akibat kerja

Dapat timbul setelah karyawan yang tadinya terbukti sehat

memulai pekerjaannya. Faktor penyebab bisa terjadi dari golongan fisik,

golongan kimia, golongan biologis, golongan fisiologis dan golongan

psikologis.

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem

yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua

personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan

penyakit di tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan

aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan

sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Dewi, 2006). Menurut Argama

(2006), program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adal ah suatu sistem

program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya

pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat

hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal

yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat

hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.

Menurut Dessler (2007), mengatakan bahwa program keselamatan dan

kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yai tu:

1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan

dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan.


9

Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan

dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan

yang mengatur ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman

terhadap pihak-pihak yang melanggar ditetapkan cukup berat.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat

dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata

bertanggung jawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.

3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan

dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi

kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti

rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan

kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh

manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih

rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi

dan ras kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra

perusahaan.
10

7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

Menurut Modjo (2007), manfaat penerapan program keselamatan dan

kesehatan kerja di perusahaan antara lain:

1. Pengurangan Absentisme, Perusahaan yang melaksanakan program

keselamatan dan kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan

angka risiko kecelakaan dan penyakit kerja dalam tempat kerja,

sehingga karyawan yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit

akibat kerja pun juga semakin berkurang.

2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan. Karyawan yang bekerja pada

perusahaan yang benar-benar memperhatikan keselamatan dan

kesehatan kerja karyawannya kemungkinan untuk mengalami cedera

atau sakit akibat kerja adalah kecil, sehingga makin kecil pula

kemungkinan klaim pengobatan/ kesehatan dari mereka.

3. Pengurangan Turnover Pekerja, Perusahaan yang menerapkan program

K3 mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen

menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga

menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin

keluar dari pekerjaannya.

Menurut Malthis dan Jackson (2002) menyebutkan, manfaat program

keselamatan dan kesehatan kerja yang terkelola dengan baik adalah:

1. Penurunan biaya premi asuransi,

2. Menghemat biaya litigasi,

3. Lebih sedikitnya uang yang dibayarkan kepada pekerja untuk waktu

kerja mereka yang hilang,

4. Biaya yang lebih rendah untuk melatih pekerja baru,


11

5. Menurunnya lembur,

6. Meningkatnya produktivitas.

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun

Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang

dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari 1951, yang merupakan bukti

tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan

(Ranupandojo dan Husnan, 2002). Lalu, menurut penjelasan Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyat akan bahwa

sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut

bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan

kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya

dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab

dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal

ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.

Berdasarkan Undang -Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat

keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3

adalah :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.


12

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar

radiasi, suara dan getaran.

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik Fisik

maupun non fisik, keracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman

atau barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan

dan penyimpanan barang.

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86

ayat 1 UndangUndang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa

setiap pekerja/ buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja

2. Moral dan kesusilaan


13

3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta

nilai-nilai agama (Husni, 2005).

Banyak elemen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan

kesehatan kerja agar pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) dalam perusahaan dapat berjalan efektif.

1. Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja harus

diprioritaskan atau diutamakan dan diperhitungkan agar tenaga kerja merasa

ada jaminan atas pekerjaan yang mereka lakukan, baik yang beresiko

maupun tidak. Menurut Adia (2010), jaminan keselamatan dan kesehatan

dapat membuat para tenaga kerja merasa nyaman dan aman dalam

melakukan suatu pekerjaan, sehingga dapat memper kecil atau bahkan

mewujudkan kondisi nihil kecelakaan dan penyakit kerja.

2. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah pelatihan

yang disusun untuk memberi bekal kepada personil yang ditunjuk

perusahaan untuk dapat menerapkan K3 di tempat kerja. Pelatihan K3

bertujuan agar karyawan dapat memahami dan berperilaku pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja, mengidentifkasi potensi bahaya di

tempat kerja, melakukan pencegahan kecelakaan kerja, mengelola bahan-

bahan beracun berbahaya dan penanggulangannya, menggunakan alat

pelindung diri, melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran se rta

menyusun program pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja

perusahaan (Hargiyarto, 2010).


14

3. Alat Pelindung Diri

Yang menjadi dasar hukum dari alat pelindung diri ini adalah Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1970 Bab IX Pasal 13 tentang Kewajiban Bila

Memasuki Tempat kerja yang berbunyi:

semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan

Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri

dan orang di sekelilingnya. Pada umumnya alat-alat tersebut terdiri dari:

a) Safety Helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda

yang bisa mengenai kepala secara langsung.

b) Tali Keselamatan (Safety Belt), berfungsi sebagai alat pengaman ketika

menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa

(mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)

c) Sepatu Karet (Sepatu Boot), berfungsi sebagai alat pengaman

saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.

d) Sepatu Pelindung (Safety Shoes ), berfungsi untuk mencegah

kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau

berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.

e) Sarung Tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada

saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera

tangan.

f) Tali Pengaman (Safety Harness), berfungsi sebagai pengaman

saat bekerja di ketinggian.


15

g) Penutup Telinga (Ear Plug/ Ear Muff), berfungsi sebagai pelindung

telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

h) Kacamata Pengaman (Safety Glasses), berfungsi sebagai pelindung

mata ketika bekerja (misal mengelas).

i) Masker (Respirator), berfungsi sebagai penyaring udara yang

dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara yang buruk

(misal berdebu, beracun, berasap, dan sebagainya).

j) Pelindung Wajah (Face Shield), berfungsi sebagai pelindung wajah dari

percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).

k) Jas Hujan (Rain Coat), berfungsi melindungi diri dari percikan air saat

bekerja (misal bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat).

Beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan pembahasan kasus di

atas adalah:

1. Kecelakaan sampai dengan meninggal yang terjadi pada enam orang

pegawai yang sedang membersihkan storage tank CPO termasuk

kecelakaan kerja sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

2. Pada saat melakukan tugas pembersihan, pekerja tidak menggunakan alat

pelindung diri dan tidak ada pengawasan dari supervisornya.

3. Perusahaan tidak melaksanakan langkah-langkah yang dilakukan

seharusnya dilakukan dalam pengendalian bahaya yang dapat terjadi di

stroge tank CPO tersebut.

4. Telah terjadi paparan bahan kimia yang melebihi ambang batas sehingga

tidak dapat ditolerir oleh tubuh manusia sehingga dapat menyebabkan

kematian.
16

5. Perlunya tindakan pengendalian kecelakaan di tempat kerja untuk

mengurangi insiden kecelakaan dan kematian akibat kerja.

6. Supaya tidak terjadi kematian akibat kerja maka perlu peran serta dari para

supervisor dan manajer dalam melakukan administrative control seperti

menetapkan jadwal pembersihan kapal secara teratur, serta merotasi

petugas untuk melakukan kegiatan.

7. Sebagian besar penyebab kecelakaan dan kematian akibat kerja adalah

manusia itu sendiri.

8. Jaminan Sosial Tenaga Kerja wajib dilaksanakan oleh Perusahaan untuk

menjamin pekerja yang mengalami penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

9. Perusahaan harus menerapkan Keselamatan & Kesehatan (K3), oleh karena

itu dibutuhkan komitmen manajemen yang tinggi serta keterlibatan dari

pekerja untuk melaksanakannya.

B. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja itu sendiri menurut Nitisemito (1991), adalah segala

sesuatu yang ada disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Indikator-indikator lingkungan kerja

adalah sebagai berikut: pewarnaan, kebersihan, penerangan, pertukaran udara,

musik, keamanan dan kebisingan. Unsur-unsur lingkungan kerja menurut

Kartono (1995), adalah tutur kata diantara tenaga kerja, sikap tolong menolong,

sikap saling menegur dan mengoreksi kesalahan dan sikap kekeluargaan

diantara tenaga kerja. Sedangkan keadaan yang mendukung lingkungan kerja

menurut Nitisemito (1991), adalah suasana kerja yang menyenangkan, tingkat

otoriter atasan karyawan dalam bekerja, tingkat sumber saran dalam kelompok,

kesempatan untuk mengembangkan bakatnya, ketentraman, dan ruangan atau


17

tempat dimana ia bekerja. Lingkungan kerja akan menentukan kenyamanan

seseorang dalam bekerja. Semakin baiknya lingkungan kerja akan

mengakibatkan pencapaian kinerja organisasi secara maksimal.

Tidak mampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan

menimbulkan frustrasi, konflik, gelisah, dan rasa bersalah yang merupakan

tipe-tipe dasar stress (Luthan, 2006). Akibat-akibat stres terhadap seseorang

dapat bermacam-macam dan hal ini tergantung pada kekuatan konsep dirinya

yang akhirnya menentukan besar kecilnya toleransi orang tersebut terhadap

stres. Stres yang dialami oleh karyawan akibat lingkungan yang dihadapinya

akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerjanya, sehingga manajemen

perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan organisasional bagi karyawan.

Dengan menurunnya stres yang dialami karyawan tentu akan meningkatkan

kesehatan dalam tubuh organisasi. Stres merupakan sebuah kondisi di mana

seseorang dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, hambatan, atau

permintaan akan apa yang dia inginkan dan hasilnya dipersepsikan tidak pasti

dan penting.

Produktivitas kerja karyawan baik, maka sebuah organisasi harus dapat

memberikan fasilitas sebagai penunjang dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sarana dan prasarana itu antara lain adalah lingkungan kerja yang baik, baik itu

lingkungan internal organisasi maupun lingkungan eksternal organisasi.

Lingkungan kerja yang baik (sarana dan prasarana yang baik) atau buruk (tidak

tersedianya sarana dan prasarana penunjang) dalam suatu organisasi secara

langsung ataupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kinerja karyawan,

misalnya lingkungan kerja yang jauh dari tempat tinggal karyawan dapat

menyebabkan produktivitas kerja karyawan menjadi berkurang karena lelah


18

dalam menempuh perjalanan, lingkungan kerja yang kotor, lingkungan kerja yang

tidak aman, lingkungan kerja yang tidak nyaman, suara bising, Hal ini semua

dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan (Sastrohadiwiryo, 2003).

asi dan kedaaan kerja yang

menimbulkan tenaga kerja memiliki semangat dan moral/gairah kerja yang tinggi,

dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan.


19

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Sasana

Yudha Bhakti di desa Gunung Sari, kecamatan Tabang, kabupaten Kutai

Kartanegara. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 mulai pembuatan proposal,

pengambilan data, pengolahan data, dan penyusunan tulisan.

B. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian diantaranya pulpen sebagai

alat tulis, laptop sebagai pengolah data yang akan diperoleh, kertas sebagai alat

untuk mencatat data.

C. Metode Penelitian

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari data primer dan

data sekunder (kualitatif). Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

responden (objek penelitian). data primer dapat diperoleh melalui, kuesioner

(kuantitatif). Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui data yang telah

diteliti dan dikumpulkan oleh yang berkaitan dengan permasalahan penelitian,

data sekunder diperoleh melalui studi pustaka.

2. Analisis data

Analisis data yang digunakan adalah rating scale berdasarkan scala likert

yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam

pengertian kualitatif (Riduwan, 2013).

Total skor = jumlah responden x jumlah item x skor tertinggi

Interpretasi = x 100%
20

3. Pengambilan data

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuisioner. Kuisioner

diberikan kepada 30 responden.

Adapun persentase range secara kontinum dibuat kategori sebagai berikut

(Riduwan, 2013).

0% 20% = Sangat tidak setuju

21% 40% = Tidak setuju

41% 60% = Kurang setuju

61% 80% = Setuju

81% 100% = Sangat setuju

4. Teknik Pengambilan Responden

Penelitian ini diambil berdasarkan yaitu responden ditingkat menajer,

asisten produksi, mandor, karyawan produksi Crude Plam oil (CPO) pengolahan

kelapa sawit.
21

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Sasana Yudha Bhakti,

diperoleh data rekapitulasi dari 30 responden untuk Pengamatan Keselamatan

dan Kesehatan kerja serta lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

A. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Hasil Rekapitulasi Dari Tingkat Manager Responden Untuk Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja dapat dilihat pada tabel 1. adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi dari Tingkat Manager responden diperoleh data


Keselamatan dan Kesehatan kerja.
Jawab
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju Setuju
(S) Setuju
(SS) (KS) (TS)
(STS)
1 1 - - - - 1
2 1 - - - - 1
3 1 - - - - 1
4 - 1 - - - 1
5 1 - - - - 1
6 1 - - - - 1
7 - 1 - - - 1
8 1 - - - - 1
9 - 1 - - - 1
10 1 - - - - 1
11 1 - - - - 1
12 1 - - - - 1
13 1 - - - - 1
Jumlah 10 3 - - - 13
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.

Hasil rekapitulasi Tingkat Manager pada tabel 1, dapat diperoleh bahwa

pernyataan dari responden Tingkat Manager yang dari keselamatan dan

kesehatan kerja menunjukan responden tingkat manager yang paling banyak

memilih sangat setuju dan setuju. Responden yang memilih sangat setuju

berjumlah 10 dengan persentase 76,9%, untuk responden yang memilih setuju


22

berjumlah 3 dengan persentase 23,0%, untuk responden yang memilih kurang

setuju berjumlah 0 dengan persentase 0%, responden yang memilih tidak setuju

berjumlah 0 dengan persentase 0%, dan responden yang memilih sangat tidak

setuju berjumlah 0 dengan persentase 0%.

Dari 1. Responden Tingkat Manager yang diberikan kuesioner. Jumlah


persentase tersebut dapat dilihat pada diagram 1.

90 %

80 % 76,9%

70 %

60 %

50 %

40 %

30 %
23,0%
20 %

10 %
0% 0% 0%
0%
SS S KS TS STS
RESPONDEN

Diagram 1. Persentase jawaban dari faktor keselamatan dan kesehatan kerja


tingkat manager.

Hasil rekapitulasi yang diperoleh akan digunakan Rating Scale untuk

Pengamatan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan,

dengan perhitungan, didapat sebesar 95,3% (perhitungan dapat dilihat pada

lampiran 10) yang menunjukan penerapan sangat setuju, hubungan antara

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

Diagram 1 menunjukan bahwa mengamati penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja responden memilih sangat setuju dengan persentase 76,9%,

dan yang memilih setuju dengan persentase 23,0% hasil ini menunjukan bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja


23

yang tidak diinginkan yang akan berpengaruh pada kinerja karyawan. Pada hasil

perhitungan Rating Scale mendapatkan hasil 95,3% (perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 10) yang berarti termasuk dalam katagori range sangat setuju

untuk keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

Hasil Rekapitulasi Dari Tingkat Asisten Responden Untuk Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja dapat dilihat pada tabel 2. adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Rekapitulasi dari Tingkat Asisten 1 dan 2 responden diperoleh data


Keselamatan dan Kesehatan kerja.
Jawab
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju Setuju
(S) Setuju
(SS) (KS) (TS)
(STS)
1 1 1 - - - 2
2 1 1 - - - 2
3 1 1 - - -
4 1 1 - - - 2
5 1 1 - - - 2
6 1 1 - - - 2
7 1 1 - - - 2
8 1 1 - - - 2
9 1 1 - - - 2
10 1 1 - - - 2
11 1 1 - - - 2
12 1 1 - - - 2
13 1 1 - - - 2
Jumlah 13 13 - - - 26
Sumber : Data primer setelah diolah 2016

Hasil rekapitulasi tingkat asisten 1 dan 2 pada tabel 2, dapat diperoleh

bahwa pernyataan dari responden tingkat asisten 1 dan 2 yang dari keselamatan

dan kesehatan kerja menunjukan responden tingkat manager yang paling

banyak memilih sangat setuju dan setuju. tingkat asisten Responden yang

memilih sangat setuju berjumlah 13 dengan persentase 50%, untuk Asisten

responden yang memilih setuju berjumlah 13 dengan persentase 50%, untuk

responden yang memilih kurang setuju berjumlah 0 dengan persentase 0%,


24

responden yang memilih tidak setuju berjumlah 0 dengan persentase 0%, dan

responden yang memilih sangat tidak setuju berjumlah 0 dengan persentase 0%.

Dari 2. responden Tingkat Asisten 1 dan 2 yang diberikan kuesioner. Jumlah

persentase tersebut dapat dilihat pada diagram 2.

60%
50% 50%
50%

40%

30%

20%

10%
0% 0% 0%
0%
SS S KS TS STS
RESPONDEN
.
Diagram 2. Persentase jawaban dari faktor Keselamatan dan Kesehatan
kerja tingkat asisten

Hasil rekapitulasi yang diperoleh akan digunakan Rating Scale untuk

pengamatan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan,

dengan perhitungan, intrepretasi didapat sebesar 90% (perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 11) yang menunjukan penerapan sangat kuat, hubungan antara

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

Diagram 2 menunjukan bahwa Pengamatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja responden memilih sangat setuju dengan persentase 50%, dan yang

memilih setuju dengan persentase 50% hasil ini menunjukan bahwa keselamatan

dan kesehatan kerja akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak

diinginkan yang akan berpengaruh pada kinerja karyawan. Pada hasil

perhitungan Rating Scale mendapatkan hasil 90% (perhitungan dapat dilihat


25

pada lampiran 4) yang berarti termasuk dalam katagori range sangat kuat untuk

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

Hasil Rekapitulasi Dari Tingkat Mandor Responden Untuk Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja dapat dilihat pada tabel 3. adalah sebagai berikut

Tabel 3. Rekapitulasi dari Tingkat Mandor responden diperoleh data


Keselamatan dan Kesehatan kerja.
Jawab
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju Setuju
(S) Setuju
(SS) (KS) (TS)
(STS)
1 1 1 - - - 2
2 1 1 - - - 2
3 1 1 - - -
4 2 - - - - 2
5 1 1 - - - 2
6 1 1 - - - 2
7 1 - 1 - - 2
8 2 - - - - 2
9 2 - - - - 2
10 - 2 - - - 2
11 1 - 1 - - 2
12 2 - - - 2
13 2 - - - - 2
Jumlah 17 7 2 - - 26
Sumber : Data primer setelah diolah 2016

Hasil rekapitulasi Tingkat Mandor 1 dan 2 pada tabel 2, dapat diperoleh

bahwa pernyataan dari responden Tingkat Mando r 1 dan 2 yang dari

keselamatan dan kesehatan kerja menunjukan responden tingkat manager

yang paling banyak memilih sangat setuju dan setuju. Tingkat Mandor

Responden yang memilih sangat setuju berjumlah 17 dengan persentase

65,3%, untuk Tingkat Mandor responden yang memilih setuju berjumlah 7

dengan persentase 26,9%, untuk responden yang memilih kurang setuju

berjumlah 2 dengan persentase 7,6%, responden yang memilih tidak setuju


26

berjumlah 0 dengan persentase 0%, dan responden yang memilih sangat tidak

setuju berjumlah 0 dengan persentase 0%.

Dari 2 responden Tingkat Mandor 1 dan 2 yang diberikan kuesioner. Jumlah

persentase tersebut dapat dilihat pada diagram 3.

70% 65,4%

60%

50%

40%

30% 26,9%

20%

10% 7,6%

0,0% 0,0%
0%
SS S KS TS STS
RESPONDEN

Diagram 3. Persentase jawaban dari faktor keselamatan dan k esehatan kerja


tingkat mandor.

Hasil rekapitulasi yang diperoleh akan digunakan Rating Scale untuk

mengamati penerapan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja

karyawan, dengan perhitungan, intrepretasi didapat sebesar 92,3% (perhitungan

dapat dilihat pada lampiran 12) yang menunjukan penerapan sangat kuat,

hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan,


27

Tabel 4. Rekapitulasi Dari Tingkat Karyawan Proses Produksi CPO Responden


Diperoleh Data Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Jawab
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju Setuju
(S) Setuju
(SS) (KS) (TS)
(STS)
1 18 7 - - - 25
2 10 13 2 - - 25
3 14 10 - 1 - 25
4 16 7 2 - - 25
5 16 7 2 - - 25
6 19 6 - - - 25
7 12 12 1 - - 25
8 20 5 - - - 25
9 18 7 - - - 25
10 19 6 - - - 25
11 21 4 - - - 25
12 17 8 - 25
13 22 3 - 25
Jumlah 222 95 7 1 - 325
Sumber : Data primer setelah diolah 2016

Hasil rekapitulasi tingkat karyawan proses produksi pada tabel 4, dapat

diperoleh bahwa pernyataan dari responden tingkat karyawan proses produksi

dari keselamatan dan kesehatan kerja menunjukan responden Tingkat

Karyawan yang paling banyak memilih sangat setuju dan setuju. Tingkat Tingkat

Responden yang memilih sang at setuju berjumlah 222 dengan persentase

68,3%, untuk tingkat karyawan proses produksi CPO responden yang memilih

setuju berjumlah 95 dengan persentase 29,3%, untuk responden yang memilih

kurang setuju berjumlah 7 dengan persentase 2,1%, responden yang memilih

tidak setuju berjumlah 1 dengan persentase 0,30%, dan responden yang

memilih sangat tidak setuju berjumlah 0 dengan persentase 0%.


28

Dari 25 responden Tingkat Karyawan Proses Produksi CPO yang diberikan

kuesioner. Jumlah persentase tersebut dapat dilihat pada diagram 4.

80%

68,3%
70%

60%

50%

40%
29,3%
30%

20%

10%
2,1%
0,3% 0%
0%
SS S KS TS STS
RESPONDEN

Diagram 4. Persentase jawaban dari faktor keselamatan dan kesehatan kerja


tingkat proses produksi CPO.

Diagram 4 menunjukan bahwa pengamatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja responden memilih sangat setuju dengan persentase 68,3%, dan yang

memilih setuju dengan persentase 29,2% hasil ini menunjukan bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja

yang tidak diinginkan yang akan berpengaruh pada kinerja karyawan. Pada hasil

perhitungan Rating Scale mendapatkan hasil 93,2% (perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 13) yang berarti termasuk dalam katagori range sangat kuat untuk

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Manfaat

keselamatan dan Kesehatan kerja bagi karyawan akan bekerja nyaman dan

sehat karta faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terpenuhi dan

diasuransikan sehinga karyawan memberikan kinerja yang terbaik dan

perusahaan akan mendapatkan manfaatnya. Sehingga produktivitas terpenuhi


29

serta target dan kualitas perusahaan sendiri bisa meni ngkatkan kesejahteraan

karyawan.

Pemahaman tentang K3 perlu dilakukan bagi setiap karyawan untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat pelaksanaan kerja, gangguan

kesehatan kerja mempunyai dampak ya ng terasa secara langsung dan yang

tidak langsung, dampak secara langsung adalah gangguan kesehatan kerja yang

dirasakan seketika itu juga oleh pekerja, sedang yang dimaksud dengan dampak

secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh

pekerja setelah jangka waktu tertentu. Ketika gangguan kesehatan mulai terasa

maka akan berpengaruh terhadap banyak aspek, salah satunya adalah turunnya

produktivitas dari pekerja (Suaeb, 2009).

B. Faktor Lingkungan Kerja

Hasil rekapitulasi dari Tingkat Manager responden untuk lingkungan kerja

dapat dilihat pada tabel 5 adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Rekapitulasi dari Tingkat manager responden diperoleh data lingkungan


kerja.
Jawab
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju Setuju
(S) Setuju
(SS) (KS) (TS)
(STS)
1 1 - - - - -
2 1 - - - - -
3 1 - - - -
4 1 - - - - -
5 1 - - - - -
6 1 - - - - -
7 1 - - - - -
8 1 - - - - -
9 1 - - - - -
10 1 - - - - -
Jumlah 10 - - - - 10
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.
30

Tabel 5. faktor lingkungan kerja yang ada di PT. Sasana Yudha Bhakti,

diperoleh persentase dari tabel rekapitulasi untuk yang memilih sangat setuju

berjumlah 10 dengan persentase 100 %, yang memilih setuju berjumlah 0 deng

persentase 0%, dan yang memilih kurang setuju dengan jumlah dengan

persentase 0%.

Dari 1 kuiesioner Tingkat manager yang diberikan kepada responden,

persentase jumlah faktor lingkungan kerja dapat dilihat pada diagram 5.

120%
100%
100%

80%

60%

40%

20%
0% 0% 0% 0%
0%
SS S KS TS SKS
RESPONDEN

Diagram 5. Persentase jawaban dari faktor lingkungan kerja Tingkat Manager.

Hasil rekapitulasi yang diperoleh akan digunakan Rating Scale untuk

mengetahui penerapan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan,

dengan perhitungan, intrepretasi didapat sebesar 100% (perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 14) yang menunjukan faktor lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan sangat setuju.

Diagram 5 menunjukan bahwa faktor lingkungan kerja responden memilih

sangat setuju dengan persentase 100%, yang memilih setuju dengan persentase

0%, dan responden yang memilih kurang setuju dengan persentase 0%. hasil ini
31

menunjukan bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh

karyawan agar dapat menunjang kinerja karyawan. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan Rating Scale diperoleh hasil 100%

(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14) yang berarti termasuk dalam

katagori range sangat setuju untuk hubungan antara faktor lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan.

Tabel 6. Rekapitulasi dari Tingkat Asisten responden diperoleh data lingkungan


kerja
Jawab
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju Setuju
(S) Setuju
(SS) (KS) (TS)
(STS)
1 2 - - - - -
2 2 - - - - -
3 2 - - - -
4 2 - - - - -
5 2 - - - - -
6 2 - - - - -
7 2 - - - - -
8 2 - - - - -
9 2 - - - - -
10 2 - - - - -
Jumlah 20 - - - - 20
Sumber : Data primer setelah diolah. 2016.

Tabel 6. faktor lingkungan kerja yang ada di PT. Sasana Yudha Bhakti, diperoleh

persentase dari tabel rekapitulasi untuk yang memilih sangat setuju berjumlah 20

dengan persentase 100 %, yang memilih setuju berjumlah 0 dengan persentase

0%, dan yang memilih kurang setuju dengan jumlah dengan persentase 0%.
32

Dari 1 kuiesioner Tingkat Asisten yang diberikan kepada responden,

persentasejumlah faktor lingkungan kerja dapat dilihat pada diagram 6.

120%

100% 100%
100%

80%

60%

40%

20%

0% 0% 0%
0%
SS S KS TS STS
RESPONDEN

Diagram 5. Persentase jawaban dari faktor lingkungan kerja Tingkat Asisten.

Hasil rekapitulasi yang diperoleh akan digunakan Rating Scale untuk

mengetahui penerapan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan,

dengan perhitungan, intrepretasi didapat sebesar 100% (perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 15) yang menunjukan faktor lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan sangat setuju.

Diagram 6 menunjukan bahwa faktor lingkungan kerja responden memilih

sangat setuju dengan persentase 100%, yang memilih setuju dengan persentase

0%, dan responden yang memilih k urang setuju dengan persentase 0%.

Hasil ini menunjukan bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat

dibutuhkan oleh karyawan agar dapat menunjang kinerja karyawan. Berdasarkan

hasil perhitungan dengan menggunakan Rating Scale diperoleh hasil 100%

(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 15) yang berarti termasuk dalam
33

katagori range sangat setuju untuk hubungan antara faktor lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan.

Tabel 7. Rekapitulasi dari Tingkat Mandor responden diperoleh data lingkungan


kerja.
Jawab
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pernyataan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju Setuju
(S) Setuju
(SS) (KS) (TS)
(STS)
1 2 - - - - -
2 1 1 - - - -
3 2 - - - -
4 2 - - - - -
5 1 1 - - - -
6 2 - - - - -
7 2 - - - - -
8 2 - - - - -
9 1 1 - - - -
10 2 - - - - -
Jumlah 17 3 - - - 20
Sumber : Data primer setelah diolah. 2016.

Pada tabel 7. faktor lingkungan kerja yang ada di PT. Sasana Yudha

Bhak ti, diperoleh persentase dari tabel rekapitulasi untuk yang memilih sangat

setuju berjumlah 17 dengan persentase 85 %, yang memilih setuju berjumlah 3

dengan persentase 15%, dan yang memilih kurang setuju dengan jumlah

dengan persentase 0%.


34

Dari 1 kuiesioner Tingkat Mandor yang diberikan kepada responden, persentase


jumlah faktor lingkungan kerja dapat dilihat pada diagram 7.

90% 85%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20% 15%

10%
0% 0% 0%
0%
SS S KS TS STS

RESPONDEN

Diagram 7. Persentase jawaban dari faktor lingkungan kerja Mandor

Hasil rekapitulasi yang diperoleh akan digunakan Rating Scale untuk

mengetahui penerapan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan,

dengan perhitungan, intrepretasi didapat sebesar 98% (perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 16) yang menunjukan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan sangat setuju.

Diagram 7 menunjukan bahwa faktor lingkungan kerja responden memilih

sangat setuju dengan persentase 85%, yang memilih setuju dengan persentase

15%, dan responden yang memilih kurang setuju dengan persentase 0%. hasil

ini menunjukan bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh

karyawan agar dapat menunjang kinerja karyawan. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan Rating Scale diperoleh hasil 98%

(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 16) yang berarti termasuk dalam
35

katagori range sangat kuat untuk hubungan antara faktor lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan.

Tabel 8. Rekapitulasi dari Tingkat Karyawan Poses Produksi CPO responden


diperoleh data lingkungan kerja
Jawab
Sangat
Kurang Tidak
Pernyataan Sangat Setuju Tidak Total
Setuju Setuju
Setuju (SS) (S) Setuju
(KS) (TS)
(STS)
1 17 8 - - - 25
2 14 10 1 - - 25
3 15 10 - - - 25
4 19 5 1 - - 25
5 18 7 - - - 25
6 17 6 2 - - 25
7 16 9 - - - 25
8 18 7 - - - 25
9 20 5 - - - 25
10 21 4 - - - 25
Jumlah 175 71 4 - - 250
Sumber : Data primer setelah diolah. 2016.

Pada tabel 8. faktor lingkungan kerja yang ada di PT. Sasana Yudha

Bhakti, diperoleh persentase dari tabel rekapitulasi untuk yang memilih sangat

setuju berjumlah 175 dengan persentase 70 %, yang memilih setuju berjumlah

71 dengan persentase 28,4 %, dan yang memilih kurang setuju dengan jumlah 4

dengan persentase 1,6 %.


36

Dari 1 kuiesioner Tingkat Karyawan Proses Produksi CPO yang diberikan


kepada responden, persentase jumlah faktor lingkungan kerja dapat dilihat pada
diagram 8.

80%
70%
70%

60%

50%

40%
28,40%
30%

20%

10%
1,60% 0% 0%
0%
SS S KS TS STS
RESPONDEN

Diagram 8. Persentase jawaban dari faktor lingkungan kerja tingkat karyawan


proses produksi CPO.

Hasil rekapitulasi yang diperoleh akan digunakan Rating Scale untuk

mengetahui penerapan faktor lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan,

dengan perhitungan, intrepretasi didapat sebesar 93,6% (perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 17) yang menunjukan faktor lingkungan kerja terhad ap

kinerja karyawan sangat setuju.

Diagram 8 menunjukan bahwa faktor lingkungan kerj a responden memilih

sangat setuju dengan persentase 70%, yang memilih setuju dengan persentase

28,4%, dan responden yang memilih kurang setuju dengan persentase 1,6%.

hasil ini menunjukan bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan

oleh karyawan agar dapat menunjang kinerja karyawan. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan Rating Scale diperoleh hasil 93,6%

(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17) yang berarti termasuk dalam
37

katagori range sangat Setuju untuk hubungan antara faktor lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan.

Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di

dalam karyawan melakukan aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan aspek

lingkungan kerja yang baik atau menciptakan kondisi kerja kondusif akan

yang mampu memberikan motivasi karyawan untuk bekerja dengan baik dan

benar berdasarkan prosedur perusahaan, hal ini memberikan pengaruh

terhadap semangat kerja /etos kerja karyawan. Pengertian lingkungan kerja

adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Manfaat

bagi karyawan akan lingkungan kerja dapat dikatakan baik apabila lingkungan

kerja tersebut sehat, nyaman, aman dan menyenangkan bagi karyawan

dalam menyelesaikan pekerjaannya, lingkungan kerja didesain sedemikian

rupa agar dapat tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja dengan

lingkungan. Lingkungan kerja yang menyenangkan dapat membuat para

karyawan merasa betah dalam menyelesaikan pekerjaannya serta mampu

mencapai suatu hasil yang optimal. Karyawan memberikan kinerja yang

terbaik bagi perusahaan sehingga lingkungan kerja yang nyaman bisa tidak akan

terjadinya resiko kecelakaan kerja dan juga bisa menentukan kualitas lingkungan

kerja dan kualitas perusahaan kesejahteraan karyawan (Rahmawati, dkk, 2014).


??

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Sasana Yudha

Bhakti dengan mensurvey Tingkat Manager 1, Tingkat Asisten 2, Tingkat Mandor

2 , Tingkat Karyawan 25 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor keselamatan dan kesehatan kerja dari Tingkat Manager diperoleh

nilai 95,3%. Faktor keselamatan dan kesehatan kerja dari Tingkat Asisten

diperoleh nilai 90%. Faktor keselamatan dan kesehatan kerja dari Tingkat

Mandor diperoleh nilai 92,3%. Faktor keselamatan dan kesehatan kerja dari

Tingkat Karyawan diperoleh nilai 93,2%. Standar SOP OHSAS 18001 :2007

2. Faktor lingk ungan kerja Tingkat manager diperoleh nilai 100Faktor

lingkungan kerja Tingkat Asisten diperoleh nilai 100%. Faktor lingkungan

kerja Tingkat mandor diperoleh nilai 98%.Faktor lingkungan kerja Tingkat

Karyawan diperoleh nilai 93,6%. Standar SOP OHSAS 18001 :2007.

B. Saran

Hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Sasana Yudha Bhakti pada

tingkat kebisingan alat pelindung diri (APD) yang digunakan masih terdapat

kekurangan , sehingga diharapkan untuk kedepannya perlengkapan APD pada

tingkat kebisingan perlu dilengkapi, salah satunya adalah penutup telinga (Ear

Plug). Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan sejak dini sehingga

tidak terjadi kecelakaaan dimasa yang akan datang dan terganggunya kesehatan

yang dapat merugikan pekerja. Dan mengikuti Penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja sesuai Standar SOP OHSAS 18001 :2007.


42

DAFTAR PUSTAKA

Adia, S. 2010. Gema Budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).


http://www.4antum.wordpress.com/2014/11/14/gema-budaya-k3.html.
Diakses 1 Agustus 2016.

Agus, T. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Gramedia


Pustaka, Jakarta.

Argama, R. 2006. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai Komponen


Jamsostek. Makalah Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.

Arianto, N.A.G. 2013. kedisiplinan lingkungan kerja dan budaya kerja terhadap
kinerja tenaga pengajar. Universitas islam nahdatul ulama Jepara.

Dessler, G. 2007. Manajemen Personalia. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dewi, R. 2006. Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan


pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Hargiyarto, P. 2010. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta


Pencegahan Kecelakaan Kerja. http://www.eprints.uny.ac.id/1237/.
Diakses 1 Agustus 2016.

Husni, L. 2005. Hukum Ketenaga kerjaan, Edisi Revisi. Penerbit PT. Raja
Grafindo, Jakarta.

Kartono, K. 1995. Manajemen Industri. Penerbit Rajawali, Bandung.

Luthan, F. 2006. Prilaku Organisasi. Yogjakarta :

Malthis, L. dan J.H. Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mangkunegara, P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Modjo, R. 2007. Modul Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


http://www.staff.ui.ac.id/internal/132096019/modul-promosi-kesehatan-
dan-keselamatankerja.pdf. Diakses 1 Agustus 2016.

Nitisemito, A.S. (1991). Manajemen Personalia. Penerbit Ghalia, Jakarta.

Rika, A.H. 2009. Manajemen Pabrik Pendekatan Sistem untuk Efisiensi dan
Efektifitas. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
43

Rahmawati, NP. Swasto, B. dan Prasetya, A. 2014. Lingkungan Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Malang Utara) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang. .

Ranupandojo, H dan Husnan, S. 2002. Manajemen Personalia. Yogyakarta:


BPFE-UGM.http://www.sucofindo.co.id/pelatihan-pelatihan-keselamatan-
dan-kesehatan-kerja-k3.html. Diakses 1 Agustus 2016.

Riduwan. 2013. Dasar-Dasar Stastistik. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sastrohadiwiryo. (2003). ManajemenTenaga Kerja Indonesia, Pendekatan


Administratif dan Operasional. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Silalahi. 1995. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi


dan Operasional. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Veithzal, R. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.


Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta.
??

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGRI SAMARINDA

RAHASIA

KUESIONER PENELITIAN

MENGAMATI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) DALAM PROSES PRODUKSI CPO PADA PT.SASANA YUDHA


BAKTI SATRIA OIL MILL & KERNEL CRUSHING PLANT ...

Petunjuk pengisian:

1. Mohon berikan jawaban dari masing-masing pilihan yang tersedia dengan


memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Sdr pilih disertai
dengan menulis secara singkat alasan mengapa Bapak/Sdr memilih jawaban
tersebut. Petunjuk Pengisian:

2. Pilihan hendaknya seobjektif mungkin, karena kuisioner ini dapat digunakan


secara optimal apabila seluruh pertanyaan terjawab, untuk itu harap diteliti
kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab.

IDENTITAS REPONDEN

1. No.

2. Tanggal/Bulan/Tahun : ........../........../............

5. Masa Kerja :

6. Jenis Kelamin : Laki-

7. Unit Kerja : ...................................................

Mengamati Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Proses


Produksi CPO pada PT.SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL & KERNEL
CRUSHING PLANT .

Pada bagian ini, Bapak/Ibu diminta membantu tanda silang (X) pada salah satu
alternatif jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling tepat pada a, b, c, d, dan e.
??

Keterangan
Symbol Keterangan Nilai/Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Isi pilihan dengan tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan.

I. FAKTOR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Karyawan perlu memahami tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


yang dilaksanakan oleh perusahaan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat meningkatkan kinerja


karyawan dalam mencapai target yang ditetapkan oleh PT.Sasana Yudha
Bakti Satria Oil Mill
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat mencegah terjadinya


kecelakaan kerja pada saat pelaksanaan kegiatan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

4. Kesesuaian antara kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh


karyawan dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja pada saat
melaksanakan pekerjaan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

5. Beban kerja yang diberikan kepada karyawan harus sesuai dengan


kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya agar dapat menghindari
terjadinya kecelakaan kerja...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
??

6. Kondisi kesehatan dan pemenuhan gizi karyawan perlu diperhatikan oleh


perusahaan
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

7. Prosedur pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PT.Sasana Yudha Bakti


Satria Oil Mill dapat memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

8. Ketersediaan alat pelindung / pengaman pada saat melaksanakan pekerjaan


dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

9. Tindakan pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat kerja perlu dilakukan


kepada karyawan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

10. Tindakan perawatan dan penyembuhan kepada karyawan perlu dilakukan


sebaik-baiknya agar karyawan merasa diperhatikan....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

11. Kelengkapan peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat


diperlukan pada waktu pelaksanaan pekerjaan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

12. Pemahaman tentang penggunaan alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja


perlu dilaksanakan bagi setiap karyawan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

13. Tingkat keamanan pada saat bekerja dengan menggunakan alat pelindung
diri sangat diperlukan oleh setiap karyawan....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
??

II. FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

1. Kondisi penerangan yang baik dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja


pada saat karyawan melaksanakan pekerjaan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

2. Tingkat kesesuaian ruang gerak yang disediakan oleh perusahaan sangat


diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

3. Tingkat kesesuaian tata letak peralatan kerja dan mesin dapat mendukung
proses kegiatan pekerjaan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

4. Persediaan perlengkapan kerja yang cukup dapat mendukung terlaksananya


pekerjaan dengan baik....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

5. Kondisi suhu udara yang baik didalam pabrik dapat mendukung


terlaksananya pekerjaan dengan baik....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

6. Tingkat pengaruh kebisingan dan getaran diusahakan agar tidak


mempengaruhi terhadap hasil kerja karyawan...
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

7. Tingkat pengaruh radiasi diharapkan tindakan mempengaruhi terhadap hasil


kerja karyawan....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

8. Tingkat kepedulian karyawan yang sangat tinggi terhadap lingkungannya


dapat menghindari kecelakaan kerja....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

9. Tingkat pelaksanaan hubungan antar karyawan terlaksana dengan baik


dapat menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan bagi setiap
karyawan....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

10. Kondisi mesin yang sangat baik dapat menghindari terjadinya kecelakan
kerja pada saat melakukan pekerjaan....
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
46

Lampiran 1. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tingkat manager

Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Manager 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 62
Total 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 62
Rata-rata 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 62
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.

Lampiran 2. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Asisten Produksi

Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Asisten 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
Proses
Produksi 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
Total 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 117
Rata-rata 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 59
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.

Lampiran 3. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mandor

Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 64
Mandor
2 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 3 5 5 56
Total 9 9 9 10 9 10 8 10 10 8 8 10 10 120
Rata-rata 4.5 5 5 5 4.5 5 4 5 5 4 4 5 5 60
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.
47

Lampiran 4. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan


Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 63
2 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 58
3 4 3 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 51
4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 62
5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 60
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 56
8 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63
9 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 57
10 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 63
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 62
Karyawan 12 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 59
Proses 13 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 62
Produksi 14 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 62
15 5 4 2 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 59
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
18 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 64
19 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 64
20 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 58
21 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 62
22 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63
23 4 3 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 51
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
25 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 57
Total 118 108 112 114 114 119 111 120 118 120 121 119 122 1516
Rata-rata 4.72 4.3 4.5 4.6 4.6 4.8 4.4 4.8 4.7 4.8 4.8 4.8 4.9 60.6
Sumber : Data primer setelah diolah 2016
48

Lampiran 5. Faktor Lingkungan kerja Tingkat Manager

Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Manager 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Rata-rata 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.

Lampiran 6 Faktor Lingkungan kerja Tingkat Asisten

Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Asisten
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Total 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Rata-rata 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.

Lampiran 7. Faktor Lingkungan kerja Mandor

Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Mandor
2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 48
Total 10 9 10 10 10 10 10 10 9 10 98
Rata-rata 5 4.5 5 5 5 5 5 5 4.5 5 49
Sumber : Data primer setelah diolah 2016
49

Lampiran 8. Faktor Lingkungan kerja Tingkat Karyawan

Pernyataan
Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 47
2 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 46
3 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 44
4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 47
5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 47
6 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 46
7 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 46
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
9 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 46
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Karyawan 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Proses
13 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 41
Produksi
CPO 14 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 47
15 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 43
16 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
19 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 47
20 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
22 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44
23 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 47
24 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 44
25 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48
Total 117 113 115 118 118 115 116 118 120 121 1171
Rata-rata 4.7 4.5 4.6 4.7 4.7 4.6 4.64 4.7 4.8 4.84 46.8
Sumber : Data primer setelah diolah 2016.
50

Lampiran 9. Nilai disetiap jawaban pada kuiesioner

Symbol Keterangan Nilai


SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
Sangat Tidak
STS 1
Setuju

Data skor :
0 % - 20% = STS
21%-40% = TS
41%-60% = KS
81%- 100% = SS
51

Lampiran 10. Perhitungan persentase Tingkat Manager dari jawaban faktor


dan rating scale pada keselamatan dan kesehatan kerja

1) Persentase = x 100%

= x 100%

= 76,9%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 23,0%

3) Persentase = x 100%

= x 100%
= 0%

4) Persentase = x 100%

= x 100%
= 0%
5) Persentase = x 100%

= x 100%
= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 1 x 13 x 5
= 65
Interpretasi = x 100%

= 95,3%
52

Lampiran 11. Perhitungan persentase Tingkat Asisten dari jawaban faktor


dan rating scale pada keselamatan dan kesehatan kerja

1) Persentase = x 100%

= x 100%

= 50%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 50%

3) Persentase = x 100%

= x 100%
= 0%

4) Persentase = x 100%

= x 100%
= 0%
5) Persentase = x 100%

= x 100%
= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 2x 13 x 5
= 130
Interpretasi = x 100%
= 90%
53

Lampiran 12. Perhitungan persentase Tingkat Mandor dari jawaban faktor


dan rating scale pada keselamatan dan kesehatan kerja

1) Persentase = x 100%

= x 100%

= 65,3%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 26,9%

3) Persentase = x 100%

= x 100%

= 7,6%

4) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%
5) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 2x 13 x 5
= 130
Interpretasi = x 100%

= 92,3%
54

Lampiran 13. Perhitungan persentase Tingkat Karyawan dari jawaban faktor


dan rating scale pada keselamatan dan kesehatan kerja

1) Persentase = x 100%

= x 100%

= 68,3%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 29,2%

3) Persentase = x 100%

= x 100%
= 2.1%

4) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0,30%
5) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 25x 13 x 5
= 1625
Interpretasi = x 100%

= 93,2%
55

Lampiram 14. Perhitungan persentase dari Tingkat Manager jawaban


faktor lingkungan kerja dan rating scale pada faktor
lingkungan kerja.

1) Persentase = x 100%

= x 100%
= 100%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

3) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

4) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

5) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 1 x 10 x 5
=50
Imterpretasi = X 100%

= 100%
56

Lampiram 15. Perhitungan persentase dari Tingkat Asisten jawaban faktor


lingkungan kerja dan rating scale pada faktor lingkungan
kerja.

1) Persentase = x 100%

= x 100%
= 100%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

3) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

4) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

5) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 2 x 10 x 5
= 100
Imterpretasi = X 100%

= 100%
57

Lampiram 16. Perhitungan persentase dari Tingkat Mandor jawaban faktor


lingkungan kerja dan rating scale pada faktor lingkungan
kerja.

1) Persentase = x 100%

= x 100%
= 100%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

3) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

4) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

5) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 2 x 10 x 5
= 100
Imterpretasi = X 100%

= 98%
58

Lampiram 17. Perhitungan persentase dari Tingkat Karyawan Produksi


Proses CPO jawaban faktor lingkungan kerja dan rating
scale pada faktor lingkungan kerja.

1) Persentase = x 100%

= x 100%

= 70%

2) Persentase = x 100%

= x 100%

= 28,4%

3) Persentase = x 100%

= x 100%

= 1,6%

4) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%

5) Persentase = x 100%

= x 100%

= 0%
Total skor = jumlah responden x jumlah item x sekor tertinggi
= 2 x 10 x 5
= 100
Imterpretasi = X 100%

= 93,6%
??

Gambar 1. Rambu-rambu yang berhubungan dengan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3 )

Gambar 2 Rambu-rambu yang berhubungan dengan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3 )
??

Gambar 3. Rambu-rambu yang berhubungan dengan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3)

Gambar 4 Rambu-rambu yang berhubungan dengan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja K3
??

Gambar 5 . Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang disesuaikan


pada karyawan

Gambar 6 . Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang disesuaikan


pada karyawan
??

Gambar 7. Dilakukan Breafing Pagi Untuk Mengingatkan Karyawan tentang


Safety First

Gambar 8. Dilakukan Breafing Pagi Untuk Mengingatkan Karyawan tentang


Safety First
??

Gambar 9. Pengumpulan data

Gambar 10. Pengumpulan data


??

Gambar 11. Pengumpulan data

Anda mungkin juga menyukai