Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA

Kata “pancasila” berasal dari bahasa sanskerta yang mengandung dua suku kata, yaitu
panca dan syila. Dengan demikain, pancasila dapat diartikan sendi lima, atau lima tingkah
laku utama, atau pelaksanaan lima sila. Apabila ada keterbukaan yang matang untuk
menyerap, menghargai, dan memilih nilai nilai hidup yang tepat dan baik untuk menjadi
pandangan hidup bangsa bagi kelestarian hidupnya di masa mendatang.
Dasar negara merupakan fondasi atau landasan yang kuat dan kokoh serta tahan
terhadap segala gangguan, hambatan maupun rintangan dari dalam maupun luar.

A. Penerapan pancasila dari masa ke masa


Pancasila merupakan suatu konsep yang dijadikan sebagai peganggan untuk mencapai
suatu tujuan bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1. Masa awal kemerdekaan ( 19945 – 1959 )
Pada masa orde lama, tangal 18 Agustus 1945 sehari setelah indonesia
memproklamasikan diri kemerdekaanya. Sesungguhnya nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila disarikan dan digali nilai-nilai budaya yang telah ada dalam
kehidupan masyrakat indonesia.
 Pada periode tahun 1945-1950, pancasila dan UUD 1945 yang presidensial, namun
dalam praktiknya sistem ini tidak dapat terwujudkan setelah penjajah dapat di usir.
 Pada periode 1950-1959 di arahkan sebagai ideologi liberal yang oada rumusan sila
keempat tidak berjiwa musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak.

2. Periode orde lama ( 1959 – 1966 )


Pada masa orde lama, pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang
berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi.
Dengan masa demokrasi terpimpin nilai-nilai pancasila tetapi berada pada
kekuasaan pribadi Presiden Soekarno. Adanya kemerosotan moral di berbagai
masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha
untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi yang lain.
3. Masa orde baru
“Koreksi” atas penyimpangan yang terjadi pada masa orde lama ingin
melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik
terhadap orde lama yang menyimpang dan pancasila melalui program P4 (Pedoman,
penghayatan, dan pengamalan pancasila) atau Eksprasetia Pancakarsa).
Sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi paham komunis
di indonesia, yaitu ditepakanya demokrasi setralistik, demokrasi yang berpusat pada
pemerintah, memegangkendali terhadap lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif,
sehingga peraturan yang dibuat harus sesuai dengan persetujuanya.

4. Masa reformasi (1998 – sekarang)


Difungsikan secara maksimal sebgaimana mestinya. Pancasila sebagai
reinteprasi, yaitu pancasila harus selalu terinteprasikan kembali sesuai dengan
perkembangan zaman, berarti dalam menginteprasikanya harus relavan dan
konteksual dan harus sinkron atau sesuai dengan kenyataan pada saat itu.
Saat ini debat tentang masih relavan atau tidaknya pancasila dijadikan ideologi
masih kerap terjadi, tidak memiliki kekuatan memngaruhi dan menuntun masyarakat.
Tidak lagi populer seperti pada masa lalu. Banyak di selewengkan dianggap sebagai
bagian dari pengalaman buruk di masa lalu bahkan ikut di salahkan dan menjadi
sebab kehancuran.

B. Dinamika nilai-nilai pancasila sesuai perkembangan zaman


1. Hakikat ideologi terbuka
Ideologi bersifat terbuka senantiasa mendorong terjadinya perkembangan-
perkembangan pemikiran baru tentang ideologi tersebut, tanpa harus kehilangan jati
dirinya.
Ideologi terbuka memiliki ciri khusus yaitu nilai dan cita-citanya dipaksakan
dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya
masyarakat itu sendiri. Ideologi terbuka lebih unggul jika dibandingkan dengan
ideologi tertutup.

2. Kedudukan pancasila sebagai ideologi terbuka


Pancasila merupakan dasar dari segala hukum yang ada di negara indonesia
a) Jiwa dan kepribadian bangsa indonesia
b) Perjanjian luhur
c) Sumber dari segala sumber tertib hukum
d) Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa indonesia
e) Pancasil sebagai ideologi negara

3. Syarat-syarat pancasila sebagai ideologi terbuka


a) Nilai dasar
b) Nilai instrumen
c) Nilai praktis

4. Dimensi pancasila sebagai ideologi terbuka


a) Dimensi idealis
b) Dimensi normatif
c) Dimensi realitas

5. Gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka


Hal yang haus diperhatikan sehubungan dengan gagasan pancasila sebagai
ideologi terbuka, yaitu :
a) Ideologi pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
zaman yang mengalami perubahan.
b) Pancasil sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar
pancasila dapat dikembangkan sesuai dinamika kehidupan bangsa indoneia.
c) Pancasila harus mampu memberikan orientasi ke depan dan mengharuskan bangsa
indonesia untuk selalu menyadari situasi kehidupan.

6. Ciri-ciri pancasila sebagai ideologi terbuka


a) Mempunyai pandangan hidup, tujuan dan cita-cita masyarakat indonesia
b) Memiliki tekad dalam mengembangkan kreativitas dan dinamis
c) Pengalaman sejarah bangsa indonesia

C. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam berbagai kehidupan


Pancasila merupakan pandangan hidup seluruh bangsa indonesia.
a) Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang politik dan hukum
b) Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang ekonomi
c) Perwujudan nilai-nilai pancasila di bidang sosial budaya
d) Perwujudan nilai-nilai pancasila di bidang pertahanan dan keamanan
BAB II
PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

A. Makna alenia pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun


1945
Pembukaan UUD 1945 dari tiap-tiap alenia mengandung makna sebagai berikut :
1. Alenia pertama
 Pemerintyah indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa indonesia
untuk berdiri sendiri
 Keteguhan bangsa indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah
dalam segala bentuk
2. Alenia kedua
 Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa indonesia merupakan hasil perjuangan
pergerakan melawan penjajah
 Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan
 Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi harus di isi dengan
mewujudkan negara indonesia yang merdeka, besatu, berdaulat, adil dan makmur
3. Alenia ketiga
 Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita berkat rahmat Allah yang
maha kuasa
 Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa indonesia terhadap suatu
kehidupan yang berkesinambungan anatara kehidupan material dan spiritual
 Pengukuhan pernyataan proklamasi kemerdekaan
4. Alenia keempat
 Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia,
 Memajukan kesejahteraan umum, serta
 Mencerdaskan keheidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarakan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
B. Pokok pikiran pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun
1945
1. Hakikat pokok-pokok pikiran pembukaan undang-undang dasar negara republik
indonesia tahun 1945
a) Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan dasar persatuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
b) Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c) Negara yang berkedaulatan rakyat, yaitu berdasarkan kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan
d) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab
2. Arti penting pokok pikiran pembukaan undang-undang dasar negara republik
indonesia 1945
a) Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi
b) Pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 yang
memuat dasar falsafah negara pancasila dan undang-undang dasar negara
republik indonesia tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di
pisahkan
c) Pembukaan undang-undang dasar 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang
terperinci
3. Hubungan antara pokok pikiran pembukaan undang-undang dasar 1945 dengan
proklamasi 17 Agustus 1945
a) Disebutkanya kembali pernyataan proklamasi kemerdekaan dalam alenia ketiga
pembukaan menunjukkan bahwa anatara proklamasi dengan pokok pikiran
pembukaan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
b) Ditetapkanya pokok pikiran pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus
1945 bersama-sama dengan ditetapkanya UUD, Presiden, dan wakil presiden
merupakan realisasi tindak lanjut dan proklamasi
c) Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya merupaka suatu
pernyataan kemerdekaan yang lebih terinci dari adanya cita-cita luhur yang
menjadi semangat pendorong ditegakkanya kemerdekaan.
4. Kedudukan pembukaan uud 1945
a) Adanya kesatuan subjek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum
b) Adanya kesatuan atas kerohanian
c) Adanya kesatuan daerah
d) Adanya kesatuan waktu
5. Hubungan antara pokok pikiran pembukaan UUD 1945 dengan pancasila
a) Hubungan secara formal
b) Hubungan secara material

C. Sikap posotif terhadap pokok pikiran dalam pembukaan UUD Negara republik
indonesia tahun 1945
1. Sikap positif yang dikembangkan
 Menyadari adanya perbedaan
 Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri
 Mau menerima dan memberi umpan balik
 Memiliki harapan realistis
 Mampu mengatasi masalah
 Bersifat terbuka
2. Budaya taat asas dan taat hukum
 Budaya taat asas
 Budaya taat hukum
BAB III
KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

A. Hakekat dan teori kedaulatan


Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi dalam setiap negara. Kedaulatan tidak
mengizinkan adanya saingan.
1. Pengertian Kedaulatan
Pengertian kedaulatan rakyat berhubungan erat dengan pengertian perjanjian
masyarakat dalam pembentukan asal mula negara.
Berikut ini tokoh-tokoh pendukung Teori Kedaulatan :
a. John Locke
John Locke membagi kekuasaan negara kedalam tiga kekuasaan, yakni
kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif :
1. Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan dalam membuat peraturan dan
undang-undang
2. Kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang
didalamnya termasuk mengadili
3. Kekuasaan Federatif adalah segala kekuasaan yang meliputi segala dari
tindakan untuk menjaga keamanan negara dalam suatu hubungan dengan
negara lain.
b. Montesquiue
Montesquiue mengembangkan lebih lanjut pemikiran dari John Locke
mengenai tiga kekuasaan yang sering disebut dengan Trias Politica. Montesquiue
nenbagi kekuasaan kedalam tiga cabang, antara lain sebagai berikut :
1. Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan dalam membuat undang-undang
2. Kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan untuk menyelenggarakan undang-
undang
3. Kekuasaan Yudikatif adalah kekuasaan yang mengadili atas penyelenggaraan
undang-undang
c. Jean Bodin
Kedaulatan menurut Jean Bodin adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat
hukum di dalam suatu negara yang sifat-sifatnya sebagai berikut :
1. Tunggal, berarti bahwa di dalam negara itu tidak ada kekuasaan lainnya bagi
yang berharap menentukan atau membuat undang-undang atau hukum
2. Asli, berarti bahwa kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain
3. Abadi, berarti yang mempunyai kekuasaan tertinggi atau kedaulatan itu
adalah negara
4. Tidak dapat dibagi-bagi, berarti kedaulatan itu tidak dapat diserahkan kepada
orang atau badan lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
2. Teori Kedaulatan
Berikut ini beberapa Teori Kedaulatan Negara :
1. Kedaulatan Tuhan
2. Kedaulatan Raja
3. Kedaulatan Negara
Tokoh-tokoh yang menganut teori ini :
1. Jean Bodin
2. George Jellinek
3. Hitler
4. Musolini
4. Kedaulatan Hukum
Tokoh-tokoh yang menganut teori ini :
1. Krabbe
2. Immanuel Kant
3. Kranenburg
5. Kedaulatan Rakyat
Ciri-ciri negara yang menganut asas kedaulatan rakyat sebagai berikut :
1. Adanya lembaga-lembaga perwakilan rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
2. Adanya Pemilihan Umum
3. Susunan kekuasaan badan atau majelis itu ditetapkan pada Undang-undang
Dasar
4. Kekuasaan atas kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan atau majelis yang
menangani mengawasi pemerintah

3. Konesp Kedaulatan Rakyat dalam Undang-Undang Dasar NKRI 1945


Badan-bdan perwakilan rakyat yang melaksanakan kedaulatan rakyat menurut
peraturan perundang-undangan terdiri dari badan perwakilan tingkat pusat dan daerah,
meliputi sebagai berikut :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD Provinsi)
e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten / Kota (DPRD Kabupaten/Kota)
f. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

4. Periodisasi Sistem Pemerintahan Indonesia


a. Sistem Pemerintahan periode 1945-1949
1) Bentuk Negara : Kesatuan
2) Bentuk Pemerintahan : Republik
3) Sistem Pemerintahan : Parlementer
4) Konstitusi : UUD 1945
5) Lama Periode : 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
6) Presiden dan Wapres : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta (18 Agustus 1945
– 19 Desember 1948) Syafruddin Prawiranegara (Ketua PDRI) (19 Desember
1948 – 13 Juli 1949)
b. Sistem Pemerintahan periode 1945 – 1950
1) Bentuk Negara : Serikat (Federasi)
2) Bentuk Pemerintahan : Republik
3) Sistem Pemerintahan : Parlemen Semu (Quasi Parlementer)
4) Konstitusi : Konstitusi RIS
5) Lama Periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950
6) Ir. Soekarno = Presiden RIS (27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950), Assaat =
pemangku sementara jabatan Presiden RI (27 Desember 1949 – 15 Agustus
1950)
c. Sistem Pemerintahan periode 1950 – 1959
1) Bentuk Negara : Kesatuan
2) Bentuk Pemerintahan : Republik
3) Sistem Pemerintahan : Parlementer
4) Konstitusi : UUDS 1950
5) Lama Periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
6) Presiden dan Wapres : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
d. Sistem Pemerintahan periode 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)
1) Bentuk Negara : Kesatuan
2) Bentuk Pemerintahan : Republik
3) Sistem Pemerintahan : Presidensial
4) Konstitusi : UUD 1945
5) Lama Periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966
6) Presiden dan Wapres : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
e. Sistem Pemerintahan periode 1966 – 1998 (Orde Baru)
1) Bentuk Negara : Kesatuan
2) Bentuk Pemerintahan : Republik
3) Sistem Pemerintahan : Presidensial
4) Konstitusi : UUD 1945
5) Lama Periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998
6) Presiden dan Wapres :
a) Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret 1968)
b) Soeharto (27 Maret 1968 – 24 Maret 1973)
c) Soeharto dan Adam Malik (24 Maret 1973– 23 Maret 1978)
d) Soeharto dan Hamengkubuwono IX (23 Maret 1978– 11 Maret 1983)
e) Soeharto dan Try Sutrisno (11 Maret 1983– 11 Maret 1988)
f) Soeharto Umar Wirahadikusumah (11 Maret 1988– 11 Maret 1993)
g) Soeharto dan Soedharmono (11 Maret 1993– 10 Maret 1998)
h) Soeharto dan BJ Habibie (10 Maret 1998 – 21 Mei 1998)
f. Sistem Pemerintahan periode 1998 – sekarang
1) Bentuk Negara : Kesatuan
2) Bentuk Pemerintahan : Republik
3) Sistem Pemerintahan : Presidensial
4) Konstitusi : UUD 1945
5) Lama Periode : 21 Mei 1998– sekarang
6) Presiden dan Wapres :
a) BJ Habibie ( 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
b) Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri (20 Oktober 1999 – 23
Juli 2001)
c) Megawati Soekarnoputri – Hamza Haz (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)
d) Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla (20 Oktober
2004 – 20 Oktober 2009)
e) Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono (20 Oktober 2009 – 20 Oktober
2014)
f) Joko Widodo – Muhammad Jusuf Kalla ( 20 Oktober 2014 – 20 Oktober
2019)

1. Perkembangan Demokrasi di Negara Republik Indonesia


a. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
b. Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
c. Demokrasi Pancasila (1966-1998)
d. Demokrasi Pancasila Masa Reformasi (1998 – sekarang )

2. Perkembangan Sistem Pemerintahan di Negara Republik Indonesia


a. Sistem Parlementer
b. Sistem Semi Parlementer
c. Sistem Presidensial

3. Lembaga-Lembaga Negara
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
b. Presiden
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
d. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
e. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
f. Mahkamah Agung (MA)
g. Komisi Yudisial (KY)
h. Mahkamah Konstitusi (MK)

4. Hubungan Antarlembaga
a. MPR dengan DPR dan DPD
b. DPR dengan Presiden, DPD dan MK
 Menetapkan Undang-Undang
 Pemberhentian Presiden
 DPR berwenang mengajukan tiga anggota Mahkamah Konstitusi
c. DPD dengan BPK
d. MK dengan Lembaga Negara Lainnya
e. Mahkamah Konstitusi dengan Presiden, DPR, BPK, DPD, MA dan KY

Anda mungkin juga menyukai